NovelToon NovelToon
Penelusuran Gaib Rania

Penelusuran Gaib Rania

Status: tamat
Genre:Horor / Matabatin / Dunia Lain / Kumpulan Cerita Horror / Roh Supernatural / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Novi putri ang

Season 2 Desa Rawa Belatung 👻
Ig: Author_noviputri 💕

Aku sedang berada di dalam sebuah mobil hitam, yang melintas di atas tanah berlumpur. Diluar sana terlihat hujan deras dengan kilatan guntur yang menyambar. Sesekali terdengar gemuruh yang menggelegar.
Malam ini terasa sangat mencekam. Dari kejauhan, bayangan sebuah rumah kuno terlihat di antara pepohonan besar, bersembunyi di balik kegelapan.

"Aah. Perasaan apa ini, kenapa perasaan tidak enak mengganggu pikiranku?" batinku berkata seakan ada sesuatu yang akan terjadi setelah ini.

Ya, benar saja. Kisah mistis ku belum berakhir. Meskipun aku telah meninggalkan Desa Nenekku, Desa Rawa Belatung. Aku selalu saja berurusan dengan hal-hal gaib. Penelusuran gaib yang terus membawaku bertemu dengan sosok makhluk tak kasat mata, yang terus mengikuti setiap perjalanan hidupku.

FYI: Cerita di Novel ini berdasarkan pandangan pribadi Author. TIDAK ADA MAKSUD MENYINGGUNG
SUKU, ADAT, ATAUPUN BUDAYA MANAPUN.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi putri ang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PART 15 MISTERI PENEMUAN MAYAT

Setelah Mbak Ayu berpamitan, aku segera masuk kamar untuk mandi dan shalat maghrib. Triing. ada pesan wassap dari Mas Adit, ia bertanya padaku, apakah aku mengenai seseorang yang bisa membantunya menemukan kepala mayat perempuan itu. Karena jika sampai lusa tak ditemukan, mayatnya harus segera dikuburkan. Dan kasus tepaksa berhenti, karena tak ditemukan bukti apapun atas kematian korban.

"Oh iya, aku kan udah janji mau membantu Mas Adit menyelesaikan kasus ini. Mungkin semua akan terungkap jika aku meminta bantuan Mbak Karto saja." batinku seraya mencari nomer wassap Wati, untuk memintanya ke rumah Mbah Karto dan menyampaikan pesanku.

Setelah Wati menerima panggilan teleponku, ia menjelaskan jika saat ini Mbah Karto sedang sakit. Menurutnya sakit yang diderita Mbah Karto adalah komplikasi, dan ia tak bisa bepergian jauh-jauh. Ya, meski aku tahu Mbah Karto bisa saja menerawangnya dari sana. Tapi aku tak mau membebani beliau dengan masalah lagi, biar saja Pak Jarwo yang akan ku mintai tolong. Mungkin tubuh tua Mbah Karto, sudah membutuhkan istirahat dimasa tuanya.

Beberapa kali ku hubungi Pak Jarwo, tapi panggilan telepon itu belum berdering sejak tadi. Mungkin tak sinyal atau batrei hape nya habis. Ya sudahlah, ku hubungi besok lagi.

Dari dalam kamarku nampak bayangan lampu gantung yang bergoyang-goyang tak beraturan. Aku penasaran kenapa selalu di sudut itu saja yang lampunya bergoyang, aku berjalan ke arah lorong yang nampak remang-remang. Tapi dua orang perempuan dengan baju putih-putih mengagetkanku, ia adalah tetangga kost yang bekerja sebagai perawat di salah satu Rumah Sakit swasta di Jakarta.

"Astaghfirullah Umi, Janni, kalian ngagetin aja sih!" seruku dengan jantung yang berdetak kencang.

"Ups. Sorry deh Ran, kita gak ada maksud buat ngagetin lu. Kebetulan kami baru pulang kerja, karena penasaran ada seseorang mengenakan kain serba putih, akhirnya kami datengin deh. Eh gak taunya lu Ran, udah kelar shalat kenapa gak lepas mukena sih. Bikin takut aja, kirain beneran ada setan disini." jelas Janni dengan nafas lega.

"Iya nih Rania, bikin sport jantung aja. Udah tau lorong ini rada aneh kalau diperhatikan, apalagi samar-samar ada aroma dupa di sekitar sini. Jangan-jangan ada." belum sempat Umi melanjutkan ucapannya, Janni langsung membekap mulut Umi dengan tangannya.

Aku menatap keduanya dengan heran, seperti ada yang mereka sembunyikan. Karena penasaran dengan gerak gerik keduanya, aku memaksa mereka untuk melanjutkan ucapan Umi yang tertunda. Lalu keduanya saling menatap satu sama lain, tanpa berkata apa-apa keduanya menarik tanganku menjauh dari lorong itu.

"Sebenarnya ada yang aneh di lorong sana, tiap magrib lampu gantungnya selalu gerak sendiri, goyang-goyang gitu kaya ada yang mainin. Kalau kena angin sih gak mungkin, karena cuma lampu di lorong itu doang yang gerak. Karena kami gak mau berpikiran yang negatif, kami berusaha cuek aja. Dan yang bikin penasaran lagi nih, di hari-hari tertentu selalu ada yang bakar dupa gitu. Tapi kita gak tahu darimana asalnya." kata Umi dengan peluh yang membasahi keningnya.

Kemudian Janni mengatakan padaku, jika ada sebuah ruangan di balik lorong itu. Ruangan yang gak pernah terbuka, hanya keluarga yang punya kost saja, yang boleh masuk kesana.

"Berarti Mbak Ayu juga pernah masuk kesana dong? kan dia keponakan yang punya kost ini juga, tapi kalau menurut kalian begitu, harusnya gue juga boleh masuk dong kesana. Secara kam gue masih saudara jauh Om Dewa." kataku dengan memandang Umi dan juga Janni.

Nampak mereka sama-sama menganggukkan kepalanya. Mereka berkata padaku, untuk bertanya langsung pada Om Dewa. Padahal semenjak tinggal disini, belum pernah sekalipun kami bertatap muka. Bagaimana aku bisa bertanya langsung pada beliau.

Tap tap tap. Terdengar suara langkah kaki mendekat ke arah kami, nampak bayangan hitam di ujung lorong sana. Umi dan Janni saling berpegangan tangan, tubuh mereka menempel padaku. Aku berdiri paling depan di antara mereka, ku perhatikan dengan seksama siapa yang berjalan ke arah kami. Begitu sosok perempuan dengan baju serba hitam nampak, kedua mataku terbelalak, ternyata itu adalah Mbak Ayu yang sedang membawa beberapa buah-buahan di atas nampan.

"Duh Mbak Ayu ngagetin aja sih, pakai baju hitam-hitam jalannya pelan-pelan lagi." ucap Janni menghembuskan nafas panjang.

"Iya nih, kita jadi takut kirain hantu tadi." kata Umi dengan mengusap peluh di keningnya.

"Wah kalian semua takut ya? sorry deh, gue habis bersihin ruang keluarga nih. Biasanya Om Dewa, suka datang mendadak gitu. Jadi ya terpaksa gue bersihin malam-malam begini, soalnya waktu luang gue memang jam segini." jelas Mbak Ayu dengan senyum datar.

"Oh Om Dewa kadang pulang dadakan ya Mbak? kok bukan Ce Edoh yang bersihin ruangannya? terus buah-buah itu buat apa an Mbak?" tanyaku penasaran karena melihat di balik buah-buahan itu ada janur yang sudah menghitam, tapi tertutup dengan buah-buahan yang sudah nampak layu dan tak segar lagi.

"Ce Edoh hanya bersihin ruangan lainnya aja Ran, sama kamar-kamar anak kost doang. Ruang keluarga di Rumah ini hanya keluarga aja yang boleh masuk, jadi ya gue yang bersihin. Karena banyak barang berharga di dalamnya, Om Dewa udah gak percaya sama orang luar. Karena dulu pernah ada ART yang ngambil barang dan uang simpanannya."

Sebenarnya masuk akal juga penjelasan nya, tapi Mbak Ayu tak menjawab pertanyaan ku mengenai buah-buahan yang ia bawa. Untungnya Janni nyeletuk kalau percuma nyimpan buah di ruangan sana, kalau Om Dewa belum pasti datang.

"Hmm buah ini ya? sebenarnya buah ini emang sengaja gue siapkan buat Om Dewa, jadi kalau sewaktu-waktu beliau pulang, ada yang bisa dimakan buat ganjal perut." nampak gelagat aneh dari Mbak Ayu, tapi aku tak tahu harus mengajukan pertanyaan apa lagi. Aku tak enak hati, kalau ia sampai tersinggung dengan rasa penasaran kami.

Mbak Ayu berpamitan untuk melanjutkan kegiatannya, karena masih ada yang harus ia lakukan di ruangan keluarga itu. Kami sama-sama diam, dan melihatnya berlalu setelah meletakan nampan buah tadi ke dalam kamarnya.

"Kenapa gak di buang ya buah-buahan yang layu itu? sebenarnya aku penasaran dengan janur yang tertutup buah layu itu, tapi aku gak enak kalau harus bertanya pada Mbak Ayu." batinku di dalam hati.

Umi dan Janni kembali ke kamarnya, sedangkan aku langsung masuk ke dalam kamar, melepaskan mukena yang sedari tadi ku pakai. Ketika aku membuka mukena, samar-samar terlihat bayangan putih yang melesat ke dalam kamar. Aku berjingkat karena terkejut, mataku memandang ke segala arah, mencari sosok yang melesat ke dalam kamarku.

"Hei! siapa kau? kenapa kau menggangguku? keluar kalau berani, aku gak takut sama makhluk sepertimu!" teriakku lantang dengan berkacak pinggang.

...Menurut kalian siapa yang mendatangi Rania? main tebak-tebakan yuk, tulis komentar kalian di bawah. ...

...Bersambung. ...

1
Afnan Fariz
kenapa ceritanya slalu gantung y kak
Herlina Lina
lanjut thor
Mama Jihan
semangat kak Author 💪
Mama Jihan
good cap 🤭🤣🤣
Mama Jihan
pinteran Wati walaupun ceplas coplos 🤭🙏
andreas arianto
makin dalam
Ibu Bogor
bilang aja rania soal cucunya yg mau di jadikan tumbal
andreas arianto
jalan masih panjang /Proud/
Aknesia Romantika
ini semua terjadi emang gara" lo silvia,mangkanya jdi org tuh nurut aja dasar bego gemes deh gue ama lo!!
Aknesia Romantika
Dasar bego banget sih silvia,mending biarin aja mampus di kereta setan itu gemes pengen gampar!!
Keinara Leticia
ini terusannya dimana ya
🥀princes_novel❤️🥀
pokoknya bagus banget cerita a dan keren banget♥️
Ibu Bogor
dah di ksh peringatan jg mlh ngeyel keras kepala
🥀princes_novel❤️🥀
wah dtg pula lgi dari masalah lalu Wening pasti cucu Mbah Wongso 😔😔😔kasian Rania mendapatkn teror balas dendam yg tak berujung
🥀princes_novel❤️🥀
waaaah ikut bahagia petter akhirnya bersama Rania lgi jdi ada bantuan dan tak sendri lgi mnghdpi gangguan gaib...jadi agak takut lw Rania masih dekat dg mbak ayu .. semoga mbak ayu ga terbawa dendam dan jdi jahat sprti Tante Ajeng kasian Rania terus2n dapat teror
🥀princes_novel❤️🥀
aduuuuh mbak ayu malah terpesona sama seno🤣🤣🤣hati2 mbak ayu nanti jatuh cinta sama Senopati bahaya punya mama mertua yg seumuran 🤭🤭🤭
🥀princes_novel❤️🥀
suka banget lw mbak ayu dan Rania bareng2 krna sma2 suka bercanda walaupun situasi lagi ga baik🤣🤣🤣smga mrka slalu bersama buat slsaikn Maslah para demit
🥀princes_novel❤️🥀
keren banget lw mbak ayu dan Rania brdua bergabung dg kekuatan masing2🤗🤗🤗
🥀princes_novel❤️🥀
ternyata saya salah menduga kirain ibu a pak bos yg udah meninggal 🤭🤭🤭
🥀princes_novel❤️🥀
hantu sosialita🤣🤣
tapi knpa saya malah nebak itu pasti ibu pak bos yg udah meninggal maka a nginep di hotel mewah VVIP pula🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!