NovelToon NovelToon
Surat Cinta Untuk Alana

Surat Cinta Untuk Alana

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Enemy to Lovers
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: bulan.bintang

Alana, gadis SMA yang 'ditakuti' karena sikapnya yang galak, judes dan keras kepala. "Jangan deket-deket Alana, dia itu singa betina di kelas kita," ucap seorang siswa pada teman barunya.

Namun, di sisi lain, Alana juga menyimpan luka yang masih terkunci rapat dari siapa pun. Dia juga harus berjuang untuk dirinya sendiri juga satu orang yang sangat dia sayang.

Mampukah Alana menapaki lika-liku hidupnya hingga akhir?
Salahkah ketika dia menginginkan 'kasih sayang' yang lebih dari orang-orang di sekitarnya?


Yuk, ikuti kisah Alana di sini.

Selamat membaca. ^_^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bulan.bintang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 | Ungkapan hati

Di sekolah, Alana masih saja menerima surat kaleng dengan kata-kata motivasi dan rayuan tak jelas. Dia masih belum tahu, siapa si pengirim itu. Karena orang yang menyampaikan padanya selalu berkata tak tahu apa-apa, 'hanya disuruh'.

Semakin hari, kiriman surat itu masih saja berdatangan, lewat adik kelas maupun disimpan dalam laci mejanya. Alana tak lagi penasaran atau mendesak si 'kurir' untuk mengaku, dia mengabaikan surat-surat itu yang kini menumpuk di meja belajar dalam kamar.

Sisi dan Vio juga berubah, waktu mereka habis oleh pacar masing-masing. Hingga tak lagi ada kesempatan untuk sekedar hangout bertiga seperti dulu.

Di kelas, kedua sahabatnya juga selalu asyik mengobrol tanpa menghiraukan Alana yang berada di dekat mereka. Semua itu membuat Alana semakin dongkol, apalagi Sisi yang mengungkit perihal dirinya menjadi tvmbal atas pertemuan yang Alana rencanakan.

Tak ingin berlarut oleh bad mood-nya, Alana menghabiskan waktu di perpustakaan, atau sesekali dia pergi ke aula karena tahu, Galih tak lagi berada di sana. Dia juga belajar di sana untuk ujian kenaikan kelas, sedangkan Sisi dan Vio berkutat di kelas dan sibuk berdua saja.

Oke, Na. Lo nggak boleh galau cuma gara-gara Sisi sama Vio. Lo kudu fokus sekolah, raih prestasi, bikin Mama bangga. Jangan letoy cuma karena cowok, lo cewek tangguh!

Alana mengangguk dan mengabaikan sekitar yang mungkin bisa memicu mood-nya anjlok. Gadis itu melaksanakan ujian dengan penuh konsentrasi dan dia sama sekali tak peduli saat Sisi juga Vio bertanya soal jawaban padanya.

Sorry, gue lakuin ini biar kalian sadar kalo kalian udah terlalu bucin sampai lupain temen.

Alana menatap Sisi dan Vio yang duduk di depannya.

Ujian berjalan beberapa hari dan akhirnya selesai, setelah berperang dengan tumpukan soal juga rumus yang bejibun.

Setelah menerima raport, waktu liburan tlah tiba. Rencana pergi ke pantai yang sudah disiapkan bertiga, kini gagal total karena Sisi dan Vio memilih berlibur dengan pacar masing-masing.

Meski Alana amat sangat jengkel dan siap meluapkan amarahnya, dia tetap menahan karena baginya percuma saja berdebat dengan orang yang tengah dimabuk cinta.

"Maaf, Na. Kita mau pergi liburan double date. Lo mau ikut? Nanti gue kenalin sama temennya kak Galih." Sisi berkata dengan tangan sibuk di layar ponsel tanpa sedikit pun memandang ke lawan bicaranya.

"Oh, makasih. Have fun ya." Alana berlalu pergi dan siap menunggu jemputan di depan gerbang sekolah.

Sementara dari kejauhan, Gala melihat semua dan dapat menangkap perasaan Alana dari raut wajahnya.

Emang gila ya, pada bucin banget. Baru juga pacaran, ntar kalo putus, bisanya nangis-nangis, galau, mau bund1r segala. Halah, bulshit!

Gala melangkah lebih dulu meninggalkan Rio dan Adit yang masih sibuk dengan ponselnya.

"Gal, lo mau ke mana? Kita nggak jadi latian di sini?" Rio segera tersadar saat pantulan bola basket hampir mengenai wajahnya dan dia melihat Gala semakin menjauh.

"Dia kenapa sih? Uring-uringan mulu." Rio menatap temannya sampai dia tak lagi terlihat.

"Lagi PMS kali," celetuk Adit tanpa mengalihkan matanya dari layar.

Rio memukvl lengan temannya dengan keras, "lo pikir cewek, hah? Gue lagi serius!" Rio menggeram kesal.

Di lain tempat, Gala bersiap pergi dengan motornya. Namun, dia melihat Alana yang masih saja duduk seorang diri di bawah pohon. Dia melihat gadis itu tengah sibuk dengan earphone dan novel di tangan.

Samperin nggak ya? Takutnya malah nyakar lagi.

Gala menghirup napas dalam, lalu memberanikan diri mendekati Alana.

Gala berhenti tepat di depan Alana yang masih menunduk, dia turun dan mendaratkan tubuhnya di rerumputan sebelah gadis itu.

Merasa ada yang datang, Alana melepas earphone dan menoleh.

"Ngapain lo?" Dia menatap tajam pada sosok cowok yang memaksakan senyum di sampingnya.

Seketika, senyuman itu lenyap. Gala mendengus kesal, "lo bisa nggak sih, ngomong yang lembut, gemulai, gemesin kayak kelinci imut-imut. Bukannya jadi singa kesurupan reog mulu."

Alana tak meladeni ucapan itu, dia berdiri, bersiap pergi.

"Na, tunggu." Gala meraih tangan Alana lalu bangkit berdiri.

Meski Alana berusaha lepas, namun Gala semakin mempererat cekalannya.

"Gue tahu, lo dicuekin sahabat lo sendiri, cuma gara-gara lo masih jomblo sedang mereka udah punya gebetan, kan? Kenapa lo nggak sama gue aja, Na. Kita sama-sama single, lo free, gue free." Gala menatap lekat pada kedua mata Alana yang kini mengalihkan pandangannya.

"Liat gue, Na. Mungkin dengan lo jadi pacar gue, surat-surat dari secret admirer lo itu nggak lagi bikin lo kesel. Gue akan bantu cari tahu siapa pengirimnya, Na. Gue akan jagain lo dari orang-orang yang nggak bener ... " kalimat itu terpotong oleh sahutan Alana yang membuat Gala menghela napas.

"Beneran, Na. Bukan gue. Iya, gue akui kalo yang pertama kirim surat pake amplop biru itu gue sendiri. Tapi yang lain gue nggak tahu sama sekali, termasuk puisi di mading itu. Gue berani sumpah, Na."

Gala yang biasanya jahil, seenak jidat dan tak tahu aturan. Kini terlihat serius, bahkan berulang kali cowok itu memohon pada Alana.

"Gue mau balik." Alana melepaskan tangan Gala dan berlalu masuk mobil saat pak Joko datang.

Sepanjang jalan, Alana terus terngiang kalimat Gala dan ekspresi cowok itu yang berbeda jauh dari biasanya.

Apa dia beneran? Gue curiga ini cuma prank doang, tapi komuk dia keliatan serius banget. Ahhh ... kenapa malah mikirin itu sih?

Alana menggelengkan kepalanya kuat, berusaha melepas bayang-bayang Gala dengan segala ucapannya.

Sedangkan di depan gerbang sekolah, Gala masih duduk di atas motor menatap mobil yang membawa Alana semakin menjauh.

Apa gue salah ngungkapin ini ke dia? ... alah, udah lah, bodo amat. Dibales sukur, nggak juga nggak papa. Yang penting gue udah ngomong jujur.

Gala menyalakan mesin motor dan berlalu pergi.

Di rumahnya, Alana tak mendapati sang ibu meski berulang kali dia memanggil.

"Nyonya lagi pergi, Non. Tadi dijemput Non Lidia." Seorang art menghampiri Alana dengan tangan basah.

"Oh ya udah, Bi. Nanti aku hubungi tante aja. Makasih ya." Alana berlalu ke kamar.

Tak lama berselang, pintu diketuk disertai suara panggilan. Alana menjeda drakor di laptopnya lalu berjalan membuka pintu.

"Maaf, Non. Ada tamu nyariin Nyonya, saya bilang kalau Nyonya pergi, tapi dia tetep mau nunggu." Bi Minah terlihat tegang.

"Siapa, Bi? Cewek cowok? Berapa orang?" Alana keluar kamar diikuti wanita itu yang menjawab di belakangnya.

Sesampai di ruang tamu, Alana terdiam kaku sejenak lalu kembali menguasai kesadarannya.

Tenang, Na. Tenang. Lo tetep pura-pura nggak tahu, jangan gegabah.

Alana tersenyum dan menyalami si tamu, yang duduk dengan santai di depannya. Dia menanyakan keberadaan Hanna dan bisnisnya. Namun Alana benar-benar merasa tak nyaman, karena tamu itu terus menatap dirinya seakan tengah menilai.

Sabar, Na. Sabar. Meski lo pengin nyolok matanya atau nyakar-nyakar mukanya, lo kudu tetep sabar. Sekarang belom waktunya.

Mereka terus mengobrol hingga akhirnya suara sang ibu terdengar memasuki teras.

"Ma..." Alana berlari memeluk Hanna lalu berjalan bersama tanpa melepaskan tangannya dari lengan sang ibu.

"Kamu kenapa, Nak?" Hanna berbisik pelan, namun Alana hanya menggeleng dan tersenyum.

Keduanya mengalihkan pandangan pada laki-laki di hadapan mereka. Hanna menatapnya lalu membuka suara, "untuk apa kamu datang? Kakakmu sudah tidak tinggal di sini lagi dan kami sudah resmi bercerai."

"Aku sudah tahu soal itu dan kedatanganku ke sini bukan untuk mencari Bastian. Aku ingin berbincang denganmu, mantan kakak ipar," balas laki-laki itu dengan menekankan kalimat terakhirnya.

"Untuk apa kau mencariku? Meminta uang? Kau kalah judi dan mencari modal lagi? ... ckckck ... berulang kali kuperingatkan, tak ada gunanya kau bergelut dengan lingkaran setan itu. Kenapa kau tak meminta pada Bastian? Apa dia yang menyuruhmu datang kemari?" Hanna melipat tangan di dada, tatapannya lurus ke depan, membuat si tamu salah tingkah.

"Sudahlah, Ben. Pergilah sebelum kupanggilkan satpam." Hanna bangkit dan berdiri di samping pintu. Gerakan itu membuat tamunya latah dan melangkah keluar.

Sebelum pergi, dia kembali menoleh. Kali ini menatap lekat pada gadis di samping Hanna.

"Aku akan sering datang menjenguk keponakanku."

Alana bergidik mendapati tatapan ganas penuh ancaman di mata laki-laki itu.

"Apa yang dia katakan padamu sebelum Mama datang, Nak?"

*

1
Nadin Alina
Halo kak, salam kenal kak🤗
Bulanbintang: Halo, Kak Nadin. Salam. 🤗
total 1 replies
The first child
semangat terus nulisnya thor
Bulanbintang: Terima kasih, ikuti terus kisahnya ya, 😊
total 1 replies
Anisa Febriana272
..
Anisa Febriana272
.
Anisa Febriana272
Novel bagian ini agak seru
Anisa Febriana272: Oh iya kak saya mau coba buat novel nanti kalo selesai kakak mau gk kasih tau apa aja kekurangan nya
Anisa Febriana272: Oh ya kak kakak buat novel apa aja ya saya mau baca
total 14 replies
sakura
..
Nurhani ❤️
aku mampir tour/Drool/jngan lupa mampir balik🤗nanti aku baca lgi
Bulanbintang: Ok. Terima kasih.
total 1 replies
via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+
lanjut terus Thor /Determined/
Bulanbintang: Bab 15 udah di-up ya, masih direview dulu. Tetap sabar nunggu ya, 🤗
total 1 replies
via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+
mampir Thor /Smile/
Niki Fujoshi
Keren abis, pengen baca lagi!
Hao Asakura
Bikin terharu sampai mewek.
Wesal Mohmad
Kayak jadi ikut merasakan cerita yang dialami tokohnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!