Siapa yang ingin hidup dalam kekurangan semuanya pasti mau hidup serba berkecukupan. Tapi itu takdir tak seorang pun tau hidup mereka akan seperti apa.
Ira seorang ibu rumah yang dulu berada diatas di hantam badai hingga terjatuh kebawah.
Mana dulu yang mengaku sebagai saudara? Tak satu pun ada yang peduli. Suaminya terpaksa jadi ojol untuk mencukupi kebutuhan hidup. Akankah hidup Ira berubah?Lantas bagaimana dengan keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Azan magrib mulai terdengar berkumandang sahut bersahutan. Ira dan anak - anaknya bersiap untuk ke mesjid dekat simanjuntak sholat jamaah. Sementara itu suaminya kalau jam segini belum pulang kerumah.
Selesai sholat magrib bertiga mereka kembali kerumah. Azzam dan Dhani makan malam sedangkan Ira menunggu kepulangan suaminya nanti sekalian makan malam bareng.
"Bu, tadi aku ketemu acik di jalan." lapor Dhani pada Ira.
"Trus, acik ngomong apa?" tanya Ira lembut.
"Katanya sih, besok bakal datang kesini bersama nenek katanya. Aku di pesan suruh sampaikan pesan acik ke ibu." Dhani mengatakan apa yang tadi adiknya katakan.
"Jam berapa mereka mau datang, nak?" hati Ira sudah tidka karuan. Dirawatnya mengatakan bahwa akan ada sesuatu hal yang besar akan terjadi.
"Katanya sih habis dzuhur gitu, bu. Emang ada apaan sih, bu. Tumben - tumbenan acik dan nenek mau kerumah aja mesti di bilangin dulu. Biasanya juga datang - datang aja." Dhani aja yang kecil aja merasa heran dengan maksud kedatangan kakak dan budenya apalagi dirinya.
"Ibu juga ga tau, kita liat aja besok." Ira berusaha menyembunyikan hatinya yang risau dengan tetap menyunggingkan senyum di bibirnya.
Sementara itu Dafa anak sulungnya memilih diam karna sifatnya memang seperti itu. Ia hanya akan bersuara seperlunya saja. Irit bicaranya tidak seperti adiknya yang tidak bisa diam mulutnya. Ada saja topik yang Ia bicarakan yang terkadang Ira sendiri tidak bisa menjawabnya.
Selesai isya, Haris sampai di rumahnya. Ia memarkirkan motornya langsung kedalam pagar dan langsung menutup pagar dan menguncinya. Karna belakangan ini sedang marak pencurian motor. Meski mereka tinggal di gang tapi harus tetap waspada.
"Assalamualaikum, dek." sapa Haris saat memasuki rumah.
"Waalaikumsalam, mas." Ira membantu suaminya merapikan peralatanya.
"Ini pendapatan hari ini dek." Haris menyerahkan uang yang ia dapatkan hari ini. Ira menerima dan mulai menghitungnya.
"Bensin udah di isi belum?" tanya Ira.
"Sudah, makanya sisa segitu."
"Alhamdulillah untuk hari ini, mas. Mas mau mandi atau makan ?" tanya Ira berusaha melayani suaminya dengan baik.
"Katanya mas mandi dulu deh, badan mas lengket dan bau asem."
"Ya udah kalau begitu aku siapkan makan malam dulu, habis mandi mas langsung jasmani ya." Pesan Ira sebelum suaminya pergi kekamar u tuk bersih - bersih.
"Berdua mereka menikmati makan malam begitu lahap. Sesekali terdengar obrolan ringan diantara mereka.
"Tadi Dhani chat katanya besok ada seleksi di depok ya?"
"Iya yah, ayah bisa antar."
"Kalau ayah pergi otomatis mas ga narik dong, uang dari mana buat jajan anak - anak sekolah nantinya."
"Coba aku telpon mama temanya, mana tau Dhani busa nebeng. Tapi mas yang antar Dhani kerumahnya ya."
"Iya, dek."
Seperti yang Ira katakan ia menelpon temanya dan bertanya apakah Dhani bisa di titipkan padanya atau tidak. Alhamdulillah temanya mau dan malah menyuruh Dhani tunggu saya di rumah biar mereka yang jemput kerumah.
"Besok Billy jemput kerumah katanya."
"Alhamdulillah, mas bisa narik besok." nampak raut kelegaan di wajah Haris.
Ira membereskan sisa makan malam mereka dan mencuci piring kotor. Setelah semuanya beres Ira pergi kekamar Dhani untuk mengatakan bahwa besok ia akan di jemput Billy karna ayah ga bisa antar.
"Dhani." panggil Ira sambil mengetuk kamar putranya itu.
"Masuk aja, bu ga di kunci kok." sahut Dhani di dalam.
Lagi ngapain? ibu ga gangguan?" tanya Ira ga enak hati takut menganggu putranya.
"Ga, bu. Ada apa?"
"Besok kedepoknya bareng Billy ya, besok dia jemput kamu kesini. Kamu chat aja nomornya. Ibu mau kekamar dulu." pamit Ira tidak ingin berlama - lama di kamar putranya.
"Baik bu.
Sepeninggal Ira barulah Dhani menghubungi nomor ponselnya Billy.
...****************...
Assalamualaikum kk, jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta votenya yang banyak biar thor semakin semangat menulis 😋😋🙏🙏🙏
nauzubillah mindalik