Reynand saputra, pria tampan, bak seorang aktor, namun berhati dingin. di paksa ikut perjodohan oleh orangtuanya. padahal dia sendiri sudah memiliki kekasih yang sangat di cintainya, tapi mereka tak menyetujui hubungannya. Nanda gadis imut, belesung pipi. memiliki rambut lurus nan panjang yang baru berusia 20 tahunan, terpaksa menikah dan harus terjebak dengan pria tampan dan dingin seperti Reynand saputra. Karena terikat janji perjodohan yang papanya ucapkan. bagaimana selanjutnya? ikuti kisahnya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rova Afriza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Segala macam rutukan, atas kekesalannya pada pria itu hanya bisa ia tahan dan ucapkan di dalam hati. Setelahnya dia pun sudah terlihat merapikan apartement pria itu, sebelum mendapat amarahnya kembali.
Beberapa jam kemudian.
Brukkkk...
Karena terlalu lelah, sehabis membersihkan apartemen pria itu. Dia pun segera membaringkan tubuhnya di atas shofa yang terletak di ruang tengah, demi mengistirahatkan tubuhnya sejenak, seluruh tubuh dan pakaiannya pun tampak basah oleh air bercampur keringat. Di lihatnya ke jam yang ada di pergelangan tangannya itu, sudah menunjukan pukul 16:30 Wib.
"Oh my god!" Ucapnya. Bahkan dia membutuhkan waktu selama 3 jam lebih untuk membersihkan seluruh apartement pria itu, dan mencuci seluruh pakaiannya. Bahkan dia sudah bekerja dengan kecepatan maksimal pun. Tetap saja, dia akan pulang agak malaman ke rumahnya.
Kreeiiittt.
Suara pintu kamar Rey, terbuka dari dalam.
"Kamu masih betah berlama-lama di apartementku!?" Ucap Rey tajam dengan suara ciri khas orang yang baru bangun tertidur. Bahkan rambutnya terlihat berantakan, dengan mata yang masih sedikit merah, namun masih terlihat begitu sempurna nan tampan, seperti biasanya. Wajahnya tampak terkejut, saat melihat gadis itu yang belum pulang sama sekali, bahkan dengan santainya justru membaringkan tubuhnya di shofa ruang tengahnya.
"Pak, saya bukan betah, tapi emang baru selesai beresin apartementnya bapak!" Ucap nanda kesal. Karena pria itu berani berucap yang tidak-tidak tentangnya, padahal dirinya baru saja berjasa membersihkan seluruh apartemennya.
"Oya, karena bapak udah keluar dari kamar, saya mau numpang mandi dulu, di kamar sebelah airnya macet," Terang nanda cepat. Lalu segera melangkahkan kakinya ke arah kamar Rey untuk membersihkan tubuhnya.
"Heyyyy siapa yang menyuruhmu masuk seenaknya, ke dalam kamarku!" Ucap Rey geram. Lalu segera mencekal lengan gadis itu untuk menghentikannya.
"Pak, lihatlah tubuh saya yang begitu kotor ini, dan asal bapak tahu, ini semua karena ulah bapak!" Geram nanda.
Hey, sejak kapan gadis ini, jadi punya keberanian padaku, bukankah awalnya dia bahkan terlalu takut untuk sekedar menatapku, aku benar-benar membenci seseorang yang punya nyali dan keberanian seperti ini! Geram Rey dalam hati.
"Siapa yang mengijinkan mu mandi di sini, aku menginjinkanmu kemari hanya untuk membersihkan apartementku!" Jelas Rey dengan menatap tajam ke arah gadis itu.
"Baiklah kalau begitu, segera antarkan saya pulang ke rumah, supaya saya bisa mandi di rumah saya sendiri!" Geram nanda akhirnya.
"Karena kau baru menyelesaikannya setelah 3 jam dari semenjak kau datang, maka aku tak akan mengantarkanmu pulang!" Ucap Rey datar, lalu meneguk air yang ada di dalam gelas di tangannya tersebut, karena kehausan.
"Whaaatttt, apa bapak gak punya hati nurani sedikitpun, bahkan setelah apa yang sudah saya lakukan untuk bapak!?" Ucap nanda dengan nada agak tinggi, karena kesal dengan ulah pria itu yang tak punya hati sedikitpun.
"Bahkan motor saya tertinggal di kampus, karena ulah bapak juga, setidaknya kalau tak mengijinkan saya mandi di sini. Antar lah saya pulang!" Geram nanda lagi.
"Pokoknya saya tidak mau tahu lagi, itu urusanmu. Mau keluar sendiri, atau saya panggilkan satpam!?" Tawar Rey. Tangannya sudah menekan tombol telepon genggam yang ada di atas mejanya. Untuk memberitahu satpam apartementnya tersebut.
"Gak perlu capek-capek, saya bisa keluar sendiri kok!" Kecam nanda. Lalu segera berjalan ke atas meja untuk mengambil tasnya. Sementara pria itu sudah terlihat berdiri di depan pintu apartementnya untuk mempersilahkan gadis itu keluar.
"Dasar pria gila, kejam, sinting!" Segala sumpah serapah terus terucap di hatinya. Sampai akhirnya, ia tiba di tempat parkiran apartement pria itu kembali.
