Seotang gadis masih duduk di bangku SMA terpaksa menikah karena sebuah insiden yang tidak terduga. Sonev seorang gadis yang hidup berdua dengan ibunya yang seorang buruh pabrik. Baca karya ini untuk selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umu Salma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
"Aaaaaaaaaaaaaa................."
"Sonev..... Apa yang kamu lakukan hah..!
Maria menyibak selimut yang menutupi tubuh Sonev yang sedang tidur bersama seorang pria muda dalam keadaan saling membelakangi.
"Apa yang ibu lakukan, aku lagi sakit bu."
"Kamu bertanya apa yang ibu lakukan, lihat dirimu sedang tidur dengan seorang laki.laki. Apa kamu mau mencoreng wajahku?"
"Apa?" mata Sonev terbelalak.
Sonev melihat seorang pria yang sedang berbaring di atas tempat tidurnya dengan bertelanjang dada.Sonev mengingat lagi kejadian kemarin sore, mulutnya menganga seakan tidak percaya kalau laki laki yang kemarin tergelincir bersama dirinya bisa tidur di sebelahnya. Karena setelah kemarin makan bubur dan makan obat yang di berikan Sonia, dirinya langsung tidur.
"Sonia mana?" Sonev tidak mempedulikan tatapan ibunya yang tajam.
"Tidak ada siapa siapa di rumah ini kecuali kalian berdua." Jawab bu Maria dengan ketus.
Sonev termenung mendengar jawaban bu Maria. Dirinya tersentak saat bu Maria berteriak pada yang ada di sebelahnya yang sedang membangunkan pria yang sedang tidur pulas di atas tempat tidur miliknya.
"Eeuuuiggghhh........." terdengar lenguhan dari pria tersebut,.
"Jangan teriak teriak, aku tidak budek, sudahlah mah jangan ganggu aku, kepala ku pusing." masih dengan mata yang terpejam.
Hal.itu tentu semakin membuat bu Maria semakin marah. "Bangun atau aku akan menyiram kamu dengan seember air." Bu Maria berkacak pinggang
"Iya aku bangun." Saat matanya terbuka, dirinya terkejut ternyata yang sedari tadi berteriak bukanlah mamahnya tetapi.seorang wanita yang sedang berkacak pinggang.
"Kamu siapa?" Dengan tatapan bingung.
"Justru aku yang bertanya sama kamu, kenapa tidur di ranjang putriku?"
Pertanyaan itu membuat bingung pria tersebut. "Tidur di ranjang putri ibu?"
Sambil bertanya matanya melirik ke arah Sonev yang juga sedang melihat ke arah dirinya.
"Apa......? Revano atau biasa di panggil Vano oleh teman temannya.
Terkejut kemudian memorynya kembali ke beberapa waktu yang lalu saat dirinya kelaparan dan mencari makanan di dalam kulkas ternyata yang di dapatnya minuman beralkohol kemudian di minumnya sampai habis. Seketika itu juga dirinya bangkit dari duduk dan bersiap siap untuk lari, namun bu Maria melihat gelagat yang di tunjukkan oleh Vano, sehingga saat Vano bangkit dan berlari, bu Maria menarik celana nya sebatas pinggang, dan akhirnya Vano terjatuh sebelum mencapai pintu keluar.
"Mau lari ke mana kamu?" bu Maria dengan sigap mengambil sapu dan menghalangi pintu keluar.
Vano hanya bisa diam terpaku melihat bu Maria berdiri di hadapanya, Vano hanya bisa menelan salivanya saat tatapan tajam bu Maria mengarah pada Vano.
"Sekarang kamu duduk di kursi itu kemudian telpon kedua orang tua kamu, minta mereka datang ke sini untuk membicarakan pernikahan kalian?"
"Apa menikah?" Serempak Vano.dan Sonev bertanya.
"Iya kalian harus menikah, karena ibu tidak ingin menanggung aib ini. Karena kalian berdua sudah tidur bersama."
"Tapi bu kami tidak melakukan apa apa." jawab Sonev.
"Apa.kamu yakin tidak melakukan apa apa?"
Sonev hanya bisa terdiam, walaupun membela diri sendiri di depan ibunya pasti tidak akan pernah menang.
"Sekarang telpon.kedua orang tua kamu suruh datang kemari."
"Tapi bu....." Sonev dengan mata yang berkaca kaca memohon pada bu Maria
"Tidak ada tapi tapian, saya mau kamu bertanggung jawab terhadap anak saya karena kalian sudah tidur bersama."
"Ibu tidak bisa seperti itu dong, ibu harus dengarkan dulu penjelasan Sonev."
"Halah kalian sama saja."
"Sonev akan telpon Sonia sama David, karena mereka berdua tahu apa yang terjadi."
Bu Maria hanya diam, kepalanya terasa sangat berdenyut, niat hati sepulang kerja ingin makan enak dan beristirahat, namun ternyata di sediakan hal yang membuat kepalanya pusing dan berdenyut.
Sonev segera menelpon.kedua sahabatnya agar secepatnya datang ke rumah serta menceritakan apa yang terjadi dengan dirinya saat ini, Vano pun demikian, dirinya menelpon kedua orang tuanya serta menjelaskan apa.
yang sedang terjadi dengan nya, dan hal ini membuat kedua orang tuanya terkejut, karena saat Vano pamit hanya akan pergi sebentar.
Setelah beberapa saat menunggu, kini.akhirnya kedua orang tua Vano, Sonia serta David sudah berada di ruang tamu bu Maria. Pak Gunawan serta bu Kania sangat shock karena harus bertanggung jawab menikahkan Vano putranya dengan Sonev.
"Sebentar bu, saya sangat terkejut saat mendengar kalau Vano akan menikah, bisakah ibu menjelaskan apa.yang sebenarnya telah terjadi?"
Pak Gunawan yang seorang perwira polisi berbicara dengan bijak, karena dirinya tidak ingin gegabah tiba tiba saja.harus menikahkan putra nya. Sedangkan bu Kania terlihat sangat tidak bersahabat menatap Sonev dan juga bu Maria, karena bu Kania menganggap kalau Vano.sudah di jebak oleh Sonev.
"Pah, seharusnya papah sudah tahu kalau mereka berdua ingin menjebak Vano, karena papah tahu sendiri kita belum ada satu.minggu di kita ini, maka sangat tidak.mungkin kalau Vano sudah punya teman wanita."
"Sudah mah, kita dengarkan dulu penjelasan anak anak, apa sebenarnya yang sudah terjadi. Papah juga tidak ingin sembarangan menikahkan mereka tanpa mendengarkan penjelasan mereka berempat."
Bu Maria sangat kesal mendengar pembicaraan kedua orang yang saat ini sedang berada di hadapannya.
"Saya tidak sembarangan menikahkan mereka berdua, kalau mata saya tidak melihat anak anda berdua sedang berada di tempat tidur putri saya, seharusnya saya yang marah karena yang merasa di rugikan adalah putri saya, kalau kejadiannya sudah seperti ini, mana ada laki laki yang mau menikah dengan putri saya, karena mereka memandang putri saya sudah kotor karena sudah tidur bersama seorang laki laki." Bu Maria penuh fengan amarah.
"Heh bu, saya yang merasa kalian.tipu, anak.saya itu anak yang baik, tidak pernah macam macam. Dan sekarang ibu tuduh sudah menodai anak ibu." Bu Kania tetap tidak terima.
"Sudah sudah, jangan berdebat terus, lebih baik.sekarang kita dengarkan saja dulu penjelasan mereka. Baru kita bisa memutuskan apa yanh harus kita lakukan terhadap mereka berdua." Pak Gunawan menengahi perselisihan antara istrinya dan bu Maria.
"Sekarang kalian berdua jelaskan.pada kami, sebenarnya apa yang sudah terjadi sehingga.kalian bisa tidur dalam satu tempat tidur?"
Pak.Gunawan memandang Sonev dan Vano yang sedari tadi hanya menuduk saja, sedangkan Sonia dan David tidak.lepas dari pandangan Pak Gunawan yang terlihat sangat menyeramkan di mata mereka berdua. Mungkin karena pak Gunawan masih menggunakan seragam polisi sehingga terlihat aura yang sangat menakutkan di mata Sonia dan juga David.
"Ayo siapa yang akan berbicara terlebih dahulu.?" pak Gunawan memandang Sonev dan Vano bergantian.
...****************...
Hai Reader, semoga kalian suka dengan karya pertama ku ini. Selamat membaca