Celine, seorang wanita pekerja keras, terpaksa menikah dengan Arjuna—pria yang bekerja sebagai tukang sapu jalanan untuk menghindari perjodohan. Selama pernikahan, Arjuna sering diremehkan dan dihina, bahkan oleh keluarga istrinya sendiri. Tapi siapa sangka, di balik penampilan sederhananya, Arjuna menyimpan identitas dan kekayaan yang luar biasa. Saat rahasia itu terbongkar, kehidupan mereka pun berubah drastis, dan mulailah babak balas dendam yang elegan dan penuh drama.
Siapakah Arjuna sebenarnya? dan apa yang akan terjadi jika semua orang mengetahui identitas Aslinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rafizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15
Arjuna duduk di ruang tamu. Tak lama Kakek Mario keluar dan langsung menghampiri Arjuna.
"Kamu sangat cocok dengan baju itu, Arjuna" Ucap Kakek segera memuji penampilan cucunya tersebut.
Arjuna tersenyum malu, "Terimakasih kek. Berkat kakek, aku bisa memakai baju seperti ini" jawab Arjuna.
"Seterusnya kamu akan memakai baju seperti ini. Kamu sangat cocok dengan baju seperti ini, dan sangat mirip dengan ayahmu" ucap kakek lagi yang terus mengagumi ketampanan cucunya itu yang seperti pinang dibelah dua dengan almarhum mendiang anak laki-lakinya.
"Kakek ada sesuatu untukmu" ucap kakek lagi. Mengambil sebuah kotak kecil yang diberikan oleh Marvin kepadanya.
Arjuna nampak hanya menatap kotak kecil itu sambil menunggu kakek memperlihatkan barang apa di dalamnya.
"Bukalah!" seru kakek lagi mempersilahkan setelah kotak itu ia berikan kepada Arjuna.
Arjuna pun membuka kotak. Kedua matanya nampak bingung, kemudian menatap kakek penuh tanya.
"Apa ini kek?" tanya Arjuna.
"itu kartu Black Card Unlimited. Kartu tanpa batas. Didalamnya memiliki uang yang tidak akan habis. Kartu ini bisa kamu gunakan untuk membeli apapun yang kamu mau. Jadi tidak usah khawatir. Karena dengan kartu ini kamu bisa membeli apapun tanpa takut kehabisan uang" jelas kakek.
"Apa tidak masalah jika ini diberikan kepadaku?" Tanya Arjuna ragu.
"Itu sudah menjadi hak mu Arjuna. Kartu ini milik pewaris keluarga Federick, yaitu kamu" Jawab kakek.
"Oh ya, ini Ken" Sambungnya memperkenalkan seseorang di belakangnya. Arjuna menatap pria itu.
"Dia sekertaris yang akan menemani dan menjagamu kemanapun. Dia juga akan bertugas membantumu dalam mempelajari mengelola perusahaan" Kakek menjelaskan.
"Senang mengenal tuan Arjuna." ucap Ken, sembari memberi hormat kepada Arjuna.
"Senang mengenalmu juga, Ken. Semoga kamu tidak bosan mengajari saya nanti" jawab Arjuna ramah.
Setelah itu. Arjuna langsung berpamitan kepada kakeknya. Dia sangat bersemangat untuk belajar hal baru. Arjuna pun pergi menuju perusahaan pusat bersama Marvin dan Ken.
Sore hari. Setelah mengerjakan pekerjaan panjang, Arjuna pun kembali pulang ke rumah istrinya dan di antar oleh Ken.
"Tuan, kenapa kita berhenti disini?" Tanya Ken penasaran. Karena Arjuna menghentikan mobil yang namun jauh dari rumah Celine, istrinya.
"Aku tidak ingin semua orang mengetahui identitasku, Ken. Karena belum saatnya mereka mengetahuinya" jawab Arjuna menjelaskan. Kini ia sudah berganti pakaian dengan baju kebersihan yang biasanya ia pakai.
"Besok, jemput aku di tempat ini seperti biasanya!" ujar Arjuna memerintah.
"Baik Tuan" jawab Ken segera.
Arjuna pun pergi dari sana untuk pulang ke rumah. Sementara Ken juga langsung pergi meninggalkan tempatnya.
"Enak ya? Kamu hidup enak, nyaman dan menggunakan fasilitas dirumah ini dengan cuma-cuma. Sedangkan anakku kamu penjarakan dan hidup menderita disana" teriak Sera kepada Arjuna yang baru sampai.
"Ma. Tapi aku... "
"Alah,,,,, gara-gara kamu anak saya dipenjara. Sekarang cepat cabut tuntutan itu, Arjuna" teriak Sera.
"Kamu itu tidak pantas menjadi bagian dari keluarga ini, Arjuna. Pria miskin seperti mu pantasnya hidup menjadi pengemis di jalanan"
"Hidup menumpang, makan menumpang sampai tempat tinggal saja menumpang. Apa kamu setidak tau diri itu? hah? melihatmu benar-benar membuat ku merasa jijik" maki Sera tanpa ampun.
"Jika kamu tidak segera membebaskan Laura, pergi saja kamu dari sini" Teriak Sera lagi dan mendorong tubuh Arjuna hingga terjatuh.
Dari kejauhan, Celine datang dan menghampiri Arjuna.
"Arjuna. Kamu tidak apa-apa?" tanya Celine khawatir. Lalu membantu Arjuna untuk berdiri.
"Hmmm. Aku baik-baik saja. Bagaimana kakimu?" Jawab Arjuna balik bertanya.
"Sudah baikan" jawab Celine.
Kemudian Celine menatap Sera tajam.
"Kalian sangat suka menindas orang. Apa kalian tidak bosan selalu membuat kejahatan di rumah ini? hah?" sentak Celine tajam.
"Jika kamu ingin saya bersikap baik kepadanya, maka kalian harus mencabut tuntutan itu kepada Laura" jawab Sera menberikan pilihan.
"Jika tidak, aku akan terus mengganggunya" lanjutnya dengan tatapan dingin dan mengancam.
"Ohh ya. Sekarang Papa mu sudah ada di tangan ku. Jika kalian tidak mendengarkan aku, maka Papa mu akan mati" ancam Sera lagi yang berhasil membuat Celine terkejut.
"Apa maksudmu?" tanya Celine.
Sera mengeluarkan handphone nya dan langsung menunjukkan sebuah video William yang di ikat disebuah kursi roda di atas tebing dan siap di dorong ke dalamnya.
"Kamu gila ya?" Teriak Celine yang terlihat panik.
"Aku memang sudah gila. Apapun akan aku lakukan jika kamu melawan ku" ujar Sera memperingati.
"Ma. Papa tidak bersalah. Kenapa malah mengorbankan dia?" Ucap Arjuna bertanya.
"Diam kamu menantu miskin! urusanku bersama Celine. Karena dia yang sudah membawa anakku ke penjara. dan Karena itu juga dia harus kehilangan orang yang dia sayang juga." Sera berteriak kepada Arjuna.
"Papa mu adalah orang yang paling bodoh dan mau mempercayaiku, Celine. Dia sangat gampang di pengaruhi. Bahkan dia tidak mencurigaiku kalau akulah yang penyebab sekarang dia ada ditebing."
"Cepat bebaskan Laura atau aku akan membunuh papa mu sekarang juga?" teriak Sera dengan tatapan tajamnya yang sudah memerah.
Celine sejenak masih diam, kemudian dia menelpon Anton untuk mengurus pembebasan Laura di penjara.
"Anton. Cabut tuntutan di kantor polisi dan bawa Laura pulang" ucap Celine dibalik telepon.
Sera tersenyum miring.
"Lepaskan papa sekarang" ujar Celine kemudian setelah setuju membebaskan Laura.
"Bagus. Papa mu akan pulang setengah jam lagi. Tunggu saja" jawab Sera merasa puas. Lalu pergi meninggalkan Arjuna dan Celine disana.
Celine menghela nafas kasar. "Wanita itu benar-benar sudah gila. Dulu demi menjadi istri Papa, Dia rela menjadi istri kedua dan merebut papa dari mama. Sekarang demi membebaskan anaknya, dia tega ingin membunuh papa" lirih Celine agak kesal.
Arjuna memegang pundak istrinya lembut, "Tenanglah, orang seperti dia suatu saat akan hancur oleh kesalahannya sendiri. Yang penting sekarang kamu harus menjaga diri dengan baik dan jangan banyak pikiran. Karena aku yang akan membereskan sisa masalah mu" ucap Arjuna
"Jangan bercanda. Sera itu sangat licik. dia akan melakukan apapun demi membuatku hancur. Aku tidak ingin kamu terlibat dan membahayakan hidupmu" sanggah Celine.
"Tapi aku bisa menghancurkannya dalam sekejap" tegas Arjuna lagi.
"Berhentilah mengatakan hal konyol, Arjuna." Jawab Celine yang merasa Arjuna bukanlah seseorang yang bisa melawan Sera dengan kekuatan Sera yang memiliki sebagian harta papanya.
Dengan semua kekuasaannya, Arjuna yang hanya seorang tukang sapu tidak akan bisa melawan Sera.
.
.
.
Bersambung.