NovelToon NovelToon
Hey You, I Love You !

Hey You, I Love You !

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Trauma masa lalu / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 5
Nama Author: ade eka

Benny Callary
Pria eksentrik dengan topi koboi itu telah melepaskan cinta pertamanya. Lalu seorang teman lama membuat sebuah permintaan. Sebuah permintaan yang akan menuntun bibirnya untuk menyatakan cinta.

Rose Benneth
Seorang wanita muda yang melarikan diri dari kisah kelam keluarganya. Ia membangun kembali dirinya yang ceria dan apa adanya. Lalu kenyataan pahit membawanya ke sebuah jembatan menuju cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ade eka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wajah yang memerah

Hiruk pikuk insiden yang terjadi di villa itu sampai ke seluruh pelayan yang bekerja di sana. Termasuk juga Rose yang mendengar bunyi suara tembakan dari arah tempat diadakannya acara. Tapi mereka memilih untuk diam dan tak bertanya selagi masih ada tuan rumah villa ini. Begitu pula dengan Rose yang sangat penasaran, tapi juga ada rasa khawatir apabila terjadi sesuatu pada Tuan itu.

"Jika terjadi sesuatu padanya, lalu bagaimana aku bisa bertemu dengan kakak!", gumam Rose disela pekerjaannya yang sedang membersihkan kebun belakang villa.

"Ah tapi mana mungkin, kan! Tuan itu terlihat seperti orang yang gagah berani, jadi mana mungkin akan terjadi sesuatu pada dirinya, kan!", gumamnya lagi sambil meneruskan kegiatannya.

"Siapa yang sedang kau bicarakan?!", sebuah suara dan aura dingin tiba-tiba datang dari arah belakangnya.

"Astaga!", Rose terperanjat hingga ia membuang sapu yang sedang ia pegang. Lalu ia mengelus dadanya berulangkali sambil menetralkan nafasnya.

"Kau pikir aku apa? Makhluk kasat mata?", ucap Ben terdengar datar tapi seolah tengah menuduhnya. Pria itu berjalan menuju sebuah pohon rindang tak jauh dari tempat Rose berdiri, lalu menyandarkan punggungnya di sana sambil berdiri menyilangkan satu kakinya.

"Hah!", Rose belum mencerna kalimat yang Ben lontarkan.

"Kemasi barang-barangmu! Kita berangkat ke tempat kakakmu! Se,,ka,,rang!", ucap Ben dengan nada santainya. Tapi ia tekankan pada ujung kalimatnya, bahwa kesabarannya tidaklah banyak.

Rose masih tak bergeming, dia diam di tempat belum melakukan pergerakan apapun. Ia masih menerka-nerka apakah ini semua adalah nyata, bahwa sebentar lagi ia akan bertemu dengan kakaknya adalah sebuah realita. Rose belum sepenuhnya sadar dari angannya barusan. Hingga suara bentakan membuatnya mengerjap kaget.

"Sekarang!", teriak Ben dengan posiai siap sambil menatap tajam ke arahnya.

"Ba,, baiklah! Baiklah!", dengan wajah yang panik Rose berlari meninggalkan Ben sendiri menuju kamarnya yang letaknya tak jauh dari kebun belakang ini.

Ben menurunkan topi koboinya hingga menutupi setengah bagian wajahnya. Lalu hanya sudut bibir yang naik yang terlihat dari wajah itu. Sepertinya suatu kesenangan baru bisa menggoda adik temannya itu.

***

Rose sampai di kamarnya dengan nafas yang hampir habis. Setelah membuka pintu, ia sempatkan bersandar terlebih dahulu untuk menetralisir nafasnya yang pendek-pendek. Sudah lelah bekerja, kini malahan ia berlari seperti sedang mengikuti lomba. Setelah kesadarannya pulih, ia akhirnya berpikir bahwa betapa bodoh dirinya itu yang malahan berlari. Padahal Ben sendiri tak pernah memerintahkannya seperti itu.

"Dia hanya bilang sekarang, kan?! Lalu kenapa aku malah berlari?! Heh ya ampun, auranya itu yang menyeramkan sekali, membuatku tak bisa berpikir jadinya!", gerutu Rose sambil menyambar tas besar yang berada di atas lemari. Segera ia memasukkan semua pakaiannya ke dalam tas.

"Rose!", sebuah suara memanggilnya dari ambang pintu kamar.

"Bibi!", Rose meninggalkan kegiatannya lalu menghambur ke pelukan Bibi Maya.

"Kau sudah akan pergi?", tanya Bibi Maya lembut seraya melepaskan pelukannya.

"Iya, Bi! Tuan itu sudah menjemputku. Terima kasih banyak Bibi untuk semua kebaikan dan kasih sayang yang sudah Bibi berikan untukku. Jika aku tidak ditemukan oleh Bibi waktu itu, entah apa yang akan terjadi pada hidupku. Terima kasih Bibi, terima kasih karena sudah merawat dan menjagaku", Rose tak mampu membendung air matanya lagi. Cairan bening itu sudah tumpah ruah di pipi putihnya. Rasa haru dah sedih membaur menjadi satu dalam hatinya. Rose sudah menganggap wanita paruh baya itu seperti orang tuanya sendiri. Terlebih lagi mereka saling menyayangi satu sama lain.

"Jangan berterima kasih padaku, berterima kasihlah pada Tuhan. Mungkin pertemuan kita adalah takdir supaya kau bisa bertemu dengan kakakmu melalui diriku. Aku juga sangat menyayangimu, Rose. Kau sudah ku anggap seperti putriku sendiri. Rasanya aku tak rela melepaskan putriku pergi. Tapi mau bagaimana lagi, kakakmu lebih membutuhkan dirimu saat ini", tutur Bibi Maya dengan tatapan penuh kasih sayang.

"Pergilah, rawat dan jaga kakakmu sampai dia sembuh", Bibi Maya menghapus air mata yang membanjiri wajah Rose dengan ibu jarinya.

"Baiklah, Bi. Aku janji akan sering berkunjung ke sini nanti", Rose sudah berjanji pada Bibi Maya juga pada dirinya sendiri. Karena baginya villa ini sudah menjadi tempat bersejarah di dalam hidupnya. Karena di tempat ini, ia mulai hidupnya dari awal.

"Tentu, kau harus berjanji! Kami juga keluargamu di sini!", Bibi Maya kembali memeluk Rose dengan penuh kasih sayang dan wanita muda itu mengangguk di dalam pelukan itu.

***

"Benarkah Tuan itu baik padamu?", tanya Bibi Maya masih khawatir perihal Rose yang akan dibawa pergi oleh Ben yang ia tau pria itu sangatlah menyeramkan.

"Benar Bibi, dia baik! Jika tidak mana mungkin aku masih hidup seperti sekarang ini. Bahkan aku akan berangkat untuk bertemu dengan kakakku! Bibi tidak perlu khawatir, aku akan baik-baik saja. Janji!", Rose mengulas senyumnya agar Bibi Maya berhenti mengkhawatirkan dirinya.

Tak terasa langkah mereka sampai juga di kebun belakang tempat Ben menunggu tadi. Bibi Maya maupun Rose menolehkan kepala mereka ke kanan maupun ke kiri mencari sosok pria dengan topi khasnya itu. Tapi tak juga nampak batang hidung pria itu. Akhirnya mereka memutuskan untuk berpencar mengelilingi kebun itu. Tak berapa lama mereka kembali, mata Rose dan Bibi Maya bertemu, saling memberi isyarat tentang keberadaan Ben saat ini. Lalu secara kompak mereka mengedikkan kedua bahunya, pertanda bahwa hasilnya adalah nihil.

"Dimana dia, Bi?", tanya Rose khawatir.

"Mana ku tahu! Kau pikir aku ini peramal, heh!", Bibi Maya juga bingung dibuatnya.

"Mungkin saja kau terlalu lama tadi, jadi dia sudah meninggalkanmu pergi", tambah Bibi Maya memberikan prediksi.

"Yang benar saja?!", bibir Rose melengkungkan ke bawah. Perasaan kecewa muncul di dalam hatinya. Jika benar begitu, maka pupus sudah harapannya untuk bertemu dengan kakaknya. Mana lagi bagi Rose, kedatangan Ben adalah sebuah harapan besar baginya. Lalu jika begini ia tak tau harus mulai dari mana usahanya untuk menemukan kakaknya itu.

"Aaahhhh Bibi! Aku ingin bertemu kakaaakk!", Rose mulai menangis kencang. Air matanya sudah mengalir keluar dengan derasnya.

"Sudah! Sudah! Kenapa kau jadi menangis seperti anak kecil begini?! Sudah berhentilah menangis!", Bibi Maya ikut berjongkok mensejajarkan diri dengan Rose sambil menepuk-nepuk bahunya supaya gadis itu meredakan tangisnya.

ddakk

Seseorang melompat dari dahan pohon dan berdiri tepat di hadapan mereka.

"Kalian telah mengganggu tidurku!", ucapnya dingin. Ben, ia membetulkan posisi topi koboinya sambil menatap tajam ke arah mereka berdua.

"Tuan, kau masih ada di sini?", Rose menghambur memeluk Ben dengan eratnya.

"Memangnya aku mau kemana lagi?!", Ben menjauhkan Rose dari tubuhnya dengan mendorong dahinya menggunakan jari telunjuknya.

Tadi karena menunggu Rose yang terlalu lama menurutnya, akhir Ben memutuskan untuk sejenak merehatkan dirinya di atas pohon tempatnya bersandar. Ia merebahkan tubuhnya di atas sebuah dahan besar dimana pohon itu memang cukup rindang dan nyaman untuknya beristirahat sebentar.

"Aku sudah mengatakannya kepadamu, bukan?! Bahwa aku akan membawamu ke tempat kakakmu. Memangnya aku terlihat seperti orang yang akan mengingkari ucapannya, heh!", tambah Ben sinis.

"Kalau begitu terima kasih karena telah menepati ucapanmu!", ucap Rose kegirangan hingga tanpa sadar ia kembali memeluk pria eksentrik itu lagi. Rose memeluk sambil melompat-lompat kecil saking gembiranya.

Ben sudah akan marah, ia sudah menggeram menahan kesabarannya yang tak banyak itu. Lalu tiba-tiba wajahnya dan wajah Rose saling bersentuhan di bagian pipi mereka.

blush

Keduanya, pria dan wanita itu wajahnya memerah seketika. Semburat itu menghiasi pipi mereka hingga terasa hangat di sana. Kemudian jantung yang semula berdetak dengan normal, kini berpacu di arenanya. Sangat cepat, hingga rasanya hampir lepas dari tempatnya berada.

-

-

-

-

-

ayo teman-teman dukung ya novel aku yang satu ini, dengan tinggalin like, vote sama komentar kalian ya 😊

dan ya jangan lupa juga untuk baca novel perdana aku yang judulnya

🌹wanita pertama presdir 🌹

karena dari sana kisahnya Ben dan Rose dimulai 😉

love u teman-teman 😘

keep strong and healthy ya 🥰

1
Anik Ekawati
lanjutan nya dong
Lenny Marlina
kayaknya tdk adil nih thor, masa mira dan anaknya mengutan, dan menikmati enaknya masa iya rose yg jdi pembatar utang, awas ya Thor😏
Erni Fitriana
mampir
🌻Ruby Kejora
Karyanya bagus
Sukses bwt karyanya
Qothrun Nada
karya baru mbk Eka,siap meluncur ke sana👍👍
Nurull_ •
Buaguss
Ernadina 86
akibat ngeyel rasakan kamu Rose harus ngalamin hal sperti ini lagi
Ernadina 86
ya ampun lucu banget mereka 😁😁😁😁
Ernadina 86
oh gitu ceritanya..tapi knapa gak di buang aja minumannya kalo memang curiga malah diminum..coba minuman itu racun koit km
Ernadina 86
kebetulannya banyak y
Ernadina 86
ya memang harus sadar diri Baz kamu tuh pencipta kepedihan Rose dapet maaf itu udah lebih dari cukup jangan ganggu hub Ben dan Rose
Ernadina 86
😂😂😂😂😂pergi dg watados nya
Ernadina 86
gemesh banget kyak ABG 😁😁
Ernadina 86
saking bodohnya kamu Baz aku sampe pengen nampol kamu pake centong
Ernadina 86
mafia drama..harusnya langsung libas cepat ngapain maen2 sm pengawal
Ernadina 86
gak ada anak buah si Ben ini?
Ernadina 86
ayah yg B*go
mis dona
rose ini kok gak pinter ya... gak pikir panjang klo bertindak. gemes banget
🌼ᴍᴇᴀᴍᴏʀ_ᴍʏʀᴀɴᴅʜᴀ🇲🇾
Kalau ketahun oleh bos mu. Habislah kau Relly 😝
🌼ᴍᴇᴀᴍᴏʀ_ᴍʏʀᴀɴᴅʜᴀ🇲🇾
Pamannnnn! Ganggu suasana aja 😝
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!