NovelToon NovelToon
Loka Pralaya: The Begining

Loka Pralaya: The Begining

Status: sedang berlangsung
Genre:Matabatin / Dunia Lain / Perperangan / Pusaka Ajaib
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Margiyono

Prita dihantui mimpi-mimpi samar tentang sosok misterius dan sosok asing bernama Tana' Bulan. Di tengah kesehariannya yang tenang di Loka Pralaya bersama sahabat-sahabatnya, Wulan dan Reida, serta bimbingan bijak dari Nyi Lirah, mimpi-mimpi itu terasa lebih dari sekadar bunga tidur.

Sebuah buku kuno berkulit, Bajareng Naso, menjadi kunci misteri ini. Ditulis oleh Antaboga, legenda di dalamnya menyimpan jejak masa lalu Prita yang hilang—ingatan yang terkubur akibat pengembaraannya melintasi berbagai dunia. Nyi Lirah yakin, memahami legenda Bajareng Naso adalah satu-satunya cara untuk memulihkan kepingan-kepingan memori Prita yang berserakan.

Namun, pencarian kebenaran ini tidaklah mudah. Di Loka Pralaya, persiapan sebuah acara besar tengah berlangsung, melibatkan para tetua klan dan karakter-karakter penuh teka-teki seperti Arka, Carla, dan Vyn.

Sementara itu, di kediaman Luh Gandaru, kedatangan Banu dan Bani dengan wajah kecewa mengisyaratkan adanya intrik dan rahasia yang

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Margiyono, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Linotau

Nyi Lirah kembali tersenyum hangat kepada Prita, “mimpimu itu bukan sekedar mimpi, Prita.” Jawab Nyi Lirah....

Prita selesai menceritakan mimpinya, dia menunggu apa yang akan dikatakan oleh Nyi Lirah, Wulan dan Reida pun nampak menunjukkan sikap serupa. Mereka bertiga berharap Nyi Lirah akan segera memberikan penjelasan mengenai mimpi yang dialami Prita.

Namun nampaknya Nyi Lirah tidak ingin tergesa-gesa memberikan jawaban atas mimpi itu, ia justru tersenyum dan memperlihatkan buku yang dipegangnya itu kepada Prita.

“Mimpimu itu,” kata Nyi Lirah, “ada kaitannya dengan buku ini.”

Mata Prita tak berkedip memperhatikan buku yang ditunjukkan oleh Nyi Lirah itu, buku cerita tentang legenda Bajareng Naso, dengan sampul yang terbuat dari kulit, dan sebuah tulisan yang ada di sana...

Prita tak bisa membaca aksara itu, dan memang buku itu tidak ditulis dalam aksara yang biasa digunakan saat itu, itu adalah aksara kuno.

“Buku ini, diberi nama Bajareng Naso, “ kata Nyi Lirah. Sambil menunjukkan aksara yang tertera di sampul kulit itu.

“dan tulisan yang ada di bawah ini adalah Antaboga, dialah penulis buku ini.”

“Kalian mungkin tak mengerti aksara yang dipakai dalam menulis buku ini,” lanjut Nyi Lirah,

“sebab aksara yang digunakan oleh Antaboga saat menulis buku ini adalah aksara kuno, jaman di mana Antaboga masih hidup.”

Wulan dan Prita dengan tekun mendengarkan penjelasan Nyi Lirah mengenai asal usul buku itu. Disaat Nyi Lirah menyebutkan nama Antaboga, nampaknya raut muka Prita berubah, ia begitu tertarik dengan nama itu.

“Antaboga?” tanya Prita, “apakah Nyi Lirah bisa menceritakan tentang penulis buku ini, ... maaf Nyi Lirah, saya tidak bermaksud menyela pembicaraan, ... hanya saja,..”

“Iya, Prita, ada kisah menarik mengenai Antaboga,” jawab Nyi Lirah,

“namun sekarang aku akan menjelaskan tentang mimpimu terlebih dulu dan kaitannya dengan cerita legenda yang ada di dalam buku ini.”

“Baik, Nyi ... saya minta maaf.” Kata Prita.

“Tidak apa-apa, kamu tidak bersalah, aku bisa memakluminya.” Jawab Nyi Lirah bijak.

“Aku akan memulai menjelaskan arti mimpimu itu, Prita.” Kata Nyi Lirah.

“Baik, Nyi” jawab Prita.

“Dunia yang kau lihat di dalam mimpi adalah beberapa dunia yang ada di dalam alam raya ini, .. “ kata Nyi Lirah mulai menjelaskan. “dan kehadiran Tana’ Bulan yang kau lihat itu adalah nyata adanya.”

Prita nampak terkejut mendengar hal itu,

“Jadi, ... apa itu artinya Tana’ Bulan benar-benar menemui saya, Nyi Lirah?” tanya Prita dengan mata berbinar.

“Benar, Prita,” jawab Nyi Lirah,

“sebab mimpi bertemu dengan Tana’ Bulan itu, tidak bisa dipalsukan atau di rekayasa, seandainya engkau berkhayal sepanjang waktu, dan ingin sekali bertemu dengannya di dalam mimpi,”

kata Nyi Lirah, ia melanjutkan, “engkau tak kan bisa berhasil, kecuali memang Tana’ Bulan sendiri yang berkehendak menemuimu.”

Prita nampak mengangguk pelan,

“Oh ... apakah itu berarti Tana’ Bulan ingin menemui saya?” tanya Prita.

“Benar, Prita...” jawab Nyi Lirah,

“namun, Tana’ Bulan tidak akan menemuimu jika tidak ada sesuatu yang penting tentang dirimu.”

Prita terdiam mendengar penjelasan Nyi Lirah, ia mulai memahami arah pembicaraan wanita tua itu.

“Portal langit yang kau lihat itu nyata adanya Prita,” kata Nyi Lirah,

“dan perlu kau ketahui bahwa, ada banyak dunia di luar dunia yang kita kenal saat ini.”

Nyi Lirah terdiam sejenak, dipandanginya orang-orang yang ada di situ, sepertinya ia ingin memberikan wejangan yang sangat penting untuk dipperhatikan oleh semua yang hadir di situ.

“Dunia kita ini, ...” lanjut Nyi Lirah, “kita kenal dengan nama Loka Pralaya.”

“dan masih banyak Loka Pralaya lain di luar sana.”

Prita nampak antusias mendengarkan penjelasan Nyi Lirah, “jika banyak dunia di luar sana, .. apakah yang saya lihat di dalam mimpi itu adalah ...” tanya Prita, namun ia tidak dapat melanjutkan pertanyaannya.

“Benar Prita, dunia yang kau lihat di dalam mimpi itu adalah dunia lain di luar Loka Pralaya.” Jawab Nyi Lirah.

“Dan portal langit yang ada di sana adalah pintu menuju ke masing-masing dunia itu.”

Prita terdiam mendengar ucapan Nyi Lirah, ia mulai mengingat kembali mimpinya.

“Aku yakin, bahwa mimpimu itu adalah pertanda bahwa engkau akan mendapatkan kembali ingatanmu yang hilang itu.” kata Nyi Lirah.

“Kamu harus bersabar, Prita,” lanjutnya, “engkau pasti akan dapat mengingat kembali siapa dirimu sebenarnya,”

“Tapi, ... dalam mimpi itu, saya seperti merasa asing Nyi Lirah,” kata Prita, “dunia itu begitu menakutkan.”

Nyi Lirah menarik napasnya dalam-dalam, ada sesuatu yang ingin ia sampaikan.

“Prita, ...” kata Nyi Lirah, “dunia terakhir yang kau lihat itu, “ ia berhenti sejenak,

“dikenal dengan nama Linotau.”

Prita tak dapat menyembunyikan keterkejutannya, “Linotau?” tanya Prita,

“sepertinya telinga saya tidak asing dengan nama itu,... apa,... apa mungkin dulu saya pernah ke sana, Nyi Lirah?

Nyi Lirah hanya tersenyum kepada Prita, membuat gadis itu semakin tidak sanggup menahan rasa ingin tahunya.

“Kamu tidak hanya pernah ke sana, Prita.” Jawab Nyi Lirah dengan senyum yang misterius.

“Apa maksud Nyi Lirah?” tanya Prita dengan nada yang agak meninggi.

“ Bahkan, dirimu memang berasal dari sana,” jawab Nyi Lirah

“Apa? ... apa benar itu Nyi Lirah?” tanya Prita semakin meninggi. “Dan, ...  di manakah Linotau itu?”

Melihat gelagat Prita yang berubah menjadi  gelisah, Nyi Lirah meminta Prita untuk bersikap tenang.

“Engkau harus bersabar, Prita... “kata Nyi Lirah, “aku akan menjelaskannya kepadamu, satu per satu.”

“Maafkan saya Nyi ..., saya minta maaf,... “ kata Prita yang mulai terisak, ia merasakan kesedihan mendalam saat Nyi Lirah mulai membuka jati dirinya.

“Prita, “ panggil Nyi Lirah dengan suara lembut.

“Iya Nyi...” jawab Prita.

“Kehadiranmu di Loka Pralaya, ... pertemuanmu denga Tana’ Bulan dan mimpi-mimpimu itu adalah sebuah pertanda besar,” kata Nyi Lirah.

Prita hanya terdiam, menunggu apa yang akan dikatakan Nyi Lirah selanjutnya.

“Walaupun engkau tidak dapat mengingatnya, tidak berarti engkau tidak memiliki masa lalu,” kata Nyi Lirah.

“Hal yang menyebabkan engkau lupa semua tentang masa lalumu itu adalah, ...” Nyi Lirah berhenti sejenak, “karena terlalu banyak dunia yang telah engkau lalui.”

Ucapan ini kembali menyentak perasaan Prita, gadis itu semakin terisak dan tenggelam dalam tangis, Wulan yang berada di sampingnya segera memeluknya dengan lembut. Dibelainya rambut Prita dan didekapnya gadis itu erat-erat.

Reida dan Nyi Lirah yang melihat hal itu, membiarkan Prita tenggelam dalam perasaannya untuk sementara waktu.

Mereka sadar betul bahwa akan sangat berat bagi Prita untuk kembali menemukan masa lalunya. Karena menemukan ingatan tentang masa lalu yang hilang mungkin akan mengobati rasa ingin tahunya, namun di sisi lain, barangkali akan menambah luka baru jika kemudian yang ia temukan dalam masa lalunya adalah hal yang menyedihkan.

Ruang perpustakaan itu hening, hanya suara isakan Prita yang terdengar, sementara Wulan masih setia memberikan pelukan hangat kepadanya, Nyi Lirah dan Reida dengan sabar menunggui gadis itu.

1
liynne~
semangat, and done ya/Chuckle/
Dewi Ular🐍💆🏻‍♀️
Prita? Nama yang indah/Drool/
Margiyono: he.he.. trmksh kak.. padahal aslinya itu polypropilen.. loka pralaya itu asli ada di dunia nyata.. cuma seting karakter dan tokohnya saja.. alurnya sama dg yg di dunia nyata
total 1 replies
Andressa Maximillian
plis
Andressa Maximillian
menurutku ceritanya bagus, dunia yang dibangun penuh misteri dan kejutan
Margiyono: terimakasih
total 1 replies
Andressa Maximillian
wah.. seru nih. ditunggu kelanjutannya
Margiyono
siap, terimaksih...
Margiyono
oke
Andressa Maximillian
lanjut
Andressa Maximillian: semangat
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!