NovelToon NovelToon
The Wicery Town Story

The Wicery Town Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:669
Nilai: 5
Nama Author: Si Bogeng

Sebuah cerita yang berfokus kepada seorang remaja bernama Celvin Lloyd Relgi. Dia berangan-angan untuk menjadi seorang pahlawan kelas-S terkuat yang pernah ia dambakan. Bersama teman-temannya mereka pergi berpetualang dengan keseruan, candaan, suka dan duka akan mereka alami pada perjalanan mereka. Musuh-musuh yang menjadi lebih kuat seiring berjalannya waktu membuat Celvin ingin menjadi semakin kuat demi melindungi orang-orang yang ia pedulikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Si Bogeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 13: Terbitnya Fajar

Terlihat, Ibuku sedang berkeliling bersama Amanda—untuk mencariku. Tapi dengan secara tiba-tiba, terdengar suara ledakan yang sangat keras.

*BOOMMMM!!!

Ibuku yang kaget, lalu menoleh ke arah dari suara ledakan itu.

“Suara apa itu?!!”

“Mungkin itu Celvin!!”

Jawab Amanda, sambil menoleh ke arah yang sama. Wajah Ibuku, terlihat cemas dan ketakutan.

“T-tidak! CELVIN!!”

Dan dengan cepat, Ibu kemudian melaju dengan kekuatan cahayanya..

“T-tunggu!! MELISSA!!”

Teriak amanda yang mencoba menghentikan .

Fact 008: Melissa ketika menjabat sebagai E.N.G(Elemental Nation Guardian) memiliki panggilannya sendiri, yaitu “Si Kilatan Merah”(The Flashy Red). Selain fakta bahwa kekuatan elemennya sendiri adalah cahaya, Melissa memiliki kecepatan yang sangat luar biasa pada masa primanya. Terlebih lagi dia memiliki pemberkatan “Relgi” yang meningkatkan kecepatannya juga.

Sambil terlihat cemas dan ketakutan akan kehilanganku, Ibu kemudian meneteskan air matanya ketika melaju dengan sangat kencang melalui jalanan yang sudah tampak ramai.

Namun ketika Ibu sudah sampai, terdengar sirine polisi dan suara keributan di sekitar jalan. Dan kemudian terlihat sesosok orang yang terlempar ke atas dengan terbakar. Dan sosok itu adalah Oldice, yang terkena jebakanku.

“T-tidak mungkin!”

Seolah sudah putus harapan, Ibuku jatuh berlutut—dengan ekspresi seperti orang mati. Dan kemudian aku bangkit dan kaget melihat Ibu.

A-ah sial a-ada ibu! T-tapi energiku sudah habis.

Dengan sisa tenaga yang kumiliki aku memanggil ibu dan mencoba mendekat.

“I-ibu!”

“Celvin?!!”

Jawab Ibuku yang tampak sedang menangis, melihat aku masih hidup ibuku lalu mendekatiku dan dengan berlinang air mata.

“M-maafkan aku ma! A-aku tak bisa menepati janji…. Ku”

Dengan sisa tenaga yang sudah terkuras habis, aku kemudian pingsan di pelukkan ibuku.

Dengan perlahan, aku membuka mataku dan aku terbangun di tempat yang nampak tidak asing.

“A.. ah disini lagi ya?”

Aku masuk kembali ke alam bawah sadarku, aku lalu kemudian bangun dan terlihat hanya ada Aqua dan Blaze, yang berdiri di hadapanku.

“hei, Celvin—bagaimana misimu tadi?”

Tanya Blaze, sambil tersenyum ringan. Aku kemudian menjawabnya dengan nada yang datar.

“Yah… begitulah. Seperti yang kau lihat, paling tidak jika aku mati sekarang—aku tidak akan memiliki penyesalan lagi, dan aku juga bisa mati secara terhormat.”

“Dan omong-omong, terima kasih—Aqua. Berkat arahan dan saranmu, misi ini dapat berjalan dengan lancar.”

Blaze melihatku dengan tatapan yang datar, dia kemudian berkata.

“Mati dengan terhormat ya? Hmmmm, ya. Celvin, kamu nggak boleh mati terlebih dahulu. Paling tidak nggak untuk sekarang.”

Sambil kebingungan aku mempertanyakan maksud dari Blaze.

“Hah? Apa maksudmu?? Kamu tahukan itu hanya sebuah kiasan.”

Blaze lalu mengangguk, dan dia kemudian berkata.

“Yah… seperti yang kamu tahu, ada seseorang yang sedang menunggumu. Dan kamu harusnya tahu siapa orang itu.”

Aqua, lalu mendekat ke arahku, dan sambil menepuk pundakku dia berkata.

“Yah, jaga dirimu baik-baik. Dan jika ada hal yang kamu bingung, kamu bisa kok bertanya denganku.”

Kata Aqua sambil tersenyum manis.

“Begitu ya, baiklah terima kasih Aqua.”

Blaze lalu menyela sambil berkata.

“Yah… Celvin, tampaknya waktumu sudah habis. Mungkin kita akan bertemu lagi lain kali”

Aku menoleh ke arah Blaze dan bertanya.

“Huh?? Apa maksud mu??”

Secara tiba-tiba, aku membuka mataku secara perlahan. Dan terlihat aku sedang di rumah sakit, sambil ada ibu yang sedang duduk di depanku. Sambil mencoba memfokuskan pandanganku, aku mencoba memanggil ibuku.

“I-ibu?”

Mendengar suaraku, ibu langsung tersentak dan dengan cepat memelukku. Sambil menangis ibu berkata.

“K-kamu ini memang anak yang bodoh!!, kamu hampir saja membuat ibu jantungan. I-ibu piki,r ibu tidak bisa bertemu lagi dengan mu!!”

Jujur saja aku sekarang merasa sangat bersalah, dan menyesal. Walaupun aku juga berhasil menyelesaikan misteri yang selama ini meneror warga kota.

Sambil terlihat terpuruk, aku berkata kepada ibu.

“M-Ma, maafkan aku—ini semua salahku. Jika ibu ingin memukuli atau menghajarku, aku tidak akan mengeluh”

Sambil mengangkat tangannya dan mengepalkan tangannya, ibuku terlihat seperti ingin memukulku.

Aku yang pasrah hanya bisa terdiam sambil menutup mataku, menerima apa yang aku layak dapatkan.

Tapi sebelum ibu memukulku, pukulannya malah terhenti—dan malah mengelus pipiku.

“B-bagaimana ibu bisa marah denganmu? Justru kamulah yang berhasil melakukan misi ini!”

Begitu ya? Tampaknya aku selamat kali ini hehe.

“Oh ya, omong-omong Ma, dimana Finn?”

“Finn ya? Dia sekarang sedang berada dikasur sampingmu”

Jawab ibuku sambil menunjuk tirai yang ada di sebelah kananku.

Ternyata Finn, sedang ada di sampingku toh? Ya sudahlah. Dia juga sepertinya lagi istirahat setelah kehabisan tenaga.

Aku melihat ke arah jam dinding dan terlihat sudah jam 5:34.

Udah segini ternyata, aku kayaknya pingsan cukup lama.

Dan tiba-tiba, pintu kamar rumah sakit terbuka.

“Permisi, maaf jika mengganggu.”

Jawab Amanda sambil masuk membuka pintu dan membawa sebuah kantong plastik.

Amanda, ternyata? Dia berkunjung menjenguk kami kayaknya. Tapi apa itu yang dia pegang.

“Eh, Celvin… kamu sudah siuman? Omong-omong aku tadi baru saja beli taco, jika mau—makan saja.”

Hah? Emang ada restoran yang buka di jam segini?.

“Y-ya, terima kasih ya amanda.”

Aku lalu memakan taco yang dibelikan amanda. Tapi ketika aku sedang makan, amanda mulai berbicara denganku.

“Eh iya, omong-omong—Celvin. Harus ku akui, kamu memang orang yang cukup hebat. Aku bahkan nggak tahu kamu bisa melakukan hal segila itu.”

“Dan lagi, orang yang kamu kalahkan itu—Oldice ya? Dia memang orang incaran U.H.O, ya… paling tidak selama 3 bulan ini. Dia memang susah banget untuk ditangkap.”

Oh iya, aku baru teringat soal itu. Oldice, ku kalahkan dengan menggunakan perangkap ku sendiri.

Dengan menggunakan semacam ranjau dari kekuatan api yang ditumpuk, menghasilkan semacam ledakan super besar dan kuat yang dapat hampir menghancurkan segalanya.

“Dan kamu tahu? Kondisi Oldice, setelah kamu kalahkan sangat parah. Separuh bagian tubuhnya terbakar dengan sangat parah.”

“Dia sekarang sedang berada di dalam penjara, ya… dia sedang coba disembuhkan dulu sih”

“Begitu ya? Baguslah kalau begitu”

Jawabku dengan lega.

“Omong-omong… Celvin, apa yang kamu lakukan sampai Oldice, bisa terluka parah seperti itu?”

Tanya Amanda, yang penasaran.

“Eh… sebenarnya aku hanya memakai jurus ‘Explosive Mine’ doang sih”

Dengan terkejut sambil mengangakan mulutnya, Amanda seolah tak percaya. Dia bertanya lagi kepadaku.

“Hah?!! Yang benar kamu?!! Jurus pemula itu, bagaimana itu bisa mengalahkan Oldice?!!”

Sambil menggaruk kepala, aku menjawabnya.

“Sebenarnya dia sendiri yang masuk ke perangkapku sih”

“Oh benarkah? Kayaknya kamu dapat ku akui sekarang deh. Bagaimana dengan mu Melissa?”

Sambil tersenyum dan menganggukkan kepalanya, ibuku menjawab.

“Yah… dapat ku akui, kamu memang sudah bertumbuh sangat kuat sekarang. Terutama ketika kamu pakai ‘Beast Rage’.”

“Kamu tahu juga kan, itu adalah kemampuan turun temurun dari keluarga kita, bagaimana kamu bisa membangkitkan itu di usia segini?”

“Itu… aku juga nggak tau sebenarnya. Kayak tiba-tiba aja, pas James—terluk… Eh?! Omong-omong bagaimana dengan James??”

Tanyaku, dengan ekspresi yang terlihat panik. Lalu Amanda, dengan wajah yang seperti putus asa—menjawab.

“Temanmu itu ya? Ketika kami sampai, kami melihat dia sudah tak berdaya. Dan… yah kami nggak bisa menyelamatkannya lagi.”

Aku yang menyantap taco ku, terkejut dan menjatuhkan tanganku yang terasa lemas dengan raut wajah yang tampak tak berjiwa lagi.

A… aku g-gagal?!! James, d-dia benar-benar mati?!! Ini… ini semua salahku!! Jika saja aku lebih berhati-hati dan kuat, mungkin dia masih akan selamat… mungkin dia bisa sa-.

Ibuku, menghela nafasnya dan memukul pundak Amanda—dan berkata.

“Hufft… sudah lah, jangan permainkan Celvin, dia sedang kelelahan sekarang ini. Omong-omong temanmu James, dia sedang dirawat di ruang yang berbeda.”

“Kondisinya sangat kritis ketika kami menemukannya, sebuah luka tusuk yang dalam—di dadanya. Beruntung kata dokter, organ vitalnya baik-baik saja—dan sekarang dia sedang melakukan perawatan intens.”

Begitu ya? Dasar AMANDA BRENGSEK!!! Bikin panik aja.

Aku melihat ke arah Amanda dengan wajah yang kesal. Dan dia kemudian meminta maaf kepadaku.

“Hehe… iya deh maafin aku. Aku hanya bercanda” kata Amanda sambil tersenyum.

“Bercanda sih bercanda, tapi nggak kayak gitu juga kali!!” Jawabku sambil teriak.

Dengan merasa bersalah, Amanda mencoba membujukku dengan berbagai cara.

“Aduh, iya deh. Nanti bagaimana aku traktir seharian ini, bagaimana?”

Percuma saja, aku nggak akan terpancing dengan godaan begitu.

Amanda, kemudian terlihat kebingungan bagaimana cara untuk membujukku lagi.

“Eh… aduh, bagaimana ini ya?”

“Salah kamu juga, lagian bercanda begitu banget” jawab ibuku.

“Aduh… yaudah deh, nanti kalian kubawa jalan-jalan bertemu pahlawan kelas S lainnya di kantor pusat, bagaimana?”

Lalu dengan tiba-tiba tirai yang ada di sebelah kananku terbuka. Dan Finn, yang membuka tirai itu kemudian—berkata.

“Benarkah!! Kau akan membawa kami?!”

Dengan terkejut, Amanda menjawab.

“I-iya tentu, aku akan membawa kalian berdua ke kantor pusat.”

Finn, nampak terpukau dengan tawaran yang diberikan oleh Amanda. Lalu dengan nada yang bersemangat, Finn bertanya padaku.

“Bagaimana Celvin? Aku tentu saja akan ikut, ayolah ini juga impianmu juga kan??”

Kalau dipikir-pikir iya juga, aku memang memimpikan hal kayak gini sejak dulu. Baiklah kalau begitu.

“Ya… bagaimanapun, aku nggak bisa menolak tawaran sebagus itu. Ya oke baiklah aku ikut.”

Sambil tertawa kecil, Amanda membelai kepalaku—dan tersenyum.

Kemudian secara tiba-tiba pintu kamar rumah sakit terbuka, dan datang seorang pria dengan jas dan pakaian serba hitam dan wajah yang tampaknya sudah berumur 40an. Dia mendekatiku sambil tersenyum ringan.

“Kamu… Celvin ya?”

Aku yang kebingungan menjawabnya sambil mempertanyakan maksudnya datang menemuiku.

“I-iya aku Celvin, m-maaf sebelumnya—tapi anda ini siapa ya?”

Sambil tersenyum pria misterius itu memperkenalkan dirinya.

Tampak, Ibu dan Amanda keliatan kaget dengan kedatangan pria tersebut.

“Ah… maafkan ketidaksopanan ku ini, perkenalkan. Aubert, Aubert Vel Chester.”

A-Aubert?! Jangan-jangan, orang ini…

“Sepertinya kamu belum tahu tentang aku, aku adalah pemegang dari 'United Heroes Organization. Tempat dimana kamu dan temanmu itu bekerja.”

B-benar ternyata!!

Aku dengan cepat kemudian langsung ingin bangun untuk meminta maaf, tapi langsung dihentikan oleh Aubert.

“M-mohon maaf atas ketidaktahuan saya, perihal apa wahai gerangan mendatangi saya?! Apakah ada sesuatu yang dapat saya bantu?”

Dengan wajah yang santai, Pak Aubert meletakkan kedua tangannya ke belakang dan menjawab.

“Itu tidak perlu. Aku datang, untuk berterima kasih atas bantuanmu tempo hari lalu.”

Berterima kasih? Untuk apa? Rasanya aku nggak ngebantu dia apa-apa.

“Beberapa hari yang lalu, kamu baru saja menyelamatkan seorang pemuda yang sedang menunggu bus bukan? Dan asal kamu tahu, namanya adalah, Fredrick Vel Chester.”

“Dengan arti lain, dia adalah anakku. Dan aku sangat menghargai tindakanmu itu, maka dari itu—maksudku mendatangi kalian berdua adalah untuk berterima kasih dan menawarkan kalian sebuah kontrak.”

Sebuah kontrak ya? Aku penasaran kira-kira apa isi dari kontrak itu?.

“Bagaimana kalau kalian berdua, langsung naik tingkat ke A-198 dan A-200? Bagaimana tawaran yang bagus bukan?”

Langsung naik ke tingkat A?!! Walaupun peringkat paling bawah, tapi itu masihlah tingkat A. Mungkin aku bisa mempertimbangkan soal kontrak ini.

“Jadi. bagaimana? Kamu setuju dengan kontrak ini? Atau kau ingin mengajukan tawaran lain?”

Aku menoleh ke arah Ibuku, dan bertanya.

“M-Ma, bagaimana. Apakah Ibu setuju?”

Dengan tersenyum, ibuku kemudian menjawab.

“Ya, Tentu saja. Mungkin sudah saatnya Ibu mempercayai kemampuanmu. Dan lagi kamu sudah cukup meyakinkan Ibu soal kemampuanmu dengan mengaktifkan Beast Rage.”

Begitu ya? Walaupun begitu, aku masih ragu dengan keputusanku.

“E-eh begini, Pak Aubert. Akan kupertimbangkan lagi tentang kontrak yang anda berikan.”

Sambil memegang dagunya, Pak aubert berkata.

“Begitu ya? Baiklah, kuberi kamu beberapa waktu untuk mempertimbangkan tentang kontrak itu.”

“Kalau begitu, aku izin pamit dahulu.”

Pak Aubert, kemudian pergi meninggalkan kamar rumah sakit dan berjalan menjauh.

“Ada apa Celvin? Kamu tampaknya ragu.” Tanya Amanda.

“Ya. Begitulah, aku masih ragu tentang kontrak yang diberikan”

Ibuku kemudian menepuk pundakku sambil tersenyum ringan, Ibu berkata.

“Ya sudah, kamu pertimbangan lagi dengan Finn.”

Tampaknya semuanya akhirnya berjalan seperti yang kuinginkan, dan sepertinya masa depanku tampak cerah.

Tampak matahari yang sudah mulai terbit dari arah jendela kamar, dan jam yang menunjukkan jam 6:01.

...•–MISTERI KOTA TENGAH MALAM–•...

...\=[SELESAI]\=...

1
Raptor gamer
Ngakak banget!
Lourdes zabala
Aku merasa seperti ikut hidup dalam cerita ini, dari setiap aksi hingga percintaannya 💕
izzky.
Tema ceritanya sangat menarik, semangat thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!