keajaiban yang tidak di sangka bisa terjadi. Tidak masuk akal dalam logika manusia..
tapi semua orang berharap bisa mendapatkannya.
perubahan hidup 180° dari sebelumnya. kehidupan kedua tidak boleh di sia siakan..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jujubilu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
perjalanan
Dina teringat untuk mencoba menelfon Hani sekali lagi.
"Halo Hani" sapa Dina.
"Iya Dina. Ada apa?" Tanya Hani
"Hani, kapan jam praktek mu selesai? Bisa kita bertemu?" Dina langsung to the poin menanyakan nya ke Hani
"Aku selesai pukul 5. Boleh, tapi aku tidak membawa mobil. Tolong jemput aku di klinik ya" tanya Hani.
"Baiklah aku akan mengabari mu Hani.. Bye" Dina menutup telfonnya.
Dina sungguh masih bingung, bagaimana menyikapi ini semua. Dina senang. Tapi bercampur takut.
Apakah Dina harus menghindari Yoongi saja? Atau bertingkah seperti biasa saja?
Ah ini membuat Dina frustasi..
Tok tok tok
"Dokter, masih ada waktu untuk jadwal praktek harian dokter. Apakah mau sarapan dulu?" Tanya suster Indah
Membuyarkan lamunan Dina
"Ah Suster, aku tadi membeli ini, ayo kita makan sama sama" Dina menunjuk kan kantung roti sandwich dan 2 cup kopi untuk dimakan bersama suster Indah
"Wah terimakasih dokter. Aku sangat senang, saat tahu aku akan bertugas bersama mu dulu. Semua orang mengagumi mu dokter Dina,
Banyak yang iri padaku dan meminta bertukar. tapi aku tidak mau he he he. Dan ternyata kau memang baik, pintar dan cantik" kata Suster Indah dengan mata yang bersinar..
"Saat bertugas bersama mu. Banyak sekali pengalaman yang aku dapat.. kau seperti magnet yang menarik banyak perhatian.
Hampir semua orang membicarakan mu." Cerita suster Indah panjang lebar.
"Kau bisa saja suster. Kita hanya menjalankan tugas seperti biasa." Dina malu malu.
"Dokter. Rumah sakit kita memang banyak mendapatkan pasien artis atau orang penting. Tapi tidak banyak di poli kita. Semenjak dokter Dina yang bertugas. Jadi banyak pasien artis dan orang penting yang meminta jadwal praktek mu dokter. Walaupun tidak semua menyenangkan dan banyak juga yang merepotkan. Tapi aku senang" suster Indah cerita panjang lebar tentang kegembiraannya bekerja semenjak bersama Dina.
Dina juga senang mendengar cerita suster Indah. Rasanya seperti lelahnya bekerja jadi hilang...
Dina tidak berhenti tersenyum mendengar ocehan suster Indah yang bersemangat. Dina juga cukup terbantu dengan Suster Indah yang cekatan dan peka.
Dina merasa banyak di bantu suster Indah selama ini.
Rasanya seperti mendapatkan energi tambahan setelah berbincang dengan suster Indah. Walaupun hanya sebentar.
Dina sadar, sepertinya Dina membutuhkan lebih banyak waktu berbicara bersama suster Indah agar bisa lebih dekat dan mengerti suster kesayangannya yang satu itu.
Umur mereka tidak jauh berbeda. Suster Indah memang lebih tua sedikit dari Dina. Tapi Dina merasa cocok dengan suster Indah.
Selesai bekerja. Dina bergegas bertemu sahabatnya.
Nia memasuki mobilnya menuju klinik Hani.
"Hani kau dimana? Sudah selesai?" Dina menelfon Hani.
"Hei aku sudah selesai. Kau dimana?" Tanya Hani balik.
"Aku menuju klinik mu. Tunggu ya" Dina mengakhiri telfonnya dengan Hani.
Perjalanan yang tidak disadari Dina. Tiba tiba sudah sampai Klinik Hani. Karena Dina merasa Hatinya benar benar senang.
"Hai.. apakah jalannya lancar?" Hani ber basa basi kepada sahabatnya yang baru tiba.
"Hmm. Lumayan lancar. Hanya ada sedikit macet, tidak masalah" jawab Dina dengan wajah yang menunjukkan baik baik saja.
Hani melihat ada yang tidak beres dengan sahabatnya ini. Tapi Hani menahan diri untuk bertanya. Karena Dina meminta bertemu pasti ada yang ingin Dina bicarakan.
