Pertemuan Jingga dengan seorang lelaki bernama Syahrul Ibrahim banyak merubah kehidupannya, yang semula ia pikir akan selama nya MENDUNG ternyata Allah memberikan pelangi yang begitu indah. Tak pernah Jingga merencanakan harus menikah dengan lelaki seperti apa Dan usianya BERAPA, yang ia Tau bahwa jingga membutuhkan seseorang yang dapat melindungi kehormatan dan kesucian dirinya. Kegigihan Arul mengejar Jingga karena ia Tau bahwa jingga layak untuk diperjuangkan, begitu pula dengan Jingga. Ia hanya mau BERJUANG dengan orang yang telah memperjuangkan DIRINYA, Jingga yaqin Arul jodoh yang dipilih untuk dirinya Dari Langit.
Arul sangat BAIK memperlakukan Jingga, walaupun ia seorang Duda. Tidak pernah sekalipun meminta sesuatu yang mengarah pada Hal yang MELECEHKAN Jingga, karena niat Arul adalah membawa Jingga kedalam ikatan suci yang penuh keridhaan-Nya.
Arul Tidak menawarkan CINTA yang sekadar kamuflase atau retorika, setelah mengatakannya selesai tanpa bukti. Arul terus membuktikan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butiran Debu03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15
Pernikahan Aldi akan segera dilaksanakan esok harinya, semua telah dipersiapkan yang tadinya untuk Arul dan Jingga. Seragam keluarga, pakaian pengantinnya sampai MUA sudah terencana dengan BAIK. Namun untuk pakaian pengantinnya ada perubahan, karena waktunya sangat mendesak. Tidak bisa fitting dan sebagai nya, DIBELI yang sudah jadi. Dan Aldi TETAP meminta pelangkah yang menjadi Syarat mutlak karena melangkahinya, manusia Tidak Tau diri dan Tidak punya malu men-chat Jingga.
"Mana pelangkahnya...? Kamu Kan udah melangkahi mas...!" Isinya chat Aldi pada adiknya
Ternyata Arul yang membacanya, karena Jingga sedang mandi "Saya akan berikan! Sebentar lagi juga tiba dirumahmu ! Saya harap ini chat terakhir kamu ke istri saya! - ARUL"
Aldi tercengang membaca balasan chat dari Jingga, ternyata adik iparnya yang BALAS. Aldi pun Tidak lagi membalas, bahkan saat bertemu langsung dengan Arul. Aldi Tidak pernah berani menatap apalagi bicara dengan Arul, Arul juga Tidak pernah berusaha untuk mendekatkan dirinya pada Aldi. Insting Arul mengatakan ada yang Tidak beres dengan Aldi, namun ia memilih untuk diam sampai tiba saatnya jika Aldi Masih mengganggu Jingga. Kini Arul benar-benar memperketat penjagaan pada Jingga, entah Kenapa feelingnya mengatakan bahwa jingga tidak boleh dilepas sendirian. Ia sedang meminta mama nya untuk mencarikan ART, agar bisa menemani jingga disaat ia sedang dikantor. Sebenarnya tinggal di Resident aksesnya sangat ketat, Tidak bisa sembarang orang masuk. Tapi Arul berpikir Tidak ada salahnya berjaga-jaga menaruh orang-orang kepercayaan nya disekitar tempat tinggalnya.
Bahkan Jingga bukan tipe perempuan yang suka pergi-pergi tanpa Arul, itu bonus keuntungan bagi Arul beristrikan Jingga. Istri yang betah dirumahnya sebuah karunia dan anugerah dari Allah yang Tidak terhingga, Jingga dapat mengimbangi DIRINYA. Tiba-tiba suara lembut itu memecahkan lamunan Arul...
"Mas...bisa tolongin aku ga...?" Jingga ragu-ragu meneruskan
"MASYA ALLAH cantiqnya istri mas ..." Arul disaat memuji istri selalu diawal kata itu, agar Tidak terkena penyakit a'in.
"Tolong apa sayang...?"
"Tapi jangan marah yaa mas ...?"
"Astaqfirullah... Kapan mas pernah marah sama kamu sayang...? Ayoo katakan...apa yang bisa mas tolong cintaku ..?
"Aku...aku...butuh pembalut sayang" Rasa nggak enak Jingga, merasa Tidak sopan pada suaminya
Arul tersenyum "Gagal Malam pertamanya yaa sayang, harus NUNGGU 7 hari lagi donk...? BAIKlah sayang.... Mas beli dulu yaa"
"Maaf yaa mas harus ditunda, maaf juga aku merepotkan mas... Apa mas ga malu beli begituan ...??" Tanya Jingga serius
"Sama sekali mas ga merasa direpotkan cintaku, kenapa harus malu sayang..? Seorang suami harus siap APAPUN yang dibutuhkan istrinya selagi Masih dalam batas yang dibolehkan oleh Syareat ... Apalagi sekarang kamu lagi butuh sayang, masa mas mau enaknya aja pas lagi sakit dibiarkan... Kalau seperti itu berarti suami yang DZALIM sayangku... Udah yaa mas beli dulu, dibawah ada mini market" Arul mencium bibir istrinya, lekas berjalan menuju mini market.
"Assalamu'alaikum... Sayang, pesanannya datang"
"Wa'alaikumussalam... Mas, makasih banyak sayang"
"Kembali kasih sayangku..."
Setelah selesai dan rapi Keduanya, Jingga hendak masak. Tetapi Arul menahannya "Ga usah masak sayang, kamu harus rehat"
"Tapi kita belum makan sore ini mas, mas pasti laparkan?" Khawatir Jingga pada suaminya
"Kita makan diluar aja sayang, mau makan apa sayangku?"
"Hemm... aku mau pecel Lele mas, mas suka ga? Kalau ga suka, aku ikut mas aja"
"Kesukaan kita sama... let's go sayang" menggenggam tangan istrinya, jingga mengangguk
Didalam Mobil, Jingga membuka hpnya. Ia terkejut membaca chat abang nya, ternyata suaminya sudah membalasnya. Jingga hanya melirik suaminya yang sedang nyetir, pikirnya nanti saja ia bertanya ke suami nya.
"Makan dimana sayang...?" Arul menyerahkan pilihan tempat pada istrinya
"Pecel Lele yang dipinggir jalan aja sayang..." Jawab Jingga
"Yaqin sayangku...?" Tanya Arul
"Yaa mas, bantu mereka yang berjualan dipinggir jalan... Kalau yang direstoran udah pada kaya mas" Polosnya jawaban Jingga, Arul tersenyum dan mengangguk
Akhirnya mereka sampai dan mulai memesan makanan, Arul duduk tepat disebelah kanan istrinya. Karena Arul hendak menyuapi Jingga, makanan pun datang. "Mas suapin yaa sayang?"
"Iyaa mas, dulu aku Masih disuapin papa kalau aku lagi malas makan" Jingga bercerita sambil Arul memasukan makanan kemulut istrinya, bergantian masuk ke mulutnya sendiri. (Maklum pengantin baru... Author jadi baper... Hahaha).
"Owh ternyata SUSAH makan yaa istriku, tapi Kenapa tubuh dan kulit kamu bagus sayang? Maksud mas ga kurus?" Tanya Arul penasaran
"Aku LEBIH suka makan buah, susu dan sayuran, aku kurang suka makan nasi sayang... Karena buat aku lemes, terus jadi food coma kecuali kalau aku habis capek kerja ga food coma mas". Jelas Jingga, food coma (langsung tertidur)
"Kalau gitu setelah ini kita belanja sayang, isi kulkas yang Masih kosong dengan ..."
"Kulkas isinya penuh mas, maka nya tadi aku mau masak. mama Azizah udah isi komplit..."
"Haa?? Beneran sayang??" Jingga mengangguk kepala karena sedang mengunyah makanannya dimulut.
"Mas ga check kulkas, karena pemandangan yang indah hanya kamu sayang .."
"Diih ... Suamiku pujangga buat aku mau PINGSAN mas" Jingga memiringkan kepalanya dibahu Arul, Arul tersenyum mendengar ucapan istrinya
Selesai makan Mobil mereka meluncur arah pulang, Jingga sudah menguap dan tertidur didalam mobil. Sesampai dikediaman mereka, Arul menggendong istrinya yang tertidur. "Tinggi 160 berat badan 55kg ideal, tapi ringan sekali tubuh istriku, MASYA ALLAH" Senyum terus mengembang dibibir Arul menatap istrinya, sampai masuk kerumahnya dengan dibantu orang-orang kepercayaan nya. Mereka memarkirkan Mobil Arul dan membukakan PINTU, karena kedua tangan Arul menggendong istrinya.
Arul langsung menuju kamar, lalu meletakkan istrinya ditempat tidur. Arul membuka sepatu istrinya, lalu menggantikan pakaian istrinya dengan BAJU tidur. "Sungguh ciptaan Allah yang sangat indah... Uhibbuki fillah Zawjati" Arul menyelimuti istrinya dan menciumnya, karena ia mau mandi dan bersiap-siap untuk shalat magrib tanpa berjamaah dengan istrinya yang sedang libur shalatnya.
***
Esok harinya kami semua sudah berada dihotel tempat dilaksanakan nya pernikahan Aldi dan Sierra. Arul menyalami kedua mertuanya, mama Riana (Ibunda Jingga) menanyakan jingga pada Arul "Jingga dimana mas?"
"Sebentar lagi masuk mah, jingga lagi temani mama saya dulu" Mama Riana mengangguk
Mama Azizah dan Jingga akhirnya masuk, Arul langsung jalan menuju kearah mama dan istri nya. "Mama tadi Tanya kamu sayang, mas lihat papa juga mencari-cari kamu. Ayoo kita temui mereka sayang..."
Kedua orangtua Jingga langsung turun begitu melihat PUTRI tercintanya, "Ungge sayang ...mama kangennn" Beliau memeluk Jingga begitu dalam
"Sama mah ... Ungge juga kangen mama" Sebenarnya jingga heran melihat mama nya bisa berubah drastis, inilah keajaiban dari Allah. Pak Andi mengelus kepala PUTRI nya dan mencium keningnya. Kebahagiaan begitu jelas terpancar dari kedua orangtua Jingga, kondisi tersebut membuat Aldi dan Sierra sangat BENCI melihat nya. Ternyata Arul menyadari kondisi tersebut, ia terus memperhatikan kedua manusia Tidak Tau diri itu.
Tiba-tiba ada yang memanggil Jingga "Kaa Ungge ...!!" Arul dan Jingga menoleh kearah suara dibelakangnya. Dua anak kembar itu berlari kearah Jingga. Anak kembar laki-laki itu begitu tampannya. Jingga terkejut, Karena ia sudah merencanakan dengan suaminya kepondok menengok adik-adik nya. Ternyata rencana Allah lebih dulu dari pada dirinya dan sang suami.
"MASYA ALLAH... Khayfa khaluq ka?? Kakak semakin cantiq dan auranya begitu bersinar... Kami rindu sangat denganmu ka...apakah kamu Tidak merindukan kami..??" Tanya sikembar sambil mencium tangan jingga
"Alhamdulillah... Ana bikhoir sayang, kalian juga semakin tampan dan semakin jago gombalnya... Aku pun double rindunya dengan kalian, tanyakan saja pada kakak ipar kalian...." Jingga menoel hidung Keduanya, Arul yang melihatnya tersenyum. Kembar ini mirip sekali dengan jingga wajahnya, versi lelakinya.
"Assalamu'alaikum ... Saya Syahrul Ibrahim" Arul mengulurkan tangannya hendak bersalaman dengan kedua adik ipar kembarnya dan ternyata mereka mencium tangannya, Arul terkejut.
"Wa'alaikumussalam ka... saya Umar Shahid dan saya Uzaifa Abdullah" Jawab sikembar
"MASYA ALLAH nama kalian bagus seperti orangnya, tampan-tampan" Puji Arul dengan tulus.
"Ka Arul juga sangat tampan, beruntung ka ungge menikah dengan kakak"
"Justru kakak yang beruntung bisa menikahi ka Jingga..."
"Qadarullah... atas izin Allah kalian disatukan ka, tolong lindungin ka ungge yaa ka Arul. Jangan sakiti ka ungge, kami hanya ingin melihatnya tersenyum seperti itu. Senyum itu telah kembali lagi ka" Kembar bicara dengan Arul, namun mata mereka mengarah pada Jingga yang sedang bicara dengan mama Azizah dan mama Riana. Arul pun semakin penasaran dengan perkataan adik ipar kembarnya. Begitu mereka sangat menyayangi Jingga, Jingga yang diperhatikan akhirnya menoleh kearah mereka
"Maaf yaa kakak tinggal sebentar, biar kalian bisa ngobrol dan dekat sama ka Arul..." Arul menggenggam tangan istrinya dan menatap penuh CINTA. Arul memang tak banyak bicara, ia terus memperhatikan. Karena mengenal Jingga hanya 1 bulan dan menikah, ia yaqin segala sesuatu yang diawali dengan kebaikan. Akan tumbuh banyak kebaikan dimanapun, begitu sebaliknya.
"Ga apa-apa ka, kami Bahagia melihat kakak Bahagia bersama ka Arul. Itu udah LEBIH dari CUKUP untuk kami... Ka Arul, boleh kami peluk ka Ungge?"
"Tentu aja boleh de... Kalian mahram ka Jingga"
"Yaa kami memang mahram ka ungge, tapi kondisinya udah berbeda. Sekarang ka ungge udah miliki suami, jadi kami harus izin ka Arul" Arul bertambah kagum pada kedua adik iparnya, Arul menganggukan kepala.
"Terimakasih kalian begitu menghargai saya, saya izinkan kalian memeluk ka Jingga" Arul membalikkan badannya, untuk menghapus airmata dari sudut matanya.
"Sama-sama ka Arul, kami sayang dengan ka Arul karena ka Arul sayang pada ka ungge"
"Kita salamin dulu pengantinnya de, kalian belum naikkan?" Ajak Jingga
"Ka Ungge dan ka Arul aja, kami disini aja ka..." Jingga terdiam,dalam HATI Jingga berkata "ternyata Luka itu belum juga mengering". Lalu Jingga menatap suami nya, begitu sebaliknya Arul menatap istrinya.
Tiba-tiba Jingga teringat adiknya, kenapa adikku Aidil Rahman belum terlihat?
Bersambung