Menikah dengan Om-om? Itulah yang terjadi pada Naifa, gadis berusia 18 tahun yang harus bersedia menggantikan kakaknya menjadi pengantin wanita di hari pernikahan yang sudah diatur. Namun, yang lebih mengejutkan jika suaminya adalah pria yang sudah menolongnya. Akankah benih cinta tumbuh dalam pernikahan mereka? Mampukah mereka menghadapi ujian demi mempertahankan pernikahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Widia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dosen Baru
Malam seusai resepsi, Naifa dan Bian masih berada di villa. Sementara anggota keluarga yang lain sudah pulang. Bian pun menganggap ini honeymoon mereka, karena ini pertama kalinya mereka tidur di luar rumah. Jelasnya yang kedua, karena yang pertama saat Naifa di rawat di rumah sakit.
Kembali pada sang pengantin, Naifa yang melihat perubahan tubuhnya cukup signifikan terus melihat wajahnya yang sedikit chubby. Dia melirik suaminya, dan mulai bertanya hal yang bisa memicu perdebatan.
"Kak Bian, aku jadi chubby yah?" Tanya gadis itu sambil menggembungkan pipinya.
"Iya, sedikit."
Naifa cemberut mendengar jawaban dari Bian, entah mengapa jawabannya sedikit menyinggung perasaannya.
"Tapi tetap cantik, malah makin cantik."
Jawaban tambahannya membuat Naifa tersenyum malu. Beginilah ibu hamil, mood swing. Kadang senyum sendiri, nangis sendiri, atau bahkan marah-marah sendiri. Di tambah dengan dirinya yang kekanakan, sangat berat tugas Bian sebagai suami untuk menghadapinya.
"Kak Bian, kenapa main handphone terus ih? Lagi lihat apa?"
Naifa merebut handphone suaminya, membaca pesan dari adik iparnya membuat gadis itu curiga.
"Proyek apa? Kejutan apa? Emangnya siapa yang mau Kak Bian kasih kejutan?"
Bian merasa bingung, jika memberitahunya bukan jadi kejutan. Jika diam saja pasti buat salah paham.
"Kejutan buat istri, tapi kapan di kasihnya saya pun tak tahu."
"Eh, kok bisa gitu sih. Yaudah kalau mau jadi rahasia, biar aku tetap terkejut pas Kak Bian ngasihnya kan?" Tanya Naifa dengan wajah yakinnya.
Bian menganggukan kepalanya sambil memeluk Naifa yang ada di sampingnya. Dia merasa lega karena tak perlu lagi menyembunyikan pernikahannya. Sayangnya, masih banyak orang yang memfitnah dengan menuduh jika Naifa hamil duluan. Tapi semua kabar itu tak di gubris olehnya, asalkan Naifa tak mendengar dan harus selalu happy kala menjalani kehamilan.
"Terima kasih sayang, sudah bersedia jadi ibu dari anak-anak saya. Bersedia untuk menghadapi perubahan hormon, bentuk tubuh, dan pastinya tak akan lagi sama seperti wanita yang belum punya anak."
Perasaan Naifa seketika terenyuh saat mendengar ucapan suaminya, dia akan terus berdoa agar sang suami tetap mencintainya seperti sekarang, selamanya.
"Apa aku harus mengganti nama panggilan dari Kak Bian jadi Papa Bian?" Tanya Naifa dengan wajah manja.
"Daddy aja, bagaimana?" Jawab Bian asal-asalan.
"Enggak mau ih, apaan manggil daddy. Takutnya malah jadi sugar daddy."
"Terus apa? Abah, Abi, atau papih?"
Naifa menepuk jidatnya, dia benar-benar benci humor suaminya yang garing.
"Papa Bian aja, ya Pa? Hmm, aku mau tidur di peluk Papa," ucap Naifa sembari meletakan tangannya di atas tubuh Bian. Namun, pria itu tak mau menyiakan waktunya menginap di villa tanpa malam yang indah. Bian mengangkat tubuh istrinya dan meletakkan di atas tubuhnya.
"Kak Bian, aku harus ngapain?" Tanya Naifa malu-malu. Bian hanya tersenyum sembari menyingkap rambut Naifa ke belakang telinga.
"Kamu diam saja, cukup saya yang gerak. Saya akan melakukannya pelan sayang, sesuai saran dari dokter."
Bian pun memulai aktivitas malamnya dengan memberikan sentuhan pada sang istri, menciptakan hawa panas yang mampu membuat keduanya bergairah.
***
Sebuah mobil Rolls-Royce terparkir di depan gerbang kampus ternama, terlihat dua sejoli di dalamnya yang sedang mengumbar kemesraan.
"Sayang, sudah peluknya. Malu di lihatin sama yang lain." Naifa memprotes perbuatan suaminya, Bian memang tak tahu malu urusan mengumbar kemesraan.
"Habisnya istri aku ini selalu bikin kangen. Wajar kan kalau mau peluk terus."
"Iya, tapi harus tahu tempat dan waktu. Aku turun dulu ya, sayang. Assalamu'alaikum." Naifa turun sambil melambaikan tangan dan memberi kiss bye pada sang suami.
"Walaikumsalam," jawab Bian sambil membalas kiss bye dari istrinya yang cantik.
Begitulah kegiatan sepasang suami istri, yang sudah tak di sembunyikan lagi status pernikahan. Dengan bebas mengumbar kemesraan dan saling mengakui rasa cintanya. Apalagi Naifa yang tak canggung lagi memanggil Bian sayang.
"Naifa, ada gosip terbaru." Hanni seperti biasa, seperti burung yang selalu memberi kabar. Update gosip terbaru selalu dia yang tahu paling awal.
"Ada apa Han?"
"Tahu gak sih, kalau Pak Dharma ternyata ketahuan jadi selingkuhan istrinya Pak Rektor." Berita kali ini benar-benar tak terduga, bisa-bisanya terjadi kasus perselingkuhan di kalangan atas perkampusan.
"Nauzubillah, yang benar ah."
"Benar Nai, tuh lihat deh. Pak Dharma secara resmi dipecat dari satuan Pendidikan, dan Pak Rektor gugat cerai istrinya."
Akibat dari pengkhianatan memang tak main-main, kejatuhan seseorang pasti akan terjadi jika berbuat hal yang menyakiti orang lain. Naifa berharap jika kehidupan rumah tangganya baik-baik saja.
Seminggu pun berlalu, ada desas desus jika dosen baru akan mengajar menggantikan Pak Dharma. Terlihat mahasiswa yang berkumpul di ruang dekan ingin melihat dosen baru.
"Kok bisa rame sih di sini? Ada apaan?" Tanya Hanni pada salah satu mahasiswa yang ikut kumpul. Mahasiswa itupun menjelaskan jika dosen baru pengganti Pak Dharma adalah pria blasteran.
"Oh pantesan, ganteng nih kayanya," seperti biasa Hanni mempersiapkan dirinya untuk bisa mencari perhatian dosen baru. Sementara Naifa mengingatkan sahabatnya untuk ingat pada Jehan.
"Kasihan lho kak Jeje, dia naksir berat sama kamu." Ucap Asih yang tak ingin Hanni bersikap genit lagi, apalagi Jehan yang menunjukkan keseriusannya tak pantas untuk di sakiti Hanni.
"Iya juga yah, jadi kangen deh sama Kak Jeje." Hanni mengirim pesan pada pria itu, lalu mereka pun saling bertukar pesan.
Kedua wanita cantik itu pun berada di dalam kelas, menunggu dosen baru masuk dan segera memulai kelas. Tak di duga, pria perawakan blasteran masuk ke kelas tersebut. Semua mata tertuju padanya, termasuk Naifa dan Hanni. Bahkan Hanni sampai menelan salivanya, karena melihat pria kekar berdiri di hadapannya.
"Hi, good morning. Let me introduce my self. My name is Edward, hmm Edward Cullen. I am serius with my name. Tapi yang jelas saya bukan vampire."
Seluruh anak dalam kelas pun tertawa, tak menyangka jika pria setampan ini memiliki selera humor yang asyik.
"Oke, mungkin untuk pertemuan pertama kita akan lebih enak kalau memperkenalkan nama kalian. Saya akan panggil sesuai urutan tempat duduk."
Hanni begitu meleleh mendengar suara dosen baru itu, berat namun terdengar seksi. Naifa pun tak bisa menampik jika Edward sangatlah tampan.
Giliran Naifa yang maju ke depan, bumil cantik itu pun memperkenalkan dirinya di hadapan dosen baru. Namun, ekspresi Edward seketika berubah saat mendengar suara Naifa. Selesai Naifa memperkenalkan diri, Edward bertanya namanya sekali lagi dan memastikan suara yang di dengarnya.
"Naifa, nama saya Naifa."
Edward pun menganggukan kepalanya, sambil mengingat suara Naifa yang di rasa pernah dia dengar sebelumnya.
harus hati2 ngadepin penyakit ini
coba ngobrol sama papa Sidiq pasti lebih halus lagi cara ngejaga Naifanya...ga terang2ang gitu...
menghadapi orang licik harus denfan kelicikan juga
kamu itu ganteng masa tingkahnya begitu...sama aja kamu sama mantan kamu yang ga bener...
kalo kmau mencintai Nay kamu pasti bahagia kalo dia sama Fabian karna cintanya mereka sedalam2nya...
contoh tuh Ryan yang bisa ikhlas..
harusnya Fabian juga memberi bodyguard bayangan buat Nanai....
karna si ulet keket cowo itu licik loh...
hilang akal sehatnya..
Fabian tolong beri bodyguard sama istri kecilmu, jangan sampai edward melakukan sesuatu pada Naifa
gara2 temen kamu sampai meuakan istrimu....aduh2...siap2 aja kamu menyesal. ..
Bina gelisa karna 2 buaya ganguin Naifa
sedangkan Naifa gelisah karna sofia belum tau kalo Naif sudah memikah sama Bian...
piye iki... makin seru
kira2 apa yang akn di lakukan sofia ya kalo tau Naifa yang menggnatikan posisi dia jadi istrinya Bian....
masa pelakornya kaka kandung sediri
gimana jadinya yah...
maklum sih masih bocil....