Sinopsis Singkat "Cinta yang Terlambat"
Maya, seorang wanita karier dari masa depan, terbangun di tubuh Riani, seorang wanita yang dijodohkan dengan Dimas, pria dingin dari tahun 1970-an. Dengan pengetahuan modern yang dimilikinya, Maya berusaha mengubah hidupnya dan memperbaiki pernikahan yang penuh tekanan ini. Sementara itu, Dimas yang awalnya menolak perubahan, perlahan mulai tertarik pada keberanian dan kecerdasan Maya. Namun, mereka harus menghadapi konflik keluarga dan perbedaan budaya yang menguji hubungan mereka. Dalam perjalanan ini, Maya harus memilih antara kembali ke dunianya atau membangun masa depan bersama Dimas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon carat18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 – Rahasia yang Belum Terungkap
selamat membaca guys ❤️ ❤️ 🐸 ❤️ ❤️
*****
Pagi itu, Riani bangun dengan perasaan gelisah. Semalaman ia tidak bisa tidur nyenyak, pikiran nya terus di penuhi bayangan tentang Sinta dan masa lalu Dimas.
Di sebelah nya, Dimas masih tertidur lelap, napas nya teratur. Riani menatap wajah suami nya, mencoba mencari jawaban di sana. Apakah ia harus percaya begitu saja pada kata-kata Dimas?
Perasaan itu masih mengganjal, tapi Riani tahu ia tidak bisa membiarkan nya mengganggu kehidupan nya. Ia punya banyak hal yang harus di lakukan. Jadi, dengan tarikan napas panjang, ia bangkit dari tempat tidur dan memulai hari nya.
Setelah menyiapkan sarapan, Riani bersiap untuk pergi ke pasar. Hari ini ia berencana membeli bahan tambahan untuk produksi roti nya. Ia baru saja hendak mengambil tas nya ketika suara ketukan di pintu kembali terdengar.
Ia mengernyit. Siapa pagi-pagi begini?
Ketika pintu dibuka, Sinta berdiri di sana, lagi.
“Pagi, Mbak Riani! Mau ke pasar, ya?” tanya nya dengan senyum ramah.
Riani mengangguk, menyembunyikan perasaan jengah nya. “Iya, ada yang bisa saya bantu?”
Sinta tertawa kecil. “Sebenar nya aku juga mau ke pasar. Gimana kalau kita pergi bareng?”
Riani sedikit terkejut, tapi ia tidak bisa menolak tanpa alasan. Akhir nya, ia mengangguk dengan enggan. “Baiklah, ayo.”
Mereka berjalan berdampingan ke pasar, dan sepanjang jalan, Sinta terus berbicara tentang masa lalu nya di desa, tentang betapa ia merindukan suasana pedesaan setelah bertahun-tahun tinggal di kota.
“Aku dulu sering main ke sini sama Dimas,” ujar Sinta sambil menunjuk sebuah jalan setapak yang menuju ke kebun bambu.
“Dia suka banget duduk di sana sore-sore.” ujar Sinta.
Riani hanya tersenyum tipis. “Oh ya?”
Sinta mengangguk, lalu menoleh ke arah Riani. “Kamu tahu nggak, Mbak Riani, dulu Dimas hampir menikah dengan seseorang sebelum akhir nya dia kembali ke desa?”
Langkah Riani terhenti. Jantung nya berdegup lebih cepat. “Apa maksudmu?”
Sinta tersenyum samar. “Nggak apa-apa, cuma nostalgia saja. Dimas dulu punya banyak impian besar. Tapi mungkin akhir nya dia memilih yang lebih sederhana.”
Riani merasa dada nya sesak. Ia tidak suka nada suara Sinta, seolah-olah wanita itu ingin mengatakan sesuatu tanpa benar-benar mengatakan nya.
Hari itu di pasar, Riani berusaha mengabaikan kata-kata Sinta. Ia fokus membeli bahan-bahan yang dibutuhkan nya. Tapi, bayangan tentang masa lalu Dimas tidak mau pergi dari pikiran nya.
Malam nya, setelah makan malam, Riani tidak bisa menahan diri lagi. Ia duduk di depan Dimas, menatap suami nya dengan serius.
“Aku ingin bertanya sesuatu, Dimas.”
Dimas mengangkat wajah nya, tampak terkejut dengan nada serius istri nya. “Apa?”
Riani menarik napas dalam. “Sinta bilang… dulu kamu hampir menikah dengan seseorang sebelum kembali ke desa.”
Wajah Dimas berubah. Ia terdiam sesaat, lalu menghela napas panjang. “Jadi dia cerita juga, ya…”
Jantung Riani semakin berdebar. “Jadi, itu benar?”
Dimas mengangguk perlahan. “Iya, dulu aku memang hampir menikah dengan seseorang.”
Riani merasa dunia seakan berputar. “Kenapa kamu nggak pernah cerita?”
Dimas menatap nya dengan mata penuh penyesalan. “Karena itu masa lalu, Riani. Aku nggak mau membebani kamu dengan sesuatu yang sudah berakhir.”
“Tapi siapa perempuan itu, Dimas?”
Dimas terdiam. Lalu, dengan suara pelan, ia berkata, “Sinta.”
Riani membeku di tempat nya.
Jadi… Sinta bukan sekadar teman lama. Dia adalah seseorang yang dulu hampir menjadi istri Dimas.
Dan sekarang, dia kembali.
*****
Terima kasih sudah membaca guys ❤️❤️🐸❤️❤️❤️❤️❤️