Seorang pilot tampan yang banyak di gandrungi kaum wanita itu ternyata menyimpan luka yang dalam. Dalam keluarganya sejak ia sudah disungguhkan dengan pertengkaran kedua orang tuanya. Hingga akhirnya saat ia menginjak remaja kedua orang tuanya berpisah.
Dalam kisah cintanya ia juga tidak beruntung, ia begitu mencintai seorang gadis impiannya namun ia ditolak mentah-mentah oleh keluarga sang kekasih.
Saat masuk di dunia penerbangan dan karirnya yang melejit menjadikannya sosok yang lebih dingin dan begitu angkuh. Sikapnya yang dingin dan tidak pernah berbicara kalau tidak penting membuat para wanita susah mendekatinya.
Sehingga pada akhirnya ia menemukan gadis yang lebih cuek dan dingin dari pada dirinya, namun mampu mengetuk relung hati terdalamnya.
apakah wanita itu nanti mampu menaklukkan hati sang pilot tampan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nervayana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepergian Alan dari rumah
Raisa tidak mendengar pembelaan Alan, ia duduk di sofa dan menatap tajam suaminya yang masih duduk diatas kasur.
''Silahkan nikahi dia mas, dia begitu mencintai mu. Sekarang aku sudah benar-benar rela kamu menikahi nya.''
''Benarkah apa yang kamu katakan itu sayang, kamu tidak keberatan kalau Olla menjadi istri keduaku.''
Pertanyaan yang dikatakan Alan membuat Raisa semakin naik pitam, hati bak disayat dan siram air cuka.
Laki-laki memang pada dasarnya selalu kurang puas. Dengan gampangnya ia mengatakan akan menikah lagi tanpa memikirkan perasaan seorang istri bagaimana sakitnya berbagi suami. Bukankah banyak cara lain untuk berbakti sama suami, bukan dengan cara yang satu itu. Sekalipun surga jaminannya untuk istri yang ikhlas dimadu, tapi bukan surga seperti itu yang diinginkan oleh para istri.
''Iya, silahkan kamu menikahinya. Dari pada semakin banyak dosa yang kamu lakukan karena terus berzin* mas!''
''Tapi beneran kamu gak papa?''
''Iya aku gak papa, nanti aku sendiri yang akan menggugat cerai kamu. Jadi kamu nggak perlu repot untuk mengurus itu, tinggal urus saja pernikahanmu dengan wanita yang katanya cinta sejati mu itu.''
Mendengar pernyataan Raisa membuat Alan terbelalak matanya, ternyata yang ia pikirkan tadi adalah jebakan Raisa agar dirinya mengakui perbuatannya.
''Kenapa mas? Kaget? Tadi kamu tidak mengakui video itu, sekarang kamu sendiri bilang mau menikahi nya. Ini hati mas, punya rasa sakit,'' ucapnya lagi lantang dengan emosi yang sedari tadi Raisa tahan.
''Tapi Ma, maafin papa! Papa tidak bermaksud begitu, kalau suruh memilih saya lebih memilih mu.''
Raisa menyeringai sinis mendengar perkataan Alan, ''tapi sayangnya saya sudah tidak mau kamu pilih, apalagi lelaki yang gemar berselingkuh sampai mati pun akan berselingkuh kalau belum dapat karma atas perbuatannya,'' sinis nya kepada Alan dan berlalu keluar kamar meninggalkan suaminya yang masih ternganga tak percaya.
Alan pun mengejar Raisa tapi Raisa lebih cepat keluar rumah dan langsung naik mobil. Alan ingin mengejar mobil Raisa namun kunci mobilnya ada dikamar. Ia pun berdecak kesal menendang pintu garasi.
Sedangkan di kamar Vanilla menangis tersedu-sedu, tidak ada bayangan yang terlintas sedikitpun bahwa keluarga bahagia nya yang selama ini begitu ia sayangi akan hancur saat ini.
Tanpa mereka sadari perdebatan yang mereka lakukan tadi dengar oleh Vanilla.
Beberapa jam sebelumnya tadi Vanilla yang mendengar papanya sudah pulang ia pun mencari dikamar papanya. Namun saat Vanilla akan mengetuk pintu ia mendengar keributan dari dalam. Ia ia urung melakukan nya, dan tak sengaja mendengar pertengkaran kedua orang tuanya. Yang bikin Vanilla kaget adalah ternyata papanya selingkuh dan akan menikahi wanita itu.
Vanilla pun lari ke kamar dan menangis sejadi-jadinya. Bahkan Vanilla mendengar mobil mamanya keluar malam-malam.
***
Ditempat lain Olla yang merasa menang karena membuat Raisa akan meninggalkan kan Alan, walau bagian tubuhnya dilihatkan orang lain, tidak masalah baginya. Asal bisa mendapatkan Alan sepenuhnya.
Ternyata dia tidak jadi terbang ke Surabaya sesuai perjanjian nya saat ketemu Alan di bandara waktu itu. Dia masih di kota tempat Alan tinggal dan ia menyewa apartemen untuk ia tinggali. Karena tidak mungkin ia harus kembali ke rumah Hendra, soalnya Hendra sudah mengajukan gugatan cerai padanya.
Hendra juga sudah menghentikan semua uang yang masuk pada Olla, jadi untuk biaya dirinya saat ini dari Alan atau uang tabungan nya sendiri selama ini.
Disisi lain juga Raisa telah mengambil alih semua keuangan kantor, setelah mendengar perselingkuhan Alan kedua kalinya ia datang ke bagian keuangan untuk menghentikan pengeluaran apapun pada Alan.
Semenjak kejadian itu juga Vanilla mendiami papanya, ia hanya sekedar menjawab kalau sedang ditanya si papa. Luka hati anak perempuan pertama kalinya, di khianati papanya sendiri.
Alan yang merasa anak perempuan nya lebih banyak diam ia pun memutuskan untuk ke kamar Vanilla.
''Vanilla, boleh papa masuk?'' Panggil Alan sambil mengetuk pintu kamar Vanilla.
''Iya masuk saja, Pa! Tidak dikunci.''
Alan pun masuk kedalam kamar putrinya dan duduk di ranjang. Sedangkan Vanilla duduk di sofa membaca buku.
''Vanilla, papa mau bicara.''
''Hemmz ... '' sahut Vanilla.
''Papa mau minta maaf sama Vanilla, papa tidak berniat menyakiti Vanilla.''
Vanilla masih diam belum menjawab apapun dari papa nya. Ia menghentikan aktivitas nya dan menyimpan bukunya. Vanilla menatap lelaki yang menjadi cinta pertama itu dengan datar. Tidak adalagi yang bisa ia banggakan dari laki-laki didepannya itu, ia yang mengira papa nya adalah orang yang sempurna selama ini ternyata salah. Ia sama seperti laki-laki lain yang suka mempermainkan wanita.
''Vanilla sudah maafin papa, semua sudah terjadi tidak bisa dikembalikan lagi seperti semula. Termasuk sakit hati mama, papa sudah menggores luka pada perempuan yang sangat menghormati papa. Termasuk Vanilla Pa, Vanilla juga sangat kecewa sama papa,'' ucap gadis itu sambil meneteskan air mata nya.
Alan hanya diam menatap putri dengan pilu, tak terasa cairan bening juga keluar dari kedua kelopak matanya.
''Apa salah Vanilla sama mama, sehingga papa menyakiti kami. Vanilla merasa beruntung punya orang tua yang lengkap dan bahagia. Banyak teman Vanilla yang orang tuanya bercerai, sering berantem setia hari, sekarang Vanilla juga merasakan sendiri.'' ucapnya lagi karena tidak ada jawaban apapun dari Alan.
''Maafin papa sayang, papa salah. Tolong beri kesempatan buat papa,'' ujarnya memohon dan berjalan ke arah Vanilla.
''Stop Pa, jangan dekati vanilla,'' teriak Vanilla saat mengetahui papa nya akan mendekat.
Alan pun langsung berhenti melihat penolakan anaknya, ''maafin papa sayang,'' lirihnya kembali.
''Papa keluar dari kamar Vanilla sekarang,'' teriak nya sambil menunjuk ke arah pintu.
Tidak mau membuat Vanilla tambah histeris Alan pun memutuskan untuk keluar.
Didalam kamar Raisa menunggu Alan yang ada didalam kamar putrinya, Raisa tadi sempat menguping saat melewati kamar putrinya.
Terdengar pintu dibuka Raisa pun langsung berdiri menatap nyalang laki-laki yang masih berstatus suaminya itu.
''Apa yang kamu bicarakan pada Vanilla?'' Tatapan tajam menghujam suaminya.
''Saya hanya minta maaf,'' ucapnya tertunduk lesu.
''Kau bukan hanya menyakiti ku mas, tapi anak perempuan mu juga.''
''Aku sudah minta maaf Raisa!''
''Kau pikir dengan maaf akan mengembalikan semua, makanya pikir sebelum enak-enakan. Jangan cuma nafs* yang ada di kepal* mu itu,'' ucapnya pelan tapi mampu menusuk hati Alan.
Selama ini Raisa tidak pernah berani membatah ataupun berkata kasar padanya, namun karena perbuatannya ia harus menerima semua saat ini.
''Kenapa kamu berani berbicara seperti itu padaku,'' ucapnya tak terima mendengar penuturan Raisa.
''Terus aku harus bicara bagaimana? Setelah apa yang terjadi kamu menyuruh aku hormat padamu. Tidak ada hormat bagi laki-laki yang tidak menghormati perempuan, pengacara ku juga sudah mengajukan gugatan ke pengadilan.''
Alan terbelalak tak percaya mendengar ucapan istrinya yang dikira hanya mengancamnya. Bahkan Raisa sekarang juga sudah aktif dikantornya menggantikan nya.
Melihat Raisa masih melotot ke arahnya, ia pun langsung keluar kamar dan membanting pintu dengan keras.
Alan keluar dan menancap pedal gas dengan melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi.
Ditengah-tengah perjalanan handphone berbunyi, ia pun memelankan laju mobilnya dan mengangkat telponnya.
''Iya, Hallo Olla!''
''Dimana, kamu Al?''
''Diluar, kenapa?''
''Bisa ke apartemen sebentar?''
Tanpa menjawab Alan pun mematikan ponselnya, ia segera menuju ke apartemen Olla.
Keesokan harinya Vanilla pun berangkat ke sekolahan nya. Ia tahu papanya semalam tidak pulang, karena tidak ada mobilnya dirumah.
Sesampainya disekolah Vanilla lebih banyak diam dan melamun. Ardham yang melihat dan menyadari Vanilla berbeda hari ini, ia pun mendatangi nya.
''Van, kenapa?'' Tanya Ardham sambil duduk disebelah nya.
''Eh Ardham, gak papa kok Ar!''
''Sana masuk kelas, entar ketinggalan pelajaran.''
Vanilla yang menyadari sudah waktunya masuk kelas ia pun bergegas pergi dan pamit pada Ardham.
''Aku duluan, Ar!'' Ucapnya sambil berlalu.
Ardham hanya mengangguk dan tersenyum melihat gadis cantik yang berlalu dihadapannya, ia nampak murung hari ini. Ardham pun bangkit dari duduknya dan masuk ke dalam kelasnya.
Tak terasa waktu jam pulang sekolah pun tiba, Vanilla pun tidak langsung pulang. Ia ingin ke toko buku untuk mencari tugas, selain itu ia juga ingin menghilangkan kesedihannya di rumah.
Setelah anak-anak SMP sudah pulang satu jam lalu, kini Ardham pun juga pulang. Ardham pun langsung naik di mobilnya dan menancap pedal gas nya.
Dipertengahan jalan handphone tiba-tiba berdering, Ardham pun menepikan mobilnya dan mengangkat telponnya.
''Ar, gimana lu jadi masuk ke sekolah pilot nggak setelah lulus nanti. Kalau iya ayo barengan sama gue, bokap gue udah dapat sekolah yang bagus di luar negeri,'' ucap seseorang di sebrang sana, dia adalah Mac sepupu Ardham.
''Belum lah Mac, gue aja belum ijin Daddy kalau mau masuk di sekolah pilot.''
''Kapan mau ijin sama om Hendra? Kasih kabar gue secepatnya ya.''
''Oke Mac sip,'' ucapnya sambil menutup panggilan telpon nya.
Saat Ardham mau menginjak pedal gas, tiba-tiba ia melihat seseorang masuk di restoran sebrang jalan.
''Mami,'' gumamnya pelan..
Saat Ardham mau turun dari mobil untuk mengejar nya, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang datang menghampiri nya.
Ardham pun urung menurun kan kakinya dari mobil, pasalnya ia tau siapa laki-laki yang bersama maminya. Dia adalah laki-laki yang Ardham benci selama ini.
''Kalian memang sudah cocok,'' gumam Ardham sinis. Sudah tidak ada kesedihan lagi buat Ardham, maminya saja tidak pernah memikirkan nya.
Sedangkan di toko buku di samping restoran, Vanilla pun melihat papa nya dengan wanita yang Vanilla pikir itu adalah selingkuhan papanya selama ini.
''Papa,'' gumamnya lirih.
dan biar raisa menyesal telah menghina ardan tor
buat ola menyesal tor