Mikayla seorang gadis berumur 20 tahun yang memiliki kelebihan diantara perempuan lainnya, ia bisa mengeluarkan asi dari dadanya dan itu suatu anugrah untuk nya, karna dengan begitu ia bisa menyumbangkannya untuk bayi-bayi yang ada dipanti asuhan yang tak jauh dari rumahnya, yang memang hanya untuk membeli susu formula saja terkadang tidak bisa, maka dari itu ia sangat bersyukur bisa membantu dipanti asuhan tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Asi Anak Ibu Tidak Bisa Keluar Lagi?
Keduanya masih dalam posisi yang sama, larut dalam pikiran masing-masing, entah apa yang dipikirkan keduanya saat ini hingga tak menyadari kedatangan bu Sri.
'' Loh nak Wildan kok berdiri diluar? Kay kenapa kamu gk mempersilahkan nak Widan masuk?'' ta ya bu Sri.
'' Ah iya buk lupa tadi.'' jawabnya asal, sambil memberi jalan pada ibunya yang hendak melangkah masuk.
'' Ayo masuk nak Widan, jangan hanya berdiri diluar.'' ucap bu Sri, dan akhirnya Wildan pun mengikuti langkah wanita paruh baya tersebut.
'' Duduk dulu nak, ibu mau ke belakang dulu mau taruh belanjaan ini, Kay kamu temani dulu nak Wildan ya?'' ucap sang ibu sambil berlalu.
Sedangkan Wildan langsung mendudukan bokongnya diatas kursi yang ada diruangan tersebut. Pandangannya terus tertuju pada Kay membuat gadis itu seketika salah tingkah.
Wajahnya sedikit pucat, apa dia sedang sakit?
Batin Wildan
Dia ngapain sih lihatin aku terus, gk tau apa tatapannya itu membuat jantungku gk aman.
Gerutu batin Kay, tak lama bu Sri datang sambil membawa satu cangkir teh hangat.
'' Silahkan diminum nak Wildan tehnya mumpung masih hangat.''
'' Iya bu, maaf jadi gk enak merepotin ibu.''
'' Gk apa-apa kok, ibu senang melakukannya.'' jawab bu Sri
'' Oya apa kalian sudah saling kenal? ini Kay anak ibu yang selama ini memberikan asi nya untuk putra nya nak Wildan.'' ucap bu Sri
'' Kay, nak Wildan ini lah yang selama ini menerima asi dari mu, untuk putranya, yang memang tidak mau minum susu formula.'' jelas bu Sri
'' Jadi mas Bisma itu siapa bu? bukankah selama beberapa hari ini dia yang menerima asinya?'' tanya Kay
'' Dia adalah asisten pribadi saya, jadi jika saya tidak sempat datang kesini, maka dia lah yang akan mengambilnya.'' sambung Wildan menjawab pertanyaan Kay yang sebenarnya memang tertuju untuknya. Setelah itu Kay tidak lagi bertanya, sejujurnya ia bingung dan malu, bingung harus berkata apa lagi, dan malu karna ketahuan jika dirinya selama ini memiliki asi, sebenarnya ia hal yang wajar jika memang wanita itu sudah menikah dan memiliki bayi, dan Wildan mengira itu terjadi pada Kay, namun tidak bagi gadis itu, gadis itu berpikir bagai mana jika nanti orang tau. jika dirinya bisa memiliki asi, sementara ia sendiri masih gadis, tak memiliki suami, apa lagi bayi, pasti Kay akan bingung bagai mana caranya menjelaskan kepada orang-orang.
'' Maaf bu bolehkah saya membawa asinya sekarang?'' tanya Wildan disaat ia merasa suasana berubah sedikit canggung
'' Maaf pak, saya tidak bisa memberikan asi saya untuk saat ini.'' tiba-tiba Kay menjawab pertanyaan yang sebenarnya tertuju untuk bu Sri.
'' Tapi kenapa? apa karna saya adalah ayah dari baby Al, maka kamu tidak ingin lagi memberikan asi mu itu untuk putra saya???'' tanya Wildan dengan nada yang sedikit meninggi, membuat bu Sri dan Kay merasa terkejut mendengarnya.
'' Loh, nak Wildan kenapa terdengar emosi begitu? memangnya apa salah anak ibu? Dan apa hubungannya jika nak Wildan ini adalah ayah dari bayi tersebut? Kalian kan baru bertemu sekarang, tapi seperti bermusuhan begitu dengan Kay, sampai kamu bicara sambil menyentaknya begitu?'' tanya bu Sri tak suka
Wildan yang baru menyadari langsung meminta maaf, saat mendengar Kay tidak ingin memberikan asinya pada putra nya, Wildan langsung emosi, ia berpikir jika Kay tidak ingin lagi memberikan asi pada putranya itu karna tau jika dialah ayah dari bayi tersebut, makanya Wildan merasa marah pada Kay.
'' Maaf, maafkan saya. Saya hanya merasa kaget, kenapa tiba-tiba putri ibu tidak mau memberikan asi lagi kepada putra saya, karna hanya asi dari putri ibu ini saja yang cocok buat putra saya, sedangkan asi dari ibu yang lain ia tidak mau,'' jelas Wildan
Apa? Yang benar saja, asi kan dimana-mana sama rasanya, apa dia hanya ingin mengerjaiku saja? masa iya baby Al tidak cocok dengan asi wanita lain.
Batin Kay, penuh tanda tanya.
'' Benarkah seperti itu? duh sayang sekali ya? tapi nak Wildan, saat ini Kay memang tidak bisa memberikan asinya. Bukan hanya pada anaknya nak Wildan saja, tapi pada bayi yang ada dipanti juga begitu.'' ucap bu Sri
'' Loh memang nya kenapa bu? apa asi anak ibu tidak bisa keluar lagi??'' pertanyaan konyol yang di lontarkan Wildan membuat Kay merasa sedikit tersinggung, apa-apaan pria ini, pikir Kay, seenaknya ber spekulasi tanpa bertanya hal yang sebenarnya. Entah kenapa Kay jadi sedikit tak suka dengan pria yang ada didepannya ini, namun ia tak ingin berkomentar, biarlah ibu nya saja yang menjelaskan semuanya, walau ada kekesalan dihati gadis tersebut, apa laki-laki didepannya ini tidak punya perasaan, kenapa harus bertanya seperti itu sementara dirinya ada dihadapannya, apa dia tidak berasa bersalah mengatakannya? begitulah yang ada dalam pikiran Kay saat ini.
'' Sepertinya nak Wilan ini salah paham, saat ini Kay memang tidak bisa memberikan asi nya karna dia sedang tidak enak badan, dia demam, jika dipaksa kan takutnya asi nya tidak enak, atau mungkin bisa membahayakan bayi-bayi yang mengkonsumsinya, maka itu, Kay memutuskan untuk tidak menyumbangkannya untuk saat ini, sampai Kay merasa dirinya benar-benar sehat, jelas bu Sri, Wildan melirik kearah gadis yang duduk dihadapannya, yang sejak tadi tak berkata apapun.
Apa benar dia sakit?
Batin Wildan sambil memperhatikan wajah Kay, yang memang sedikit pucat.
'' Tapi bu, emngnya wanita yang sedang sakit tidak boleh menyusui ya?'' tanya Wildan lagi, bukan tanpa alasan pria itu bertanya seperti itu, Wildan hanya ingin lebih memastikan, karna ia takut jika nantinya putranya itu akan menangis karna tak ada asi tersebut, maka sudah dipastikan jika dirinyalah yang akan repot nantinya, sedangkan asi dari wanita lain anaknya itu tidak mau.
Sebelum menjawab bu Sri melirik pada Kay yang saat itu terlihat sedang memainkan ponselnya, gadis itu memang sengaja duduk disana, ya walaupun kepalanya agak sedikit berat namun Kay tetap menahannya, karna ia ingin tau apa yang akan dilakukan pria itu selanjutnya setelah Kay tidak memberikan asi untuk putranya, sebenarnya Kay kasihan juga pada baby Al, nanun ia juga tidak mau mengambil resiko, takutnya jika dipaksakan, takutnya bayi tersebut akan tertular penyakit, karna meminum asi dari wanita yang sedang sakit.
'' Sebenarnya sih anak nak Wildan bisa saja meminum asi Kay,'' jawab bu Sri membuat Kay dan Wildan langsung menatap kearah wanita tua itu, Kay menatapnya dengan dahi berkerut, sementara Wildan dengan mata berbinar dan penuh harap.
'' Bagai mana caranya bu??'' tanya mereka bersamaan, membuat bu Sri tersenyum
'' Sebenarnya Kay kan hanya demam biasa, jadi bisa saja putra nya nak Wildan minum asi nya Kay, tapi dengan catatan Kay harus menyusuinya secara langsung.'' jelas bu Sri membuat Wildan langsung menatap kearah gadis itu, sedangkan Kay langsung membuang pandangannya kesembarang arah, ditatap dengan mata yang penuh dengan permohonan seperti itu membuat Kay menjadi lemah.
Bersambung