Azeeyra
Seorang gadis terbaring di ranjang rumah sakit dengan perban dikepalanya, gadis korban bullying oleh teman-teman sekolahnya dia adalah Azeeyra briliant aksara.
secara perlahan kelopak mata gadis itu terbuka, ia mengedarkan pandangan keseluruh ruangan yang tampak seperti rumah sakit. kemudian memposisikan tubuhnya menjadi duduk.
Ketika kesadarannya perlahan mulai merasuki tubuh, yang pertama kali zee lakukan adalah meringgis karna denyutan hebat di dalam kepalanya terasa menusuk.
"kenapa aku masih hidup, kenapa tidak mati aja. " ucapnya lirih, ada semburat luka yang dalam
dimata gadis malang itu.
zee ingat saat dirinya terjatuh berguling di tangga lantai 2 sekolahnya akibat di dorong oleh adel, entah kenapa zee slalu menjadi sasaran bully adel dan teman-teman nya itu, zee sungguh tidak mengerti sebenarnya apa kesalahannya.
Ceklek
pintu kamar terbuka dari luar, nampak seorang wanita paruh baya dengan wajah yang mulai keriput dan tubuh sedikit gemuk berjalan menghampirinya, wajah sedihnya berubah jadi tersenyum ketika melihat pasien diranjang itu sudah membuka mata.
"syukur lah nona, akhirnya nona sadar juga, bibi benar-benar khawatir sekali non, sekarang gimana perasaan nona, apa ada yang sakit. "wanita itu memegang tangan zee dengan pelan, tatapannya yang lembut membuat hati zee terasa hangat.
zee tersenyum tipis melihat wanita yang disayanginya itu. " aku gak apa-apa kok bi , jangan khawatir ya, aku baik-baik aja dan nggak ada yang sakit. "zee mencoba menenangkan wanita yang sudah mengasuhnya sedari bayi itu, bagi yang tidak tau mungkin mengira wanita itu adalah ibunya zee.
Zee kembali mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan yang ia tempati, ruangan vip yang cukup luas namun begitu sepi dan hening, bahkan suara cicak pun dapat terdengar dengan jelas.
Zee menatap bi jum yang sedang menuangkan air kedalam sebuah gelas.
"bi, berapa lama aku di rawat?" tanya zee sembari menerima gelas berisi air yang diberikan bi jum.
Bi jum meletak kan gelas kosong yang diberikan zee di atas nakas. Kemudian menatap nona mudanya itu dengan sedih."nona koma selama dua minggu. Sebenarnya apa yang terjadi non? kenapa nona bisa jatuh dari tangga?" mata bi jum berkaca-kaca.
Zee terkejut mendengar ucapan bi jum. " selama itu? Lalu... "zee berhenti sejenak, dengan ragu-ragu ia kembali bertanya. " a-apa selama aku koma papa dan kakak pernah datang menjenguk ku, "tanya nya dengan suara pelan namun masih terdengar jelas oleh bi jum.
Bi jum menghela nafas pelan kemudian tersenyum tipis sebelum menjawab pertanyaan nona mudanya itu." tidak non, nona sendiri kan tau tuan besar dan tuan muda sibuk di perusahaan. "
Bohong, tentu saja zee mengerti itu hanya kalimat penenang dari bi jum agar zee tidak terlalu sedih, sesibuk apa pun orang tua, jika anak nya sakit apa lagi sampai koma mana mungkin tidak ada waktu untuk menjenguk barang sedetik pun.
Lagi-lagi terdengar helaan nafas dari bi jum, ia mengerti pasti nona mudanya itu merasa sedih.
"nona, bibi panggil kan dokter dulu ya, biar nona diperiksa mana tau besok sudah boleh pulang, non pasti merasa bosan kan berbaring terus. " bi jum mencoba mengalihkan perhatian nona mudanya agar tidak larut dalam kesedihannya.
zee mengangguk kepala pelan. "hmm, aku benar-benar bosan, bibi tau punggung ku terasa kebas karena sudah lama tidak bergerak. " zee berkata dengan manja mulutnya sedikit monyong membuat bi jum merasa gemas.
"ya sudah, bibi tinggal sebentar, nona jangan coba-coba turun dari ranjang, kalau nona tidak mau menginap disini lebih lama lagi. " ancam bi jum yang sangat paham dengan kelakuan absurd nona mudanya.
Zee tergelak mendengar ancaman bi jum kemudian mengangguk kan kepala, ia pun berbaring dengan patuh dan tenang.
Bi jum keluar dari kamar dan berjalan menuju ruang dokter.
pemeriksaan yang dilakukan dokter telah selesai, dokter pun sudah memperbolehkan zee pulang besok pagi, namun masih harus banyak istirahat, karena tubuh zee masih dalam proses pemulihan.
...****************...
pukul 08:30
Saat ini zee sudah berganti dengan pakaian biasa, sudah waktunya untuk pulang setelah sebelumnya melakukan serangkaian pemeriksaan terakhir. Dan saat ini zee di temani bi jum yang sedang mengemasi beberapa barang yang akan di bawa pulang.
selama di rumah sakit zee sudah memikirkan dan memantap kan hatinya, ia akan mengubah hidupnya, dimulai dari penampilannya yang cupu ini agar menjadi gadis yang lebih berkelas dan tidak mudah ditindas. Juga sikap terhadap keluarganya, toh mereka juga tidak peduli dan membencinya. Untuk perhatian dan kasih sayang mereka, zee sudah tak mengharapkannya lagi. Mulai hari ini dia akan hidup untuk dirinya sendiri.
Memikirkan kehidupan nya di masa lalu membuat zee menghela nafas untuk kesekian kalinya.
"ayo non, bibi sudah selesai membereskan barangnya. " seruan bi jum memecah lamunan zee tentang penderitaan nya di masa lalu.
Zee hanya berdehem membalas ucapan bi jum, zee berjalan dengan pelan, kakinya masih terasa lemas karena sudah lama tidak bergerak badannya terasa agak kaku. Dengan sabar bi jum memegangi tangan nona mudanya agar tidak terjatuh.
sebuah mobil mewah sudah terparkir di depan pintu rumah sakit. pak asep sopir pribadi zee dengan sigap membuka kan pintu untuk majikannya. Setelah memastikan nona mudanya duduk dengan baik, pak asep menghidupkan mesin mobil dan melajukan nya dengan kecepatan sedang.
.
.
Di perjalanan zee hanya diam sambil menatap keluar jendela, ia sedang berfikir bagaimana harus memulai saat bertemu keluarganya nanti, apa dia harus bersikap seperti biasa, cerewet, manja dan selalu merengek kepada papa dan kakaknya agar di perhatikan. Tidak-tidak, ia tidak akan melakukan itu, bukannya zee sudah bertekad ingin berubah?
Memikirkan itu ia kembali menghela nafas, entah sudah berapa kali zee melakukannya, begitu sulitkah mendapat cinta dan perhatian.
Tak berapa lama mobil pun tiba di sebuah mansion yang sangat mewah, mobil berhenti tepat di pintu utama rumah megah itu, pak asep turun mengeluarkan koper dan membawanya masuk.
"ayo non. " bi jum membuka pintu mobil. Lamunan zee terpecah mengembalikan nya pada kenyataan.
zee turun dari mobil, dengan hati-hati bi jum memapah nya masuk kedalam mansion. Rumah yang memiliki furniture mewah tersusun rapi dan bersih membuat mata nyaman saat melihatnya.
saat melewati ruang tamu, zee melihat kakak nya yang sudah rapi dengan jas abu yang melekat ditubuh nya.
Laki-laki yang tadi sibuk dengan ponselnya itu menoleh ke arah samping, mata keduanya bertemu sesaat, dengan cepat zee membuang muka dan melanjutkan langkah menaiki tangga menuju kamarnya.
Tadinya zee masih berharap , mungkin kakaknya akan bertanya dan khawatir padanya, namun itu mustahil.
Zee sampai di depan pintu kamar yang di buka bi jum, sehingga terlihat lah ruangan yang cukup besar dengan nuansa abu-abu, tidak ada kesan feminim dan cerah, tidak banyak perabot disana, hanya sebuah ranjang, meja belajar dan meja hias yang kosong tanpa alat kosmetik dan skincare, kamar itu terlihat suram seperti kehilangan energi kehidupan.
zee merutuki kebodohan nya selama ini, ia tidak pernah memanfaatkan fasilitas yang diberikan papanya, karena takut di anggap boros. Putri kaya mana yang memiliki kamar sepertinya?
"nona harus banyak istirahat, bibi kebawah dulu, nanti bibi antar makan siang nya, kalau butuh apa-apa non panggil bibi." ucap bi jum lalu keluar kamar dan menutup pintu.
Ruangan itu kembali hening, zee membaringkan tubuhnya di ranjang dan memejamkan mata, ia merasa sangat lelah, selain tubuh otaknya juga butuh istirahat.
Sementara itu di ruang tamu seorang pemuda tampan tubuhnya tinggi tegap, alis dan mata coklat nan tajam, hidung mancung dengan rahang tegas. Dia lah Daniel briano aksara.
Kakak kandung zee itu duduk dengan kening berkerut, pertama kalinya dia di abaikan oleh adiknya, ia bukan nya berharap zee terus mengganggunya, hanya saja ia merasa aneh dengan sikap zee yang tiba-tiba itu.
'dasar anak pembawa sial, tidak berguna.' maki nya dalam hati.
Sebuah suara berat membuyarkan lamunan daniel dari pikiran jengkel terhadap adik satu-satunya itu.
"kenapa wajah mu kusut seperti itu, apa yang kau pikirkan? " tanya seorang pria paruh baya yang baru datang dan duduk di samping daniel. Wajahnya tampak lelah namun tak mengurangi karisma pria tua itu.
"anak itu sudah kembali, tapi sikap nya sangat aneh, " daniel menatap papanya dengan wajah bingung. Terlihat pria yang ada di disebelahnya itu mengerutkan keningnya.
"dia berulah lagi? Apa yang dia lakukan, bermanja atau merengek,? " tanya pria itu acuh sembari melonggarkan dasinya.
"tidak pa, justru dia mengabaikan aku, bahkan tadi dia tidak menyapa dan langsung masuk kamar seolah tidak peduli. " ungkap daniel lagi, ia bahkan sampai mengubah posisi duduknya menghadap papa nya itu.
Pria bernama lengkap Daren briano aksara itu pun terkejut mendengarnya, tak biasanya anak itu bersikap cuek pada mereka berdua, hampir setiap hari zee merecoki kakak laki-lakinya dan akan berhenti setelah dibentak dengan cukup keras.
Papa daren terdiam sesaat kemudian berkata. "bagus lah kalau begitu, biarkan saja, tidak perlu mengurusinya. " ujar daren sembari berdiri dari duduknya, lalu berjalan menuju lift ke lantai tiga kamarnya.
Daniel pun ikut beranjak dan masuk kamar, ia tak ingin memikirkan anak pembawa sial itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Lama Zee koma,Pasti bukan cuman jatoh doang..Ada yg mendorongnya pasti.. Tolong Zee jangan jadi Cewek Lemah,Aku suka cewek bar-bar,Dingin,jutek,judes,Dan jual mahal gak suka yg namanya ngejar2 cowok,Karena itu karakter ku banget..
2024-11-28
0
Qaisaa Nazarudin
NAH GITU DONG ZEE,INI YANG AKU SUKA..GO ZEE GO..👏👏💪💪💪
2024-11-28
0
Astuti tutik2022
Mampir disini akuu..
.crita awal yg bgus semoga konsisten.....
biar dah tamat tpi tak kasih mawar buatmu thoor.....
langsung jdi favorit
2023-12-15
0