DENDAM SANG PENDEKAR LANGIT

Setelah kembali ke mulut gua, hal pertama yang dilakukan Lin Feng adalah menyesuaikan pencapaian barunya.

Baginya, sebagai Pendekar Langit yang pernah menguasai Alam Langit Surgawi di kehidupan

sebelumnya, kemunduran seperti ini tidak pernah terbayangkan.

Tapi di sinilah ia berada. Ia harus memulai kembali kultivasi dari awal.

"Dunia ini ternyata cukup bersahabat, memang aku harus memulai dari nol tapi sejauh ini semuanya berjalan baik.

Aku hanya perlu bekerja lebih keras dan pasti tidak akan mengulangi kesalahan yang sama."

Ia paham, seberapapun yang diraihnya di masa lalu, saat ini adalah yang terbaik yang bisa dimiliki.

Jiwa baru, kehidupan baru, tapi pengetahuan dan kemampuan masih tersimpan dalam dirinya.

Angin malam dari luar menerpa wajahnya saat ia menghembuskan napas panjang.

Sementara dalam pikirannya, ia sedang

memilah-milah teknik yang cocok untuk kondisi saat ini sekaligus mempelajarinya dari awal.

"Tahap Qi Memadat lapisan kelima, teknik apa yang cocok? Hem, baiklah.

Mari kita cari." Lin Feng menggaruk kepala sambil tersenyum kaku, kemudian memejamkan mata untuk berkonsentrasi.

Setidaknya, tahap Qi Memadat Lapisan ke-5 harus memiliki teknik pertarungan kelas rendah atau

menengah, tapi yang ia miliki bahkan yang terendah adalah teknik kelas tinggi.

Hal itu membuatnya pusing, ia sedikit ragu menggunakannya, tapi ia juga tahu tidak akan menjadi sombong karenanya.

Langkah Bayang tidak termasuk, karena baginya itu adalah teknik dasar yang umum.

Meski sebenarnya, di dunia ini hanya segelintir orang yang mampu menguasai teknik pergerakan cepat ini.

Mengetahui hal tersebut, Lin Feng mencoba mencari teknik yang lebih normal untuk dipelajari saat ini.

"Telapak Penghisap Jiwa? Tidak, sejak kapan aku menjadi iblis! Eh...

Aku ingat mendapatkan teknik ini dari seorang Iblis Tua, tidak, tidak! Ini terlalu ekstrem."

Lin Feng menghela napas sambil mengibaskan tangan dan mulai mencari lagi.

Dalam pikirannya, banyak teknik tersimpan, bahkan bisa dibilang ini adalah perpustakaan berjalan.

Namun dari semuanya, yang benar-benar berguna baginya hanya sedikit, karena sebagian besar teknik

itu bukan yang dipelajarinya melainkan hasil rampasan dari lawan-lawannya dulu.

Teknik-teknik itu berbentuk seperti sampul buku transparan yang melayang berantakan.

Ada beberapa teknik tingkat rendah kelas menengah, seperti Tinju Es Membeku, Tapak Ledakan Api.

Jelas ia menyingkirkannya tanpa berpikir panjang. Kedua teknik itu memang kelas menengah, tapi

masalahnya adalah hanya berguna bagi pengguna Qi Murni dengan elemen es atau api, sedangkan Lin Feng saat ini belum mencapai ranah itu.

Jika ia ingin menggunakannya, setidaknya harus memiliki Spirit Soul dari Spirit Beast tipe Es atau Api.

Seorang kultivator di dunia ini, hanya setelah menembus lapisan kesembilan dari tahap Qi Inti barulah mereka memiliki kesempatan untuk

mendapatkan Spirit Soul dari binatang roh tingkat rendah.

Spirit Soul dari Spirit Beast bukan sesuatu seperti perubahan tubuh, melainkan sesuatu yang menyatu dengan tubuh dan memungkinkan seseorang

menggunakan kemampuan Spirit Beast dalam bentuk ledakan aura Qi Sejati.

Yang paling penting, Spirit Soul seperti roh kedua bagi kultivator.

Mereka terhubung satu sama lain dan memiliki kemampuan berkomunikasi dalam diri kultivator.

Hal itu juga termasuk kelemahan. Misalnya dalam pertarungan menggunakan Spirit Soul

masing-masing, jika salah satu lawan memiliki kualitas Spirit Soul lebih tinggi maka yang lebih

lemah akan menderita luka dalam yang juga dirasakan dampaknya oleh pengguna.

Karena itulah banyak kultivator ahli yang jarang menggunakan Spirit Soul di awal pertarungan.

Mereka cenderung mempelajari situasi terlebih dahulu dan melihat momen tepat untuk mengeluarkannya.

Lagipula, di dunia ini ada banyak teknik dan seni bela diri yang bisa diandalkan di awal pertempuran.

Penggunaan Spirit Soul bisa dibilang adalah kartu as setiap kultivator.

Mereka berusaha menyembunyikan identitas Spirit Soul dari umum, meski hal itu tidak berlaku untuk

Spirit Soul dari Spirit Beast tingkat tinggi.

Jika Spirit Soul berada pada tingkatan tinggi, setelah mencapai kesempurnaan dalam penyatuan,

ia bisa menjelma sebagai binatang dalam bentuk mini dan bebas berkeliaran di samping tuannya, seperti hewan peliharaan.

Lin Feng tahu benar perbedaan kultivasi antara Alam Langit Surgawi dan Dunia Fana Rendah.

Jadi ia tidak bisa menyamakan atau membandingkannya.

"Ah, ketemu! Ini dia, teknik yang paling cocok untukku, hehe!

Lin Feng tersenyum, di hadapannya terpampang sebuah sampul buku bertuliskan

'Tendangan Naga Mengudara'.

Setelah mendapatkan yang dicari, ia kembali ke keadaan semula.

Membuka mata, senyum penuh makna terlihat dari ekspresinya.

"Meskipun hanya tingkat rendah kelas rendah, hehe, aku sangat berterima kasih pada orang itu.

Hanya karena sepotong daging panggang, tapi dia memberikan sesuatu yang sangat berguna di sini."

Teknik Tendangan Naga Mengudara hanya membutuhkan kontrol efektif dari penyaluran Qi Sejati.

Tidak memerlukan sesuatu yang sulit, tapi juga bukan teknik yang mudah dipelajari karena konsumsi energinya yang boros.

Tendangan Naga Mengudara adalah serangan tendangan beruntun dengan jangkauan jarak

menengah, tapi siapa yang cukup bodoh menggunakan teknik ini saat bertarung satu lawan satu?

Ia akan kehabisan Qi Sejati setelah beberapa kali menggunakan teknik ini.

Sementara lawan akan memiliki kesempatan besar untuk menghabisi dalam sekali serangan jika berhasil menghindar.

Konsumsi Qi Sejati yang dibutuhkan sangat tinggi, bahkan kultivator tahap Tulang Berbakat harus

menyerah mencobanya. Mereka tahu teknik ini bisa mematikan, tapi juga sadar teknik ini sangat

efektif jika digunakan melawan banyak musuh. Jadi, teknik semacam ini sudah lama diabaikan

oleh kultivator tingkat rendah.

"Untuk bisa bersaing di tahap Qi Inti atau bahkan tahap Tulang Berbakat di kompetisi nanti, aku harus memiliki trik khusus.

Bahkan jika mereka memiliki Spirit Soul, siapa yang peduli!"

Tidak butuh waktu lama baginya untuk memahami teknik tendangan tersebut karena pada dasarnya, ia hanya perlu kesempatan untuk mencobanya.

Namun, sekarang Lin Feng tidak memiliki tempat yang cocok atau akan menyebabkan kegaduhan

jika mencobanya di wilayah ini.

"Ah, kenapa rasanya aku cepat sekali haus! Beruntung, Lin Mei membawakan ku air."

Lin Feng meraih bambu berisi air lalu membuka tutupnya, ia minum seperti orang yang baru melewati padang pasir sepanjang hari.

Malam telah mencapai puncaknya, baru beberapa jam lalu Lin Feng merebahkan tubuhnya, ia terjaga namun masih dengan mata tertutup.

Mendengar suara samar, seperti seseorang menyibak semak belukar.

Tak lama berselang, muncul sesosok bayangan di bawah gelapnya pepohonan.

Sosok itu memiliki pedang di punggungnya. Ketika cahaya bulan menerpanya,

terlihatlah bahwa sosok itu seorang pemuda tampan, jika diamati, usianya tidak beda jauh dari

Lin Feng tapi memiliki postur tubuh lebih tinggi.

'Siapa itu? Apakah orang itu suruhan Zhou Lei?'