My Possessive Boss Is My Husband

Ghiea duduk bersila dengan tatapan yg begitu tajam bak mata pedang, seolah tatapan nya itu ingin memisahkan kepala Xavier dari tubuhnya. Sementara pria itu duduk dengan santai nya di sofa, ia juga duduk bersila dengan satu topples biskuit di pangkuan nya dan pandangan nya lurus ke layar televisi yg menyiarkan bola.

"Pak Xavier..." desis Ghiea, ia bahkan menggeram tertahan.

"Hmmm" Xavier hanya menanggapi nya dengan santai, sementara tangan nya meraba raba ke dalam topples dan pandangan nya masih benar benar fokus pada layar televisi.

Ghiea benar benar tak habis fikir dengan bos nya ini, apa yg membuat nya seperti ini? Apa dia gila? Ah, jangan tanyakan itu, dia pasti sangat gila. Fikir Ghiea. Jika ada level ketidak warasan di atas gila, maka seperti itu lah Xavier. Apa lagi setelah apa yg terjadi tadi, bagaimana bisa Xavier sekarang malah asyik menonton bola seperti tidak terjadi sesuatu?

Sedangkan Ghiea sangat marah dan kesal, ia merasa di lecehkan. Oh, sungguh.

"Pak, dengan segala hormat..." Ghiea berkata penuh penekanan "tolong pergi dari apartment saya dan pulanglah! Bukan kah istri pak Xavier akan menunggu kepu...."

"GOAALLLLLLL"

Ghiea langsung memekik kaget dan menutup kedua telinga nya saat mendengar teriakan Xavier yg kini bahkan melompat lompat girang, tangan nya juga terangkat dengan begitu antusias.

Ghiea melongo, kedua mata nya yg besar melotot sempurna sebelum akhirnya ia mengerjap bingung.

Sementara Xavier benar benar seperti tak memiliki beban apapun sekarang, pria gila itu terlihat semakin gila saat ia masih berteriak heboh sambil melompat girang karena tim sepak bola kesayangan nya memenangkan pertandingan. Setelah itu, Xavier kembali duduk dan ia mengambil botol air di depan nya dan ia meneguk nya namun kemudian tampak cemberut karena botol nya kosong.

"Ghie, ambilkan air dingin!" titah yg membuat Ghiea semakin melongo.

"Kau.... Memerintah ku?" Ghiea kembali menggeram.

"Ayo lah, Ghiea. Aku haus sekali" ujar Xavier.

"Teriak saja terus, biar putus itu tenggorokan..." gerutu Ghiea namun ia benar benar pergi ke dapur dan mengambil air dingin dari kulkas. Kaki nya seolah melangkah sendiri dan alam bawaha sadar nya seperti merespon Xavier dengan baik, namun Ghiea berusaha tetap pada akal sehat nya.

Ghiea menyerahkan sebotol air dingin pada Xavier dan Xavier pun menerima nya dengan senyum yg mengembang di bibir nya.

"Terima kasih, Sweet Ghe" kata Xavier yg langsung membuat Ghiea mengernyit bingung. Ia merasa tidak asing dengan panggilan Sweet Ghe Itu.

"Sweet Ghe?" tanya Ghiea.

"Hm..." Xavier menanggapi nya dengan gumaman sembari meneguk air dingin nya.

"Aku seperti tidak asing dengan panggilan itu" gumam Ghiea sembari memegang kepala nya, ia mencoba mengingat dimana dan dari siapa ia mendengar nama panggilan itu, namun hasil nya nihil.

"Istirahat lah, ini sudah malam" ujar Xavier kemudian.

"Tuan Alexavier Anson..." geram Ghiea "Saya mohon, pergi lah dari sini, dan jangan dekati saya lagi. Saya di kira selingkuhan anda, Tuan Anson yg terhormat" desis nya marah.

"Katakan saja pada teman teman mu itu kalau kau bukan selingkuhan ku, kau adalah Nyonya Anson" kata Xavier dengan santai nya yg membuat Ghiea tertawa sinis.

"Tidak, terima kasih. Saya tidak butuh saran seperti itu, saya hanya butuh anda pergi" pinta nya dengan menahan segala amarah yg terus saja di pancing oleh Xavier.

"Malam ini aku akan menginap di sini, Sweetheart" seru nya dengan santai nya yg membuat Ghiea benar benar semakin marah.

"Aku akan memanggil polisi dan mengatakan kau melecehkan ku, kau mengganggu privasi ku, kau berbahaya!!" ancam Ghiea yg membuat Xavier tersenyum simpul, ia kemudian mengambil ponsel nya dan melempar nya pada Ghiea, secara reflek, Ghiea pun menangkap ponsel mahal bos nya ini.

"Silahkan..." kata Xavier kemudian ia meluruskan tubuh nya di sofa dan menggeliat malas. Ghiea kembali di buat melongo oleh nya.

"Hari ini aku sangat lelah, seperti nya aku juga harus mendepak pria culun itu dari perusahaan ku dan mem blacklist nya" lanjut nya yg membuat Ghiea langsung cemas.

"Tidak... Tidak, jangan lakukan itu" pinta Ghiea panik, karena ia tahu Xavier yg gila ini bisa saja melakukan apa yg di ucapkan nya.

"Kalau begitu kembali lah ke kamar mu sekarang, aku akan tidur di sini. Karena gairah ku sedang tinggi malam ini, aku bisa saja menerjang mu dan bercinta semalaman dengan mu jika kita satu ranjang"

Lagi dan lagi Ghiea melongo, dan di detik selanjutnya ia bergidik ngeri setelah mendengar apa yg di katakan Xavier dengan begitu tenang nya.

"Apa dia baru saja mengancam akan melecehkan ku?"

"Aku yakin dia butuh Dokter"

"Butuh rehab?"

"Atau butuh algojo untuk menggantung nya hidup hidup?"

"Masih mau di sini?" tanya Xavier menatap Ghiea yg masih berdiri mematung "Kau lihat ini? Jika kau masih di sini, aku benar benar akan melucuti pakaian mu sekarang juga" ia berkata sembari menunjuk ke pusat diri nya yg memang tampak menyembul di balik celana kain Xavier, melihat itu seketika Ghiea melempar ponsel Xavier ke sofa dan ia berlari ke kamar nya.

Ia mengunci pintu kamar nya, kemudian mendorong meja ke depan pintu, tak hanya itu, ia juga mendorong sofa ke sana dengan cepat.

Nafas Ghiea terengah karena aktivitas nya itu. Ghiea memegang ponsel nya dan ia mengambil sebuah gantungan kayu dari lemari nya, untuk jaga jaga jika Xavier masuk dan hendak melecehkan nya maka Ghiea bisa menghajar Xavier dan ia bisa langsung menghubungi polisi.

.........

Di luar, Xavier terkekeh mengingat ekspresi Ghiea saat ia mengerjai nya tadi. Xavier sangat menikmati saat Ghiea marah, kesal, dan benar benar marah. Wanita nya itu selalu sama, liar, berani, nakal, dan yg pasti, selalu tampak cantik dan menggoda.

Ponsel Xavier yg ada di sofa berdering, Xavier mengambil nya dan tertera nama Granny di layar smartphone nya itu.

"Xavier, kamu dimana?" terdengar suara parau sang nenek.

"Aku tidak pulang malam ini, Granny" jawab Xavier datar.

"Padahal aku sudah membelikan mu makanan"

"Kau makan saja, Granny. Aku sudah makan malam"

"Baiklah..."

"Oh ya, Xavier. Apa kau benar benar selingkuh? Apa kau bersama selingkuhan mu sekarang?" Xavier menghela nafas panjang mendengar pertanyaan itu.

"Iya, dan tidak perlu membahas itu. Kau sudah janji tidak akan ikut campur urusan pribadi ku jika aku mau menikahi Clara" tukas Xavier "Dan jangan cari tahu apapun tentang ku dan wanita ku, atau aku akan menceraikan Clara"

"Easy, Xavier. Aku tidak akan melakukan hal itu. Baiklah, nikmati waktu mu"