Dorongan menikah karena sudah mencapai usia 32 tahun demi menghilangkan cap perawan tua, Alena dijodohkan dengan Mahendra yang seorang duda, anak dari sahabat Ibunya.
Setelah pernikahan, ia menemukan suaminya diduga pecinta sesama jenis.
✅️UPDATE SETIAP HARI
🩴NO BOOM LIKE 🥰🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Digital, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5: Foto Rahasia
"Assalamualaikum."
Semua orang menoleh ke arah sumber suara dan melihat Ahen baru datang.
"Ahen. Kamu dari mana?"
"Toko cabang, Ma."
"Istrimu kok nggak diajak?"
"Kasihan pasti dia lelah."
Ibu Ahen tersenyum.
"Ini kalian kenapa berdiri semua?" tanya Ahen.
"Itu Istrimu tiba-tiba mematung. Coba periksa, mungkin Istrimu sakit." ujar Ayah Ahen.
Ahen berjalan mendekati Alena dan meraih tangannya.
"Kau kenapa?" tanya Ahen.
"Tidak apa-apa."
Setelah di pastikan Alena baik-baik saja. Mereka duduk berkumpul sambil mengobrol ringan. Sepanjang obrolan berlangsung, raut wajah Alena hanya datar dan banyak diam.
Ali yang merupakan adik Ahen juga irit bicara. Sekitar pukul 10 malam, mertua dan adik iparnya pun pamit. Ali mengulurkan tangan untuk menyalami Alena, namun Alena langsung berbalik.
"Sayang, aku ke kamar dulu. Kayaknya aku nggak enak badan."
Ahen mengiyakan.
"Kalian berdua kelihatannya ada sesuatu. Kau kenal istriku?" tanya Ahen.
Ali menggeleng.
"Aku baru pertama kalinya bertemu dengan dia. Ya sudah, aku pulang dulu. Istriku sudah menungguku di mobil."
Ahen dan Ali berpelukan kemudian Ali pergi dari rumah kakaknya itu. Setelah itu Ahen pergi ke kamarnya sendiri.
Saat berada di dalam kamarnya, Alena diam sambil meringkuk di atas tempat tidurnya. Matanya memerah dan berkaca-kaca.
"Alena, kamu kuat. Jangan nangis!" ucapnya pada dirinya sendiri.
Keesokan paginya, Ahen mendengar suara Alena yang sedang mengobrol dengan Bi Mia di dapur.
"Tuan tidak suka Cumi, Nyonya."
Alena mengangguk paham.
"Jadi biasanya dia makan apa?"
"Kalau pagi-pagi biasanya sarapannya pakai sayur bening dan sambal."
"Alena." panggil Ahen.
Alena menoleh ke belakang dan melihat Ahen sedang memasang kancing kemejanya di bagian pergelangan tangan.
"Ada apa?" tanya Alena.
Bi Mia izin ke halaman belakang untuk memetik sayur bayam yang ditanam sendiri.
"Kau tidak perlu ikut bantu di dapur. Aku biasa makan masakannya Bi Mia."
"Dih, PD banget jadi orang. Aku masak untuk diriku sendiri."
"Aku mendengar obrolan kalian tadi."
"Salah dengar. Ngapain coba capek-capek masak buat orang kayak kamu."
Alena melangkah hendak meninggalkan area dapur.
"Tunggu."
Alena pun menghentikan langkahnya.
"Jangan pernah ke halaman belakang rumah. Hanya keluargaku dan Bi Mia yang ku izinkan."
"Kenapa?" tanya Alena.
"Itu adalah tempat favorit Salma."
Alena menghela napas kasar.
"Oke." jawab Alena dengan santai kemudian berlalu meninggalkan Ahen.
Meski begitu, saat siang hari Bi Mia pergi belanja ke supermarket dan Ahen sedang pergi ke kantor, Alena memanfaatkan kesempatan ini dan melanggar perintah Ahen.
Alena pergi ke halaman belakang. Begitu ia membuka pintu, angin segar dan sejuk menyapa wajahnya.
"Jadi ini tempat favoritnya Salma?" gumam Alena.
Alena berjalan mengelilingi taman bunga yang kecil itu, puas melihat bunga ia langsung beralih pada tamaman sayur dan buah anggur.
...----------------...
Malam harinya, Alena menyadari ada barang yang tertinggal di dalam mobil.
"Waduh, lipstikku ketinggalan di mobilnya Ahen." tuturnya.
Akhirnya Alena pergi ke kamar Ahen, sesampainya disana ia melihat pintu kamar Ahen sedikit terbuka, ia pun memberanikan diri untuk mengintip. Melalui celah seadanya, Alena melihat Ahen sedang mengelus sebuah foto.
Ahen merasa ada yang mengawasinya. Ia langsung menoleh ke arah pintu tetapi tidak mendapati siapapun.
Alena berjalan dengan menjinjit dan menahan napas, ia agak menjauh dari kamar Ahen. Setelah dirasa cukup, Alena kembali berjalan normal kembali menuju kamar Ahen, tepat dengan hal itu Ahen membuka pintu dan mendapati Alena sedang berjalan ke arahnya. Ahen keluar dari kamar dan menutup pintunya.
"Mau apa kesini?" tanya Ahen.
"Pinjam kunci mobil. Lipstikku ketinggalan disana." jawab Alena.
"Tunggu." Ahen segera masuk ke kamar dan tidak lama kemudian keluar dan menyodorkan kunci mobilnya.
"Terimakasih." ucap Alena sembari mengambil kunci di tangan Ahen.
Saat di garasi, Alena menghela napas dan merasa lega.
"Foto siapa tadi ya? Aku penasaran." gumam Alena.
Setelah selesai, Alena langsung mengembalikan kunci mobil Ahen, setelah ia pergi ke kamarnya.
"Apa itu fotonya Salma?" gumamnya lagi.
"Ternyata omonganku saat itu beneran. Mahendra belum move on. Huft!"
'Tok tok tok'
"Alena! Buka pintunya!"
Mendengar suara Ahen yang menggema di rumah itu, Alena keluar kamar dan heran melihat tingkah suaminya.
"Apa sih teriak malem-malem." protes Alena sambil memasang wajah kesal.
"Kau ambil apa di mobil?!" tanya Ahen dengan emosi.
"Ambil lipstik lah! Budeg ya? Tadi kan aku udah bilang." Alena tidak mau kalah saat Ahen berbicara dengan nada seperti itu.
"Mana Jas di kursi belakang?! Kau apakan?!" tanya Ahen lagi, bahkan urat di sekitar leher Ahen timbul saking kerasnya ia bersuara.
Alena kebingungan.
"Jas apa?!" Alena juga menaikkan nada suaranya.
"Jas di mobil!"
"Gue nggak tau! Lo pikir gue pencuri, hah?!"
Mendengar keributan yang terjadi, Bi Mia pun menghampiri mereka.
"Ada apa, Tuan?" tanya Bi Mia.
"Dia nanya jas, Bi. Aku mana tau jas yang dia maksud."
"Oh, jas yang pink itu ya, Tuan?"
Ahen menoleh pada Bi Mia.
"Tuan kan tadi malam menyuruh saya membawanya ke Laundry." sambung Bi Mia.
Alena menyunggingkan bibir dan menatap penuh kemenangan pada Ahen.
"Pikun? Main nuduh-nuduh sembarangan. Ayahku aja nggak pernah meninggikan suaranya. Lah, ini suami pilihan Ibuku malah modelan kayak kamu."
Ahen mulai kembali sabar dan emosinya sudah hilang.
"Aku minta maaf." ucap Ahen.
"Nggak butuh." nada suara Alena menunjukkan ia kecewa dan sedih.
Alena kembali masuk ke dalam kamar dan ia duduk bersandar di pintu, Alena menangis sesenggukan sambil memeluk lututnya.
"Sudah ku duga pernikahan ini tidak akan indah." ucapnya di sela tangisnya.
"Ada lagi, Tuan?" tanya Bi Mia.
Ahen menggeleng.
"Bi Mia kembali saja ke kamar. Dan pastikan kejadian malam ini tidak sampai Mama tau."
"Iya, Tuan."
****************
Besoknya, saat Ahen sedang bekerja dan Bi Mia sibuk di halaman belakang. Alena pergi ke kamar Ahen. Saat akan membuka pintu, ternyata pintu kamar Ahen di kunci.
"Duh."
Alena memikirkan cara agar dia bisa masuk ke kamar Ahen.
"Aha!" Alena mendapat sebuah ide.
"Bi Mia." panggil Alena.
Mendengar namanya di panggil, Bi Mia masuk ke dalam rumah dan menghampiri Alena.
"Maaf ya Bi, aku ganggu kerjaan Bibi."
"Tidak, kok."
"Kamarnya Tuan biasanya di bersihin Bibi?"
Bi Mia mengangguk.
"Hari ini apa udah dibersihin?"
"Belum, Nyonya. Setelah mengurus tanaman di belakang nanti saya bersihkan, setelah itu kamar Nyonya."
"Oh enggak usah, kamar aku biar aku yang bersihin sendiri ya."
"Tapi-"
"Biar aku ada kegiatan di cuti ku ini." sela Alena.
"Baiklah kalau begitu mau Nyonya."
Sekitar pukul 2 siang, Alena mengintip di balik tembok dan mendapati Bi Mia melihat ke beberapa arah untuk memantau kondisi. Ia pun mengambil guci berisi bunga imitasi yang ada persis di samping pintu kamar Ahen dan ternyata di dalamnya terdapat salinan kunci kamar Ahen. Setelah itu Bi Mia langsung masuk dan mulai bersih-bersih.
Setelah agak lama menunggu, Bi Mia selesai dengan urusannya dan kembali meletakkan kunci itu di tempat semua. Alena bergegas menjauh dari tempat persembunyiannya.
"Bi, Bibi capek nggak?" tanya Alena.
Bi Mia menggeleng.
"Aku pengen jajan seblak, Bi. Disini ada nggak yang jual?"
"Ada, Nyonya. Tapi antrinya lama soalnya ramai pembeli."
"Bi Mia bisa beliin nggak? Ini Aplikasi gofood aku lagi eror jadi nggak bisa pesen online."
"Bisa, Nyonya."
"Ya udah minta tolong beliin ya, super pedes. Nanti toping-topingnya di foto terus kirim ke aku."
"Iya, Nyonya. Saya ganti baju dulu."
Alena mengangguk.
"Makasih, Ya."
"Sama-sama, Nyonya."
Beberapa menit kemudian, Bi Mia pun keluar untuk membeli seblak. Beruntung Bi Mia bisa mengendarai motor dan ada motor Ahen di rumah. Setelah itu Alena bergegas mengambil kunci di guci dan lekas membuka pintu kamar Ahen, ia langsung masuk. Alena mencari foto yang ia lihat kemarin di beberapa tempat.
Saat membuka laci rahasia di dalam lemari Ahen, Alena menemukan foto yang ia cari, ia mengambil foto itu, seketika mata Alena membulat, raut wajah terkejutnya terpampang jelas. Alena juga mengambil foto yang lain, ia semakin terkejut.
Suami istri ❎
Tom n Jerry✅
prosotan pake kumis geli dong🤣🤣🤣🤣🤦🏻♀️