NovelToon NovelToon
COLD WORDS

COLD WORDS

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / trauma masa lalu / Office Romance
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: YoshuaSatrio

Kisah seorang pria yang tidak lagi mau mengenal cinta, karena bayang masa lalu yang terlalu menyakitinya. Begitu banyak cinta yang datang dan mencoba mengetuk.
akankah ada sosok perempuan yang mampu mengubah kehendaknya?
adakah perempuan yang akan mampu mencuri perhatiannya?
ikuti kisahnya dalam cerita author "COLD WORD"
kisah ini hanya berdasarkan imajinasi author saja. jika ada kesamaan nama tokoh, ataupun latar, merupakan suatu kebetulan yang dibetul-betulkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

COLD WORD---15

Menyaksikan kecelakaan maut secara langsung di depan mata, membuat siapapun akan merasa syok. Sedetik bahkan sampai beberapa detik kemudian, otak akan terasa kosong, dan detik selanjutnya, akan merasakan sendi-sendi di seluruh tubuh terasa lemah.

Jantung akan terpacu, seluruh tubuh akan gemetar, keringat dingin mengikuti di detik selanjutnya. Rasa takut, kasihan, dan ngeri tak bisa dihindari lagi.

Hal yang sama dirasakan oleh Tama, Arwan dan juga Tyas.

"Tama!! Kamu baik-baik saja?jangan melihatnya! Please!" seru Arwan memeluk tubuh Tama yang berdiri kaku dengan mata terpejam.

"Kenapa malah si manusia batu yang dipeluk, aku yang perempuan, lemas gemetar disini, nggak ada yang peduli." gerutu Tyas yang sudah duduk bersimpuh, tak kuat menahan lemasnya sendi lutut.

Arwan yang memiliki kepribadian hangat dan mudah berempati dengan orang lain, tak segan memeluk Tama yang berdiri dengan mata terpejam. Sedikit Arwan mengerti bagaimana kondisi Tama sebelumnya, yang membuat Tama berubah menjadi sangat dingin seperti ini.

Tyas yang juga menyaksikan itu, ikut panik tak mengerti apa yang terjadi pada Tama.

"Kenapa dia, Mas?" pekik Tyas kaget.

"Ah, aku lupa kamu juga di sana, Tyas. Kamu baik-baik saja?" tanya Arwan ketika melihat Tyas masih terduduk bersimpuh dengan wajah sedikit pucat.

Tyas mengangguk tak yakin. "Dia kenapa? Kenapa bisa kamu se-syok itu?" Tyas berusaha bangkit berdiri.

"Tolong kamu duduk disitu." Arwan memberikan arahan.

Tanpa banyak bertanya, Tyas menurut pada perkataan Arwan. Tyas duduk di bangku halte, sementara Arwan memapah Tama dan membantu Tama duduk di bangku bersebelahan dengan Tyas.

Tama duduk, mengatur nafas, dengan kedua tangan berpegangan erat pada pinggiran bangku, badan condong menunduk kedepan, matanya terpejam.

Arwan mengambil air putih dari ranselnya, dan menyerahkannya pada Tama.

"Minumlah ini," ujar Arwan.

Tama tak menghiraukan simpati Arwan. Tama masih terdiam menunduk, berusaha menjaga kesadarannya. Sementara Tyas yang masih tak mengerti, hanya terdiam memperhatikan.

"Tyas, jangan kemana-kemana, aku akan mencari taksi ke jalan besar di sebelah sana," kata Arwan dan berlalu dengan cepat.

"Eh, tapi ...." Tyas termangu dengan banyak tanda tanya.

Tama tak berani mengangkat wajahnya. Saat ini, ia masih bisa menjaga kesadarannya dengan baik. Tangannya semakin erat memeras pinggiran bangku halte.

"Apa yang harus aku lakukan untuk mengatasi ini? Ada perempuan asing itu di sini! Dia terlalu berisik untuk masuk dan tahu tentang kekhawatiran ini." pekik Tama dalam hati.

Tama memiliki trauma menyakitkan berhubungan dengan kecelakaan. Namun, selama ia langsung memejamkan mata, semua akan terkendali dengan baik. Biasanya ia akan beringsut perlahan meninggalkan tempat dimana ia melihat kecelakaan.

Namun, ia terlanjur tak segera menjawab Arwan yang panik. Arwan terlanjur berlari mencarikannya taksi. Jadi ia bermaksud menunggu Arwan dan segera menjauh dari tempat itu. Jadi, ia memutuskan untuk tetap diam menunduk sambil menunggu Arwan.

"Apa dia punya trauma dengan kecelakaan? Pasti sangat menyakitkannya sampai mas Arwan sepanik itu. Aku harus membantu agar dia tak takut. Tapi apa yang bisa aku lakukan?" Tyas bergumam dalam hati mencoba menemukan sendiri hal-hal yang tidak dimengertinya.

Rasa empati Tyas mulai teruji, saat melihat Tama tetap berdiam dalam posisinya sejak awal. Tyas beringsut, lalu jongkok di depan Tama untuk melihat bagaimana sebenarnya wajah Tama.

"Apa kamu baik-baik saja?" Tyas memberanikan diri bertanya. "Ada yang bisa kulakukan?"

Namun tak ada sahutan dari mulut Tama. Keringat dingin tampak membasahi wajah Tama. Melihat hal itu, Tyas berniat mengambil tisu dari dalam tasnya. Namun tiba-tiba kepala Tama terantuk ke kepala Tyas.

"Aduh!" pekik Tyas kaget.

Untung saja reflek Tyas sangat bagus. Tyas menangkap kepala Tama dengan kedua tangannya, namun Tyas merasa tak mampu menanganinya, sehingga Tyas membiarkan Tama menyandarkan kepalanya ke pundak Tyas.

"Apa dia pingsan? Kenapa? Manusia ini berat bgt ya Tuhan." gumam Tyas mematung dengan kedua kakinya bersimpuh di tanah, menahan beratnya sebagian tubuh Tama.

"Aku harus bagaimana? Kenapa mas Arwan lama banget sih?"

Tyas hanya berani bergumam. Entah kenapa ia tak ingin bergerak atau protes. Tubuhnya yang tadinya gemetar melihat kecelakaan pun menghilang. Rasa takut pun berganti sepenuhnya menjadi rasa simpati. Bahkan semua kekacauan dan keributan di belakangnya, tak lagi mengganggunya.

Beberapa menit Tyas menahan beratnya sebagian tubuh Tama yang kepalanya masih tersandar dibahu Tyas. Nafas Tama terasa sangat dekat menyapa bagian tubuh Tyas.

"Luka apa yang dia lalui, sampai batu ini bersandar pada sembarang bahu seperti ini?" Tyas masih bergumam.

"Jangan-jangan dia kehilangan istrinya dalam kecelakaan maut?!!" Tyas tak mampu menghentikan pikirannya bermain-main.

"Jadi dia duda? Sialan!! Duda aja sombong banget," entah mengapa pikiran Tyas tak bisa berhenti berpikir ke arah yang tak tentu. "Tapi kasihan juga. Pasti sangat menyakitkan ya ditinggal pergi oleh orang yang sangat penting di hatinya."

"A... aaa.. aku harus apa?" jawab Tyas terbata saking terkejutnya.

Namun Tama tak menyahut lagi. Hanya diam, dengan kedua tangannya semakin melunglai.

"Ka..kamu baik-baik saja?" ucap Tyas sedikit lebih meninggikan suaranya.

"Maaf Tyas, terlalu lama ya," ucap Arwan. "Apa yang terjadi?" imbuh Arwan ketika melakukan hat pemandangan tak biasa itu.

Tyas hanya menggeleng menanggapi pertanyaan Arwan. Kedua tangan Tyas masih setengah memeluk sebagia tubuh Tama yang tertumpu padanya.

.

.

POV TAMA.

"Ah, dasar Arwan, kenapa harus tiba-tiba panik. Tapi okelah, dia memanggil taksi, itu artinya aku bisa meninggalkan tempat ini dengan lebih cepat," gumam Tama dalam hati dengan mata terpejam.

Ia tak merasa terganggu dengan kegaduhan suara sirine ambulance dan para penolong, karena dikedua telinganya selalu terpasang earphone dan lagu-lagu selalu menjadi pilihan bagi Tama untuk mengalihkan semua suara-suara bising di sekitarnya.

"Aduh, earphoneku jatuh satu," seru Tama dalam hati.

Tama berniat mengambil earphone nya dengan cepat, ia membuka mata sedikit, namun terlambat. Tama tak menyadari ada Tyas jongkok tepat didepannya. Tak ada waktu menghindar, membuat kepala Tama pun terantuk pada kepala Tyas yang sedang tertunduk mencari sesuatu ke dalam tasnya.

"Aduh! sialan! Sejak kapan perempuan itu duduk disana?" Tama terkejut dan bermaksud menarik kembali kepalanya, namun tak ada waktu, Tyas terlanjur memegangi kepala Tama dan beberapa detik kemudian menariknya di pundak kanan Tyas.

"Apa yang dilakukannya? Kenapa malah jadi seperti ini? Kalau aku bangun, dia akan banyak bertanya. Ah, sebaiknya aku diam saja. Mungkin pura-pura pingsan akan lebih baik. Jika besok ketemu lagi, dia tidak akan berisik. Ah, benar, seperti itu saja."

.

.

...****************...

To be continue...

1
HARTINMARLIN
semoga aja Tyas sama Tama berjodoh
Marlina Bachtiar
nah loh ketemu lg sama Tama,jodoh tuh 🤣
Marlina Bachtiar
apa itu adiknya Tyas🤔
Marlina Bachtiar
pasti Tama tuh yg lg jalan, ketahuan kl Siska bukan pacarnya 🤭
Marlina Bachtiar
waduh takut Tyas cemburu ya 🤣🤣
Marlina Bachtiar
jangan lihat luarnya yg penting rasanya 👍
Marlina Bachtiar
pasti ngarep di anterin Tama 🤣🤣
Marlina Bachtiar
ternyata bapak" jg baca ya 🤭
HARTINMARLIN
bagaimana jalan kehidupan mereka berdua?.... akankah mereka berdua kejenjang pacaran 🤔🤔
HARTINMARLIN
lanjut lagi
HARTINMARLIN
sepertinya Tama mulai ada rasa suka kepada Tyas
HARTINMARLIN
hati-hati
HARTINMARLIN: iya typo nya 🤭🤭
𝒀𝑶𝑺𝑯: 😁😁😁 typo bunda
total 2 replies
HARTINMARLIN
semoga aja Tama bilang pacarnya 🤭🤭
🍁𝕬𝙮ͨ𝙚ͥ𝙨ꙵ𝙝ⷮ𝙖ⷽ❤ͽ֟֯͜᷍ꮴ❣️🔵
terpesona kah kamu "tama
Marlina Bachtiar
jgn balikan lg deh 😣
Marlina Bachtiar
temenan aja,jgn minta lebih 🤭
Marlina Bachtiar
waduh 🤣
Marlina Bachtiar
mimpi 🤣
Marlina Bachtiar
pura" tidur aja Tyas 🤫
HARTINMARLIN
lanjut lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!