NovelToon NovelToon
Surga di atas lara

Surga di atas lara

Status: tamat
Genre:Romantis / Patahhati / Poligami / Duda / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Ika Oktafiana

(Mohon jangan boomlike) Pernikahan Zoya dan Zada yang sudah berjalan tiga tahun ini tampak rukun dan bahagia.
Namun siapa sangka, Zada yang tipekal suami setia tiba-tiba membawa pulang wanita lain ke rumah Zoya dan Zada.
Bagai tertusuk seribu sembilu, Zoya begitu kecewa dengan Zada yang diam-diam sudah menikah lagi tanpa persetujuan darinya.
Zoya meminta talak, namun Zada menolaknya. "Aku tidak akan pernah menjatuhkan talak untukmu. aku masih mencintaimu, Zoya." Begitulah alasan yang selalu terucap dari bibir suaminya.
"Tidak masalah aku di madu asalkan, aku tidak tinggal satu atap dengan maduku," lirih Zoya penuh luka dan nyeri di hatinya.

Biarlah Zoya menerima semuanya. Karena tanpa Zada ketahui, Zoya sedang mengandung anak yang selama ini di nanti-nantikan.
Biarlah Zoya menerima surganya, walau surga itu telah menorehkan luka dan lara yang mendalam.

Mampukah Zoya tetap bertahan ketika melihat suaminya bersanding dengan wanit

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Oktafiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. Berharga

Zoya menatap bunga mawar merah di tangannya. Zoya menggercapkan matanya berulang kali untuk menyadarkan dirinya dari rasa yang ... Entahlah.

Kemudian, Zoya menatap pada meja yang terdapat satu lembar uang berwarna merah. Zoya menepuk jidatnya. 'Bukankah aku bilang gratis? Kenapa dia harus bayar? Mana aku di kasih bunga. Mas Zada mana pernah begini,' Zoya menggelengkan kepala beberapa kali agar tidak terkecoh dengan pak Polisi tampan.

'Kok aku bilang tampan ya? Ya, emang tampan aslinya. Siapa saja pasti akan mengatakan hal yang sama,' Zoya terus saja bermonolog. Pikirannya terlalu di penuhi oleh pertanyaan tentang tujuan Zaky memberinya bunga. 'Jangan di pikirkan, Zoya.'

*

Pagi kembali menjelang dan membangunkan penduduk bumi agar segera beranjak dan menjalankan rutinitasnya. Tak terkecuali Zoya. Dia sudah bangun pagi-pagi sekali untuk melaksanakan salat tahajud.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan ketenangan dan petunjuk dari Allah SWT. Entah mengapa, nasehat Zaky begitu membekas di ingatannya. Ucapan yang mengatakan bahwa, Zoya harus melibatkan Allah setiap kali akan mengambil keputusan.

Dan nasehat Zaky memang benar adanya. Jika kita ingin bertanya pada hati, kita harus bertanya terlebih dahulu pada Sang Pemilik Hati.

Setelah berzikir dan berdoa panjang lebar, Zoya mendengar suara azan subuh di kumandangkan. Zoya tidak langsung melaksanakan salat subuh melainkan mendengarkan azan dan melafalkan setelah muazdin berucap.

Setelah azan selesai, Zoya melafalkan doa setelah azan. "Allahumma rabba haadzihid da'watit taammah. Wash shalaatil qaa-imah. Aati muhammadal wasiilata wal fadhiilah, wab'atshu maqoomam mahmuudal ladzii wa'adtahu innaka la tukhliful mi'ad".

Setelah selesai, Zoya lanjut berdoa sesuai keinginannya. Karena berdoa setelah azan adalah doa yang tidak akan tertolak.

{"Sesungguhnya doa yang tidak tertolak adalah doa antara adzan dan iqomah, maka berdoalah (kala itu)", (HR Ahmad).}

Zoya cukup tahu waktu-waktu mustajab untuk berdoa. Ada tiga waktu yaitu, doa di antara azan dan iqomah, doa pada saat hujan turun, dan doa pada saat sujud terakhir dalam salat.

Zoya sedang berusaha mengamalkannya. Setelah berdoa selesai, Zoya baru melaksanakan salat Subuhnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 05:30. Zoya bergegas ke bawah untuk jalan-jalan di luar dan mencari sarapan. Karena dia bukan bekerja di kantor, mau hari apapun tetaplah sama. Tidak ada kata weekend untuk Zoya.

Bagi Zoya, semua hari adalah weekend untuknya. Zoya terkekeh sendiri mengingatnya.

Udara di pagi hari masih sangat segar menyapu kulit putih Zoya. Zoya menghirup udara sebanyak mungkin seakan tidak akan ada lagi udara segar esok hari.

Setelah cukup lama berjalan kaki, Zoya memilih untuk istirahat terlebih dahulu di sebuah taman terdekat. Banyak sekali pengunjung yang datang untuk lari pagi dan jalan santai di akhir pekan.

Pandangan Zoya memedar dan melihat gerobak bubur ayam tidak jauh darinya. Zoya merogoh celana trainingnya untuk memastikan bahwa dia membawa uang. Setelah yakin, Zoya mendekati tukang bubur untuk memesan satu mangkok bubur sebagai sarapannya.

Akhir-akhir ini, Zoya suka sekali mengonsumsi bubur ayam. Zoya mengelus perutnya yang masih rata. 'Sepertinya, kamu sangat menyukai bubur ya, Sayang?' tanya Zoya seakan berbicara pada anaknya yang masih dalam kandungan.

Zoya tersenyum miris. Dia merasa percuma mempunyai suami tapi tidak pernah memberikan perhatian pada Zoya. 'Mungkin, mas Zada sedang sibuk memperhatikan istri keduanya,' batin Zoya menggerutu.

"Pak, pesan buburnya satu sama teh angetnya satu ya ...." Zoya memesan makanannya saat sudah berada di depan Abang tukang bubur.

Setelah tukang bubur menjawab iya dan mengatakan jumlah totalannya, Zoya bergegas membayar dan duduk tidak jauh dari tukang bubur berada. Zoya duduk di tanah yang di tumbuhi rumput Jepang.

"Assalamualaikum, Mbak Zoya ... Kita bertemu lagi," ucap seseorang dari arah samping. Zoya mendongak dan mendapati Zaky sudah berdiri di sampingnya. "Waalaikum salam, Pak Zaky." jawab Zoya tersenyum hangat.

"Boleh duduk di sebelah, Mbak Zoya?" Zaky meminta izin terlebih dahulu sebelum mendudukkan dirinya di sebelah Zoya. Zoya tersenyum dan mengangguk mengizinkan.

"Kok sendiri, Pak? Istrinya kemana?" tanya Zoya yang mulai mengakrabkan diri. Zoya juga bingung pada dirinya sendiri. Dia tipekal orang yang tidak mudah akrab dengan orang baru. Tapi, dengan Zaky rasanya berbeda. Zoya mudah sekali akrab dan bisa menceritakan masalah pribadinya dengan begitu leluasa.

Seakan, Zaky mempunyai daya tarik tersendiri dan Zoya merasa, Zaky adalah pendengar yang baik.

Zaky tersenyum, pandangannya menatap ke depan. "Istri saya sudah meninggal satu tahun yang lalu saat melahirkan anak kami," jawab Zaky berlapang dada.

Zoya membelalakkan mata tak percaya dan menutup mulutnya dengan telapak tangan, merasa begitu terkejut. "Maaf, Pak. Tidak bermaksud apapun," ucap Zoya merasa bersalah.

"Tidak masalah. Saya sudah ikhlas menerimanya. Saya yakin, apapun yang sudah Allah tetapkan untuk saya adalah yang paling tepat dan paling bermanfaat untuk saya," Zaky berucap dengan menatap Zoya dari samping.

Zoya balas menatap dan bertanya lagi. "Lalu, anak Bapak dimana?" tanya Zoya hati-hati. Zaky mengalihkan pandangan menatap ke depan seakan sedang menerawang jauh. "Dia juga ikut Sang ibu menuju Surga-Nya," jawab Zaky tersenyum tipis.

Deg.

Zoya benar-benar dibuat terkejut sekaligus kagum. Laki-laki di sampingnya adalah laki-laki yang kuat. Zoya juga kagum atas perjuangan seorang ibu untuk mengandung dan melahirkan anak-anaknya hingga bertaruh nyawa. Zoya refleks memegangi perutnya yang terdapat calon anaknya yang belum lahir.

'Semoga kamu sehat-sehat ya, Sayang. Ibu juga mau sehat biar bisa jaga kamu,' batin Zoya seakan bisa merasakan bagaimana rasanya berjuang demi Sang buah hati.

"Yang sabar ya, Pak. Saya tahu, sabar memang nggak mudah dan belum tentu juga saya bisa menjalaninya. Innallahama'ashobirin," Zoya memberikan senyum semangatnya berharap bisa menularkan semangat untuk Zaky.

Zaky tersenyum dan mengangguk. "Sepertinya, kita berbicara terlalu formal. Dan aku merasa, ada pembatas jika kita berbicara terlalu formal," ucap Zaky terkekeh pelan.

Zoya juga terkekeh sambil menutupi mulutnya. Dan entah mengapa, itu terlihat sangat cantik di mata Zaky. Zaky terpana dengan senyum manis Zoya. Zaky sampai tidak berkedip. Zoya berhenti terkekeh saat Zaky menatapnya begitu intens.

"Ehem. Maaf menganggu, ini buburnya, Mbak," ucap Abang tukang bubur menyadarkan keduanya.

Keduanya tersentak dan bergerak salah tingkah. "Eh! Iya, Bang. Makasih ya,"

Setelah tukang bubur pergi, Zoya mencuri-curi pandang pada Zaky. "Pak Zaky nggak makan?" tanya Zoya tanpa menatap Zaky. Zaky berdehem untuk menghilangkan rasa gugupnya. " Ehem. Aku sudah memesannya. Tinggal nunggu di antar kesini," jawab Zaky berusaha bersikap biasa saja.

Zoya mulai menikmati buburnya. Tidak lama kemudian, bubur Zaky juga datang. Keduanya larut dalam makanan masing-masing hingga Zoya teringat sesuatu tentang Zaky dan memilih untuk menanyakan pada orangnya langsung.

"Pak Zaky?" panggil Zoya sopan.

Zaky mengangkat wajah dan menaik-turunkan alisnya. Zoya justru mengulum senyumnya merasa salah tingkah. 'Apaan sih, aku. Aneh banget," gerutu Zoya dalam hati.

"Bunga yang kemarin itu ...."

"Dua mawar kuning aku letakkan di atas pusara istri, satunya di atas pusara anakku. Dan untuk mawar merah untukmu itu, sengaja aku kasih karena Mbak Zoya terlalu berharga untuk di sia-siakan,"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

**uluh ... uluh ... pada senyum-senyum nggak nih?🙈

siapa yang dukung pak pol sama joya? atau malah pada dukung kalau joya sama Zada? wkwkwk😅

pengen marah sama tukang bubur tapi nggak bisa🙈

yuklah..

lakukan yang bisa kalian lakukan readerskuh tercintah..😘

kasih like, komen, vote, dan hadiah semampu kalian ya😍

keaktifan jempol kalian sangat berarti untuk othor ..

salam cinta sekebon sirih buat kalian semua❤️😍😘**

1
Siti Masitah
ya kalo pelakor y g tau diri
Rismawati Damhoeri
mau adil itu, jngan taruh 2 istri satu atap, Kasih rmh satu Sorang, bagi hari sama adil, gitu...
Rismawati Damhoeri
menangis meraung raung, berlebihan dan amat lebay thor ..
Nur Aulia
bodohnya Zoya,,udah disakitin mau tinggal bareng SM madunya,, pergi yg jauh Zoya
Siti Masitah
lebih bagus keguguranlh..
Siti Masitah
zada botol..zoya lebih lebih botool
Kasmawati S. Smaroni
kalo liat ceritanya,adis sebenarnya ga cinya sama ghaida tapi lebih ke nafsu,itulah nyamannya beristri dua,yang satu menstruasi,ada lagi istti cadangan satu.pendapatku
Kasmawati S. Smaroni
,mestinya ghaida ga boleh cemburu sm madunya karena ghaida rela di madu karena bucin
Siti Masitah
piginya kok nanggung jauuuh sekalian...
Siti Masitah
ternyata nafsunya setipis tisu y..nazis
lovina
penulisnya keknya labil dehh cara buat narasinya g mateng alias dewasa agak kekanakan seolah semua mudah jdnya agak tdk manusiawi dan g dpt feelnya
Siti Kholifah
Rahasia🤣🤣🤣
Siti Kholifah
Cieee pak polisi, awas pak masih istri orang🤣
Chanikya Fathima Endrajat
mmgnya sah menikahi wanita hamil, apalg bukan anak biologisnya
Ah Serin
zoya jangan buta cinta zada yang sudah kahwin lagi. pergi jauh2 zoya kalau tak kau yang mental nanti.
Jetva
Benar" Zoya merendahkan diri...bukankah Zada tdk pernah meminta izin nikah lagi.?? trus dtang" wanitax udh hamil.?? otak Zoya di mana..?????
Khairul Azam
entah kenapa kebanyakan penulis bikin cerita seperti ini, sepwrti mereka bisa menjalani hidup seperti cerita yg mereka buat cinta boleh tp jgn tolol dong
Anonymous
Zoya goblok, kalau masih mau di madu krnapa harus marah dan pergi, bertahan aja dalam sakit melihat suami dan istri barunya aneh
yuyunn 2706
adakah didunia nyata seperti Zoya Thor?
yuyunn 2706
cinta boleh bget Zoya tapi jgn bodoh Krn cinta
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!