Spin Off Tawanan Cinta Pria Dewasa.
Dua kali gagal dalam pernikahan, Justin Anderson menganggap semua wanita itu sama. Sebatas mainan dan hanya merepotkan, bahkan tidak ada wanita yang membuat dia betah.
Hingga, takdir justru mempertemukannya dengan seorang gadis cantik yang terjebak keadaan. Agny Tabina, gadis belia yang dipaksa terjun ke dunia malam akibat keserakahan pamannya.
"500 juta ... tawaran terakhir, berikan gadis itu padaku." - Justin Anderson.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15 - Malam Kedua
Selang beberapa lama pria itu kembali duduk di hadapan Agny dan meraih jemarinya untuk segera memotong kuku-kuku Agny dengan kemampuan yang dia punya.
"Jadi perempuan jangan jorok, potong kuku minimal seminggu sekali," ungkap Justin seakan tidak sadar diri bahwa harusnya predikat jorok diberikan padanya bukan Agny.
"Sudah kubilang lupa, bukan sengaja." Agny yang merasa tidak suka dianggap jorok jelas saja mengelak ketika pria itu menganggap dia jorok hanya karena lupa potong kuku.
"Jarimu cantik, gen dari ibu ya?" tanya Justin di sela kegiatannya memotong kuku Agny begitu hati-hati. Jujur saja dia khawatir jika yang terpotong adalah jemari wanita itu.
"Entahlah, tapi bukannya semua jemari perempuan memang begini?" tanya Agny mencoba menyesuaikan diri dan menyeimbangkan suasana yang sudah Justin usaha bangun.
"Apa iya? Aku tidak pernah memperhatikan jari wanita sebelumnya."
Agny mencebik sama sekali dia tidak percaya dengan ucapan Justin yang seakan tidak pernah memperhatikan wanita-wanita lainnya.
"Kenapa? Kamu tidak percaya?" tanya Justin yang paham dengan raut wajah Agny ketika mendengar ucapannya.
"Sedikit, tidak mungkin punya istri Om sebelumnya tidak diperhatikan," ujar Agny yang membuat Justin berhenti sejenak dan dia menatap wanita itu beberapa detik kemudian menunduk seolah tidak peduli dengan apa yang diucapkannya.
Justin paling tidak suka siapapun membahas masa lalunya. untuk alasan apapun dia sangat membenci pernah menikahi kedua wanita yang sama sekali tidak pantas dia jadikan istri.
"Om, Kenapa? Aku salah bicara ya?" tanya Agny khawatir jika ucapannya justru menyinggung Justin lantaran wajah pria itu benar-benar berubah total usai dia mempertanyakan hal itu.
"Tidak, tidak ada yang salah dengan ucapanmu," ujar Justin yang benar-benar menghindar dan tidak ingin membahas tentang mantan istrinya atau apapun itu.
Dia masih meneruskan kegiatannya untuk memotong kuku Agny. Satu persatu, meski pelan akhirnya usai. Selesai dengan jemari tangannya, Justin hendak berpindah untuk memotong kuku jemari kakinya. Akan tetapi, wanita itu sontak menolak karena merasa hal itu tidak seharusnya Justin lakukan padanya.
"Cukup, Om terima kasih." Agny segera menurunkan kakinya dan merasa tidak enak dengan perlakuan Justin.
"Kenapa? Tidak baik kalau pekerjaan setengah-setengah, sini aku potong juga," ucap Justin masih terus berusaha untuk memotong kuku kaki Agny yang sebenarnya tidak terlalu panjang.
Lagi-lagi Agny menggeleng dan dia meraih pemotong kuku yang kini Justin pegang agar pria itu berhenti melakukannya. "Jangan, besok-besok aku bisa potong sendiri kok."
Justin tidak menjawab lagi, pria itu tertegun dengan kesopanan yang Agny miliki. Sempat menikah hingga dua kali dengan wanita yang sama-sama tidak menghargainya sebagai suami membuat Justin merasa benar-benar tersentuh dengan sikap lembut Agny.
"Om kenapa?" Justin hanya menggeleng, pria itu menatap Agny penuh damba hingga senyum itu terbit bersamaan dengan dia yang kini kembali merebahkan tubuhnya untuk meminta Agny memijat kepalanya.
"Minyak urutnya mana, Om?" tanya Agny yang membuat Justin tersedak ludah. Apa mungkin di mata Agny dia sungguh tua sampai mengira bahwa dirinya menyimpan minyak urut.
"Tidak perlu, pijat sedikit saja ... aku hanya pusing bukan keseleo," ujar Justin terkekeh dan hal itu terdengar lucu di telinga Agny hingga dia tertawa lepas untuk pertama kalinya di hadapan pria itu.
Tugas Agny di malam kedua bersama Justin ternyata tidak semengerikan yang dia kira. Malam itu Agny benar-benar berpikir bahwa setelahnya dia benar-benar akan bertempur dengan kerasnya gemerlap dunia malam dan persaingan antar sesama dalam menaklukkan hati tamunya.
Keduanya menghabiskan malam layaknya pasangan yang sama-sama lelah hingga Justin terlelap dalam pangkuannya. Sementara Agny masih terus memijat kepala Justin yang dia keluhkan sakit tersebut.
"Tidur? Mana berat, kalau ngantuk harusnya tidur di sana kenapa malah betah."
Agny yang bingung harus melakukan apa jelas saja pasrah hingga tanpa sadar dia juga tertidur dengan posisi yang masih duduk lantaran tidak kuasa menahan kantuknya. Namun, hendak mengganggu Justin dan meminta untuk pindah ke tempat tidur dia juga tidak tega.
Dasar bodoh Kenapa dia malah ikut tidur. Tanpa bersuara, Justin membatin seraya perlahan membuka matanya. "Ck, kenapa harus seimut itu, bibirnya menggemaskan, apa aku gigit saja ya."
.
.
.
-To Be Continue -
Maaf guys, up-nya telat banget ... maafin banget ya.
elegan