NovelToon NovelToon
RINJANI(Cinta Sejati Yang Menemukannya)

RINJANI(Cinta Sejati Yang Menemukannya)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: AUTHORSESAD

RINJANI (Cinta sejati yang menemukannya)

jani seorang gadis yang terlahir dari keluarga yang berantakan, dirinya berubah menjadi sosok pendiam. berbanding terbalik dari sikap aslinya yang ceria dan penuh tawa.

hingga jani bertemu dengan seorang pria yang merubah hidupnya, jani di perkenalkan dengan dunia yang sama sekali belum pernah jani ketahui,jani juga menjalin sebuah hubungan yang sangat toxic dengan pria itu.

Dapatkah Jani terlepas dari hubungan toxic yang dia jalani? atau Jani akan selamanya terjebak dalam hubungan toxic nya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AUTHORSESAD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MELIHAT DAN MENDENGAR

Laju motor sport yang melintasi jalur puncak2 terdengar begitu gagah, Erlan berada di barisan paling depan di susul dengan Ezra, Damar dan juga Gibran, dan di belakang mereka para anggota BLACK HUNTER.

Para readers di suguhi oleh pemandangan yang begitu indah.Dengan suasana sejuk khas puncak bogor, namun—tidak bagi Rinjani yang masih merasakan kesal dan jengkel.

Sedari awal berangkat Jani lebih banyak diam, bahkan beberapa kali Ezra sampai harus menebalkan kesabarannya.

Dan akhirnya mereka berhenti di sebuah rest area,para anggota turun untuk mengisi perut mereka, begitu juga dengan Ezra dan Jani yang berjalan menuju sebuah minimarket, tangan Ezra menggenggam tangan Jani. Ezra masih melihat wajah kekasihnya ini yang tidak terlihat bahagia sama sekali.

"Mau ini?" Ezra menunjukkan snack kentang pada Jani.

Jani mengangguk, tanpa berminat melihat Snack nya, Ezra mendengus sedikit kesal. Bagaimana tidak, jika tiba-tiba saja Rinjani bersikap seperti ini, tanpa dia tau apa yang membuat Mood Jani bisa seburuk ini.

"Lo kenapa sih?!" Ezra kembali meletakkan snack yang dia ambil ke dalam rak dengan kesal.

Tatapan Ezra kini tertuju pada gadis yang kini sedang tertunduk, entah kenapa hati Jani terasa sakit saat mendengar ucapan Ezra yang sedikit ketus padanya,Apa mungkin efek cemburu jadi hatinya ikut sensitif.

Jani menggigit bibir bawahnya dan memainkan Jari-jarinya sendiri, Rinjani hanya sedang menahan agar tangisnya tidak kembali pecah. Namun—sialnya tanpa permisi air matanya kembali menetes.

Hal itu membuat Ezra merasa jengah, Ezra membuang tatapannya ke sembarang arah dan membuang nafasnya kasar. Dengan sedikit menahan kesalnya Ezra mengusap wajahnya kasar dan menarik tangan Jani keluar minimarket.

Ezra membawa Jani ke sebuah taman yang ada di rest area, dengan kasar Ezra menjepit dagu Jani dan sedikit mengangkatnya. Hingga mata Jani dan Ezra saling bertemu, mata sendu Jani yang masih basah menatap mata tajam Ezra yang memancarkan sorot kekesalannya.

"Lo kenapa?! Kalau lo nggak suka, Lo ngomong. Jangan malah bertingkah kayak gini" Ezra menatap kesal Jani dengan suaranya yang tertahan.

Jani diam, kini suara isakan tangis jani sedikit terdengar, entahlah—saat ini Jani hanya ingin menangis. Rasanya hatinya sangat sakit melihat Erlan bersama gadis lain.

"Maaf" Cicit Jani lirih.

Dengan masih menangis Jani langsung memeluk erat Ezra, dirinya hanya sedang membutuhkan ketenangan. Namun—bahkan saat sedang memeluk Ezra rasanya Jani belum mendapatkan ketenangan saat hatinya sedang kacau seperti ini.

Ezra langsung membalas pelukan Jani yang sangat tiba-tiba itu. Tangan Ezra mengusap lembut punggung Jani yang nampak masih bergetar.

"Kalau ada apa-apa itu ngomong, jangan diem kayak gini" Ezra mengecup puncak kepala Jani "Gue nggak tau Lo kenapa,lagi ada apa"

Suara Ezra kini berubah lembut dengan tangan yang terus mengusap punggung Jani, Ezra hanya sedang mencoba memberi ketenangan pada Jani yang mungkin sedang buruk suasana hatinya.

"Iya, gue—minta maaf kalau udah buat lo jadi kesel" Ucap Jani dengan sesenggukan

Ezra tersenyum mendengar suara Jani yang menurutnya sangat imut. Bahkan ingin sekali rasanya saat ini Ezra memasukan Jani ke dalam kamar, dan mengurungnya agar tidak ada yang melihat Jani saat menangis.

Saat menangis seperti saat ini aura kecantikan Jani semakin keluar, hidung merah dan entah kenapa Ezra sangat suka saat mata Jani basah oleh air mata.

"Udah baikan?" Ezra sedikit memberi jarak pada Jani dan melihat wajah Jani yang masih nampak basah oleh air mata.

Jani hanya mengangguk dengan tangannya yang mengusap sisa air matanya, Ezra tersenyum melihat gadisnya ini. Dengan lembut tangan Ezra terulur dan ikut mengusap sisa air mata di pipi Jani dengan ibu jarinya. Untuk sejenak mata Jani terkunci pada wajah Ezra, ada rasa bersalah pada Ezra karena dirinya yang sudah mengkhianati nya.

Jani memejamkan matanya sejenak, merasakan sentuhan tangan Ezra Jani berusaha mencari kehangatan di setiap sentuhan yang Ezra berikan, namun—entahlah, Jani kembali membuka matanya dan menatap wajah Ezra yang masih menatapnya dalam.

"Mau beli snack?." Ezra tersenyum pada Jani manis sekali.

Jani membalas senyuman Ezra dengan sangat manis dan mengangguk, Ezra menautkan tangannya pada tangan Jani dan membawa Jani kembali masuk ke dalam minimarket, tanpa mereka sadari sejak tadi mata Erlan terus memperhatikan apa yang terjadi antara Ezra dan Jani.

"Lo suka ini nggak Yang?." Ezra mengambil snack kentang dan jagung.

"Gue lebih suka yang itu" Jani menunjuk pada snack keripik jagung.

"Oke yang ini?, apa lagi?" Ucap Ezra dengan mata yang sibuk mencari snack apa lagi.

"Gue mau roti sobek" Ucap jani polos.

Mendengar ucapan Jani Ezra langsung menegakan tubuhnya dan melihat ke arah Jani yang sedang sibuk mengambil snack kentang. Ezra tersenyum miring dan menggelengkan kepalanya, Ezra kemudian beralih mengambil roti sobek isi cokelat.

Sebenarnya tadi apa yang Ezra tangkap si, dari kata Roti sobek yang Jani ucapakan.

"Gue mau ambil minuman, lo mau apa?" Jani meletakan snack kentang ke dalam keranjang.

"Gue beer aja"

Jani menyipitkan matanya dengan tangan yang dia lipat di depan dada, seakan Jani tidak setuju dengan Ezra yang ingin minum beer.

"Hahahah...... " Ezra tertawa lepas, tangannya mengusap kepala Jani " Lucu banget si pacar gue, Iya–samain aja kayak lo"

Jani tersenyum dan berjalan ke arah tempat minuman dingin, Jani mengambil dua botol minuman bersoda, saat jani hendak berbalik dirinya bertemu dengan Giselle dan juga Erlan, mata Jani sempat bersi tubruk dengan mata Erlan. Namun dengan cepat Jani langsung mengalihkan tatapannya ke sembarang arah. Dengan kesal Jani melewati kedua makhluk yang membuat moodnya kacau hari ini, Jani berjalan di antara Giselle dan Erlan Dengan kesal Jani menabrakkan bahunya pada tubuh Erlan, dengn sengaja Jani seperti mendorong tubuh Erlan dengan bahunya sedikit kuat, ya—Jani marah pada Erlan.

Kesal.... tentu, hingga Jani bersikap seperti itu. Erlan yang merasa dirinya di dorong kuat oleh Jani hanya tersenyum tipis saking tipisnya hingga tak ada yang tau jika saat ini Erlan sedang tersenyum. Sebenarnya Erlan tau jika Jani cemburu, namun Erlan hanya membiarkan saja.

"Udah?" Ucap Ezra yang sudah berada di kasir.

Kembali Jani hanya mengangguk, dan memberikan minumannya pada Ezra.

"Gue tunggu di luar aja boleh?"

Jani hanya tidak ingin kembali melihat dua makhluk yang membuatnya kesal hari ini.

"Iya nggak papa, tunggu di taman tadi aja" Jawab Ezra dengan senyum manis.

Entah kenapa,sejak tadi Ezra terus menunjukkan senyuman manisnya pada Jani, dan entah sadar atau tidak di dalam hatinya Ezra berjanji akan menjaga dan memperlakukan Jani dengan baik. Dan mulai saat ini dirinya akan menjauhi Giselle.

    «────── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ──────»

Dan—akhirnya para anggota BLACK HUNTER, sampai di sebuah villa yang cukup clasic dan luas, yang tadinya rombongan BLACK HUNTER akan camping kini agenda berubah dengan menyewa villa dan mereka akan mengadakan acara hiburan di villa.

"Lo nggak papa kan Jan? Tadi gue mau samperin lo, tapi kan lo ada Ezra"

Kini Rinjani dan Fita sedang duduk di atas rumput di belakang villa, mereka lebih memilih duduk dan melihat para anggota BLACK HUNTER yang sibuk mengurus untuk acara nanti malam, bahkan di antara ciwi-ciwi anggota BLACK HUNTER hanya Fita dan Rinjani yang sering memisahkan diri. Tatapan Jani tak lepas dari dua makhluk yang sedari tadi membuat hatinya kesal.

Ya—Erlan dan Giselle, yang saat ini sedang duduk bersama. Bahkan tangan Giselle yang terus melingkar di lengan tangan Erlan. Sangat membuat Jani ingin muntah saja.

"Gue nggak papa kok, cuma kayak nya gue mau dapet tamu bulanan Jani mood gue gini" Jani tersenyum melihat ke arah Fita.

"Yakin?" Fita berusaha terus mencari kebohongan dari sahabatnya ini.

Fita sangat paham Rinjani, dia tidak akan mood swing seperti ini. Bahkan saat mau datang bulan pun Jani nggak akan menunjukkan moodnya yang buruk.

"Iya—udah sih, gue juga udah nggak papa" Jani menyenggol bahu Fita dengan bahunya.

Jani hanya tidak mau, jika Fita tau kalau dirinya sedang cemburu pada Giselle dan juga Erlan.

"Jan–Giselle pacaran ya sama Erlan?" Ucap Fita dengan mata yang terus memperhatikan Giselle.

"Nggak tau" Jawab Jani ketus.

Fita menoleh dan mengerutkan hidungnya, kebiasaan Jani yang tidak tertarik dengan urusan orang, meskipun Giselle adalah sepupunya. Namun—mereka tidak begitu dekat dan akrab.

"Yang..... Mau Bersih-bersih dulu?" Gibran yang sudah selesai berjalan menuju ke arah Fita dan Jani.

"Boleh, badan aku juga udah lengket" Ucap Fita dengan manja.

Fita berdiri dan menepuk bagian bo*** nya, Fita menoleh ke arah Jani.

"Lo mau sekalian?"

"Iya nyet, badan lo bau sampai kecium dari sana" Ucap Gibran menunjukkan tempatnya tadi bersama Anak-anak BLACK HUNTER.

"Sialan..... " Jani melempar kerikil pada Gibran "Udah sana pergi, gue juga tau kali yang ada di pikiran kalian" Imbuh Jani dengan senyuman miring nya.

"Widih...... Sahabat gue emang paling The best" Gibran menunjukan dua jempol pada Jani.

"Ya udah gue Bersih-bersih badan dulu ya" Ucap Fita yang sudah bergelayut di lengan Gibran.

Jani hanya tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu, kini mata Jani kembali fokus pada makhluk yang menyebalkan, tapi—kini hanya Erlan sendirian sedangkan Giselle tidak ada di situ. Jani bangkit dirinya berjalan hendak mendekat pada Erlan, namun–sebuah tangan besar menahan pergelangan tangannya.

"Mau ke mana?" Ezra menarik tangan Jani hingga tubuh Jani menabrak dada bidang Ezra.

Kaget....Ezra tiba-tiba saja menarik tangan Jani, masih dengan rasa kagetnya Jani memberanikan diri mendongak dan menatap wajah Ezra, entah kenapa hari ini Jani begitu menyukai sikap Ezra dan wajahnya—kenapa makin ganteng saja dengan senyuman nya yang seperti ini.

"Itu... " Jani sedikit bingung menjawab pertanyaan dari Ezra

"Itu apa?" Ezra semakin menarik tubuh Jani ke dalam peluknya.

"Tadi gue mau nyariin lo"

"Aku"

"Hah?" Jani mengerjapkan matanya berulang-ulang.

"Sekarang pakai aku–kamu, nggak ada kata gue–lo" Ezra mengusap lembut kepala Jani.

Kerasukan jin apa ini Ezra, hingga dia mengganti aku, kamu. Padahal dari awal pacaran dia juga nggak masalah dengan kata gue, lo. Dan sekarang?

"I-iya" Jawab Jani gugup bercampur bingung.

"Udah sore, mau Bersih-bersih?"

"Gue" Kalimat Jani menggantung saat tangan Ezra semakin erat memeluknya.

Jani lupa jika Ezra sudah memberikan titah jika sekarang pakai aku, kamu.

"Sorry, maksudnya aku. Aku nggak bawa perlengkapan mandi, lagian aku juga nggak bawa baju ganti"

"Perlengkapan mandi udah di sediain dari sini, nggak usah ganti." Ezra menyelipkan anak rambut Jani yang terbang tertiup angin.

"Lagian mau pakai apapun juga, kamu udah cantik"

OH MY GOD...... kenapa Ezra bisa kayak gini, beneran kayaknya Ezra emang kemasukan jin. Jani mengalihkan pandangannya, dirinya sungguh di buat terkejut dengan semua kalimat Ezra.

"Ya udah ayok, badan aku juga udah bau"

"Nggak papa, aku suka kok bau kamu"

"Apaan sih" Jani tersenyum dan mencubit pinggang Ezra.

Ezra terkekeh dengan tangan yang terus merangkul pundak Jani, sesekali Ezra juga akan memberikan ciuman pada pipi Jani, hari ini mereka nampak bahagia. Namun—tidak dengan Erlan yang menatap mereka dengan tatapan tajam dan tidak suka. Tangannya terkepal kuat di samping dengan sorot mata tenang namun menusuk tajam.

Malam haripun tiba, kini para anggota BLACK HUNTER sudah berkumpul di halaman villa. Mereka duduk melingkari api unggun yang sengaja mereka buat. Ezra duduk di samping Jani, Gibran dan Fita mereka duduk di samping Damar yang setia sendirian. Sedangkan Erlan dia duduk di samping Giselle, namun mereka duduk tepat di depan Jani dan Ezra.

"Widih..... bakalan pesta besar nih" Ucap seorang anggota.

Begitu minumannya di keluarkan sorak bahagia anggota BLACK HUNTER terdengar riuh, sudah kebiasaan mereka pasti akan ada minuman beralkohol saat acara seperti ini. Dan yang membuat mereka makin senang adalah tambahan dentuman musik yang di mainkan oleh DJ yang sengaja di panggil oleh Erlan.

Malam ini acara berubah total, yang tadinya hanya ada api unggun dan hiburan biasa kini di ubah menjdi pesta layaknya di sebuah club malam.

"Thanks bang Erlan" Ucap Didit salah satu anggota BLACK HUNTER yang sedang asik minum dan bergoyang.

Begitu juga dengan para anggota lainnya mereka asik minum dan bergoyang mengikuti alunan musik DJ, sedangkan Gibran dia hanya memilih duduk anteng, meski dirinya sangat ingin mencicipi minuman yang sudah tersedia, tapi mana bisa ada Fita di sampingnya. Damar yang duduk di samping Gibran dengan sengaja malah meledaknya dengan minum di samping Gibran.

"Boleh nggak aku minum?" Ezra menatap Jani lembut.

Jani terdiam, dia hanya kaget dengan sikap Ezra. Biasanya jika Ezra mau minum dan ngapain dia sama sekali tidak minta ijin padanya tapi saat ini.

"Boleh?" Ucap Ezra lagi.

"Tapi dikit aja ya"

Ezra tersenyum dan mengusap kepala Jani, Ezra berdiri dan hendak mengambil minuman yang ada di atas meja, namun tangannya di tahan oleh Jani.

"Aku juga boleh minum?" Ucap Jani menatap wajah Ezra.

"Nggak" Jawab Ezra sambil pergi berlalu.

Jani tersenyum mendengar jawaban Ezra, apa mungkin Ezra udah berubah. Kalau iya mungkin Jani akan mencoba bertahan dengan Ezra, lagian juga Erlan sudah bersama Giselle. Jika ingat itu hati Jani kembali kesal dan marah, kenapa harus Giselle sih.

Tak lama Ezra kembali dengan sebotol wiski di tangannya, Ezra duduk dan mulai meminum langsung dari botolnya. Ezra menoleh dan menatap Jani lembut tangannya kini dia rangkul di pundak Jani.

"Aku sayang sama kamu" Ucap Ezra lembut. "Jangan Sekali-kali kamu khianati aku" Suara Ezra berubah dalam dan berat.

Ezra sudah kembali fokus melihat para anggota yang sedang menikmati malam, tangannya tetap merangkul posesif pundak Jani, sedangkan Jani masih menatap wajah Ezra yang nampak ganteng di bawah lampu remang.

Namun lama kelamaan Jani merasakan cengkraman kuat pada bahunya, Jani meringis menahan sakit dan matanya ikut melihat kemana arah tuju mata Ezra, bahkan kini semua anggota terdengar riuh bersorak.

Jani membulatkan matanya saat melihat apa yang terjadi di depan mata nya, Erlan dan Giselle yang sedang berciuman. Bahkan di saksikan oleh semua anggota BLACK HUNTER.

Semua anggota bersorak ramai mlihat MAIN LEADER mereka yang terkenal acuh dan dingin kini sedang berciuman, bahkan Fita sampai menutup mulutnya, sedangkan Gibran dan Damar hanya menggeleng dengan senyum tipisnya. Masih dengan berciuman Erlan mengacungkan jari tengahnya, entah di tujukan untuk siapa tapi Jani merasa jika itu di tujukan untuknya.

"Aku ke toilet bentar" Ucap Ezra datar.

Belum sempat Jani menjawab Ezra sudah pergi meninggalkan dirinya, Jani hanya menarik nafasnya panjang dan kembali melihat ke arah Erlan dan juga Giselle, di mana mereka sudah selesai dengan kegiatan Mereka yang menyebalkan.

Cukup lama Ezra meninggalkan Jani, hingga Jani memutuskan untuk mencari Ezra. lagipula sangat malas harus berada di sini, bahkan kini Erlan dan Giselle juga entah pergi kemana. Jani masuk menyusuri beberapa ruangan hingga Jani berhenti saat mendengar suara dari dalam kamar, Jani mendekat dan mendorong pintu yang tak tertutup rapat, Jani memundurkan tubuhnya sedikit dan menutup mulutnya.

Ya Tuhan.....Apa yang baru saja di lihatnya? apa ini benar? Tubuh Jani bergetar dan bingung dengan apa yang dia lihat dan dia dengar.

1
Citra Mandalika
kak jgn lama up next chapter, q baper sma sikap erlan 😖😖😖😖
Citra Mandalika
aakkkhh.... air mna air....
Citra Mandalika
nggak usah gengsi jani nanti nyesel loh, kalau erlan di bawa cewek-cewek
Citra Mandalika
lucu... knp smpai ke oyo sih jani
Citra Mandalika
gilak.....
Citra Mandalika
ngeselin deh ezra .... maunya gimana sih, nggak bisa nentuin sikap
Citra Mandalika
blm tau aja klo kakaknya Lisa itu cewek yg km suka Nidal
Citra Mandalika
amalan apa yg km pakai rinjani hingga, para ketua geng mtr jtuh hati sma km😖😖😖
Citra Mandalika
hilangin aja karakter ayahnya rinjani bisa kaki thor, sebel q sama orang tua kayak dia
Citra Mandalika
semangat author ku, jaga kesehatan dan jgn lupa sering upload ya..... semangat 💪
Citra Mandalika
aaakkkhhhh melting bgt 😖😖😖😖
Citra Mandalika
nggak bisa hajar, santet aja bran. 😂😂😂
Citra Mandalika
damar kyknya dewasa bgt, dan selalu jd penengah ya di geng motor ini
Citra Mandalika
kok omongan giselle kayak gimana gitu ya agak nggak suka sma giselle nich
Citra Mandalika
semudah itu km ucapkan kta maaf😭😭😭
Citra Mandalika
se santai itu kamu ezra, setelah apa yg km lakukan sm Rinjani??!!! 😡😡😡😡😡
Citra Mandalika
duh... hari ini bisa maraton nggak ya, sengaja nabung bab tapi nggak bisa nahan pengen baca semangat Thor
Mrs yoonmin: makasih.... dukungannya, 💜💜💜💜💜
total 1 replies
Citra Mandalika
what?????
Citra Mandalika
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Citra Mandalika
pikiran kamu Ezra haduh....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!