NovelToon NovelToon
Maafkan Aku Mendua

Maafkan Aku Mendua

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Selingkuh / Penyesalan Suami / Tamat
Popularitas:351.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Mama Lana

Sudah lama menikah, tapi belum pernah merasakan malam pertama?
Mustahil!
Mungkin itu yang akan orang katakan.
Tapi, ini benar-benar terjadi pada Vania.
Saat memutuskan untuk menikah muda,Vani justru dihadapkan dengan kenyataan pahit. Suaminya tidak mau menyentuhnya sama sekali. Bahkan di malam pertama pernikahannya, Faisal meninggalkannya begitu saja.
Entah apa alasannya, Vani sendiri tak mengerti.
Tinggalkan jejaknya sayonk😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Lana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kecewa

"Maafin Ibu ya, Van? Kamu nggak apa-apa, kan?" Suara Faisal terdengar lagi setelah beberapa saat. "Aku janji, bulan depan pasti aku tambahin lagi buat kamu."

Alahhh bulshit!

Vani sedikit melengos, menunjukkan protesnya meski tidak kentara. Malas rasanya membahas itu lagi.

"Kamu marah?" tanya Faisal memegang pergelangan tangan Vani saat wanita itu bangkit dan berniat meninggalkannya.

"Nggak!" jawab Vani dengan ketus.

"Kalau nggak marah kenapa cemberut gitu?"

"Menurutmu, apa aku nggak pantas marah, Mas?!" Vani benar-benar menunjukkan wajah kesal. Entah pura-pura tidak tahu, atau Faisal sengaja tidak ingin tahu, sikapnya pada Vani biasa saja seperti tidak melakukan kesalahan apapun.

"Jangan marah, Van. Surgaku itu ada pada ibu. Jadi, yang sabar yah?"

Selalu saja itu yang menjadi alasan Faisal. Vani sendiri pun heran, dulunya sang ibu ngidam apa sih, sampai bisa memiliki anak sepatuh itu?!

"Ya udah, kenapa Mas mesti nikah. Sama ibu aja, toh udah nggak butuh apa-apa lagi 'kan selain surga?" Vani sengaja menyindirnya. Jika di tanya menyesal sudah nikah muda? Tidak, sih! Hanya saja Vani kadang merasa tak kuat selalu di nomer sekiankan oleh suaminya sendiri.

"Maksud kamu apa sih, Van? Lagian sekarang kamu juga punya penghasilan sendiri."

Dengan tidak tahu malu Faisal mengatakannya. Jika sebagai lelaki ia paham surganya ada pada sang ibu, harusnya ia juga tahu mengenai nafkah seorang istri, kan? Suami tetap punya kewajiban menafkahi meskipun sang istri sudah memiliki penghasilan sendiri.

"Toh, kita belum terlalu membutuhkan, Van. Kita 'kan belum punya anak. Jadi, biarin Ibu aku yang menikmatinya lebih dulu."

Perhatian Vani langsung mengarah pada wajah laki-laki itu. Saat membahas perihal anak, kenapa rasanya sakit sekali?

"Kamu udah pikirin yang kita bicarakan kemarin, kan, Mas? Gimana, udah ada jadwal buat konsultasi? Terus, di rumah sakit mana?" tanya Vani sedikit luluh. Nada bicaranya pun sudah mulai lembut lagi.

"Belum, Van. Aku belum siap," ungkap Faisal.

Lagi-lagi Vani harus menarik napas berat. "Kenapa? Mas nggak ingin sembuh?" tanya Vani dengan raut wajah penuh keheranan.

"Tentu aja mau lah, Van. Aku juga ingin seperti kebanyakan laki-laki, bisa menyenangkan istri."

"Lantas, kenapa Mas nggak mau usaha? Mas sengaja lama-lama mau bikin aku sakit hati oleh tuduhan ibu yang mandul? Aku sakit hati, Mas, di tuduh kaya gitu terus!"

"Nggak, Van. Enggak sama sekali. Aku nggak mungkin sengaja bikin kamu sakit hati. Pokoknya kamu yang sabar aja ya, nanti kalau udah waktunya, aku pasti akan berobat, kok."

Vani hanya tak habis pikir kenapa Faisal terus saja menolak jika Vani menyuruhnya konsultasi dengan dokter yang ahli?

"Udahlah, Mas. Aku capek. Aku mau istirahat aja!" Memilih bangkit dan berjalan menuju kamar mereka berdua dan membanting pintu sedikit keras.

"Van, kamu marah?" Vani mendengar suara Faisal lagi dari arah belakang, tapi Vani sudah terlanjur masuk kamar dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

Menatap langit-langit kamar, Vani menggeser tubuhnya saat melihat Faisal juga mengekor di belakangnya.

Malam hari mood Vani tetap belum membaik juga. Jika biasanya Vani selalu mendekat dan memeluk Faisal saat ingin tidur, kali ini Vani memilih menghadap ke samping, kearah tembok dan membelakangi suaminya.

"Kamu jangan gitu dong, Van. Dosa kalau lama-lama cuekin suami," ucap Faisal sembari ikut merebahkan diri di sampingnya.

Vani hanya diam saja. Ia malas membalasnya lagi. Buat apa jika akhirnya ia yang selalu makan hati.

"Van ..." Tidak ada jawaban lagi.

"Kamu belum tidur, kan?

"Jangan berisik, Mas. Aku capek! Mau tidur!"

Faisal langsung bungkam menyadari istrinya sedang kesal. Ia memilih memejamkan mata karena rasa kantuk yang menyerangnya sejak tadi.

"Dasar suami nggak peka. Istri ngambek malah di tinggal tidur!"

.

.

.

Sampai di rumah majikannya pun suasana hati Vani tetap belum berubah. Bahkan seharian ini Vani terlihat sering melamun. Teringat dengan perdebatannya dengan Faisal tadi malam.

Vani mengusap layar ponsel, menatap wajah sang ibu di galeri fotonya. Jika saja bisa, Vani ingin memutar waktu lagi. Rasanya tak kuat lama-lama hidup seperti ini.

"Kamu belum pulang, Van?" Pertanyaan Renan menyentak lamunan wanita itu. Vani buru-buru menyimpan ponselnya lagi dan bangkit dari kursi kayu yang ia duduki. Tadinya Vani tengah membersihkan taman belakang. Vani baru sadar jika sejak tadi ia malah melamun dan membiarkan pekerjaan yang tertunda begitu saja.

"Belum, Pak. Sebentar lagi," ucapnya sembari meraih sapu yang tergeletak di sebelahnya. Vani melanjutkan pekerjaannya lagi sebelum waktu semakin sore.

"Kamu melamun?" tanya Renan. Pasalnya sejak beberapa menit yang lalu Renan sudah ada di tempat itu, tapi Vani baru menyadarinya saat Renan berusaha menyapanya.

"Enggak, Pak!" Menggeleng cepat. Padahal sudah jelas-jelas ketahuan.

"Kamu ada masalah?! Atau, sakit?"

Vani menggeleng lagi. Ia cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya, lalu pamit dari hadapan Renan sebelum laki-laki itu bertanya macam-macam lagi.

Selepas Vani pulang, Renan yang tadinya hanya ingin mengambil sebotol air mineral dari dalam kulkas mendadak menghentikan langkah, laki-laki itu memilih duduk dan menemani Bik Minah yang masih sibuk di ruangan dapur.

"Bibik udah lama kenal Vani?"

Bik Minah langsung menghentikan kegiatannya, mendekat kearah sang majikan, perempuan paruh baya itu ragu-ragu untuk menceritakan semua yang ia tahu tentang wanita itu.

"Saya sih kenal dari suami, Pak. Dulu sebelum Bibik ajak kerja di sini, suami Bibik bekerja sebagai tukang kebun di sebelah rumah Neng Vani." Bik Minah mengawali penjelasannya mengenai asal usul ia mengenal wanita itu.

"Oh, jadi udah lumayan lama ya? Tapi, kenapa Vani mau jadi pembantu ya Bik, padahal dia 'kan tinggal di perumahan elit?" Itulah satu pertanyaan yang selalu membuat Renan penasaran. Jika di bilang hanya untuk mengisi waktu kosong, buat apa sampai bekerja di rumah orang?

"Bibik sih nggak tahu pasti, Pak. Tapi, suami Bibik pernah cerita kalau mertua Vani itu sangat cerewet. Ya ... mungkin karena sampai saat ini Vani belum juga hamil. Kabarnya sih Vani mandul."

"Memangnya kenapa kalau belum hamil? Hamil atau tidak itukan pemberian Tuhan. Lantas, kenapa sampai tega menghakimi Vani seperti itu? Memangnya mereka udah menjalani pemeriksaan?" Renan merasa prihatin sekali akan nasib wanita itu. Pantas saja ia sering melihat Vani melamun, kadangkala juga terlihat sedih.

"Bibik juga sebenarnya kasihan sekali sama Neng Vani, Pak. Dia itu kadang menangis sendiri di kamar belakang. Tapi, Bibik nggak berani tanya macam-macam."

"Menangis?"

"Iya, Pak. Waktu itu Bibik nggak sengaja lihatnya."

Renan mengepalkan kedua tangannya. Ia geram sendiri setelah mendengar semua cerita dari Bik Minah tadi.

1
Elok Pratiwi
tidak menarik .... cerita ga jelas ... pdhal sdh bab 24 ini cerita ttg siapa yg diceritain siapa ... cerita melebar2 ... cerita ga jelas
Advan S5e
Kurang greget.
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚊𝚍𝚊 𝚢𝚐 𝚝𝚊𝚞 𝚔𝚒𝚜𝚊𝚑𝚗𝚢𝚊 𝚢𝚐 𝚗𝚊𝚔𝚜𝚒𝚛 𝚟𝚊𝚗𝚒 ? 𝚜𝚙 𝚗𝚊𝚖𝚚𝚗𝚎 𝚕𝚞𝚙𝚊. 𝚋𝚊𝚐𝚊𝚜 𝚊𝚙𝚊 𝚋𝚊𝚐𝚞𝚜
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚋𝚊𝚐𝚞𝚜...𝙼𝚊𝚢𝚊 𝚘𝚛𝚐 𝚗𝚘𝚛𝚖𝚊𝚕 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚒𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚊𝚖𝚋𝚒𝚕 𝚝𝚗𝚍𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚙𝚛𝚝𝚒 𝚒𝚝𝚞 𝚍𝚛𝚙𝚍 𝚍 𝚏𝚒𝚝𝚗𝚊𝚐 𝚖𝚊𝚗𝚍𝚞𝚕
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚍𝚒𝚔𝚎𝚛𝚓𝚊𝚗𝚒 𝚗𝚒 𝚛𝚎𝚗𝚊𝚗 𝚜𝚖 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊2😃😃
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚔𝚕 𝚘𝚛𝚐 𝚒𝚖𝚙𝚘𝚝𝚎𝚗 𝚒𝚝𝚞 𝚝𝚊𝚗𝚍𝚊𝚗𝚎 𝚙𝚊𝚊 𝚜𝚒? 𝚊𝚙𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚗𝚢𝚊 𝚕𝚎𝚖𝚎𝚜? 𝚠𝚕𝚙𝚗 𝚍𝚛𝚐𝚜𝚊𝚗𝚐
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚙𝚒𝚛𝚘 𝚓𝚝𝚑,𝚜𝚎𝚔𝚘 𝚊𝚗𝚔𝚖𝚞 𝚋𝚞 1500 𝚝𝚘𝚔 𝚝𝚙 𝚞 𝚖𝚞 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑2
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚝𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚐𝚘𝚋𝚕𝚘𝚔...𝚍 𝚓𝚘𝚗𝚐𝚔𝚘𝚗𝚐𝚔𝚎 𝚊𝚓𝚊 𝚜𝚔𝚊𝚕𝚒𝚗𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚝𝚞𝚊 𝚕𝚞𝚌𝚔𝚗𝚞𝚝 𝚔𝚢 𝚐𝚝..𝚌𝚙𝚔2 𝚔𝚛𝚓𝚊 𝚢𝚐 𝚗𝚔𝚖𝚝𝚒 𝚘𝚛𝚐 𝚖𝚕𝚜.. 𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒 𝚔𝚛𝚓𝚊 𝚢𝚐 𝚍𝚗𝚏𝚔𝚊𝚑𝚒 𝚖𝚕𝚑 𝚒𝚋𝚞 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚊𝚍𝚒𝚔𝚗𝚢𝚊..
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚊𝚖𝚒𝚝2 𝚟𝚊𝚗𝚒 𝚋𝚜2 𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚜𝚑 𝚋𝚛𝚝𝚑𝚗 𝚜𝚖 𝚔𝚕𝚠𝚛𝚐𝚊 𝚛𝚎𝚗𝚍𝚊𝚑 𝚊𝚔𝚑𝚕𝚊𝚔...𝚕𝚐 𝚖𝚊𝚛𝚊𝚔 𝚗𝚒 𝚊𝚕𝚊𝚜𝚊𝚗 𝚖𝚗𝚌𝚛𝚒 𝚜𝚞𝚛𝚐𝚊 𝚍𝚐 𝚕𝚋𝚑 𝚙𝚝𝚑 𝚔𝚎 𝚒𝚋𝚞 𝚗𝚢𝚊, 𝚢𝚐 𝚙𝚕𝚐 𝚗𝚢𝚔𝚝𝚒𝚗 𝚒𝚜𝚝𝚛𝚒 𝚢 𝚋𝚐𝚒𝚗𝚒.𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒 𝚐 𝚋𝚜 𝚖𝚒𝚕𝚝𝚎𝚛 𝚜𝚕𝚕𝚞 𝚖𝚖𝚋𝚗𝚛𝚔𝚗 𝚗 𝚖𝚖𝚋𝚕𝚊 𝚒𝚋𝚞𝚗𝚢𝚊 𝚢𝚐 𝚙𝚎𝚗𝚍𝚒𝚊𝚖 𝚜𝚎𝚘𝚕𝚊𝚑 𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚒𝚑𝚊𝚝 𝚙𝚞𝚝𝚒𝚑 𝚗𝚖𝚗 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚑𝚒𝚝𝚊𝚖 𝚙𝚎𝚔𝚊𝚝
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚕𝚊𝚔𝚒 𝚘𝚘𝚗 𝚊𝚖𝚒𝚝2 𝚊𝚙𝚊 𝚢𝚐 𝚔𝚖 𝚑𝚊𝚛𝚊𝚙𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚛 𝚕𝚊𝚔𝚒2 𝚒𝚖𝚙𝚘𝚝𝚎𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚕𝚋𝚑 𝚖𝚎𝚗𝚝𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚒𝚋𝚞 𝚍𝚊𝚗 𝚊𝚍𝚒𝚔𝚗𝚢?? 𝚔𝚎𝚛𝚓𝚊 𝚢 𝚞 𝚒𝚜𝚝𝚛𝚒 𝚔𝚕 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚋𝚛 𝚞 𝚜𝚊𝚞𝚍𝚊𝚛𝚊. 𝚕𝚑𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚒𝚓𝚒𝚔𝚊𝚗. 𝚜𝚒𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚕𝚊𝚢𝚊𝚗𝚒 𝚜𝚙 𝚢𝚐 𝚍𝚙𝚝 𝚍𝚞𝚒𝚝𝚎 𝚜𝚙
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
𝚝𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚋𝚘𝚍𝚘𝚑 𝚅𝚊𝚗𝚒. 𝚔𝚕 𝚞𝚛𝚞𝚜𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚝𝚞𝚊 𝚗𝚐𝚊𝚙𝚒𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞𝚗𝚢𝚊. 𝚍𝚒𝚕𝚊𝚠𝚊𝚗 𝚊𝚓𝚊. 𝚕𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒 𝚓𝚐 𝚐 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚓𝚊𝚑𝚊𝚝 𝚐𝚝. 𝚔𝚕 𝚍 𝚌𝚛𝚝𝚊𝚒𝚗 𝚐 𝚙𝚛𝚌𝚊𝚢𝚊 𝚢 𝚝𝚐𝚐𝚕 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒 𝚊𝚓𝚊
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
nah tho g adil
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
waduh trnyata blm dipake y pntas kapan hamidun nya kasian Vani..masa laki betah g hb jangan2 ada pelampiasan lain🤔
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
untungnya suamine bijksana memaklumi nengahi .. dan nenenagin istri. biasane rata2 anak laki2 lbh membela semua perrilaki ibunya
YK
gobloknya...
YK
pak heri ini ngapain sih, wong anak laki aja lho kok bingung suruh nikah lagi...
Nanik Lestyawati
keren
Mama Lana: Makasih Kakak🙏
total 1 replies
Memyr 67
kalau aq punya ibu mertua toxic juga, aq akan mengeraskan hatiq, untuk cerai. menikah itu untuk meraih kebahagiaan, bukan menahan derita, dijulidin mertua.
Memyr 67
hak, maya gigit jari, makanya may, jangan segitu ngebetnya, grusa grusu. dapat apa?
Memyr 67
luna nggak ngaca, bilang dia lebih segala galanya dari vani. lebih segala kebrengsekannya, dibandingkan vani?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!