Mengejar Cinta MAS Ojol

3 hari berlalu, Sheila sudah mulai pulih kembali. Ia sudah tidak ingin bicara dengan papanya. Bahkan kini menginap di apartemen bersama sahabatnya, Riska. Berbagai masalah ia ceritakan kepada sahabatnya.

Namun tidak dengan Iwan yg mengganggu pikirannya. Terlebih karena pernah berjanji pada diri sendiri. Jika ia akan mengikuti serta menyerahkan dirinya kepada Iwan. Namun lambat laun pikiran itu berubah. Sebab ada rasa yg sulit untuk diungkapkan.

Sebenarnya Arya ingin Sheila bersamanya. Namun Sheila menolak, karena nanti akan dibujuk kembali dengan papanya. Terlebih ditempat Arya ada Marsha yg kadang membuatnya sakit hati. Arya pun mengijinkan bersama sahabatnya dan akan selalu mengawasinya.

" Shell, besok elu masuk kerja kan..?" tanya Riska. Sambil mencomot cemilan di meja. Sheila mengangguk.

" Iyalah, gw udah engga pegang duit.." Sahut Sheila.

" Elu mah bebas keluar masuk perusahaan. Anaknya yg punya sih.." Celetuk Riska. Matanya melirik ke arah Sheila yang disebelahnya.

" Bukan begitu Ris. Gw sebenernya sudah mau cabut. Tapi kak Arya selalu meminta kembali.."

Sheila pun menceritakan tentang Arya yg memintanya kembali. Dengan alasan karena masih dibutuhkan di perusahaan.

Keduanya pun saling bercerita, tentang kisah kisahnya berdua. Hanya kurang satu saat ini, yaitu Vina. Sahabat satunya lagi yg memang pulang kerumahnya.

Malam semakin larut, keduanya pun akhirnya istirahat. Karena pagi harus bersiap bekerja kembali. Riska, Sheila dan Vina satu kantor di perusahaan Ajisakaplas.

...****************...

Pagi harinya, Riska dan Sheila pun berangkat bersama. Keduanya menggunakan mobil Riska untuk sampai kantor. Jalan sudah mulai padat merayap. Apalagi perjalanan yg memakan waktu 1 jam itu. Membuat sering merasa kelelahan dijalan.

Sesampainya di kantor, Sheila pun menuju meja kerjanya. Dalam ruangan ada lebih dari 10 orang. Rata rata adalah staf dan administrasi. Sementara Sheila juga sebagai salah satu staf ditempat itu. Namun hanya Vina dan Riska yg tahu, kalau Sheila adalah putri dari pemilik perusahaan. Selain itu, Sheila juga dikenal orang dekat Arya Mahawira.

" Tumben Lo masuk..?" celetuk teman kantornya kepada Sheila. Namun Sheila hanya menanggapi dengan senyuman. Sementara Riska tampak tidak suka dengan orang satu ini. Sebab seringkali mencari masalah dengannya.

" Biarin aja Ris.." Ucap Sheila kepada Riska. Yang akhirnya Riska mengikuti perkataan Sheila.

" Halo cinta, apa kabar..!"

Salah satu sahabat Sheila datang kemudian cipika cipiki dengan Sheila. Siapa lagi jika bukan Vina.

" Juragan kontrakan baru tiba ternyata.." Celetuk Sheila kepada Vina. Dan ketiganya pun saling bertukar cerita. Namun hanya Sheila seakan enggan untuk menceritakan kisahnya.

" Lu dicariin Andre Shell..!" Ucap Vina, yg kemudian duduk di bangku kerjanya.

" Gw dah putus.." Sahut Sheila menunduk. Sheila kembali teringat ketika bersama Andre. Jika dirinya sudah tidak punya apa apa. Selain fasilitas dari papanya, kartu yg biasa diberikan kepada Sheila pun sudah diblokir. Apalagi ketika Andre mendengar jika Sheila dijodohkan dengan orang negeri Jiran. Dan saat itu juga Andre menyatakan putus dengan Sheila.

" Kenapa..?" Tanya Vina penasaran. Karena selama ini ia tahu, tidak ada masalah apapun antara Andre dan Sheila.

" Matre dia.." celetuk Riska disebelahnya. Kemudian menceritakan kisah Sheila yg dijodohkan dan dicabut semua fasilitasnya. Membuat Andre memutuskan begitu saja.

" Tapi lu ga nyesel kan..?" Sahut Vina. dan Sheila geleng geleng kepala.

" Ngapain nyesel. Udah ketahuan begitu. untung gw belum terlalu jauh kenal dan bersama.." Sahut Sheila. Dan hal itu dibenarkan oleh Riska dan Vina.

Setelah bercengkerama sesaat, ketiganya melanjutkan pekerjaan. Dimana saat ini Sheila harus memulainya kembali beberapa laporan yg harus dikerjakan. Beruntung sahabat sahabatnya bersedia membantu. Hingga dengan mudah menyelesaikannya.

...****************...

Jam istirahat pun sudah dimulai, Sheila, Riska dan Vina menuju ke kantin. Perusahaan hanya dua lantai. Karena sebagian besar adalah pabrik pabrik yg berdiri di atas tanah ratusan hektar. Dan di lantai 2 khusus staf dan pimpinan perusahaan. Sementara lantai satu kantor ini berisi kepala bagian kepala bagian dengan ruangan masing masing.

" Makan apa..?" tanya Riska kepada Sheila.

" Soto.." Sahut Sheila dan Vina bersamaan.

Ketiganya menuju ke kantin yg sudah sangat ramai. Dari berbagai pedagang ada disana. Memang dari perusahaan menyediakan tempat untuk karyawan istirahat tanpa harus keluar perusahaan.

Sebenarnya perusahaan memberikan makan siang untuk karyawannya. Namun kadang ada yg merasa tidak cocok dengan yg disediakan oleh perusahaan. Sehingga perusahaan menyediakan warung warung di kantin khusus karyawan dan pekerja pabrik.

Sesaat Sheila mematung, ketika melihat ojol yg masuk ke salah satu warung. Ia kembali teringat dengan Iwan. Yang beberapa hari tidak ia temui. " Wan, dimana sekarang kau berada. Aku rindu.." Batin Sheila, kemudian duduk dan menikmati makanan saat ini.

Sheila tidak di beritahu oleh Arya, jika Iwan berada di kampung halaman. Arya hanya ingin tahu, apakah Sheila benar benar jatuh cinta dengan tukang ojol itu. Atau hanya sekedar kenal biasa. Sebab Iwan sudah berani dengan papanya. Yang saat ini sakit karena Sheila belum mau memaafkannya.

...****************...

Sore harinya, Sheila menemui Vina untuk mengatakan sesuatu.

" Vin!, gw nginep tempat Lu ya..?" Ucap Sheila kepada Vina. Sementara Vina mengerutkan keningnya. Sebab tidak biasanya Sheila berbuat demikian.

" Mau ngapain Shell?, nginep tempat Vina. Gw sendiri dong..?" Celetuk Riska.

" Gw ada perlu Ris.." Sahut Sheila.

Sheila ingat, jika kontrakan Iwan tidak jauh dari rumah Vina. Bahkan melewatinya. Sehingga bisa mampir sebentar untuk menemui Iwan.

" Curiga gw..?" Sahut Riska. Namun tidak ditanggepin oleh Sheila.

" Boleh!, entar mau ikut gw..?" Jawab Vina atas pertanyaan Sheila. Sehingga sore ini benar benar Sheila menginap di rumah Vina.

" Ya udah, kalau ada apa apa kasih info Shell..!" Sahut Riska yg akhirnya memperbolehkan Sheila bersama Vina.

Dan ketiganya pun keluar menuju tempat parkir mobil. Parkiran yg jadi satu dengan sepeda motor milik karyawan perusahaan. Berbeda dengan parkiran pekerja pabrik yg ditempatkan khusus di tempat terbuka.

Vina melajukan kendaraannya menuju tempat tinggalnya. Sheila mencoba mengingat ingat, jalanan yg pernah ia lalui.

" Vin?, jembatan yg warna merah itu lewat kan..?" Tanya Sheila kepada Vina. Karena biasanya Vina melalui jalan tersebut.

" Lewat sih, kadang. Kalau jalan utama tidak macet.." Sahut Vina, menjawab pertanyaan Sheila.

" Lewat sana ya!, gw mau mampir sebentar..!" Sahut Sheila. Dan Vina mengangguk.

" Ketempat siapa Lo?" Tanya Vina penasaran. Karena baru kali ini Sheila tahu daerah itu.

" Ada deh.." sahut Sheila.

Jawaban dari Sheila membuat Vina mengerutkan keningnya. Sebab ia mencurigai sesuatu berkaitan dengan Sheila.

Bahkan Sheila baru ingat. Jika rumah Vina tidak jauh dari tempat Iwan berada."Kenapa engga kepikiran kemarin ya?, kerumah Vina. Gara gara ojol ganteng sih.." celetuk Sheila namun hanya didalam hati.

Dan benar saja, Vina mengarahkan jalanan yg disebut Sheila. Sheila memperhatikan kiri dan kanan. Berharap ada Iwan disana. Namun kosong tidak terlihat sama sekali.

" Vin!, Gapura warna putih berhenti ya!, gw mau masuk sebentar. Tapi tungguin gw..!" Ucap Sheila, Vina sebenarnya curiga. Namun membiarkan saja lebih dahulu. Agar Sheila merasa lega.

" Yo aiiii..!" Sahut Vina.

Dan bertepatan dengan yg ditunjuk Sheila, Vina pun menghentikan kendaraannya. Sheila turun, menyebrang jalan dan masuk ke area gapura warna putih.

Vina hanya memperhatikan dari kejauhan, arah yg dituju oleh Sheila. Namun bertepatan tikungan, membuat pandangannya hilang.

...****************...