NovelToon NovelToon
Antara Benci & Cinta

Antara Benci & Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak
Popularitas:22.2k
Nilai: 5
Nama Author: Eflin Manopo

Liana Mikha Smith

Ibarat jatuh tertimpa tangga lagi, mengalami buta dan harus menerima pernikahan yang tak berdasar pada cinta.

Arsen Christoper Miller

Dengan dalil menjaga nama baik keluarga harus bersedia menikah tapi dengan mengajukan satu syarat. cerai setelah pulih kembali.


Ikuti kisahnya AB&C...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eflin Manopo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 15

Arsen masih setia berdiri di balkon kamarnya memandangi langit malam. Ribuan bintang bertaburan indah di langit yang ditinggalkan sang surya ke peraduannya, menjadi pemanis bagi malam yang kelam.

Seandainya saja dia ibarat langit yang memiliki bintang sebagai pengganti cahaya disaat sang Surya tak nampak, yang pasti dia tak akan pernah merasa gelap dan hampa.

Lalu bagaimana dengan Liana, tidakkah dia bisa menjadi sebagai pemanis bagi Arsen yang ditinggalkan sang kekasih? Jawabannya adalah, mungkin tidak, karna Liana Lah penyebab ia harus berpisah dari sang pujaan hati.

"Ah..!" Arsen bergumam resah. Dia menopang dua tangannya dipagar pembatas balkon, menundukkan kepalanya.

Pikirannya kini beralih pada hal lain. Dia mulai memikirkan tentang Liana. Dia harus membuat Liana cepat pulih. Jalan satu-satunya dia akan mencoba membawa Liana ke jerman untuk dioperasi. Pihak rumah sakit disana sudah menyarankannya tempo hari saat Liana dibawa kerumah sakit akibat keracunan. Memang awalnya Arsen sudah mendaftarkan Liana beberapa hari sebelum menikahi gadis itu sebagai penerima donor mata dari RS terbaik di Jerman. Namun entah mengapa pihak RS itu menghubunginya dan menolak menjadi penyedia donor mata tersebut, mereka justru menyarankan agar Liana dioperasi saja.

Jadi Arsen kini bertekad hendak membawa Liana ke sana. Siapa tau dengan operasi itu Liana bisa sembuh. Lebih baik mencoba dari pada menunggu sekian lama dan akhirnya akan membuat hubungan Arsen dan Rebecca semakin hancur, padahal mereka sudah saling mencintai. Kan pada dasarnya begitu. saat hati terbiasa ditempati oleh yang sudah lama dipilihnya, maka akan sangat sulit untuk menggantikan dengan yang baru, meski telah mengikatnya erat sekalipun.

KRUK KRUK

Suara dari dalam perutnya memberi tanda peringatan telah melewati waktu makan malam. Yah ternyata hampir empat jam dia habiskan. Membalas telpon dari Rebecca kemudian lanjut dengan acara 'renungan takdir' yang sukses mengalihkan pikirannya pada rasa lapar.

Dia harus mengisi ususnya dengan makanan karena hanya itu yang bisa menghentikan suara merdu yang keluar dari dalam sana. Kenapa juga tak ada yang memanggilnya turun untuk makan malam? Atau karena dia sibuk berbicara dengan Rebecca sampai-sampai tak mendengar ada yang memanggilnya. Entahlah. Bersyukur saja perutnya belum keburu hilang kesadaran sehingga bisa mengingatkannya.

Arsen segera keluar dan bergegas turun menuju arah dapur tujuannya adalah lemari pendingin. karena di meja mbok Mirna tak meninggalkan jejak apapun. Tak sempat menekan saklar lampu karena buru-buru akhirnya,,

BRUK

"AAAHH...!" Teriakan Liana cukup keras seperti ketakutan, saking takutnya dia. Bukan takut melihat penampakan, tapi karena saat ini dia sedang melayang menemui lantai marmer.

"EH...!" Arsen juga tak kalah kaget. Tapi karena dia sadar celaka Liana sudah didepan mata, secepatnya ia mengejar kedepan berusaha menjangkau tubuh Liana yang melayang kebelakang akibat terdorong keras tubuhnya.

BRUK

Akhirnya Arsen dapat menyelamatkan Liana kali ini. Tapi sayangnya saking cepat dan terlalu kuat dia menarik tangan Liana sebab hanya itu bagian tubuh Liana yang dapat dia jangkau, justru mereka berdua jatuh juga kelantai dengan posisi tubuh Arsen menjadi alas bagi Liana.

KLIK

"Oh maaf tuan, nyonya.." mbok Mirna yang dapat mendengar keributan yang berasal dari dapur tiba-tiba datang dan langsung menyalakan lampu bagian dapur, dan akhirnya dia melihat jelas adegan dua majikannya yang satu menindih yang lain. Mbok Mirna segera membalikkan tubuhnya karena enggan.

"Tidak apa-apa mbok..ayo tolong angkat dia..!" Ujar Arsen teriak lantang, karena sudah berapa lama berada dibawah sana. Dia merasa bahaya sedang mengintai.

Pasalnya saat ini, aroma harum tubuh Liana, sukses membuatnya merinding. sampai-sampai pipi gadis itu masih terasa juga di pipinya. Padahal pipi keduanya hanya menempel saat Arsen menarik Liana tiba-tiba, dan ketika terjatuh kelantai tubuh Liana agak sedikit kebawah.

Gantian aroma wangi rambut istrinya bersama hembusan napas Liana dilehernya seperti sedang merayunya untuk membangkitkan sesuatu yang tak nampak.

Sumpah demi langit dan bintang-bintang tadi dia ingin segera bangun dari sana.. Tentulah badannya sakit karena dia membentur lantai dengan membawa beban tubuh Liana.

"Oh..baik tuan.." ujar mbok Mirna.bergegas mendekati keduanya saat mendengar suara bariton pria itu. "Mari nyonya saya bantu." Tambahnya lagi berusaha mengangkat tubuh majikan perempuannya.

Liana masih syok sampai-sampai tak tau untuk berbuat apa. Tapi dia juga berusaha bangkit dari atas tubuh suaminya itu.

"Terima kasih mbok." Ujar Liana kemudian. Setelah kesadarannya kembali. Dan sudah dalam posisi berdiri.

Arsen juga berusaha bangkit dari sana dengan sedikit meringis karena sakit bagian belakang tubuh dan lain-lainnya.

"Kamu kenapa ada di dapur sih..malam-malam seperti hantu hah? Mana tidak menyalakan lampu lagi. Lihat akibatnya!" ujar Arsen kasar sambil marah-marah.

Dia sedang kelaparan tapi bukannya makan malah badannya jadi sakit semua. Mana ada insiden yang hampir membangunkan Arsen kecil lagi. Untung otaknya belum sempat meng sugesti sehingga dia tidak terhipnotis oleh keberadaan Liana.

"Maaf tuan. Tadi saya hanya mencari sesuatu" Kata gadis itu dengan wajah polosnya. "Saya kan...tidak bisa melihat apapun tuan. Jadi saya pikir tak perlu juga...menyalakan lampu." Suara Liana terdengar seperti sedang merasa bersalah.

"Bisanya cuma menyusahkan orang saja..apa memang dia suka mencelakai orang lain juga!??" Gumam Arsen tapi bisa didengar.

"Saya minta maaf tuan..tadi saya cuma..." Ucapan Liana terputus oleh kata-kata Arsen.

"Anda itu bisa panggil Rosa kan? Dasar tak berguna. Huh..!" Arsen semakin kesal bercampur marah pikiran liarnya tadi sudah hilang dan kembali menjadi dirinya yang normal.

Kali ini dia sudah mulai merasakan tubuhnya seperti kena godam. Sakit sekali. Tak pernah dia jatuh ke bumi seperti ini. Mungkin jika jatuh sendirian pernah. Jadi emosinya lah yang sedang pegang kendali.

"Tapi, tuan pernah bilang saya tidak boleh bergantung pada orang lain. Dan harus mandiri. Saya sudah belajar untuk itu."jawab Liana se pelan mungkin. Liana sudah lupa pada aturan Arsen yang baru untuk mencegah hal-hal buruk.

"Tapi kamu tau kan, kalau kamu bisa jadi sumber masalah dirumah ini.? Gara-gara anda, saya jatuh, Mama di marahi Sandra, dan pasti akan ada lagi yang akan terjadi karena ulah kamu..bisa jadi nanti ada yang kehilangan nyawa karna ulah anda.!" balas Arsen masa bodoh kata-katanya menyakitkan.

"Saya sudah menghindari masalah agar tidak menyusahkan orang lain. Rosa sudah tidur. Setidaknya saat ini saya berusaha jadi orang berguna meski hanya untuk diri saya sendiri." Liana akhirnya terpancing emosi juga. Sungguh kata-kata Arsen menusuk hingga menembus dan merusak sel-sel tubuh sekecil apapun.

Gadis itu kan bisa tidak menyalakan lampu, toh dia tak perlu itu. Sementara Arsen kan boleh menekan saklar lampu agar dapat melihat jelas? Lalu siapa sebenarnya yang pantas disalahkan? siapa yang sudah buat masalah?

"Saya.. mohon maaf.. kalau anda jatuh karena saya tuan. Sekali lagi ..maaf tuan." Ujarnya lagi kemudian tapi suaranya terdengar berbeda. Ada sesak yang terdengar jelas.

Mbok Mirna yang sejak tadi salah mengerti dengan dua majikannya, kini paham apa yang terjadi disana.

"Memangnya nyonya mencari apa? Biar nanti mbok yang ambilkan." Ujar wanita paruh baya itu.

"Tidak usah mbok. Ini saya sudah baikan kok." Jawab Liana. "Saya kembali ke kamar saja mbok, mungkin ada yang tuan Arsen butuhkan biar mbok mengurus tuan Arsen saja ya.!?" Liana menambahkan, karena dia bisa mendengar pintu kulkas dibuka seseorang dan pasti itu Arsen.

Memang saat mbok bicara dengan Liana, Arsen sudah beranjak perlahan ke arah kulkas dan kemudian membukanya untuk mengambil apa yang dia butuhkan, tanpa rasa bersalah apalagi simpatik sedikitpun. Dasar tak punya hati.

Arsen memang berusaha harus menghindar. karna jika dia melihat Liana menangis dia pasti akan teringat Rebecca yang tadi.

Sudah jelas akan banyak kata serapah yang akan dia keluarkan sebagai wujud kekesalan dan kemarahannya.

Pokoknya bagi Arsen Liana adalah sumber kesialan bagi hidupnya.

Sementara itu Liana sudah beranjak perlahan berjalan menjauh dari dapur menggunakan tongkat kecil untuk membantu agar tidak akan membuat dia terantuk dan jatuh, sampai akhirnya gadis buta itu bisa masuk ke kamarnya juga.

Setelah Liana tak lagi disana, mbok Mirna sedang memanaskan makanan untuk tuannya.

"Mbok memangnya apa yang dia butuhkan di dapur? Apa dia sakit? Tapi dia tidak sedang mimpi sambil berjalan kan?" Tanya Arsen beruntun. Dan masih terdengar datar saja.

Mbok Mirna bingung mau jawab yang mana dulu.

"Hmm..itu..nyonya mungkin mau ambil obat tuan." Mbok Mirna pilih menjawab yang nomor satu agar bisa menjawab semua pertanyaan. Sambil menyiapkan makanan yang sudah dia panaskan tadi.

Mbok Mirna sempat melihat laci tempat obat-obatan sedikit tertarik keluar. Pasti Liana belum sempat membuka laci itu sepenuhnya, sudah keburu ditabrak tuannya.

"Dia sakit lagi? Ah..ada-ada saja perempuan itu." Ujar Arsen semakin gusar, dia tak percaya jika Liana ini suka sekali membuatnya repot sampai mati.

"Saya juga tidak tau, tapi sepertinya begitu tuan."

"Huh..merepotkan. Sampai kapan harus seperti ini sih?" Arsen menggerutu..ada kesal, gusar, marah, benci, rasa-rasanya Arsen ingin membawa Liana jauh ke kutub mana saja agar hidupnya jadi sedikit tenang.

"Biar saya lihat dulu keadaan nyonya, dan nanti saya yang mengambilkan apa yang nyonya butuhkan." Ujar mbok mirna. Ada rasa sedih ketika dia mendengar ucapan tuannya itu. Perempuan itu langsung beranjak dan pergi ke kamar Liana.

Tok Tok

"Siapa?" Tanya Liana dari dalam kamar. Dari suaranya bisa ditebak, Liana habis menangis.

"Saya nyonya, mbok Mirna." Jawab mbok Mirna.

"Masuklah mbok." Liana menyuruh perempuan paruh baya itu masuk.

"Nyonya..apa nyonya sakit?" Tanya asisten rumah tangga itu, setelah dia masuk.

"Sudah tidak lagi mbok. Beberapa hari ini kepala saya memang sering sakit. Tapi ini sudah baikan." Jawab Liana sambil duduk diranjangnya.. "Tadi saya cuma mau cari obat yang mbok pernah bilang waktu itu kalau di laci kedua di lemari dapur ada obat penghilang nyeri." tambahnya lagi menjelaskan tujuannya ke dapur, karena mbok pasti penasaran dengan Liana yang malam-malam kedapur padahal sudah makan malam tadi.

"Oh..tapi...apa benar nyonya sudah baikan?" Mbok Mirna bertanya agar bisa yakin Liana sudah tidak merasa sakit lagi. "Atau saya ambilkan saja obatnya biar dibawa kesini saja? Supaya nyonya bisa gunakan saat kepala nyonya sakit lagi." Ujarnya.

"Baiklah mbok..terimakasih ya." Ucap gadis itu. Tampak memang ada sisa airmata di pipi cantik Liana.

Mbok kembali lagi kedapur untuk mengambil obat penghilang nyeri itu, sedang Arsen masih berada didapur menghabiskan makanannya yang tinggal beberapa suap lagi.

"Dia sakit apa lagi sih mbok?" Tanya Arsen yang melihat mbok Mirna membuka laci berisi obat-obatan itu.

"Kata nyonya sudah beberapa hari kepala nyonya sering sakit. Jadi.. tadi itu nyonya cuma mau mengambil obat penghilang nyeri." Jawab perempuan paruh baya itu.

"Hmm..bawa saja obat itu kedalam biar dia tidak lagi kesini malam-malam sampai membuat orang lain celaka." Ujar Arsen tanpa sadar siapa yang mencelakai siapa.

Asisten rumah tangga itupun segera membawa obat yang sudah dia ambil dari laci lemari itu, lalu meletakkan diatas meja dalam kamar Liana, setelah dia sudah berada disana.

"Nyonya obatnya sudah saya taruh dimeja. Biar nyonya bisa menggunakannya." Kata mbok.

"Dan saya permisi kembali ke kamar. Nyonya istirahat saja ini sudah hampir larut malam." Kata wanita paruh baya itu cepat-cepat undur diri tanpa menunggu ucapan balasan Liana.

Saat melihat nyonya mudanya, matanya pun sudah mulai berkaca-kaca.

Sebenarnya mbok Mirna masih ingin menanyakan apa Liana masih memerlukan sesuatu.

Tapi takutnya mbok Mirna akan pecah tangisnya disana dan membuat Liana tambah sedih.

Akibat ulah tuannya sendiri Liana jadi seperti ini,, tapi Arsen tidak punya rasa kasihan padanya.

Mbok Mirna hanya berdoa semoga Liana bisa sembuh, agar dia tidak diremehkan dan dihina lagi oleh majikan laki-lakinya ini.

Apakah memang Arsen tak bisa mencoba belajar mencintai istrinya? Atau setidaknya punya rasa simpatik sedikit saja atas keadaan gadis itu.

1
Rania Rania
sangat bagus
Mia Syara
lanjut lagi thor..tak sabar ni😁
Maya Ellydarwina
lanjut yang banyak dong thor 🥰🥰🥰🥰🥰🙏
Eve❤️: 👍👍semoga suka 😁
total 1 replies
Mia Syara
lanjut thor👍
nita bonita
lanjutt thoooorrrrr
Eve❤️: mohon dukungannya yah nona bos😁🙏👍
total 1 replies
Maya Ellydarwina
ceritanya sungguh bagus dan menarik,di tunggu kelanjutan nya thor 🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Eve❤️: mohon dukungannya yah😁🙏
Eve❤️: makasih 🙏...semoga suka
total 2 replies
Maya Ellydarwina
cerita nya bagus,mampir ah 🥰🥰🥰🥰
Eve❤️: kasih saran dan kritiknya yah😁🙏
total 1 replies
Pertama Satu
asyik..lanjut
Eve❤️: tq👍👍👍👍👍💪💪💪💪💪👏👏👏👏
total 1 replies
Pertama Satu
lanjutttttt
Eve❤️: ok...mohon🙏dukungannya yah
total 1 replies
Pertama Satu
up
Pertama Satu
👏👏👏mantap
Pertama Satu
👍👍👍👏👏💪💪
Mia Syara
update lagi thor👍
Eve❤️: makasih udah mampir🙏
total 1 replies
Mia Syara
Cerita nya bagus..salam dari Malaysia thor👍
Eve❤️: makasih🙏
mohon saran dan kritiknya yah😁
total 1 replies
aimi Lyy
Lumayan
Anita Jenius
Salam kenal kak.
Ceritanya keren kak.
5 like mendarat buatmu thor. semangat ya.
Rima R P
pusinh thor baca nya mending jangan di ganti nama liana nya biar tetep enak di baca nya
Eve❤️
👍👍👍👍👍
Nrh 👠👄💥💫
yaah bisa2nya liana dsuruh ngumpet diapartment bang, nti sesak lho hati abang arsen, sungguh terlalu, semangat othor love love
nita bonita
next
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!