"Mulai hari ini putri sulungku Lada Anjani Wibisono sudah mati."
Kata-kata yang pada akhirnya mampu merubah kisah hidup seorang Lada Anjani Wibisono. Hanya karena kesalah pahaman, ia harus rela terbuang dari keluarganya.
Malam yang paling berat dilalui oleh gadis introvert itu, terjebak dengan seorang mantan narapidana, yang terkenal berandalan dilingkungan tempat tinggalnya, menjadi awal dimulainya babak baru perjalanan hidupnya.
Vinder putra Abimana, mantan narapidana pembunuhan, pecinta alkohol, dicap sebagai berandalan dilingkungan tempat ia tinggal. Tapi siapa yang itu, dibalik semua gelar itu tersimpan kisah memilukan.
Hari-harinya yang tanpa warna, seketika berubah saat mengenal dan tersandung skandal bersama Lada Anjani Wibisono.
Bagaimana kisah keduanya bermulai...?
Dan bagaimana akhir dari banyaknya konflik batin yang mereka alami...?
Yuk, jadilah saksi dalam kisah hidup mereka dengan membaca karya ini.
Bijaklah dalam berkomentar juga memilah baik, buruknya cerita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10
Hari ini Lada tidak fokus dengan pekerjaannya, fikiran gadis itu sibuk mencari cara agar ia bisa segera mendapatkan calon suami dalam kurun waktu dua bulan.
Atau setidaknya Lada memiliki cara untuk meyakinkan ayahnya, agar mau memberikan restu bagi sang adik menikah lebih dulu.
Jam istirahat, sembari menikmati makan siang, Lada berselancar dengan ponselnya mencari mode fashion yang sekiranya cocok baginya.
Lada juga mencari tempat untuk merubah penampilan, sekaligus membeli beberapa baju, asesoris, dan perlengkapan fashion lainnya.
Satu tempat yang menurutnya cocok ia dapatkan dan malam nanti setelah pulang bekerja, Lada berencana akan kesana.
"Semoga ini berhasil, bantu aku ya Allah...!" gumam Lada penuh harap.
Pukul setengah delapan malam, Lada baru keluar dari gedung tempatnya bekerja. Dengan taksi online, gadis itu menuju ketempat yang dimau.
Tapi sangat disayangkan, setibanya ditempat itu Lada harus menelan kekecewaan. Karena tempat itu tidak beroperasi sampai tiga hari kedepan.
Lada pun memilih untuk pergi keMall, mencari kebutuhan bagi penunjang perubahan penampilannya.
Sampai waktu Mall akan tutup, Lada baru keluar dari sana.
Entah kenapa sejak tadi orderan taksi onlinenya selalu dibatalkan. Karena sudah jam sebelas lebih sepuluh menit, Lada pun tidak punya pilihan lain lagi. Gadis itu naik ojeg online yang baru didapat.
Udara dingin menyapa kulitnya, jarak yang tidaklah dekat, mulai membuat Lada sedikit menggigil.
Dan tanpa Lada sadari, jalan yang ia lewati sekarang bukanlah jalan menuju kerumahnya.
Lada yang sedari tadi melamun, dimanfaatkan oleh driver ojeg itu untuk berbuat hal yang tidak baik.
Lada terkesiap saat laju motor terhenti dan saat pandangannya menyisir kesekitar. Matanya menyipit, tapi sebelum wanita itu bereaksi, dua lelaki berwajah garang muncul menghampiri ia dan driver ojeg.
"Wah, mangsa malam ini boleh juga." ucap salah satu pria sembari menepuk pundak driver ojeg.
"Pak ini dimana...? apa maksudnya ini...?" tanya Lada gemetar takut.
Ketiga pria itu terkekeh.
"Selamat datang ditempat yang akan memberikanmu kenikmatan cantik."
"Dan selain kenikmatan, juga akan membuatmu menjadi miskin."
Ketiga pria itu tergelak, yang semakin membuat Lada takut saja.
Lada berniat untuk lari, tapi baru dua langkah kaki tubuhnya sudah ditangkap oleh salah satu pria itu. Lada pun memberontak, berteriak, dengan tubuh kurusnya ia coba melawan. Tapi apalah daya, kekuatan tiga pria itu tidak sebanding dengannya.
"Saya mohon jangan lakukan ini, ambil semua uang saya tapi tolong, aaaaaaa....!!!"
Lada tak bisa meneruskan ucapannya, karena tubuhnya didorong jatuh kesebuah kasur tipis yang ada sana. Sebuah rumah kosong dipinggiran kota, yang dijadikan markas oleh ketiga pria itu.
Lada beringsut keujung ruangan duduk meringkuk ketakutan. Wajahnya sudah bersimbah airmata, kacamata yang ia kenakan pun sudah entah kemana.
Kembali Lada berteriak kala tubuhnya ditarik lalu dipaksa untuk terlentang. Driver ojeg mulai bersiap untuk melakukan aksi tak senonohnya, sementara dua pria lainnya memegangi kedua tangan dan kaki Lada.
Satu kancing baju terlepas, dua, dan dikancing yang ketiga, satu hantaman keras diterima sisi kanan wajah driver ojeg, hingga membuat lelaki itu tersungkur kesamping.
Hantaman balok kembali dilayangkan secara bergantian teruntuk dua pria lainnya. Perkelahian antara tiga lawan satu pun terjadi. Tapi dengan beringasnya, satu lelaki penyelamat itu menghajar para penjahat.
Sampai disaat penyelamat itu lengah, satu tusukan pisau mendarat dipunggungnya.
"VINDER....!!"
Seru Lada yang berada dipojokan, melihat pria penyelamatnya terluka.
Kemarahan Vinder semakin menjadi, pukulan demi pukulan ia berikan untuk ketiga penjahat sampai mereka kehilangan kesadaran.
Nafas Vinder terengah-engah, keringat mengbasahi wajah juga tubuhnya. Dan jangan lupakan darah yang semakin deras mengalir dari luka tusukan dipunggung.
"Vin....!" seru Lada dengan tubuh gemetar menghampiri Vinder.
"Kamu mikirin apa sih...? Sampai tidak sadar kalau dibawa ketempat begini." oceh Vinder emosi bercampur cemas dan sedih.
"Untung tadi aku melihatmu melamun dipersimpangan lampu merah, coba kalau tidak..?" sambung Vinder.
Ya, saat menunggu lampu lalu lintas berganti, Vinder tanpa sengaja melihat Lada yang posisinya searah jarum jam diangka dua. Pria itu merasa bingung, karena jalan ini bukanlah rute menuju kerumah gadis itu. Dan sangat tumben sekali, ditengah malam begini Lada masih berkeliaran diluar.
Vinder pun mengikuti, dan berusaha mengejar. Namun motor yang mudah selap-selip, menciptakan jarak yang lumayan jauh, tapi untungnya masih bisa dijangkau oleh mata elang Vinder.
Saat motor yang ditumpangi Lada memasuki gang. Vinder langsung memarkirkan mobilnya, turun berlari menyusuri gang. Mencari kesetiap sudut rumah-rumah kosong disana.
Sampai teriakan Lada tertangkap indra pendengaran pria itu, yang membuat ia bisa tepat waktu menyelamatkan Lada.
Tangis Lada pecah kembali, dan dengan lancangnya Vinder memeluk erat tubuh Lada yang bergetar hebat.
"Sudah, kamu aman sekarang sama aku. Jangan nangis lagi." ucap Vinder dengan pelukan yang semakin ia eratkan "maaf, aku sedikit terlambat."
Lada menggeleng "Vin, luka kamu."
"Aku tidak apa-apa. Ayo kita pergi dari sini."
Dengan saling memeluk, mereka meninggalkan tempat itu dan mengabaikan ketiga penjahat yang tergeletak tak sadarkan diri juga semua barang belanjaan Lada. Hanya tas yang berisi dompet, ponsel juga buku serta perlengkapan kerja Lada yang mereka bawa.
Setelah melewati gang sempit yang lumayan jauh, akhirnya mereka sampai dimobil Vinder yang terparkir dibahu jalan.
Vinder membuka pintu bagian penumpang, lalu membantu Lada masuk. Baru setelahnya dia mengitari mobil, membuka pintu dan duduk dikursi kemudi.
"Kita kerumah sakit ya, lukamu harus diobati." ucap Lada terisak.
"Aku tidak apa-apa, aku antar ka------
"Vin....!" seru Lada penuh permohonan dan akhirnya Vinder pun patuh.
"Ada kotak P3K...? Pendaharannya harus dihentikan dulu." tanya Lada menarik bahu Vinder mendekat, agar bisa melihat luka dipunggung pria itu.
Tangan Vinder terulur kebelakang jok yang ia duduki, mengambil apa yang diminta oleh gadis disebelahnya.
Dengan tangan gemetar, Lada membuka kotak P3K, mengambil obat luka dan kain kasa.
"Buka bajumu...!" titah Lada, lagi-lagi Vinder hanya bisa patuh.
Dengan tisu Lada membersihkan darah yang membasahi punggung bertato naga itu, lalu menuang cairan obat kebagian luka, kemudian menekannya dengan kain kasa.
"Kamu bisa nyetir kalau aku tetap menekan lukanya begini...?" tanya Lada dengan posisi badan sedikit condong keVinder dengan kedua tangan yang bertumpu diatas luka pria itu.
"Bisa...!" sahut Vinder pelan sembari membalas tatapan mata Lada.
Vinder mulai melajukan kendaraannya menuju kerumah sakit terdekat. Sesekali pria itu mencuri pandang kesamping, tepat dimana wajah Lada berada.
Rasa marah, takut, sedih yang Vinder rasakan sebelumnya, kini berganti menjadi rasa bahagia. Ya, dia senang karena bisa sedekat ini dengan Lada. Bahkan ia bisa memeluk tubuh wanita itu.
Akhirnya setelah tiga puluh menit menyusuri jalanan kota, mereka sampai juga dirumahsakit. Luka Vinder langsung mendapat penangan, begitu juga dengan Lada yang mendapat pemeriksaan untuk memastikan apakah gadis itu terluka atau tidak.
kamu gak tau Lada mencari mu
udah nyaman sama Vinder malah nyari orang lain...
bukannya nikah sama Vinder aja.
kan kamu juga udah dibuang keluarga mu...
kesian banget kamu Vin
kamu kan tau gimana kelakuan Rey...
masa masih mau dekat dekat juga...
dia dekat juga karena ada mau nya,udah liat kamu cantik😒
memanfaatkan kepolosan Lada...😠
beda dengan kk cewek ku yang pertama ceplas ceplos orang nya 😆