NovelToon NovelToon
Tumbal Mata Kedua

Tumbal Mata Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Action / Misteri / Spiritual / Zombie / Tumbal
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Foerza17

Cerita ini berlatar 10 tahun setelah kejadian di Desa Soca (Diharapkan untuk membaca season sebelumnya agar lebih paham atas apa yang sedang terjadi. Tetapi jika ingin membaca versi ini terlebih dahulu dipersilahkan dan temukan sendiri seluruh kejanggalan yang ada disetiap cerita).

Sebuah kereta malam mengalami kerusakan hingga membuatnya harus terhenti di tengah hutan pada dini hari. Pemberangkatan pun menjadi sedikit tertunda dan membuat seluruh penumpang kesal dan menyalahkan sang masinis karena tidak mengecek seluruh mesin kereta terlebih dahulu. Hanya itu? Tidak. Sayangnya, mereka berhenti di sebuah hutan yang masih satu daerah dengan Desa Soca yang membuat seluruh "Cahaya Mata" lebih banyak tersedia hingga membuat seluruh zombie menjadi lebih brutal dari sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Foerza17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyelamatan yang Tak Terduga

"Wah keren banget, Pak Willie! Applause!" seru Shima sembari bertepuk tangan. Hadi nampak hanya tercengang dengan mulut yang menganga.

Aku melirik ke arah mereka dan tersenyum lega mereka merasa aman di sisiku. Aku kemudian bangkit dan berdiri sembari mengatur napasku yang tersengal. Aku mengusap ujung bilah pisauku yang berlumur darah dan menyekanya hanya dengan tanganku.

Mata pisau yang bening sekilas memantulkan bayangan wajahku disana. Wajahku terlihat sudah berlumuran darah sebab nadi yang tersayat dari seranganku sebelumnya. Aku langsung menyeka pipiku dengan punggung tanganku. Darah segar nampak menempel disana. Aku memandangi punggung tanganku dan merenung.

"Jadi inilah rasanya menjadi orang yang bisa diandalkan ya?" gumamku lirih.

Shima terdengar berlari menghampiriku diikuti Hadi di belakangnya. Dia langsung meraih tanganku yang masih berlumuran darah dengan tanpa ragu.

"Pak Willie terluka," ucap Shima dengan alis terangkat.

"Tidak. Itu hanya darah zombie yang tak sengaja mengenai wajahku," ucapku menenangkannya.

Dia menatapku khawatir. Tinggi badannya yang hanya sepundakku terlihat sama seperti gadis itu. Gadis pemanah yang bahkan sampai saat ini bayangannya masih terngiang di kepalaku. Aku langsung melepaskan genggamannya dan segera menyembunyikan tanganku yang berlumuran darah. Dia sedikit terkejut. Aku kembali bersiap untuk melanjutkan pertarungan ini.

"Apa telingamu tidak apa-apa?" tanyaku.

"Tidak apa-apa. Kenapa Bapak nanya begitu?" Shima bertanya balik.

"Ah tidak. Kupikir masih sakit sebab perdebatan sebelumnya," aku langsung memalingkan wajahku. Dia hanya tersenyum tipis sembari menyentuh antingnya.

Aku menatap tajam kedua zombie yang sempat aku hindari sebelumnya. Mereka terlihat menjulurkan lidahnya seperti seekor anjing dan menatapku dengan tatapan yang sangat bernafsu. Aku menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan.

"Majulah!" tantangku.

Mereka secara bersamaan langsung berlari ke arahku. Aku memegang erat pisauku dan mengamati seluruh celah sekecil apapun yang terdapat pada kedua zombie itu. Tanganku yang berkeringat hingga membasahi gagang pisauku membuatku sedikit licin jika menggenggamnya terlalu erat. Aku harus segera mengalahkan mereka berdua sebelum pisauku terlepas dari tanganku.

Beberapa meter lagi mereka sampai pada tempatku berdiri. Tanpa basa-basi aku langsung melakukan gerakan tikam dengan berguling 360° ke depan dan mengandalkan kedua tanganku sebagai porosnya. Kedua zombie itu tampak tak mengira aku melakukan serangan itu dan pertahanannya menjadi terbuka lebar.

Saat kepalaku masih berada dibawah, aku langsung memotong urat di belakang mata kaki kedua zombie itu. Mereka pun seketika nampak tersandung setelahnya. Lalu, sesaat setelah kakiku sampai menapak tanah, aku kembali menghampiri mereka yang belum sempat bangkit dan langsung menyayat leher mereka satu persatu.

Darah mengucur deras diiringi suara teriakan zombie yang memilukan. Darah yang memuncrat dari kedua leher zombie laksana sebuah air mancur yang keluar dengan sangat deras. Aku langsung menarik tubuhku ke belakang agar tak terkena cipratan darahnya lagi.

Mereka tampak menggeliat kesakitan selama beberapa detik dan meregang nyawa setelahnya. Aku kembali mengusap pisauku yang berlumuran darah dengan tanganku. Shima terlihat terbelalak seakan tak percaya melihat kedua zombie itu tewas secara mengerikan.

"Kau belum pernah melihat pembunuhan secara langsung ya?" ucapku dingin. Dia hanya menggelengkan kepalanya sembari mulutnya masih menganga. Aku pun memalingkan mukaku dan pandanganku kembali menyisir ke sekelilingku.

Zombie yang tersisa mulai tampak gentar menghadapi kami. Mereka terlihat ragu untuk menginisiasi serangan. Aku masih menunggu mereka memulai gerakan dan tak ingin terburu-buru. Karena aku tahu, lengah sedikit saja aku pasti akan langsung dikeroyok layaknya seekor kadal yang dilemparkan ke sekawanan ayam.

"Ayo sini kalian semua maju!" suara Amin yang memekakkan seketika mengejutkanku.

Dia tampak mengayunkan cangkulnya dengan sangat brutal hingga membuat beberapa zombie yang berada disekitarnya melarikan diri dari lingkup serangan cangkulnya yang berbahaya. Aku tersenyum tipis melihat semangatnya dan membuat api semangat di dalam jiwaku kembali berkobar. Aku menghela napas panjang sembari memasang kuda-kudaku.

Mereka mundur perlahan melihatku mengintimidasi mereka. Aku pun sedikit menggertak kearah mereka dengan menghentakkan kakiku ke tanah beberapa kali. Udara malam kembali berhembus dingin. Suara angin yang mendesis membuat kudukku kembali merinding. Aku mengusap tengkukku untuk meredakan ketegangan yang masih menggantung di leherku.

Tiba-tiba terdengar suara siulan kereta yang cukup keras dari arah rel. Aku terkejut dan memandang langit untuk memastikan apa yang aku dengar bukanlah sebuah halusinasi. Para zombie itu seketika langsung berhamburan pergi dari area ini dan meninggalkan kami yang masih terpaku sebab suara siulan kereta itu.

"Apa ini suara klakson kereta? Aku tidak berhalusinasi kan?" tanyaku memandangi mereka yang juga masih tampak kebingungan.

"Benar, Pak Willie. Aku juga mendengarnya!" sahut Hadi juga nampak kebingungan.

Beberapa saat kemudian, aku juga mendengar suara laju kereta yang juga membuat tanah yang kupijak sedikit gemetar. Aku menjadi semakin yakin bahwa kereta itu bukanlah sekedar halusinasiku saja.

"Apa itu bantuan yang dikirim oleh tim penyelamat?" tanyaku sembari pandanganku mengabsen mereka satu persatu. Mereka tampak sedikit ragu dalam mengeluarkan suara.

"Sebaiknya kita kesana dulu apa bagaimana, Pak?" usul Hadi. Aku merenung sejenak.

"Baiklah kalau begitu. Mungkin tim penyelamat mengirimkan sebuah kereta lain untuk mengevakuasi penumpang," ucapku merasa tak yakin. Tetapi apa boleh buat, jika kami tetap disini, kami akan ketinggalan kereta dan gagal untuk dievakuasi.

Kami segera bergegas dan kembali menuju kereta yang terparkir sebelumnya. Neraka yang berhasil kami keluar dari sana, terpaksa harus kami kunjungi lagi untuk kedua kalinya. Walaupun langkahku masuh ragu untuk pergi kesana, tapi harapan yang diberikan untuk kembali pulang hanyalah dengan kembali ke kereta. Jantungku berdegup tak karuan saat ini.

"Tunggu aku!" seru Amin nampak tersaruk-saruk di belakang. Aku sedikit menoleh kearahnya sembari masih mempercepat langkah kakiku.

"Ayo cepatlah! Nanti kita bisa ketinggalan kereta!" ucapku kepada Amin dan Darto yang memang sedikit tak bisa mengimbangi langkah kami.

"Aku sudah terlalu tua untuk berlari," sahut Darto dengan napas berat. Aku mendengus kesal dan memperlambat langkahku.

Kami pun terpaksa berhenti sejenak untuk menunggu kedua pria tua itu menghampiri kami. Mereka pun seketika langsung menekuk lututnya dengan napas yang tersengal.

"Maafkan kami, Nak. Kami sudah tidak kuat lagi," ucap Darto dengan suara serak.

"Huft tidak apa-apa, Pak. Mungkin mereka bisa sedikit menunggu kedatangan kita," jawabku walau hatiku masih merasa cemas jika sewaktu-waktu kereta tiba-tiba berangkat.

Kami pun beristirahat dengan tanpa duduk untuk beberapa menit. Hingga siulan kereta yang kedua pun kembali terdengar. Suara decitan sebab gesekan rem juga semakin nyaring terdengar. Aku kembali mengajak mereka untuk melanjutkan perjalanan.

Beberapa langkah kemudian, kereta yang terparkir samar-samar sudah terlihat. Disana memang sudah terparkir 2 kereta yang berjajar beriringan. Tetapi sebuah kejadian yang sama pun kembali terulang. Kereta kedua, kembali digeruduk oleh pasukan zombie yang menyerang kami sebelumnya.

1
novi
loh loh loh?
novi
waw, dia penggali kubur kah?
Bang Messi: kerja serabutan sih lebih tepatnya
total 1 replies
novi
beruntung?
novi
hah?
novi
hah? ko bisa? karena kecelakaan tadi? ko bisa kecelakaan? pantes masinisnya diem doang
Bang Messi: dikit² akan dijelaskan di bab berikutnya ya kk
total 1 replies
novi
ada apa itu?!
𝓡𝓲𝓿𝓮𝓵𝓵𝓮 ᯓᡣ𐭩
ngeri sekalii /Panic//Panic/
Youshin
Mangat thor🔥
Bang Messi: makasihh udh mampir
total 1 replies
Maulidiah (⁠ー⁠_⁠ー⁠゛⁠)
wah ini yang kedua,lebih seram lagi nih
Bang Messi: makasihh kk udh mampir /Heart//Heart/
total 1 replies
novi
ga kenal andra, soalnya langsung baca ini
Bang Messi: dia akan menjadi sosok penting pada bab 30 an keatas. maybe
total 1 replies
novi
kok masinisnya ga peduli? malah penumpang e yg nyari tau, kereta apa ini?! gausah di tumpangi
novi
gaboleh gitu woyy
novi
hah? pistol?
novi
hah? sesuatu yang tidak kita inginkan datang menghampiri kita?
Bang Messi: sedikit² bakalan tau ya kk
total 1 replies
novi
ngeri banget/Toasted//Puke/
novi
halo kak! aku udah mampir yaa... ceritanya bagus, tapi aku belum baca cerita yang sebelumnya, jadi masih agak bingung
novi: oalahh okee kakk/Drool//Drool//Drool/
Bang Messi: okey kak Novi. btw cerita ini dominan ke aksi kok bukan horor hehe
total 4 replies
novi
dendam?
Bang Messi: wkwk yaa begitulah
novi: emang sih, kita sebagai manusia ga pernah merasa puas dan selalu merasa iri/Scowl/
total 3 replies
novi
kecelakaan?!/Gosh/
novi: takutnyaa/Scowl//Scowl//Scowl/
Bang Messi: benar sekali
total 2 replies
novi
kok berani sih? kalo aku mending tidur aja/Scowl/
🇮  🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
/Doubt/
Bang Messi: /Angry//Angry/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!