Jadi Istri Pengganti Untukmu

Liam tersenyum puas, mengetahui bahwa Ia telah memenangkan pertempuran kecil ini. Ia meletakkan cangkir tehnya, suaranya kembali datar dan sangat berkuasa.

​"Bagus. sekarang sebagai istriku, kau harus mengerti satu hal Luna. aku suamimu karena... ya, kau tahu kewajibanmu."

'Kau bisa jatuh cinta padaku. itu pasti lebih mudah untuk memilikimu selamanya.' Batin Liam.

"Kewajiban untuk membuatku tidak sepenuhnya kehilangan muka. karena kakakmu yang kabur itu, aku sudah berbaik hati tidak meminta keluarga mu ganti rugi 11 miliar atas mobilku yang rusak."

​Luna mendongak, matanya yang tadi meredup kini berkilat. Ia sudah tahu angka itu dari ayahnya, tapi mendengar keangkuhan Liam lagi-lagi membuat perutnya terasa mual.

​"Oh, tentu saja saya tahu Kewajibanku Tuan," balas Luna.

Menyunggingkan senyum yang terlihat lebih dingin daripada teh pria itu yang sudah lama dihidangkan.

"Saya paham sekali. saya istri pengganti setelah istri anda yang tercinta Kak Lena, memutuskan untuk meninggalkan kisah pengunduran diri dengan bonus selingkuhan yang mungkin lebih muda dan tampan." Ucap Luna tajam.

'Kau dengar itu? istrimu kabur dan aku juga bisa melakukan itu jika tidak memikirkan nasib ayah dan ibuku! aku hanya tidak setegas Kak Lena tapi bukan berarti aku ini bodoh.'

​Liam tersentak, matanya menyipit tajam. lagi-lagi drama debat dimulai.

"Jaga bicaramu! kau sama sekali tidak punya hak menyebut kakakmu seperti itu!" Bentak Liam.

​"Kenapa? bukankah itu yang Tuan katakan pada saya sendiri, berulang kali di rumah orang tua saya juga dan meminta tanggungjawab serta ganti rugi di malam pernikahan kita yang tidak MEGAH?" Luna mengangkat bahu, berpura-pura santai.

'Kau sendiri yang mengatai kak Lena seperti itu, kenapa kamu marah sekarang Tuan? aku tidak membenci kak Lena. tapi jika kamu mencintai kak Lena, maka jangan jadikan aku sebagai korban di antara kalian.'

"Saya hanya mengulang fakta, Tuan. tapi sepertinya Tuan hanya mau mendengarnya dari mulut Tuan sendiri. maaf... saya lupa kalau Tuan adalah suami yang sangat percaya diri, bukan suami yang mau mendengar keluhan seorang istri pengganti." Kata Luna.

'Gadis ini benar-benar berani.' Batin Liam tidak menyangka sifat Luna ternyata jauh berbeda dari yang dia kira.

Liam pikir Luna bisa penurut mengingat usia gadis itu masih belum cukup dewasa untuk berfikir lebih jauh dalam mengambil keputusan.

"Diam dan makan sarapanmu." Suruh Liam.

Dimitri hampir mau tertawa mendengar silat mulut antara Tuan dan Nona Luna. Dimitri baru saja tiba, Ia menyiapkan mobil untuk berangkat ke kantor tadi.

***

Setelah Liam berangkat ke kantor, Luna memandangi bunga-bunga mahal yang hidup begitu indah untuk dilihat.

Dia berdiri di balkon kamar semenjak pria itu pergi beberapa puluh menit lalu.

​'Oh..... Kak Lena sungguh beruntung sekali kau kabur dari pria ini,' batin Luna juga ingin kabur.

Dia masih memiliki perasaan yang dalam dengan Dion, apalagi dua hari ini Luna sengaja tidak membalas pesan darinya.

Dia berdiri lama disana dengan tatapan kosong, di jam sembilan Luna akan berangkat kerja seperti biasanya.

Mansion ini sangat kosong dan hampa jika tidak ada pria itu, Luna penasaran kemana perginya keluarga Tuan Liam, dia benar-benar tidak tahu apapun mengenai keluarga pria itu.

Luna akhirnya menarik diri dari balkon, menghela napas panjang.

Pukul sembilan pagi, seperti yang dia jadwalkan, Ia sudah siap.

​"Aku berangkat," gumamnya, meskipun tidak ada siapa pun di sana selain mungkin beberapa petugas kebersihan yang tak terlihat.

Toko kue!

(Sweet cake) adalah tempat favorit Luna. aroma manis mentega, vanila, dan cinnamon selalu menjadi terapi terbaik.

Begitu Ia masuk, suara riang langsung menyambutnya.

​"LUNA! the one and only! datang juga kau, nyonya kontrak!"

​Seorang wanita berambut pendek sebahu dengan apron yang sedikit belepotan tepung menyambutnya dengan pelukan heboh yang hampir merobohkan display cupcake.

Dia adalah Dea, sahabat terbaik Luna sejak masa-masa sekolah, yang kini bekerja bersamanya.

​"Dea, pelan-pelan! kita di depan etalase, nanti jatuh semua kerjaan kita bakal nambah dan ganti ruginya berlipat-lipat!" Luna tertawa, membalas pelukan Dea.

Dia sudah menerima kartu hitam Tuan Liam, tapi Luna sementara waktu tidak mau menggunakannya. takut saja, bila pria itu menghitungnya ke daftar hutang.

​"Ah, biarkan saja... aku bisa membayarnya, sekarang aku lagi happy! mau tahu kenapa?" Tanya Dea, menaikkan kedua alisnya dengan gaya dramatis.

​"Kenapa?"

​"Karena aku yakin, kau pasti punya skrip terbaru tentang suami kontrakmu itu!"

Dea menarik Luna ke belakang konter, meraih sepotong kue cokelat yang baru dihias, dan mencuilnya sedikit.

"Coba cerita dari awal, Luna. aku butuh cerita lengkap! bagaimana malam kedua di pernikahan tanpa cintamu?"

"Kami tidur seranjang, di kamar yang sama. aku tidur di lengannya lagi tadi malam dan melewatkan kejadian yang menjengkelkan."

​"Hah? serius? ya ampun Luna. kalau tahu begini... aku saja yang maju! maksudku, kau tahu kan? Tuan Liam itu kan... hot banget! kayak iklan sampo cowok yang lagi naik motor gede di pantai, rambutnya kena angin, terus dia senyum tipis..." Dea berlagak melamun dengan mata melotot. mengejar fantasi gilanya itu.

Dea sudah mencari tahu siapa Tuan Liam suami Luna dan begitu terkejut ternyata yang dia lihat di saluran cewek-cewek dramatis sepertinya yang mengagumi pria-pria kekar kaya raya dan plot twist salah satunya adalah pria itu.

​Luna mencubit lengan Dea gemas.

"Dea! fokus! aku khawatir... aku benar-benar tidak tahu apa-apa tentang Tuan Liam. pria itu misterius banget, Dea. kayak dia menyembunyikan sesuatu yang besar, apalagi tentang Kak Lena."

Dea sedikit terharu dengan keadaan Luna, lalu mengelap air di sudut matanya yang hampir jatuh.

Dea tidak kehabisan topik dan mencoba mengubah pikiran Luna.

​"Ya bagus dong! Itu namanya misterius eksklusif! Luna, dengar saranku ya. Ini saran paling life changing yang pernah aku berikan padamu," Dea memegang kedua bahu Luna dan menatapnya serius.

​Dea mengambil sepotong kue coklat yang sudah dia gigit sebagian dan menyodorkannya ke Luna tanpa jijik Luna memakannya.

​"Anggap ini strategi perang. kau harus masuk ke wilayahnya. lihat apa yang dia sembunyikan. kalau dia memang pria baik-baik, kau untung. kalau dia menyimpan rahasia horor kayak jadi agen rahasia atau punya jet pribadi buat liburan ke planet mars, kau lebih untung! setidaknya hidupmu jadi seru, dan kau bisa dapat drama gratis buat diceritain ke aku!"

"Dea! kau ini ada-ada saja, hentikan imajinasi mu yang berantakan ini. lagipula aku bisa apa?" Kata Luna ingin tertawa.

​"Bisa! mulai hari ini, jadilah Luna si istri kepo yang paling Imut! buat dia risih dan kau jangan takut. kalau dia marah dan menjengkelkan cium dia! eh, jangan deh Kalau dia marah, bilang saja, Tuan Liam... kau sangat tampan. Itu pasti buat dia speechless! pokoknya dijamin!"

​Luna memandangi kue cokelat di tangannya yang belum habis, lalu menatap Dea yang sedang senyum-senyum jahil.

Dea lebih gila dan tak ketulungan, memang begitu tabiat sahabatnya ini.

Mereka berbicara dan melupakan waktu kerja seolah toko sweet cake ini milik mereka berdua, tanpa sadar CCTV sedang memantau di sudut dinding ruangan.

Bersambung....