Nicholas Alistair adalah definisi dari bahaya yang memikat. Seorang Boss Mafia kelas kakap dengan kerajaan yang dibangun di atas ketakutan dan baja. la dingin, kejam, dan memiliki segalanya-kecuali hati. Hidupnya sempurna di bawah kendali, hingga ia harus melakukan perjalanan ke pelosok desa terpencil untuk menyelesaikan urusan bisnis yang berdarah.
Di sanalah ia bertemu Rania
Rania, si gadis desa dengan pesona alami yang polos dan lugu, memiliki keindahan yang memabukkan. Postur tubuhnya yang ideal bak gitar spanyol adalah magnet yang tak terhindarkan, membuat mata Sang Don tertuju padanya. la adalah bunga liar yang tumbuh di tempat yang salah, dan Nico, Sang Penguasa Kota, memutuskan ia harus memilikinya.
Apa yang dimulai sebagai obsesi, perlahan berubah menjadi hasrat yang membara. Nico menarik Rania dari kehidupan sederhananya, memaksanya
masuk ke dalam sangkar emas yang penuh intrik, kekayaan, dan bahaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aretha_Linsey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6 Pindah Ke Mansion Utama
"Marco siap kan Helikopter, kita akan pergi ke Mansion utama. Rania akan belajar di sana, dan kemasi semua yang perlu saja" perintah Nicholas
"Mansion utama? untuk Nona Rania tuan?. tanya Marco tak percaya.
" Sejak kapan aku menyuruhmu banyak tanya Marco?" geram Nicholas
"B-baik tuan saya akan siapkan sekarang juga".
Nicholas lebih memilih untuk kembali ke Mansion utamanya, karna takut para musuh sudah mencium kelemahannya dan akan menyerang secara tiba tiba. Yang Nicholas takutkan hanya Rania, ia takut Rania di incar para musuhnya.
"Kita akan pergi". kata Nicholas saat masuk ke kamar Rania
"Ke mana? tanya Rania singkat
"Mansion ku, di sini tidak aman untukmu. Kau akan belajar di sana".
Marco pun dengan sopan mengetuk pintu kamar Rania.
"Maaf tuan Helikopternya sudah siap, ayo kita berangkat sekarang". kata Marco memberi tahu
"Persiapkan dirimu Rania".
Nicholas, Rania, Marco dan Gio sudah ada dalam helikopter. Ia akan menuju ke kediaman sang Don.
Tak butuh lama mereka semua sampai di Mansion utama. Rania sejenak kagum dengan bangunan yang ada di depannya, Mewah elegant dia sebelumnya tidak pernah melihat bangunan se keren ini.
"Ayo masuk". ajak Nicholas
"Apakah ini yang di namakan Mansion". tanya Rania polos
"Ya". Jawab Nicholas singkat
Ny. Eleanor dan anak buah lainnya menunduk memberi hormat saat Nicholas berjalan melewatinya. Nicholas membawa Rania ke kamarnya yang begitu megah dan mewah.
"Vivian akan mengajarimu, dan belajarlah dengan tenang. Kepala Mansion di sini namanya Ny Eleanor, jika kau membutuhkannya kau tinggal menyuruhnya". kata Nicholas
Rania belajar dengan penuh semangat sesuai permintaan Nicholas.
Malam hari, Nicholas kembali. Dia masuk tanpa basa basi langsung ke ruang tamu tempat Rania sedang menyelesaikan sesi etiket dengan Ny. Eleanor. Rania malam itu pakai gaun off-shoulder merah anggur. Terlihat menawan, tapi wajah tetap keras
Ny. Eleanor langsung pamit untuk keluar, tahu kalau waktu ini cuma buat Rania dan Bos nya.
Nicholas jalan mendekat, berhenti di depan Rania. Dia pakai setelan bisnis mahal, tapi auranya dingin dan tajam, kayak ujung pisau.
"Kau cepat belajar " kata Nicholas, suaranya pelan dan serak.
"Vivian itu bagus, tapi memang kau yang bahan dasarnya sudah perfect. Mereka cuma perlu poles sedikit."
Dia mengangkat tangan, hanya menyentuh sedikit garis leher gaun Rania.Sensasinya membuat bulu kuduk Rania berdiri.
"Aku suka warna ini ” bisik Nicholas.
"Warna berani. Sama kayak kau." Dia meletakkan kotak beludru hitam di meia kaca di sebelah Rania.
"Hadiah " katanya santai, lalu duduk. Rania membuka kotak itu, melihat kalung berlian yang pasti harganya bisa beli seluruh Desa Harapan.
"Aksesori buat jaminan yang harganya tidak ada duanya, " lanjut Nicholas.
"Kau tahu, Rania? Dulu aku versi tegang mau tanah itu. Tapi setelah lihat kau sekarang. Aku untung besar. Tanah itu sampah dibandingkan kau."
Rania menatapnya tajam.
"Aku bukan sampah yang bisa ditukar sama tanah, Nicholas".
"Tentu saja bukan, " balas Nicholas sambil tersenyum predator.
"Kau lebih berharga. Dan seperti barang berharga, kau harus dijaga ketat. Pakai kalungnya. Anggap ini seperti collar cantik. Setiap kau pegang, ingat: ini ikatan. Tanda kalau kau milikku"
"Aku tidak akan pernah terbiasa dengan perhiasan seperti ini, Nicholas": desak Rania.
"Tidak usah khawatir. Perlawananmu itu yang bikin menarik, ” kata Nicholas.
"Cantik tanpa fire itu membosankan."
Makan malam terasa sunyi dan canggung di meja makan yang panjangnya 20 kaki. Nicholas sibuk dengan makanannya, tapi matanya tetap mengawasi Rania.
Tiba-tiba, HP Nicholas bunyi. Dia jawab, wajahnya langsung serius dan dingin.
"Cepat habiskan dessert mu, Rania, " katanya, tanpa melihat Rania.
"Aku harus pergi. Ada kerjaan yang tidak bisa ditunda."
Rania meletakkan sendoknya. Rasa penasaran campur takutnya sudah di ubun-ubun.
"Kerjaan apa? Malam begini ? Perusahaan macam apa yang jam segini baru mulai kerja?" tanya Rania, ngegas. bertanya, tapi wajahnya segera kembali datar.
"Pekerjaan yang dilakukan malam hari itu biasanya yang tidak suka dilihat sama matahari, Rania". jawabnya enteng
"Urusan logistik, kesepakatan sensitif, dan janji yang harus diselesaikan dalam gelap"
Nicholas berdiri.
"Aku ke dermaga. Ada kiriman yang harus kuperiksa sebelum subuh. Kau di sini aja. Ny. Eleanor akan menjagamu. Jangan coba coba keluar. Mansion ini punya CCTV dan kunci lebih banyak dari yang kau bayangkan.!
Rania ikut berdiri.
"Transaksi apa yang kau lakukan di dermaga tengah malam? Jual beli apa?"
Nicholas maju selangkah. Matanya menatap Rania seolah dia melihat ke dalam jiwanya.
"Dengar baik-baik. Jangan kepo soal kerjaanku, " kata Nicholas, suaranya sudah mengandung ancaman.
“Kau itu jaminan, bukan sekretaris. Kalau mau aman, tutup mata, tutup telinga, dan nikmati aja semua kemewahan yang kubayar pakai... pekerjaanku." Nicholas membungkuk, berbisik di telinga Rania.
"Tidurlah, sayang, " bisikannya dingin, tapi posesif. "Aku tidak akan lama. Jangan sampai aku tahu kau bandel."