Prabu Jayabaya yang merasa bahwa tugasnya sebagai pemimpin yang dicintai oleh rakyat sudah usai, melakukan moksa untuk sampai di alam keabadian. Namun takdir berkata lain. Sang Maha Pencipta justru memasukkan roh nya ke dalam tubuh seorang lelaki culun dan miskin bernama Jay yang baru saja meninggal dunia karena sebuah kecelakaan aneh.
Sebagai Jay, Prabu Jayabaya merasa harus menemukan kebenaran atas kecelakaan yang direkayasa ini. Siapa dalang nya juga orang orang yang terlibat di dalamnya.
Di bantu Ratih yang menurut Prabu Jayabaya adalah titisan dari istri nya, Prabu Jayabaya yang kini menjadi Jay, satu persatu kebenaran akhirnya terungkap dengan jelas.
Bagaimana caranya Prabu Jayabaya yang kini menjadi Jay mengungkap misteri kecelakaan maut yang menewaskan Jay yang asli ini terjadi? Simak kisah selengkapnya dalam "New Journey of the Legendary King".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ebez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Munculnya Tuan Kedua
Usai pertarungan yang hampir menghancurkan rumah Marissa ini, dengan terpaksa Marissa memindahkan Ratih ke salah satu apartemen pribadi nya di kawasan Sidoarjo. Ini juga harus dilakukan oleh Marissa karena khawatir dengan serangan susulan Geng Macan Hitam.
Kali ini mereka merubah strategi dengan Marissa menggunakan mobil APV hitam biasa sedangkan salah satu anak buahnya di suruh untuk menaiki mobil Pajero sport warna putih nya dan berpisah di lampu merah. Mobil Pajero sport putih itu menuju ke kantor pusat Grup Wijaya sedangkan mobil APV hitam berbelok ke selatan.
Strategi ini rupanya cukup berhasil mengecoh anak buah Geng Macan Hitam. Hingga mereka mengikuti mobil Pajero sport putih dan mengabaikan mobil APV hitam.
Sesampainya mobil APV hitam di apartemen pribadi Marissa, Ratih yang sedang dalam pengaruh obat penenang langsung dibawa masuk ke dalam salah satu kamar apartemen. Usai Jay melihat Ratih telah aman, tiba-tiba....
Huuuoooogggg!!!
Semua orang termasuk Marissa Wijaya dan Teddy langsung terkejut kala mereka melihat Jay muntah darah segar. Sepanjang perjalanan menuju apartemen pribadi Marissa, pegawai Kantor Balai Cagar Budaya Provinsi Jawa Timur itu memang tak banyak bicara namun terlihat wajahnya berkeringat dan bibir nya memucat.
"Mas Jay, kau kenapa..?!! "
Marissa langsung panik karena melihat muntahan Jay ini. Dia segera meraih tangan Jay karena orang ini terlihat limbung dan hendak jatuh.
"Aku baik-baik saja... ", hanya itu yang terucap dari mulut Jay sesaat sebelum ia tak sadarkan diri.
Marissa dan Teddy pun langsung membawa Jay ke kamar tidur yang bersebelahan dengan tempat peristirahatan Ratih. Marissa segera menelpon salah satu dari anak buah ayahnya.
" Aku beri waktu 15 menit , Dokter Herman harus sampai di apartemen ku!"
Usai menelpon, Marissa segera menyiapkan air hangat untuk menyeka darah di sekitar mulut Jay. Bajunya yang penuh darah di lepaskan dengan bantuan Teddy dan seorang anak buahnya.
Mata Marissa seketika melebar melihat bentuk tubuh Jay. Memang semenjak melatih tenaga dalam nya, perubahan fisik Jay sangat jelas terlihat. Tak cuma tulangnya yang menguat tetapi otot tubuhnya pun menjadi lebih keras. Apalagi dengan otot perutnya yang kini menjadi sixpack.
''Edan! Kenapa tubuh Mas Jay sebagus ini?! Dada dua pintu dan otot sixpack itu uhhhh...
Hehhhh, apa yang sedang aku pikirkan?! Sadar diri Marissa, sadar!!! Ini orang sudah punya tunangan! Gak boleh punya pikiran macam-macam... ", gumam Marissa sambil berjalan membawa baskom mendekat ke tempat tidur Jay.
Perlahan, Marissa membersihkan sisa darah yang menempel di tubuh Jay. Saat ia mulai menyentuh dada bidang Jay, degup jantung Marissa berdetak kencang. Wajahnya memerah seketika.
Seolah-olah ada yang sesuatu yang menariknya, Marissa perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Jay. Bibir Jay yang seksi nampak begitu menggoda Marissa untuk menciumnya. Saat Marissa hampir mencium bibir Jay,
"Nona Marissa, dokternya sudah da.... "
Marissa langsung menjauhkan diri dari Jay kala Teddy tiba-tiba masuk karena pintu yang tidak dikunci. Wajah Marissa memerah menahan malu hingga ia salah tingkah di lihat Teddy, persis seperti seorang anak kecil yang ketahuan mencuri permen.
"Su-suruh ia cepat masuk... "
"Baik Nona... "
Teddy bergegas keluar dari dalam kamar tidur itu. Marissa segera mengatur nafasnya agar terlihat seperti sedia kala. Tak berselang lama, Teddy datang bersama dengan seorang dokter yang tadi merawat Ratih.
"Bagaimana Dok? Apa dia baik-baik saja? ", tanya Marissa segera usai Dokter Herman, dokter pribadi Keluarga Wijaya memeriksa keadaan Jay.
" Kelelahan akut yang menyebabkan dia pingsan. Ada bekas pendarahan internal dalam tubuhnya tetapi itu bukan masalah besar. Saya akan memberikan beberapa obat dan suntikan, dalam beberapa hari ini ia akan segera pulih "
Setelah berkata demikian, Dokter Herman menyuntik Jay. Setelah itu ia meramu beberapa jenis obat dan memberikannya pada pelayan yang ada di samping Marissa sekaligus instruksi pemakaian nya. Selepas itu, Dokter Herman segera pamit undur diri.
Marissa menatap Jay yang masih belum sadarkan diri. Entah apa makna dari tatapan mahasiswi cantik itu, hanya dia yang tahu.
***
Sementara itu, di sebuah apartemen mewah di kawasan utara Kota Surabaya...
Brrraaaaaaaakkkkk!!!
"Kau bilang dia mengalahkan Empat Macan Penjaga dengan begitu mudahnya? Bagaimana mungkin itu terjadi? "
Seorang lelaki paruh baya berkacamata dan memakai setelan jas mewah dari sebuah merk ternama di luar negeri dengan kumis tipis dan jambang lebat nampak sangat gusar mendengar kabar yang ia terima dan menggebrak meja dengan keras. Sekilas wajahnya menyiratkan sifat bengis dan kejam yang akan membuat semua orang tahu bahwa orang ini bukanlah orang baik-baik.
Ya, ia adalah Arnold Waseso, CEO dari PT Semesta Biru Perkasa. Sebuah perusahaan besar yang mengelola puluhan anak cabang perusahaan yang bergerak di bidang ekspor impor minyak bumi, batu bara, kayu dan beberapa komoditas ekspor yang menjanjikan. Selain itu, ada beberapa bisnis real estate dan perumahan yang membuat Arnold Waseso terkenal sebagai taipan bisnis yang handal. Kekayaannya mencapai triliunan yang membuat nya menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia.
Tetapi di balik itu semua, ia adalah seorang bajingan yang gemar berfoya-foya dengan para wanita cantik dan membuat banyak skandal dengan beberapa artis muda. Dari petualangan bejatnya ini Arnold memiliki beberapa anak haram tetapi yang menjadi putra mahkota dari kerajaan bisnisnya adalah Reynold Waseso, putra sulungnya yang memiliki sifat dan watak mirip seperti dirinya.
Yang paling dalam dari itu semua, Arnold Waseso adalah salah satu pimpinan puncak Geng Macan Hitam. Dia mendapatkan nama sebagai Tuan Kedua yang membuat nya menjadi orang yang paling rendah tingkatannya di bandingkan dengan dua orang lainnya, Tuan Pertama dan Tuan Besar. Meskipun begitu, Arnold Waseso adalah seorang yang pintar dalam berbisnis dengan menggunakan PT Semesta Biru Perkasa sebagai alat untuk mencuci uang dari bisnis busuk Geng Macan Hitam.
Reynold Waseso cepat menganggukkan kepala mendengar omelan ayahnya. Beberapa memar dan bibirnya yang pecah membuatnya kesulitan berkata-kata.
"Orang itu bahkan mengalahkan Hu Tian Hauw yang sudah menggunakan kekuatan puncaknya, Ayah!
Jika ini dibiarkan saja, aku yakin ia pasti akan membuat masalah besar di kemudian hari. Dengan dukungan dari Keluarga Wijaya, bukankah ini juga bisa menjadi bencana untuk kita? Kita harus secepatnya memberi tahu Tuan Besar dan Tuan Pertama..."
"Diam kau, anak bodoh!!!
Jika ini sampai di dengar oleh Tuan Pertama dan Tuan Besar, bukankah aku akan menjadi bahan ejekan mereka hah?!", Arnold Waseso semakin gusar dengan usul anaknya.
" Tetapi kita juga tidak punya pilihan lain, Ayah..
Empat Macan Penjaga saja bukan lawan nya. Kita juga tidak bisa menekan Keluarga Wijaya karena ada Marissa di samping nya", sambung Reynold Waseso segera.
"Apa kau pikir Empat Macan Penjaga itu adalah orang paling jago dalam pertarungan hah?!!
Di dunia ini masih banyak jagoan jagoan yang lebih hebat dari mereka. Jauh lebih banyak. Dan dengan kekuatan uang ku, aku bisa meminta mereka untuk bekerja pada ku".
Mendengar jawaban ayahnya, Reynold Waseso langsung sumringah.
"Benar yang kau katakan, Ayah?! "
"Tentu saja... "
"Kalau begitu, balas dendam ini harus segera terjadi. Aku akan membuat orang itu merasakan sakit yang ku alami 100 kali lipat lebih menyakitkan! ", Reynold Waseso mengepalkan tangannya kuat-kuat. Dia begitu dendam pada Jay yang telah mempermalukan nya di depan banyak orang.
" Lantas apakah Ayah sudah menentukan siapa orang yang akan kita utus untuk menghabisi anak buah Marissa itu? "
"Banyak pilihan nya, Reynold..
Tinggal kita ingin menyelesaikan ini dengan cara apa? Yang kejam atau yang langsung mati di tempat?", Arnold Waseso memberikan pilihan.
" Aku ingin menyiksa nya lebih dulu sampai ia meraung minta ampun sebelum membunuh nya Ayah. Akan ku buat ia menyesal dilahirkan di dunia ini ", ujar Reynold Waseso penuh semangat.
" Kalau begitu, pilihan nya cuma satu orang. Dia adalah pembunuh terkejam dalam hal penyiksaan dan penganiayaan. Ya, hanya orang itu.. "
Reynold Waseso mengejutkan kening nya mendengar pernyataan ayahnya.
"Orang itu? Orang yang ayah maksud siapa? "
Mendengar pertanyaan anaknya, Arnold menyeringai licik sambil menjawab,
"Si Iblis Cantik... "
semoga dalam naungan perlindungan Tuhan Gusti Allah...
sekarang anaknya raja