Sejak selamat dari bencana alam yang melanda kampung halamannya, tubuh Lusi menjadi aneh.
Dia bisa merasa sakit tanpa terbentur, merasa geli tanpa digelitik. Dan merasakan kepuasan yang asing ketika Lusi bahkan tidak melakukan apa-apa.
Dan setelah bekerja di sebuah perusahaan dan bertemu sang CEO, akhirnya dia tahu sebabnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Samuel sedang masuk ke dalam lobi perusahaan ketika dia melihat seorang pria memegang tangan wanita itu dan berbicara. Pegangan tangan yang kuat, pasti akan menyakiti pergelangan tangan kecil itu.
Tanpa banyak berpikir Samuel segera mendekat dan mengambil tangan wanita itu. Memegangnya erat dan membawa wanita itu ke ruangan. Disana dia bertanya tentang hubungan wanita itu dengan pria tadi. Tapi wanita itu bersikeras kalau mereka hanya berada di asrama yang sama. Hanya itu saja.
Tapi tampak sekali kalau pria tadi tidak menganggap wanita itu hanya sebagai teman satu asrama. Karena mata pria itu kini sedang menatap Samuel dengan tajam. Menganggapnya seakan musuh, disaat pria itu seharusnya menghormatinya. Karena bagaimanapun, Samuel adalah Direktur Pengembangan sekaligus putra pemilik Techno West.
"Untuk yang kesekian kali, proposal ini masih harus diperbaiki. Apa kau tidak bisa memperbaikinya dengan benar?" tegas Samuel melempar proposal itu ke sudut meja.
Mata tajam itu akhirnya turun ke level yang diinginkan Samuel.
"Saya sudah berusaha memperbaikinya, tapi saya bukan orang yang dapat merangkai kata dengan baik" alasan pria itu seakan menyesal telah mengungkapkan kekurangannya.
"Kau punya rekan kerja dan atasan di bagian IT. Kau bisa meminta mereka memeriksanya sebelum bertemu denganku! Kalau seperti ini, aku harus memundurkan tanggal peluncuran produk. Dan kau tahu? Aku sangat tidak senang dengan penundaan!"
"Saya mengerti. Saya akan memperbaikinya sekali lagi"
Sebelum pria itu keluar dari ruangannya, asisten Samuel mendekat dan mengatakan sesuatu.
"Tunggu!!" kata Samuel menghentikan pria itu.
"Ari Bryce. Aku tidak peduli dengan penderitaan mu sebagai pegawai baru di perusahaan ini. Tapi kuharap kau segera beradaptasi dengan lingkungan kerja ini"
"Saya ... "
"Aku tahu kau masih sangat muda, tapi inilah yang harus kau hadapi agar bisa bertahan hidup di dunia ini"
"Tuan Muda West"
"Duduklah!!" kata Samuel lalu memerintahkan asistennya untuk duduk bersama. Membahas proposal yang masih banyak harus diperbaiki itu.
Tak terasa sudah satu jam Samuel menghabiskan waktu untuk membahas semua kekurangan proposal pria itu. Dan menyelesaikannya sehingga layak untuk dipakai disaat peluncuran produk baru.
"Terima kasih atas bimbingan Anda Tuan Muda" ucap pria itu.
"Masukkan produkmu dalam peluncuran bulan ini. Dan tunggu bonusmu!"
Samuel kembali duduk di kursinya dan mulai menggarap pekerjaannya yang tertunda. Saat mengangkat wajah dia melihat pria itu masih ada di depan ruangannya. Sedang berbincang dengan wanita itu. Mereka tidak tampak seperti hanya teman di mata Samuel.
Dia mencoba untuk kembali fokus pada pekerjaan, tapi matanya kembali menangkap pria itu masih ada disana. Kenapa pria itu tidak segera melakukan tugas yang tadi diberikan oleh Samuel? Apa pria itu minta dipecat? Baru saja Samuel bangun dari kursi lalu pria itu bergerak pergi.
Senyum mengembang di wajah Samuel ketika wanita itu duduk di kursinya. Tidak lagi terganggu bekerja karena kehadiran pria yang katanya hanya teman itu.
"Tuan, malam ini Anda harus pergi keluar kota" kata asistennya mengingatkan jadwal Samuel.
Benar, dia harus pergi ke pertemuan pengusaha muda di luar kota. Segera matanya melihat wanita yang ada di luar ruangan.
"Panggil Lusi!" perintahnya.
"Apa Nona North akan ikut kita?" tanya asisten tidak masuk akal.
"Kenapa aku harus mengajaknya?"
"Karena Anda dan Nona North ... "
"Panggilkan Lusi!"
Asisten tidak jadi meneruskan perkataannya dan memanggil wanita itu masuk ke dalam ruangan.
"Anda memanggil saya Tuan Muda" sapa wanita itu.
"Aku akan pergi ke sebuah pertemuan di luar kota, kemungkinan selama tiga hari. Jaga dirimu selama aku tidak ada!"
"Apa?"
"Jangan keluar sendiri malam-malam. Jangan pergi ke supermarket yang jauh. Segera pulang setelah jam kerja berakhir!"
Wanita itu hanya diam tak menjawab, sedangkan asisten Samuel tersenyum penuh arti.
"Makan yang banyak dan jangan sampai sakit!" tambah Samuel.
"Ba ... Baik Tuan Muda" jawab wanita itu.
Satu hari setelahnya, saat Samuel ada di luar kota. Dia merasakan perut bagian kanan bawahnya sakit. Seperti sakit yang rutin dia rasakan setiap bulan. Di tanggal yang berdekatan.
Wanita itu, pasti sedang datang bulan sekarang, pikir Samuel.
"Tuan muda, kita harus masuk ke dalam aula pertemuan" ucap asistennya memberi arahan.
"Pesan makanan berlemak dan pedas, coklat, juga es krim. Kirimkan ke perusahaan!" perintah Samuel.
"Makanan? Dikirim ke perusahaan?"
"Kirimkan ke Lusi North. Dia pasti sedang ingin makan semua itu sekarang" jelasnya lalu masuk ke dalam aula pertemuan. Meninggalkan asisten yang mulutnya terus menganga.
Dua hari kemudian, Samuel kembali dari luar kota. Pulang ke rumahnya dan menemukan penyambutan luar biasa. Dari ibunya yang wajahnya dihiasi dengan senyum lebar. Juga ayah dan semua pelayang yang berbaris rapi di dalam rumah. Sebenarnya Samuel malas bertanya, tapi dia terpaksa melakukannya.
"Apa yang ibu lakukan?"
"Selamat!!!" teriak ibunya disambut tepuk tangan semua pelayan. Juga ayahnya yang mengangguk-angguk.
"Selamat?"
Sepertinya Samuel belum mengabarkan tentang rencana bisnis baru yang dia hasilkan dalam pertemuan kemarin kepada siapapun. Apa asistennya yang melaporkan?
"Selamat kau akan jadi ayah!!!"
Riuh sorak sorai para pelayan terdengar lagi. Kali ini dengan ucapan selamat tanpa henti.
"Ayah? Aku?"
Siapa yang hamil anaknya? Pikir Samuel yang tidak pernah merasa berhubungan badan dengan siapapun. Apa ada wanita yang datang ke ibunya, mengaku hamil anaknya? Siapa wanita yang berani itu?
"Iya. Ibu baru tahu kalau ternyata Lusi sedang hamil dan mengidam. Harusnya kau mengatakan kabar gembira ini secepatnya pada ibu. Sekarang kita harus mempercepat rencana pernikahan. Jangan sampai perut Lusi besar ketika kalian menikah nanti. Akhirnya ... Ibu akan menjadi seorang nenek!!"
Lusi hamil? Sejak kapan? Mereka sama sekali tidak berhubungan badan. Darimana wanita itu mendapatkan keberanian untuk mengaku hamil pada ibunya? Samuel membatalkan rencana beristirahat dan segera keluar rumah lagi.
Datang ke asrama perusahaan dan berdiri tepat di depan kamar wanita itu.
"Lusi!! Buka pintu!!"
Terdengar pintu terbuka pelan dari dalam. Tanpa menunggu dipersilahkan, Samuel meringsek ke dalam kamar wanita itu. Dan mulai memberikan tuduhan tanpa dasar tentang kehamilan.
"Berani sekali kau mengaku hamil pada ibuku?? Sudah kubilang aku tidak mencintaimu. Aku tidak menyukaimu. Apa ini cara wanita sepertimu untuk memaksakan masuk ke dalam keluarga kaya?" tuduh Samuel.
Tapi wanita itu hanya menatapnya dengan ekspresi tak percaya. Padahal dia hanya memikirkan kondisi wanita itu yang sedang datang bulan. Sampai mengirim makanan ke perusahaan. Padahal dia sedang dalam pertemuan penting di luar kota. Dan tujuannya hanya untuk meredakan sakit perut yang juga dia rasakan.
Sungguh sia-sia semua yang dia lakukan. Dia harus segera menemukan cara menghentikan hubungan tak masuk akal ini.
uda baca karya2mu. syukaaaa...
semangat berkarya, lope u