perjalanan anak remaja yang berusaha bekerja keras , namun perjuangannya penuh dengan duri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lydia
Rangga terus melakukan tapa brata , guna menguasai ilmu ilmu kebatinan yang di ajarkan oleh kakek Jayeng .
setahun Rangga berada di sana berguru dengan kakek Jayeng.
Kini waktunya ia berpamitan , kakek Jayeng juga tak menahan Rangga karena semua ilmu yang di milikinya telah di pelajari semua oleh Rangga.
" guru saya mohon pamit " Rangga mencium punggung tangan kakek Jayeng ,
" mas , aku pamit , nanti hubungi aku yah "ucap Rangga pada kakak kakak seperguruannya .
" iya, kamu hati hati di jalan " ucap Narto .
" pergunakan ilmu itu di jalan yang benar , jangan kamu salah gunakan " nasehat kakek Jayeng .
"Baik guru" Rangga berpamitan dan berangkat dengan di antar mas Narto , sebelum ke terminal Rangga meminta Adiknya Indra agar menemui nya di sebuah rumah makan di dekat terminal
" assalamualaikum" Indra yang datang langsung memeluk Rangga setelah mengucap uluk salam.
" apa kamu baik baik saja selama ini?" tanya Rangga
" Alhamdulillah, aku baik kak, jadi selama ini kakak masih di sekitar sini?" tanya Indra yang mendengar kakaknya berguru di Jombang.
" iya , ini mas Narto kakak seperguruan ku " sahut Rangga mengenalkan Narto pada indra.
Setelah berbincang bincang Rangga berpamitan dan naik travel di antar oleh Narto dan Indra , Narto dan Indra baru kembali setelah mobil yang di tumpangi Rangga berangkat .
Di dalam mobil , Rangga duduk diam sambil bersemedhi. Mobil yang mereka tumpangi tak ramai hanya ada beberapa penumpang jadi Rangga leluasa .
" ciiit"
Tiba tiba mobil berhenti , rangga masih bersemedhi , mungkin mengisi bahan bakar , atau ada yang di beli pikir Rangga .
" tolooong"
Rangga tersentak mendengar suara jerit seorang wanita karena sangat kencang.
Saat melihat ke belakang seorang wanita muda berusaha memberontak karena di pegangi oleh tiga orang
" jangan ikut campur , atau kamu mati !" seorang pemuda menodongkan pisaunya di perut Rangga
" plaaak"
" klontrang"
" aduuuh"
lelaki itu menjerit kes
akitan , tangannya yang di tepis Rangga patah karena Rangga mengerahkan tenaga dalamnya membuat pisau yang di pegang nya jatuh .
Rangga keluar dan dengan cepat menolong wanita itu.
brak
dugh
begh
Ketiga yang memegangi wanita itu mendapat pukulan keras dari Rangga .
" Kamu ga apa apa!, berdiri di belakangku" ucap Rangga melihat yang tadinya ia pukul mulai bangun dan mengepung mereka berdua.
Wanita itu dengan penuh ketakutan berlindung di punggung Rangga .
" Kamu cari mati anak muda!" ucap sopir mengeluarkan belati dari pinggangnya . Rupanya semua penumpang adalah komplotan mereka , hanya Rangga dan wanita itu yang penumpang asli. Mereka penjahat yang sering menyamar sebagai travel , sasaran mereka adalah penumpang penumpang wanita dan orang kaya yang bepergian sendirian dengan jarak luar kota.
" ternyata kalian sekomplotan" ucap Rangga melihat para penumpang lelaki ikut mengepungnya
" bunuh dia" perintah sang sopir
" hiaaat"
Rangga dengan cepat menyerang duluan kalau ia berlama lama takutnya si wanita menjadi incaran sasaran para penjahat itu.
" bugh"
" plak "
" dugh "
Gerakan Rangga yang tak bisa mereka hindari, tak butuh waktu lama delapan orang itu terkapar .
" terima kasih mas" ucap wanita itu yang merasa terselamatkan oleh Rangga .
" sama sama mbak, tolong telepon pihak berwajib " ucap Rangga , ia memeriksa daerah sekitar ternyata mereka berada di tengah hutan , Rangga mengikat mereka semua dengan sabuk pengaman yang ia copot dari kursi . Agar aman ia juga menotok beberapa jalan darah agar mereka tak punya tenaga lagi selama satu hari.
Melihat jam , ternyata mereka baru berjalan 6 jam , sejak berangkat dari Jombang .
Beberapa jam kemudian pihak kepolisian datang ,mereka kesusahan mencari karena posisinya yang berada di pinggir hutan yang jauh dari jalan raya.
" selamat siang, maaf anda Lydia ? " tanya seorang petugas
" ya pak, saya Sinta" sahut Lydia cepat .
" kami dari kepolisian kota Pekalongan mendapat laporan , mana perampoknya!" tanya petugas itu, sopir dan komplotannya memang di ikat di belakang pohon jadi polisi itu tak melihat, Rangga menunjukan posisi mereka yang berada di balik pohon besar
" itu pak mereka di sana" Rangga menunjuk ke tempat di mana ia mengikat para perampok itu .
Polisi langsung mengamankan mereka semua . Rangga dan Sinta di antar sampai ke terminal terdekat agar bisa melanjutkan perjalanan kembali . Tapi saat sampai di terminal bus jurusan jakarta tak ada , mereka terpaksa mencari penginapan di sekitar terminal Pekalongan
" maaf hanya ada satu kamar," resepsionis memberi tahukan bila hanya ada satu kamar tersisa saat Rangga memesan dua kamar . Lydia memerah mukanya.
" Kamu saja yang menginap di sini, biar aku mencari di tempat lain saja" ucap Rangga .
" eh, jangan aku takut sendirian di sini" cegah Lydia saat Rangga akan pergi.
"kan cuma satu kamar di sini" ucap Rangga
" Ki..kita sekamar aja, biar aku di bawah kamu di kasur" ucap Lydia dengan muka memerah, membuatnya terlihat semakin cantik.
" ok, " ucap Rangga setuju.
" Kamu tidur di kasur , biar aku tidur di bawah, minta bantal saja satu" pinta Rangga saat di dalam kamar .
" Kamu yakin ,mau tidur di bawah ?" tanya Lydia , sambil memberikan selimut dan bantal pada Rangga , Rangga mengangguk.
" iya , aku kan lelaki, masa aku yang tidur di kasur sedang kamu tidur di lantai " jawab Rangga sambil tersenyum membuat Lydia terpesona dan makin kesengsem melihat senyum Rangga .
Rangga menggelar selimut di lantai dan tidur beralas bantal yang di berikan Lydia, Rangga tertidur pulas sedangkan Lydia tak bisa tidur, ia malah menatap wajah Rangga yang tenang dalam tidurnya. Ia bersyukur ada Rangga bila tidak ia pasti jadi piala bergilir oleh kelompok perampok tadi. Tak sadar dia turun dari pembaringan dan mendekati Rangga , ia menutupi tubuh Rangga dengan selimut , melihat dada bidangnya Rangga ingin ia berbaring di sana mencari kenyamanan di sana .
" tap "
Tiba tiba tangan Rangga memegang lengan Sinta , dan menariknya ke dalam pelukannya . Lydia berusaha memberontak sesaat namun tiba tiba ia lemas kehilangan tenaga , ternyata di alam bawah sadar Nagini sedang mempengaruhi keduanya, ia melepas hawa birahi naga nya agar mereka berdua terang*ang , Nagini membutuhkan energi yin dan yang yang sangat besar agar kekuatannya bisa pulih , dan energi itu bisa dia dapatkan bila Rangga melakukan hubungan intim dengan lawan jenisnya .
Lydia yang kini wajahnya sangat dekat dengan wajah Rangga dengan cepat mencium bibir Rangga , pengaruh hawa birahi Nagini sangat cepat menguasai dirinya hingga ia tak kuat menahan hasrat dalam dirinya.
Rangga membalas ciuman itu dengan sama panas nya , perlahan tangan Rangga menyusuri lekuk tubuh Lydia dan satu persatu baju mereka terlepas . Keduanya baru pertama kali melakukan hal seperti ini, namun mereka pernah menonton blue film di handphone jadi mereka tahu apa yang harus di lakukan.
" aaah, terus sayaaang" lydia mendesah saat Rangga memainkan balon kembarnya,
" ugh, ssssst"
Lydia melenguh dan mendesis seperti kepedasan saat puncak balon kembarnya di mainkan Rangga dengan lidahnya dan terkadang di gigit lembut oleh Rangga membuat ia menggelinjang tak kuat , tangan Lydia kini bergerak mencari pegangan ia menyusuri tubuh Rangga dan akhirnya ia menemukan juga tongkat sakti Rangga ,
emm
Gantian Rangga yang kini menggumam saat Lydia mengelus elus tongkatnya dengan lembut , Rangga tak mau kalah, tangannya berpindah turun ke bawah di mana ada goa di segitiga Bermuda milik Lydia ,
aaaaaah
ouuuhhh
Lydia meracau saat Rangga mengusap usap permukaaan goa Sinta, goa itu mulai banjir membuat jari Rangga leluasa mengusap
aaaaaah
oooouh
sekarang sayang aku ga kuat
Lydia mendesah saat Rangga menekan batu yang menonjol di atas goa
membuat Lydia merengek meminta lebih
perlahan Rangga menuntun tongkatnya pada mulut goa, perlahan lahan ia menekan
blesh
aaaaargh
Lydia mencengkram bahu Rangga , saat rasa perih ia rasakan saat tembok pertahanannya di tembus tongkat Rangga .
Rangga mendiamkan sesaat sambil kembali mencumbui Lydia
aah
uuh
ssst
Melihat Lydia sudah mulai tak merasakan sakit , Rangga mulai menggerakkan tongkatnya
aaah
sssss
oough
lydia kembali mendesah, dan ikut bergoyang mengimbangi gerakan Rangga .
" ya, teruuus aaaaaaaah" Lydia , menjerit keras mencapai puncak pertamanya, Rangga masih terus memacu .
" aaaaaah" Rangga membenamkan tongkatnya makin dalam saat ratcun Cintanya menyembur dalam goa Lydia , Lydia sudah terpejam lemas, entah sudah berapa kali ia mencapai puncak , Rangga tertidur di sisi Lydia setelah menyelimuti Lydia .