NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Casanova

Terjerat Cinta Casanova

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Sweet_Girl

Semua orang menganggap Maira ahli berpacaran, padahal semua diketahui hanya berasal dari buku yang dibaca dan film yang ditonton. Rangga, lelaki yang dikenal dengan sebutan Casanova membuatnya jatuh hati. Ia mencoba menahan rasanya karena tak ingin terjebak dengan lelaki itu.

Apa jadinya jika Rangga sendiri yang datang mendekatinya karena merasa Maira ahli dalam hal asmara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweet_Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebohongan Cika

Saat ini, Maira sedang menjalankan rancangan skenario yang sudah disusun beberapa hari yang lalu. Di luar dugaan, untung saja jawaban Rangga itu tidak meleset jauh dari skenario yang sudah disusun. Maira mungkin bisa bunuh diri kalau saja jawabannya meleset jauh dari skenario yang sudah diperkirakan.

Jadi, respons Rangga terhadap jawabannya ini adalah pertama, ia melontarkan kata-kata dengan makna terselubung. Jika begini, maka inilah yang harus dilakukan. Maira akan bersikeras menanyakan apa maksud perkataannya itu dan soal plester waktu itu. Kedua, ia akan tertawa karena merasa lucu. Kalau terjadi seperti itu, maka Maira memiliki kesempatan untuk mengembangkannya lagi. Maira harus mengumpulkan keberanian dan menanyakan apa arti dia memberikan plester itu padanya. Ketiga, ia berbicara dengan nada sinis bagaimanapun caranya. Situasi ini akan membuat kesal. Lalu, Maira akan berterima kasih atas pemberian plester-nya waktu itu dan memperingatkannya untuk tidak bertingkah playboy seperti itu lagi. Keempat, ia berbalik pergi dan mengabaikan Maira. Ini adalah situasi yang paling memalukan. Lalu, Maira akan berpura-pura tidak terjadi apa-apa dan berbalik pergi dengan cepat.

Namun, Rangga hanya menatapnya dan tidak melakukan gerak tubuh yang lain. Kalau begini terus, Maira jadi bingung ....

Tiba-tiba, tatapan matanya menjadi lembut dan dia mendekatkan wajahnya pada Maira. Dengan lembut, dia berbicara dan menggoda sambil setengah berbisik, "Aku ingin berciuman ...."

A ... apa katanya? Begitu mendengar dia memberikan respons yang jauh di luar bayangan Maira, muncul tanda eror dan ledakan lampu merah di dalam kepalanya. Tanpa disadari, tangannya naik menutupi wajah yang memucat, tetapi Maira segera menurunkannya kembali. Dalam situasi ini, Maira bisa saja tercekik dan tak bisa bernapas di tempat. "Sen ... Sen ... Sen ... Senior bilang apa barusan?" Seketika itu juga, Rangga menarik mundur tubuhnya sambil tertawa.

"Oho, melihat responsmu seperti ini, sepertinya kau bukan playgirl ya? Wajahmu benar-benar memerah."

"A ... apa katamu?"

"Aku sudah dengar semuanya dari Boy. Katanya kau menolaknya karena aku ya?"

Maira sepenuhnya ragu apakah Boy benar-benar berkata seperti itu.

"Siapa bilang! Jangan bohong!"

Begitu melihat Maira berteriak, Rangga mundur ke belakang dan berbalik pergi.

Sekarang sudah nomor berapa ya, 1, 2, 3, 4, apa semuanya sudah dilakukan? Ah, Maira menyerah. Maira sudah tidak bisa mengalahkan laki-laki yang satu ini. Akan lebih baik jika ia tidak bertemu dan berhubungan dengannya lagi.

Ketika Maira sedang berjalan sambil menghela napas, ia melihat teman satu angkatan dan jurusan menatapnya dari ujung sana. Maira benar-benar malu. Apa mereka melihat semua kejadian saat Rangga menggodanya tadi? Mereka memperhatikan sosok belakang Rangga yang berlalu pergi.

"Kakak, kalau tidak salah orang itu adalah orang yang kita temui waktu meeting kemarin, kan?" ujar Sisil yang juga mengikuti meeting bersamanya dulu.

"Oh, iya."

"Wah, Kakak jadian dengannya ya?"

"Jadian apanya? Tentu saja tidak! Dia adalah senior satu klubku, aku menemuinya hanya karena ada sesuatu yang harus kuberikan padanya."

Sembari memiringkan kepalanya, Sisil kembali berkata, "Kupikir hubungan Kakak lancar dengannya ...."

"Apanya yang lancar? Tidak ada lancarnya malahan. Hanya dengan melihat orang itu saja aku langsung naik darah."

"Aaah ... sedang bertengkar ya?"

Sisil pun memberi tanda kerlingan mata pada temannya yang satu lagi yang lantas tertawa seolah mengerti apa maksudnya, Mereka ini hanya menabur garam di lukaku saja! Maira menatap mereka dengan bingung, hatinya seakan mendidih di tengah situasi yang membingungkan dan kejutan tak berdasar seperti ini. Lalu, Sisil yang menciptakan situasi ini pun menatapnya dengan aneh.

"Apa jangan-jangan ... Cika tidak bilang ya?"

"Bilang apa?"

Begitu melihat raut muka Maira yang seolah tidak tahu apa-apa, Sisil pun menunjukkan raut wajah seolah merasa aneh.

"Waktu itu, senior yang itu sudah memilih Kakak."

Ya, dia memang memilih Maira. Dia ingin membalas dendam padanya.

"Ketika Kakak pergi hari itu, suasananya benar-benar kacau. Tapi, senior itu malah bangkit berdiri dan bilang kalau dia sudah memilih pasangannya lalu pergi. Kalau mau jujur, sebenarnya kami semua memilih senior itu. Tapi, kulihat Kakak tidak pernah membicarakan hal itu, makanya aku berpikir kalau hubungan Kakak dengannya tidak lancar."

Hati Maira mulai berdebar lagi. Namun, ia kembali ragu jika ini hanya perasaannya saja dan mengharapkan sesuatu ada yang tidak beres. "Mungkin itu hanya alasannya saja supaya bisa keluar dari tempat kemarin."

"Aahh, iya juga ya."

Jangan langsung mengangguk setuju begitu dong! Maira mendadak emosi begitu melihat Sisil mengangguk seperti itu. Detak jantungnya kembali normal, tetapi entah kenapa kedua tangan Maira seolah kehilangan tenaga. Dasar perempuan ini, kalau tahu begini, lebih baik tadi tidak perlu dibicarakan. Tiba-tiba Sisil terbelalak dan mengangkat wajahnya, seolah ada sesuatu yang terlupakan olehnya.

"Tidak, Kakak, kalau diingat-ingat lagi, ketika Senior Rangga pergi, Cika langsung pamit ke kamar kecil. Sudah jelas kalau dia pergi mengejar Senior Rangga. Saat dia kembali, raut wajahnya seperti merasa kecewa. Setelah itu, suasana meeting menjadi tidak nyaman dan akhirnya bubar. Tapi, apakah Kakak tahu? Semenjak hari itu, Cika mulai menempeli Kakak ke mana pun Kakak pergi. Apa jangan-jangan itu karena senior Rangga memiliki perasaan tertentu terhadap Kakak?"

Kalau ditimbang-timbang, perkataannya mungkin benar juga. Sebelumnya, hubungan Maira dengan Cika biasa-biasa saja. Namun semenjak kejadian itu, dia jadi sering menghubungi Maira, berbagi tugas kuliah, bahkan menceritakan semua gosip yang beredar di antara teman-teman satu angkatannya. Sejujurnya, Maira tidak terlalu akrab dengan teman-teman seangkatan yang lain karena perbedaan umur di antara mereka. Karena itulah, Maira senang karena Cika mau menghampirinya. Tadinya Maira pikir itu karena mereka bergabung dengan klub yang sama, tetapi ternyata ia punya alasan lain.

"Tapi kenapa?"

Tetapi, apa yang dilihat Cika darinya sehingga dia mau mendekati Maira? Kalau memang Rangga menyukainya, mereka pasti sudah jadi saingan.

"Pasti dia mau menghalanginya! Kejadian hari itu saja tidak dia ceritakan pada Kakak. Dia pasti punya niat rahasia untuk menghalangi hubungan Kakak dengan senior Rangga sambil terus menempeli Kakak. Itu sama saja dengan dia tidak ingin orang lain merampas apa yang tidak bisa dia miliki, kan?"

"Apa iya?"

Meskipun Maira masih ragu, tetapi ia juga berpikir kalau Cika bisa saja melakukan hal ini. Dia kan rubah ekor sembilan.

Kalau begitu, apa dia membawa Maira bersamanya untuk menembak Rangga waktu itu juga sengaja? Dia membuat Maira kehilangan harapan untuk memiliki Rangga dan membuat lelaki yang mengejarnya beranggapan kalau dia tampak tidak berharga di matanya? Bisa saja Rangga menilai bahwa Maira sama sekali tidak tertarik padanya. Apa karena itu juga Rangga bersikap kasar padanya sampai sekarang?

Untung saja frappe yang dinikmati waktu itu tidak dibayar oleh Cika.

Dasar Cika licik! Semakin dipikirkan, Cika benar-benar licik dan keji. Memang benar, kalau yang paling menakutkan di dunia ini adalah manusia. Dibandingkan merasa marah, Maira justru merasa takut ketika menyadari anak yang berusia lebih muda empat tahun darinya itu, terlebih orang yang dianggap sebagai teman dekat ini dengan tega menusuk dari belakang. Maira pun merasa malu pada diri sendiri. Bisa-bisanya ia yang sudah pernah memasuki dunia kerja dan beranggapan sudah mengetahui banyak hal tentang dunia luar berakhir naif seperti ini. Benar-benar tidak berguna.

"Kenapa Cika bisa bertingkah menggelikan seperti ini ya," ujar teman Sisil yang ada di sebelahnya dengan sinis, tak habis pikir melihat sikap Cika. Meskipun ingin rasanya Maira berlari mencari dan membunuh Cika, Maira menahan diri untuk tidak menunjukkan celah pada teman seangkatan lainnya yang ada di sini. Maira justru akan tampak lebih buruk lagi jika bertindak kasar pada anak yang lebih muda darinya, sekalipun ia merasa malu karena dijahati oleh anak yang lebih muda seperti Cika.

"Wah! Aku benar-benar tidak habis pikir dibuatnya."

Namun, Maira tetap tidak bisa menahan kekesalan sehingga kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya.

"Wah, wah ... sepertinya aku harus berpikir ulang tentang Cika. Padahal, tadinya aku beranggapan kalau dia adalah anak yang baik meskipun sering melakukan hal-hal yang tidak berguna. Meski terlambat, Kakak beruntung bisa mengetahui hal ini kan. Kalau sudah begini, Kakak tinggal melancarkan hubungan dengan Senior Rangga."

"Lancar apanya?"

Ini adalah perasaanku yang sebenarnya. Meskipun akhirnya Maira sudah bisa memastikan bahwa Rangga memang benar menyukainya, Maira tetap tidak bisa membuat hubungan mereka menjadi baik dengan seketika. Katanya kemarin dia memilih Maira ya? Kalau begitu, ayo berpacaran dengan Maira sekarang. Itu tidak mungkin kan? Selain itu, Maira tidak tahu apakah rasa suka Rangga terhadapnya hanya pada saat itu saja atau karena dia jatuh cinta pada pandangan pertama kemungkinan ini memang sangat kecil dan sangat ingin menjalin hubungan dengannya. Maira juga tidak tahu apakah saat ini dia masih menyukainya atau tidak.

"Ah, Kakak juga menyukainya kan? Katanya, senior itu adalah Casanova-nya fakultas seni keramik. Aku punya teman di fakultas itu dan katanya gadis-gadis di sana banyak yang mengejar-ngejarnya. Sebelum diambil gadis lain, sebaiknya Kakak cepat-cepat memilikinya."

Benar juga, gadis-gadis di klub saja sudah seperti itu, apalagi gadis-gadis dari jurusannya. Maira langsung merasa lemas dan ingin menyerah saja begitu terpikir akan hal itu. Proses sebelum berpacaran dengannya saja pasti akan melelahkan, apalagi kalau sudah berpacaran dengannya. Bisa dipastikan Maira akan banyak makan hati karenanya. Apa akan lebih baik jika ia berpacaran dengan Boy saja?

"Kalau hubungan Kakak lancar, Kakak harus mengumpulkan anak laki-laki lain dan mengenalkannya pada kami di perjodohan ya."

"Semangat ya, Kak!"

Mereka menyemangati Maira dengan ceria tanpa mengetahui apa yang membebani gadis itu.

Maira yang tertinggal sendirian akhirnya menyadari dua masalah yang mengadang di depannya. Yang pertama adalah bagaimana ia harus memberi hukuman pada Cika yang licik itu, lalu bagaimana caranya bisa memperbaiki hubungan dengan Rangga.

Sejujurnya, Maira merasa rugi jika harus menyerah saat ini. Cika yang sudah jelas-jelas ditolak Rangga saja masih semangat mengejarnya. Bukankah Maira juga seharusnya lebih bersemangat mengejar Rangga yang jelas-jelas menyimpan rasa padanya? Karena itulah, Maira benar-benar tidak bisa menyerah sekarang, terutama karena ia benar-benar ingin berpacaran dengan Rangga untuk membalas kekesalan pada Cika.

1
Hanisah Nisa
lanjutan
Hanisah Nisa
lanjut
Hanisah Nisa
lanjut lagi
Hanisah Nisa
lanjut
Hanisah Nisa
lanjut lagi
Hanisah Nisa
lanjut
Sweet Girl
/CoolGuy/
Sweet Girl
Part 27 sudah update!
Hanisah Nisa
lanjut lagi
Hanisah Nisa
lanjut
Hanisah Nisa
lanjut up
Hanisah Nisa
lanjut
Sweet Girl
Siapp
Hanisah Nisa
lanjut
Sweet Girl
Mantap
Dear_Dream
cerita yang penuh kejutan, aku tidak pernah menebak apa yang akan terjadi selanjutnya.
Sweet Girl
Oke kak, makasih udah mampir
Tae Kook
Jangan berhenti menulis, thor. Karya mu luar biasa!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!