Tak di pandang di tempat iya berada sebelumnya. Namun keberadaannya saat ini mampu membuat orang lain mengejar-ngejarnya. Berawal dari kesalahan orang tua yang membuatnya harus hidup di antara garis kemiskinan. Di hina oleh orang lain dan di rendahkan oleh kekasihnya sendiri.
Tiba-tiba sang kakek datang ketika cucu nya benar-benar dalam himpitan rasa malu dan kesal.
Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat dan alur cerita itu bukanlah hal yang sebenarnya.
Salam Halu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Turyana affandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keberanian Arsa
"Adit, kita tidak punya banyak keberanian di kampus. Dulu kita sering di hina dan di rendahkan. Tapi mulai sekarang, siapa pun yang berani menggertak dan menginjak kita lagi, mereka akan mendapatkan apa yang pantas mereka terima. Jika ada masalah, aku akan membereskannya!" Kata Arsa dengan penuh percaya diri.
"Arsa, Sungguh... Apakah ini benar-benar terjadi? " Adit membuka matanya lebar-lebar. Tak percaya dengan kenyataan yang saat ini di hadapinya.
"Benarlah... Ini kenyataan. Luar biasa kan? " Arsa tersenyum.
Di tempat Lain.
Kekasih dari Adit yang bernama Afida beserta temannya, Nina, yang saat ini sedang duduk di dalam mobil.
" Tidak... Tidak... Menurutku, Arsa tidak mungkin tiba-tiba bisa menjadi orang kaya. Setahuku, keluarganya sangat miskin. Dan Arsa selalu bekerja di saat hari libur. Jika keluarganya benar-benar kaya, kenapa dia harus kerja selama libur. Bukannya menikmati masa liburannya? " Semakin Afida memikirkan hal ini, semakin salah semua yang jadi kenyataan tentang Arsa saat ini.
"Kamu benar Fida, orang kaya mana yang mau memakai baju murah jika dia benar-benar orang kaya, tapi karena Lamborghininya, semua orang harus percaya bahwa dia orang kaya." Nina berkata sambil menggelengkan kepalanya.
"Mungkin dia menyewa Lamborghini itu hanya untuk membohongi kita semua. Karena tak ingin di pandang rendah" Afida berfikir jika yang berada di dalam fikirannya adalah sebuah kenyataan. Begitu Nina mendengar tentang persewaan mobil apa yang di katakan oleh Afida, Dia langsung menyimpulkan sesuatu.
"Kurang ajar. Berani-beraninya dia berbohong pada kita. Lain kali kalau aku bertemu dengannya, aku harus membalasnya." Nina menghentakkan kakinya dengan keras karena marah.
Pov Bayu.
Bayu Lesmana. Seorang yang membuat keributan dan di balas dengan Arsa dengan melukai bahunya menggunakan pena, harus di rawat di rumah sakit. Dan akhirnya hari ini dia bisa keluar dari rumah sakit. Saat iya memasuki kampus, Iya di sapa oleh temannya di gerbang.
"Bayu, akhirnya kau kembali” Wajah Bayu terlihat begitu muram. Ada beberapa teman sekelas yang menyapa di gerbang sekolah.
"Hal pertama yang akan kulakukan di kelas nanti adalah membalaskan dendamku pada Arsa Kenandra!" Tatapan Bayu terlihat sangat dingin. Dia sangat marah ketika mengetahui bahwa dirinya telah di lukai oleh Arsa hanya dengan menggunakan sebuah pena. Kejadian di ruang kelas saat itu benar-benar membuatnya merasa sangat dipermalukan.
"Bayu, apa yang akan kamu lakukan untuk membalas pengecut itu? Suruh saja seseorang untuk memukulinya hingga bonyok." Beberapa mahasiswa yang berjalan bersamanya berkata. Mereka ingin tahu apa rencana Bayu.
"Memukul dia? Kalian tahu, kalau hanya memukulnya saja tidak akan meredakan amarah dan rasa malu ku. Aku akan membuat pihak kampus mengeluarkannya! Aku akan merusak masa depannya" kata Bayu dengan sangat kejam.
"Mengeluarkannya? Bagaimana kamu bisa melakukan hal itu?" Tanya lelaki kurus yang mengikuti Bayu.
"Kepala jurusan politik dan pendidikan kampus adalah teman papaku. Sangat mudah bagi pihak kampus untuk mengeluarkan anak miskin seperti Arsa" Bayu berkata dengan senyum jahat di bibirnya hingga matanya ikut menjadi sipit.
Di sebuah ruangan yang menjadi tempat ketua jurusan Politik.
"Om Anggara" Bayu memasuki ruang kantor tersebut. Di depannya duduk seorang pria paruh baya yang gemuk dengan perutnya yang buncit. Lelaki itu adalah orang yang di maksud oleh bayu sebagai teman papanya. Seorang kepala Jurusan Politik dan pendidikan di universitas tersebut.
"Bayu, kenapa kamu tiba-tiba datang ke sini? Bagaimana kabarmu hari ini?" Lelaki bernama Anggara tersebut menyapa Bayu dan tersenyum.
"Om Angga, aku sedang ada masalah dengan salah satu teman sekelasku. Ini..." kata Bayu sambil menarik kerah bajunya, menunjukkan bahunya ke pak Anggara dan memperlihatkan kain kasa yang menutupi lukanya.
"Bayu, apa yang terjadi? " pak Anggara tampak terkejut.
" Aku ditusuk dengan pulpen oleh seorang mahasiswa di kelas. Om angga, om harus membantuku. Aku ingin menyingkirkan dia dari kampus ini" kata Bayu dengan gigi terkatup.
"Apa? Mengeluarkannya? Jangan khawatir bayu. Aku berjanji akan membantumu. Siapa nama anak itu?" Jawab Pak Anggara. Dia secara langsung mau membantu niat buruk Bayu.
"Namanya Arsa Kenandra." Kata Bayu menyebutkan namanya.
" Sebelumnya terima kasih om Angga" Kata Bayu lagi.
"Bayu Lesnana, kembalilah ke kelas dan tunggu kabar selanjutnya. Hari ini juga, aku akan mengeluarkan anak ini untukmu" Pak Anggara menyanggupi apa yang di inginkan oleh anak dari temannya itu. Bayu pun tersenyum penuh kemenangan. Iya segera keluar dari ruangan tersebut dan masuk ke kelas
Ketika Bayu memasuki ruang kelas, dia langsung berjalan ke dekat Arsa.
"Arsa, kamu..." Ucap Bayu dengan sorot mata penuh dendam.
"Bayu, kamu baru saja datang dan langsung menemuiku. Ada apa? Apakah rumah sakit tidak cukup untuk membuatmu jera! " Kata Arsa tanpa mendongak karena iya sedang membaca. Bayu yang mendengar kata-kata Arsa, wajahnya memerah karena marah. Bayu berniat hendak mempermalukan Arsa, tapi malah Arsa bertindak terlebih dahulu dan mengejeknya di depan kelas, suatu hal yang membuat Bayu merasa terhina.
"Arsa, beraninya kamu berubah menjadi begitu angkuh. Kamu tahu om Anggara, kepala jurusan politik dan pendidikan kampus ini, dia adalah teman ayahku. Om Anggara telah berjanji padaku kalau dia akan mengeluarkan kamu dari kampus ini hari ini juga" Kata Bayu dengan bangganya.
"Mengeluarkan aku? " Arsa hanya tersenyum.
"Aku pastikan, kamu yang akan keluar dari kampus ini" Ucap Arsa tenang
"Arsa, jangan sebut namaku Bayu Lesmana kalau hal itu tidak terjadi. Aku tidak akan memberi kamu kesempatan lagi. Tapi jika kamu berlutut, minta maaf kepadaku sekarang dan menjilat debu dari sepatuku, saya dapat mempertimbangkannya. Aku tidak akan membiarkan om Angga untuk mengeluarkanmu" Ucap Bayu kembali. Arsa yang mendengar itu hanya tersenyum.
"Aku akan memberimu kesempatan. Minta maaflah sekarang dan menjauhlah dariku, jangan pernah mengganggu hidupku lagi. Maka aku mempertimbangkan. Aku tidak akan membiarkan perusahaan ayahmu Mendapat masalah" Ucap Arsa sambil tersenyum.
"Perusahaan papa? Hahahaha" Bayu tertawa setelah berkata.
"Karena kamu hanyalah mahasiswa miskin, maka lihatlah sebentar lagi. Kamu akan di keluarkan dari kampus ini. Berani-beraninya kamu menyombongkan diri di sini dan mengamcamku" Bayu mencibir. Iya berpikir bahwa Arsa akan takut dan bahkan memohon belas kasihan kepadanya ketika tahu bahwa dia akan di keluarkan. Namun reaksi tenang Arsa membuat Bayu terkejut dan bingung.
Arsa menggelengkan kepalanya heran dengan keangkuhan temannya tersebut.
" Sepertinya kamu tidak menghargai kesempatan yang aku berikan kepadamu. Kamu bisa saja langsung meminta maaf, tapi kamu malah memilih jalan yang akan menyusahkanmu sendiri." Ucap Arsa dengan pelan. Dan apa yang ia ucapkan benar-benar tidak di mengerti oleh Bayu Lesmana.
"Arsa, kaulah yang tidak menghargai kesempatan yang kuberikan padamu. Dan kamulah orang yang akan dikeluarkan. Tunggu saja! " Setelah Bayu menyelesaikan kalimatnya, iya berbalik dan pergi.
"Okelah, akan saya menunggu." Arsa tersenyum dengan penuh percaya diri .