NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Susu Anak CEO

Menjadi Ibu Susu Anak CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Ibu susu
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: indah yuni rahayu

April terpaksa bekerja lagi setelah melahirkan dan kehilangan anaknya. Eric mengusir dan menceraikannya.

April menjadi menerima tawaran menjadi baby sister di sebuah rumah mewah milik CEO bernama Dave Rizqy. Dave sendiri baru saja kehilangan istrinya karena kehilangan banyak darah setelah melahirkan.

April mendapati bayi milik Dave sangat mirip dengan bayinya yang telah tiada. April seketika jatuh cinta dengan bayi tersebut dan menganggap sebagai obat dari lukanya.

Saat bayi milik Dave menangis,
April tidak tega lalu ia menyusui bayi itu.

Siapa sangka dari kejadian itu, mengubah hidup April menjadi ibu susu anak CEO.

Lalu bagaimana dengan perasaan Dave sendiri apakah ia akan menikahi April yang merupakan bekas dari orang lain ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah yuni rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

April tak pandai memilih baju, akhirnya ia pasrah saja saat pramuniaga itu mengarahkan berbagai jenis model baju.

"Apakah ini cocok ?" tanya April begitu mengganti bajunya dengan pilihan pertama. Gaun berwarna merah dengan panjang sampai mata kaki.

Dave melihatnya, "Terlalu longgar, ganti !"

April mengerucutkan bibirnya, berbalik dengan kesal menuju ruang ganti.

Menit berikutnya ia menampakkan diri di hadapan Dave.

"Seperti ini ?" April mengenakan gaun berwarna coklat tua dengan panjang selutut.

Dave berkomentar, "Norak, ganti !"

April mendesah kasar, "Baiklah." ia berbalik dan kembali ke ruang ganti.

"Ini yang ketiga kalinya dan ku harap ini cocok untuk dilihat." batin April lantas berjalan ke arah Dave.

"Tuan Dave, jika ini kurang cocok lagi, lebih baik batalkan niatmu untuk mengajakku pergi reuni."

Dave menoleh, tatapannya terpaku begitu melihat April dengan balutan kain satin berwarna ungu muda. Gaun dengan panjang di bawah lutut itu seolah menghipnotis untuk tidak berhenti menatap.

"Tuan Dave ?" panggil April membuyarkan lamunan majikannya.

"Hm, lanjut belanja!" ucap Dave dan beranjak dari sana.

April mendesah kesal. "Akhirnya, terpilih juga." wanita yang lahir 24 tahun lalu itu merasa lega. Ia sudah teramat lelah kakinya berjalan mengikuti pria jakung itu. Dengan langkah gontai ia mengikuti pria itu.

"Kita mau belanja apa lagi, Tuan. Hari sudah gelap, apa tidak sebaiknya kita pulang saja ? Aku khawatir jika baby David mencariku." April menyeimbangi langkah David hingga berdiri di sampingnya.

"Selama Soraya tidak memberi kabar, berarti itu aman." Dave menoleh pada wanita yang berdiri di sampingnya. Wanita itu dilihat dari dekat tidak terlalu pendek juga.

"Huf, aku pikir dengan alasan itu aku bisa segera pulang." batin April berharap Soraya segera menghubunginya.

Berikutnya, Dave menggiring April ke toko sandal sepatu tak jauh dari toko baju tadi.

"Kita mampir ke sini ?" kedua mata April membola mendapati toko dengan penuh pintu kaca. Terlihat dari depan, aneka sepatu wanita tertata rapi dengan beraneka warna dan model yang memiliki daya tarik tersendiri.

"Hm, aku tidak ingin pasangan ku ketika datang ke reuni terlihat seperti upik abu. Jadi, jangan banyak berkomentar."

April mendelik dikatai begitu. Bukankah dia memang upik abu, batin April.

Dave dan April memasuki toko itu.

Tiba - tiba ponselnya Dave berdering. "Sebentar, aku akan terima telpon. Kamu bisa masuk dan melihat - lihat, jika ada yang cocok segera pilihlah." pamit Dave sebelum pergi menjauh darinya.

"Hm," April mengangguk dan mulai masuk untuk melihat - lihat. Tak pernah sebelumnya April mengunjungi toko pakaian atau sepatu di tempat bergengsi seperti ini.

Tangan April terulur untuk menggapai sepatu begitu melihat sepatu kulit berwarna coklat susu.

Baru saja April ingin mencoba memakainya, seorang pramuniaga datang menghampirinya.

"Sepatu mahal ini tidak cocok denganmu." ucap pelayan toko itu dengan angkuh.

April menautkan kedua alisnya. "Aku belum mencobanya. Bagaimana bisa kamu mengambil kesimpulan kalau aku tidak cocok memakainya."

Pelayan toko itu mengambil sepatu yang sudah dipilih oleh April. April berbalik lalu mengambil sepatu yang lain.

"Ini juga tidak cocok untukmu." ujar pelayan toko itu lagi.

April mendesah, "Lalu, sepatu seperti apa yang cocok untuk aku pakai, hah!" ujar April kecewa dengan pelayanan toko ini yang tak begitu ramah.

"Semua, tidak ada yang cocok."

"Hah, kamu bercanda. Aku ini pelanggan. Bahkan, kamu tak mengizinkan aku untuk mencoba sepatu sekalipun."

"Itu karena kamu miskin. Lihat baju yang kamu kenakan, ini pasti imitasi. Bahkan kamu tidak akan mampu untuk membelinya hanya ingin terlihat kaya saja. Coba, tunjukkan padaku nota pembelian bajumu ! Pasti kamu tidak punya kan !" pelayan itu tertawa mengejek.

April diam saja diperlakukan seperti itu. Memang benar ia terlihat seperti orang yang tak berada. Bukan berarti ia harus diremehkan.

"Pelanggan itu seperti raja, jadi aku berhak untuk memilih sepatu sekalipun aku orang miskin." balas April.

"Benar bukan, aku sudah menduga kalau kamu memang orang miskin. Orang miskin tidak pantas membeli sepatu di toko ini."

"Siapa yang tidak pantas!" hardik Dave begitu mendengar ucapan pelayan toko yang tak enak di dengar.

"Tuan Dave ?" April menoleh bersamaan dengan pelayan toko itu. Siapa yang tidak kenal dengan Dave ? Seorang CEO tampan dan berkarisma. Memiliki banyak perusahaan dan sebuah pameran seni terbesar di kota.

"Ah, Tuan Dave, kebetulan sekali Anda datang berkunjung. Ada sepatu keluaran terbaru yang sepertinya cocok dengan Anda." ujar pelayan itu berubah ramah 180 derajat.

"Apa kamu sudah mendapatkan sepatu yang cocok untukmu?" tanyanya pada April. Dave tak menggubris ucapan pelayan itu.

April menggeleng cepat, "Belum sama sekali. Pelayan ini tidak memberi kesempatan padaku untuk mencoba setiap sepatu yang aku pilih."

Pelayan itu berubah pucat pasi, ia tak tahu hubungan apa wanita miskin ini dengan sang CEO.

Dave beralih menatap si pelayan. "Mengapa kamu berlaku tidak adil pada ibu susu bayiku, hah!" Dave menatap tajam seolah tatapan itu bak pedang yang siap menghunus, membuat pelayan itu ketakutan bingung membuat alasan.

"Maaf kan saya Tuan Dave. Saya tidak bermaksud seperti itu." Pelayan itu memohon dengan sangat.

Dave melihat sepasang sepatu berada di tangan pejalan itu. Dave memperlihatkan telapak tangannya. "Berikan padaku !"

Pelayan itu memberikan sepatu di tangannya berharap sikap Dave seketika melunak dan berubah baik terhadapnya.

"Kamu, dipecat !" ucap Dave singkat dan tegas membuat si pelayan seketika lemas.

"Tuan ! Maafkan saya ! Saya menyesal." ujar pelayan itu mengiba berulang kali, namun Dave tak menggubris dan menyuruhnya untuk pergi dari hadapannya.

Dave lalu berjongkok di bawah kaki April. Menyodorkan sepatu itu, "Cobalah!"

April tak menyangka majikannya bisa bersikap manis terhadap bawahannya seperti ini. April melepas sandal lamanya, dan memasukkan kedua kakinya pada sepatu itu. Terlihat pas, elegan dan cantik.

"Pas !" seru April lalu mencoba berjalan beberapa langkah. Lalu berputar.

"Kamu suka ?" Dave memastikan pilihan April.

"Ya." April menatap pantulan dirinya di cermin datar tak jauh dari ia berdiri. Dia terlihat seperti wanita bangsawan sungguhan. Meski itu hanya di angan semata.

"Kamu mau lagi yang lain ?" tawar Dave.

"Tidak. Cukup ini saja." tolak April.

Manager toko datang dan bergegas menghampiri Dave. "Tuan Dave, sudah lama Anda tidak berkunjung."

"Hm. Aku baru saja memecat pelayan mu, dia tidak pantas bekerja di sini lagi."

"Aku mengerti. Maaf atas ketidaknyamanan dari kami."

Lalu Dave mengajak April pergi dari sana.

"Eh, Tuan Dave. Kan belum bayar tadi !" protes April, ia mengira jika Dave lupa belum melakukan transaksi pembayaran.

Dave sejurus menatap April. "Kau tidak tahu atau bagaimana, aku pemilik sah toko sepatu tadi."

Dan pernyataan Dave membuat April tercengang. "Hah !"

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy: sama sama kak
Kam1la: terimakasih kak, atas dukungannya. dari sekian penggemar cuman kak Cindy yang aktif komen
total 3 replies
Kam1la
dari sekian penggemar, cuman kak Cindy yang aktif. terimakasih Kak atas support untuk author receh ini.
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Kam1la
siap kak!
Cindy
lanjut kak
Kam1la
jangan lupa teman - teman untuk like dN rating nya juga. terima kasih...
Cindy
next
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy: oh, gitu kak😊
Kam1la: belum dapat inspirasi kak...
total 5 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!