NovelToon NovelToon
Queen Arabella

Queen Arabella

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Beda Usia
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: mamah AA

pliiisss aku mintaa maaf banget baru bisa nulis lagi ..
no plagiat ya !! karna ini mikir nya dan ngumpulin mood nya tuh butuh waktu yg lama jadi pleas tolong hargai

menceritakan tentang kisah Queen Arabella gadis SMA tingkat akhir yg akan di pertemukan dengan duda anak 2

penasaran gak.. kalo penasaran lanjut baca aja ya kalo gak suka bisa di skip oke...

happy reading..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamah AA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Drapp.. Drapp...

Derap langkah kaki seseorang terdengar jelas setengah berlari di lorong rumah sakit itu dengan cepat nya, bagaimana tidak Ara saat ini berlari di ikuti Dexter dan ada di belakang nya dan juga Ratna yg ikut mendampingi.

Sedangkan kembar? Di tinggalkan di mansion bersama para pelayan, karena Dexter takut kembar dapat merasakan kesedihan Ara, Dia tidak mau membuat kembar kepikiran, kembar tidak mengerti situasi yg tiba tiba itu.

Yg mereka tau, dia melihat Ara seketika menangis tiada henti, dan melihat daddy nya yg sibuk menelponi banyak orang di sana, dan situasi yg mulai panas di mansion, begitu pula Agung yg memperketat penjagaan di mansion karena kembar yg di tinggal.

Brakk...

Pintu ruang ICU itu di buka dengan keras di sana, terlihat selang oksigen yg sudah tersambung di hidung seorang wanita tua, serta beberapa goresan luka yg tampak masih memerah, tubuh keriput nya tampak semakin lemah dengan keadaan itu.

Nafas nya tersengal sengal seolah menahan sakit yg dia derita, jari jemari nya seketika mulai terangkat melihat seorang gadis yg tiba tiba datang dan langsung menangis dengan histeris melihat keadaan nenek nya.

"neneeekkkk.."

"Hiks.. Hiksss"

"kenapa semua bisa seperti ini, semua salah Ara, semua salah Ara, seharus nya Ara tidak meninggalkan nenek sendiri, seharus nya Ara ikut nenek, semua salah Ara nek, semua salah Ara" teriak gadis itu dengan histeris nya

Tidak ada jawaban sama sekali dari nenek Ara kecuali tatapan yg mulai melemah, jemari dan tangan nya yg keriput mengusap lembut pipi sang cucu, dengan tatapan yg lemah dan gemetar itu, dia menyalurkan kasih sayang nya kepada Ara.

Gadis itu menggeleng, wajah nya sudah basah dengan air mata, suara teriakan tangisan yg pilu terus terlontar dari mulut Ara seolah merasa menyesal dan menyalahkan diri nya karena tidak ikut saat itu dengan nenek nya.

Dexter, Ratna dan Agung yg ikut saat ini masuk ke dalam ruang ICU itu hanya terdiam dari jarak dua meter, mereka hanya bisa memasang wajah datar, sedangkan Ratna sungguh respect dengan keadaan itu, tapi entah kenapa wajah nenek Ara mengingatkan nya kepada seseorang.

Di sebalik tangan Ara yg tiada henti, nenek Ara seolah memberikan sebuah liontin dengan tangan gemetar dia menunjukan kepada Ratna, seketika wanita itu mendekat, Ara yg merasa heran seketika menahan tangis nya.

"Ratna Adiwijaya" ucap gemetar nenek Ara

"anda tau nama saya? Apakah kita pernah bertemu sebelum nya?" tanya Ratna duduk di samping nenek Ara.

Anggukan pelan di tunjukan nenek Ara, wanita itu tersenyum kecil, wajah yg sangat familiar di benak Ratna, nenek Ara menunjukan sebuah liontin kepada Ratna. Dengan kaget Ratna membuka liontin itu.

Kaget, haru, sedih bercampur menjadi satu, liontin ini, ya liontin ini adalah liontin yg sangat dia kenal, milik mendiang suami nya, yg di mana ada foto nya dan suami nya di sana, dia ingat liontin ini sudah di berikan kepada seorang gadis kecil dalam keadaan besar waktu itu.

Ratna seketika menangis, kejadian kelam yg tidak bisa di lupakan seumur hidup, dia memeluk nenek Ara serta Ara sambil menangis, Ara juga mulai meredakan tangis nya menahan bingung.

"buk, kenapa?" tangis Ratna sesenggukan

"maaf aku baru bisa mengunjungi mu dan anak mu, aku hanya berdua dengan Ara saat itu, aku mohon Ratna jaga Ara untuk ku saat ini, jangan biarkan darnu membawa nya" ucap sesak nenek Ara di sela sela ucapan nya yg tersengal mengatakan itu.

"apa anda tau ketika Dexter datang mengunjungi anda?" ucap Ratna

"aku awal nya tidak mengingat nya, tapi liontin ini mengikis ingatan nenek tua ini, jadi maaf merepotkan mu sekali lagi jaga Ara untuk ku ya Ratna" ucap nenek Ara dengan nada dan suara yg gemetar.

Berbicara dengan kata panjang dan intonasi yg tidak beraturan. Membuat nafas nenek Ara terasa pendek, bagaimana tidak dada nya terasa sesak akibat mengatakan beberapa kalimat yg seharus nya tidak dia lontarkan saat seperti ini.

Ara yg mendengar obrolan itu sungguh bingung, sedangkan Dexter hanya mampu diam dan mengamati ketiga interaksi orang itu, rasa sakit dan pedik ketika mengingat kejadian beberapa puluh tahun yg lalu ketika kepergian ayah nya.

Dexter sedikit memggenggam erat tangan nya kala mendengar kata kata itu, sungguh rasa pedih kehilangan orang yg kita cintai sangat menyakitkan, orang bila luka akan sembuh karena wakti yg berlalu, tapi kenyataan nya rada itu masih membekas sampai hari ini, detik ini rasa itu seolah terus basah di benak Dexter dan Ratna, nenek Ara terlihat menarik nafas dalam dalam, dia seolah tidak kuat lagi bernafas, hingga akhir nya, dengan cepat nenek Ara memanggil Dexter.

"Dexter" ucap nenek Ara

"Ara" ucap nenek Ara

Dexter mendekat ke posisi nenek Ara yg ada di sebelah kanan nya, pria itu menggenggan tangan nenek Ara begitu pula dengan Ara, dengan lembut nenek Ara meletakan tangan gadis itu di atas tangan Dexter.

"Mungkin kau tidak akan di hantui bayang bayang kejadian kesalahan itu Dexter, maka jagalah Ara untuk nenek, serta untuk santi dan jordan, aku bersumpah menitipkan Ara kepada mu, jaga janji ini sebaik mungkin Dexter" ucap nenek Ara dengan suara gemetar

"apa yg kau katakan nenek? Aku hanya ingin bersama nenek saja" geleng Ara mengatakan itu

"sekalipum aku mati, aku tidak akan merelakan mu di asuh oleh om mu Ara, tinggal lah bersama Ratna agar nenek bisa tenang" ucap wanita paruh baya itu dengan nafas yg sesak.

Seketika alat yg terpasang di tubuh nenek Ara seolah menimbulkan reaksi negatif, wanita itu tubuh nya kejang, semua orang panik di sana, dengan cepat Ratna menekan tombol merah yg ada di atas ranjang itu.

Dokter yg memang tau nenek Ara adalah pasien utama mereka langsung menuju dengan cepat, para perawat datang dengan banyak nya, semua orang di suruh keluar karena dokter akan mengambil tindakan cepat.

Ara sudah tidak karuan di sana, dia menangis sejadi jadi nya kala di tarik oleh Dexter agar tidak mengganggu penanganan dokter, Ratna juga menangis dengan sedih melihat Ara yg sangat sakit.

Hingga akhir nya tangis itu pecah lebih keras dan pilu, kala dokter mengatakan nenek Ara sudah kembali kepada sang pencipta, suasana di sana seolah sangat pilu dan haru tidak dapat di gambarkan dengan kata kata.

Sakit, hancur menjadi satu seolah dunia Ara sudah hilang sepenuh nya, wanita yg selalu dia cari ketika tempat mengeluh kesah, Ara berteriak menolak seolah kematian itu tidak pernah terjadi.

"tidakkkk.. Nenek ku tidak mungkin"

"Dexter katakan kepada mereka, obati nenek ku kembali"

"hiks.. Hiks... Kalian jahat, kalian jahat"

"tuhan jahat, kenapa semua orang yg ku sayang harus pergi"

"kalian jahat!!!" teriak Ara dengan keras nya

Kehilangan seseorang yg paling kita sayang, adalah sebuah kehilangan yg paling terburuk yg pernah di alami, untuk bangkit pun dunia harus di rangai satu persatu kembali, dengan punggung yg sangat banyak terbebani, jika kita berharap, mungkin lebih baik kita yg pergi dari pada orang yg kita sayangi, begitu pula Ara.

"hiks.. Hiks... Sakit, dada ku sakit, kembalikan nenek ku!!"

☆☆☆☆☆

Beberapa hari setelah kepergian nenek Ara, gadis itu terlihat tidak memiliki semangat hidup sama sekali, dan sudah beberapa hari pula Ara tidak masuk sekolah, seperti saat siang ini Ara terduduk di kursi rotan yg selalu di duduki nenek nya.

Sambil memegang foto diri nya versi kecil dan nenek nya dan tersenyum di sana masih terlihat sangat sehat, Ara terus menangis dari bangun hingga tidur lagi, berat badan gadis itu seperti nya sudah turun, tubuh nya kurus, kantung mata yg terlihat jelas dan bibir yg pucat.

Pipi nya terus basah akibat air mata yg tiada henti menangis, seolah makam nenek nya selalu basah akibat tangisan Ara, gadis itu mengusap wajah nenek nya di figura foto tersebut dengan lembut dia menatap senyum yg telah hilang itu.

Yg paling menyedihkan setelah kepergian nenek nya, tidak ada satu pun keluarga om Darnu untuk sekedar datang melayat ke rumah, sungguh Ara merasa kecewa, padahal nenek Ara sangat baik kepada mereka.

"nenek Ara rindu, kenapa nenek tinggalin Ara sendiri?" tanya Ara meratapi tangis nya

"sekarang Ara sendiri, nenek sudah ke tempat ayah dan bunda, Ara bener bener sedih, Ara tidak memiliki siapa pun" gemetar gadis itu di bibir pucat nya

"ini semua salah om Darnu, kenapa dia tidak mengantar kan nenek kembali, pria tua busuk hati" umpat Ara menyalahkan om nya atas kematian nenek nya kala itu

"nenek, kita tidak pernah memikirkan perpisahan kita sedikit pun di otak Ara, hanya sebuah kebahagiaan yg terus terukir tanpa batas, tapi sekarang perpisahan itu Ara temukan, tapi Ara rapuh nek, Ara sakit, Ara tidak sanggup, rasa nya ingin mati saja" sesak gadis itu memukul dada nya dengan kuat.

Ya 3 hari waktu yg cukup lama untuk menangisi seseorang hingga gadis itu seolah tidak memiliki semangat hidup, dia tidak ingin di kunjungi siapa pun, termasuk sahabat sahabat nya sendiri, Ara selalu mengunci diri di kamar ketika ada yg mengunjungi nya.

Termasuk si kembar yg merindukan nya, tapi Ara tidak perduli sama sekali, dia selalu memperdulikan kesedihan nya, tanpa mengetahui ke khawatiran orang orang di sekitar nya, gadis itu masuk kembali kedalam kamar merebahkan diri nya di kasur nenek nya itu.

Badan kurus nya yg lemah berbaring dengan wajah yg bengkak akibat terus menangis, sambil terus memeluk figura nenek nya itu, Ara seolah sudah mati cuman raga nya yg tertinggal. Semangat nya untuk hidup sudah tidak ada.

Ya karena orang yg paling menyayangi nya dengan tulus cuman nenek nya, maka dari itu Ara berpikir jika nenek nya sudah tidak ada mungkim dunia tidak bisa dia kendalikan lagi sepenuh nya.

Tok.. Tokk.. Tokk

"Ara" suara bariton seseorang mengetuk pintu itu pelan

"buka pintu nya, kembar juga datang" ucap pria itu kembali

"Ara buka pintu nya, apa kau akan terus mengabaikan orang orang sekitar mu sampai mati" teriak Dexter dengan kesal

Tidak ada sahutan, seolah telinga Ara tidak berfungsi, dia hanya diam mematung terus menatap ke arah jendela kamar dengan pandangan kosong, Dexter yg setiap hari selalu berkunjung mulai tidak tahan dengan sikap Ara.

Ratna yg melihat anak nya akan mendobrak pintu dengan kasar itu menggeleng menahan Dexter tapi dia sudah tidak tahan, Dexter dengan kasar mendorong pintu itu yg ternyata kunci nya tidak terlalu kuat.

Brakk..

●●●●●

Happy Reading guys😊

1
Moh Rifti
next
Moh Rifti
up
Moh Rifti
lanjutt
Moh Rifti
next
Moh Rifti
/Kiss//Kiss/
Moh Rifti
up
Moh Rifti
lanjuuuttt
Moh Rifti
/Determined//Determined/
Moh Rifti
up
Moh Rifti
lanjut
Moh Rifti
next
Moh Rifti
/Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
Moh Rifti
up
Ananda Jihan
wow.. seru ni, keren
Wiecipa Wicipha
👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!