NovelToon NovelToon
Selena

Selena

Status: sedang berlangsung
Genre:Bullying dan Balas Dendam / Reinkarnasi / Enemy to Lovers / Mengubah Takdir
Popularitas:685
Nilai: 5
Nama Author: aulia indri yani

Hidup untuk yang kedua kalinya Selena tak akan membiarkan kesempatannya sia-sia. ia akan membalas semua perlakuan buruk adik tirinya dan ibu tirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aulia indri yani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 23

Hari kelulusan tiba dengan perasaan lega dan bahagia bagi para siswa. Setelah menghadapi berbagai ujian semester dan semua praktek. Hasil mereka memuaskan.

Selena duduk bergabung dengan para siswa lainnya. Memakai seragam lengkap dengan almamater sekolah.

Arsa duduk dibelakang Selena. Sesekali menyeringai dan pandangan membara. Sementara Davin duduk disebelah selena—menggenggam tangan Selena dengan lembut.

Hari kelulusan tiba dan lusa nanti mereka akan bertunangan. Davin senang semua berjalan sesuai keinginannya.

Ethan—selaku kepala dewan siswa memulai acara. Ia memegang kendali acara kelulusan untuk kakak kelasnya yang akan melihat kelulusan mereka.

Semua orang tua sudah hadir termasuk keluarga Wiratana—terutama Wirya Wiranata. donatur terbesar disekolah bergengsi ini—semua tampak menghormatinya dan segan kepadanya.

Kecuali satu keluarga yang masih bermusuhan erat dengan keluarga Wiranata.

Keluarga Mahendra—Adrian Mahendra yang memiliki raut wajah tegas dengan postur tubuh besar dan tinggi. Bersama dengan istrinya—Althea Mahendra. Memiliki keanggunan dan sikap lembut yang memancarkan dalam dirinya.

Pasangan itu sudah banyak masuk televisi. Terkenal sebagai pasangan setara—sama-sama menjalani kehidupan bisnis.

Suami berkecimpung bisnis otomotif dan teknologi serta inovasi sementara sang istri fokus menjadi desainer terkenal di Prancis.

Arsa menghela nafas berat. Kedua orang tuanya disini—ya, itu bagus. Namun mereka berdua sedikit merepotkan.

"Mahendra? Keluargamu?" Selena berbalik, menatap Arsa.

Arsa hanya mengangguk, tidak bangga karena orang tuanya terkenal. "Yes."

Davin melirik Arsa tidak, tangannya merangkul bahu Selena untuk fokus pada acara didepan.

Gerakan posesif membuat Arsa muak. Namun ia tahan, kedua orang tuanya disini. Ia ingin memberi kesan yang baik.

Adrian duduk bersama Althea dikursi bagian tengah. Meski mereka keluarga terkaya melebihi kekayaan keluarga Wiranata—Mereka tak mau membuat keributan di tempat kekuasaan musuh keluarga mereka.

Wirya Wiranata.. Menatap tajam pada Adrian. Ia bertanya-tanya mengapa putra sulung Mahendra bisa lolos dalam seleksi pendaftaran sekolah ini.

Seharusnya ia yang memegang kendali kan? semua terlambat, putra sulung Mahendra itu sudah lulus. Tidak bisa berbuat apapun selain meluluskan anak itu.

Karina yang melihat ayah tirinya gelisah tampak bingung. Ia menoleh kebelakang—pasangan suami istri itu, mereka bukan orang yang mudah terkendalikan di dunia bisnis.

ia baru tahu bahwa mereka berdua adalah orang tua Arsa—pria bermulut pedas yang pernah membela Selena.

Setelah acara penyambutan dari kepala sekolah. Ethan mengumumkan tiga siswa terbaik ditahun ini.

Semua orang terdiam sejenak, mengharapkan salah satu anak mereka menjadi juara.

"Juara tiga jatuh pada Davin Prasetya!" serunya riang dengan diiringi tepuk tangan meriah dari tamu.

Davin mengecup pipi Selena sejenak sebelum berdiri, berjalan ke arah panggung untuk mengambil piala.

Pipi Selena kebas, merasakan rasa geli dan enggan saat Davin mencium pipinya. Namun ia harus menahan diri untuk tidak menghapus bekas ciuman di pipinya.

"Putra kita akan menang tidak ya?" Tanya Althea penasaran meski tidak terlalu antusias. Ia hanya ingin melihat putranya berhasil tanpa mengharapkan lebih.

Adrian hanya menyilangkan kedua tangannya didada. "Dia pasti juara 2."

Mikrofon kembali berdengung mengumumkan pemenang kedua. "Juara kedua jatuh kepada.. Arsa Mahendra!"

Tepuk tangan kembali meriah. Wirya berdecak tidak suka karena putra mahendra memenangkan juara terpintar disekolah.

terutama disekolah yang ia donasikan dengan besar. Wirya merasa dikhianati.

"Sudah kubilang." Adrian mendesah, ia sudah mendapatkan dugaan. "Dia melakukan ini dengan sengaja.. Agar posisi juara satu di kosongkan untuk seseorang."

Arsa menaiki panggung. membungkuk menerima piala dan penghargaan dari kepala sekolah sebelum berdiri disamping Davin yang menatapnya tidak suka.

"Juara satunya adalah.. Selena Wiranata!" seru Ethan sembari menunjuk Selena dengan antusias.

Selena bangkit dari duduk, langkahnya tegap dan percaya diri berjalan ke panggung. Wirya bertepuk tangan paling meriah bahkan sambil berdiri—putrinya menjadi juara satu.

Evelyn dan Karina hanya memaksakan diri untuk bertepuk tangan dan memasang senyum palsu. Sebelum mendesah berat dan

Memutar mata jengah.

Selena berdiri di tengah Davin dan Selena. Mereka bertiga masing-masing memegang piala dan penghargaan.

Arsa tersenyum pada Selena, ia menginjak lembut ujung sepatu selena—menggoda reaksi Selena didepan umum.

Hanya lirikan tajam yang selena berikan kepada Arsa. Sebelum kembali tersenyum pada orang-orang.

"Kau tak apa?" bisik Davin menenangkan, ia tahu kejahilan Arsa diam-diam.

Tangannya terangkat memegang lembut belakang pinggang Selena untuk menenangkannya.

"Untuk juara satu silakan ingin berpidato?" Ethan mempersilakan—Alisnya terangkat isyarat lembut pada Selena.

Para guru dan kepala sekolah mengerut kening samar karena ada bagian pidato untuk para juara nilai tertinggi satu angkatan. Mereka tidak ingat ada bagian ini untuk kelulusan ini.

Selena tersenyum, memegang mikrofon dengan erat. Mengambil alih disebelah Ethan.

Davin tersenyum bangga dan Arsa tersenyum puas dengan rasa sedikit bangga. Sebentar lagi, Selena akan mengungkapkan sesuatu pada semua orang.

"Aku ingin mengucapkan terimakasih banyak untuk ayahku yang selalu mendukungku selalu." Selena menelan ludah, kata-kata nya sendiri terlalu pahit. Namun ia tetap melanjutkan.

"Hari ini saya sangat bersyukur atas apa yang telah saya capai selama 3 tahun bersekolah disekolah ini. Terimakasih atas guru dan wali kelas sebelumnya yang sudah membimbing saya sejauh ini."

Selena menurunkan mikrofon nya sejenak. Memberi jeda—merangkum kata selanjutnya.

"Aku ingin mempersembahkan hadiah ku.. Video ini aku edit untuk menjadi kenang-kenangan terindah selama 3 tahun bersama teman-teman ku."

Ethan memberi isyarat pada Sofia yang ada di samping panggung. Sofia langsung berlari kedalam panggung

Aula menjadi gelap, menyisahkan layar proyektor dari balik tirai dalam yang ada dipanggung.

Semua mata melihat dengan penasaran.

Begitu Davin. Ia tak melihat Selena begitu sibuk soal merekam kenangan sebelumnya. Apa ia terlalu fokus pada Karina ya?

Ia tersenyum, Selena itu selalu penuh kejutan yang terduga. Membuat semua orang tersenyum.

Sementara Karina hanya menatap malas—tidak tertarik, ia menguap bertanya-tanya kapan acara selesai.

Ruang kelas 8A terlihat dilayar proyektor. Menyisahkan Sofia dan Karian—semua orang berbisik tidak mengerti, Wirya dan Evelyn menatap Karina.

Wajah Karina memucat dan telapak tangan nya dingin serta berkeringat.

"Tidak.." bisiknya tidak percaya. Menolak melihat mimpi buruk ini.

Tampilan video dimana ia menyiksa Sofia—mengakui kesalahannya—sebagai dalang sesungguhnya yang menukar kertas ulangan itu.

"Tidak mungkin!" Ia berdiri, tidak percaya. wajahnya merah karena harga diri nya tercoreng.

Tangannya terkepal erat. Selena menyeringai tipis. Semua mata menatap Karina penuh penghakiman.

Adrian terkekeh kecil. "Wah pertunjukan bagus." senyumannya kecil, menggelengkan kepala tak percaya.

Althea mengangguk, menggeleng pelan dengan rasa simpati yang palsu.

Arsa tersenyum lebar melihat bagaimana Selena menguasai panggung begitu mudah. Matanya berbinar hingga jantungnya berdebar sangat kencang.

Sofia kembali kesisi panggung. Melihat rekaman itu ditampilkan dihadapan umum. Perasaan lega dan bersyukur memenuhi hatinya. Namanya kembali baik.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!