Delia wanita yatim piatu yang hidup sederhana, pendidikan nya yang hanya sampai SMP membuat dia sering di pandang sebelah mata oleh keluarga suami nya bahkan di jadikan seperti pembantu.
Amar lelaki yang sangat menyayangi ibu nya, hingga perlakuan ibu nya kepada delia pun dia tidak bisa membela istri nya. Hanya meminta delia untuk terus bersabar.
Delia wanita yang di anggap parasit oleh keluarga suami nya, sebenarnya dia punya penghasilan sendiri dari hasil jualan online yang dia dapat dari sahabat nya.
Simak perjalanan delia dalam novel berjudul " Bukan istri parasit ".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhewy R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masalah uang bulanan
🌹🌹🌹🌹 HAPPY READING 🌹🌹🌹🌹
💞💞💞💞💞
Sudah dua hari delia mendiamkan amar, delia masih tidak terima atas fitnah dari mertua dan ipar nya. Bahkan amar pun beralasan jika semua itu salah paham, amar meminta delia untuk melupakan nya. Delia tahu betul walaupun ibu eka suka gosip apa yang di ucapkan nya sudah pasti benar. Terbukti ibu eka tidak mau meminta maaf kepada delia karena menurut ibu eka ucapan nya benar sesuai yang keluar dari mulut ibu siti dan tini.
" Dek ini uang jatah bulanan mu, tolong pergunakan sebaik mungkin dan jangan membeli barang yang tidak penting " Seru amar sambil meletakkan amplop cokelat di meja tamu.
Delia menghela nafas dengan berat, dada nya terasa sesak mendengar ucapan amar. Amar sama sekali tidak memikirkan perasaan delia.
" Uang ku masih mas. Mulai sekarang mas aja yang mengatur keuangan atau keperluan rumah. Aku malas mas di anggap parasit yang hanya menghabiskan uang mu saja. Jadi lebih baik mulai sekarang kamu saja yang mengatur keuangan jadi kamu tahu kemana saja uang itu pergi nya" Ucap delia dengan serius.
" Baiklah kalau mau mu begitu, kalau perlu apa - apa kamu bilang saja sama mas ya dek " Ucap amar.
Delia hanya mengangguk dan menatap amar sekilas lalu fokus lagi dengan ponsel nya merekap orderan para custemer nya dan mengecek stock barang di toko mona. Amar memilih masuk kamar untuk betistirahat, amar sama sekali tidak peka jika delia saat ini sedang marah. Amar hanya beranggapan delia mungkin sedang capek sehingga butuh istirahat atau menyendiri.
[ Bilang amar suruh datang ke rumah ibu sekarang juga, ponsel amar tidak bisa aku hubungi. Bukan nya amar hari ini gajian kan ? Ingat jangan kamu kuasai sendiri uang gaji amar.]
Delia membaca pesan masuk yang dikirimkan oleh kakak ipar nya, Tini. Delia tersenyum tipis membaca pesan yang dikirimkan tini, delia pun langsung membalasnya.
[ Mas amar nya tidur dan ponsel nya seperti nya sedang di charger, besok saja kalian datang dan ambil jatah bulanan kalian. ]
[ Hai... tidak usah berbohong ini masih jam delapan malam, tidak mungkin amar tidur]
Delia tidak membalas pesan tini, delia lebih memilih membalas pesan orderan dari para pelanggan nya.
" Alhamdulillah dapat 5 orderan, semoga apa yang aku ingin kan segera terwujud. Akan aku buktikan jika aku bukanlah istri parasit, bukan istri yang menadahkan tangan nya kepada suami." Ucap delia dari dalam hati nya.
Tok.. Tok.. Tok
" Delia, amar buka pintu nya " Terdengar suara mertua delia teriak - teriak memanggil nama delia dan amar
Delia langsung bangkit dari duduk nya dan membukkan pintu untuk mertua nya, tujuan mertua nya datang malam - malam begini pasti soal uang. Apalagi yang mereka minta selain uang dan uang.
" Buka pintu gitu doang lama amat sih ! Jadi orang kok lelet banget. Mana amar ?" Seru ibu siti tidak ada ramahnya sama sekali kepada menantu.
" Mas amar sudah tidur bu, tadi aku kan sudah balas pesan nya mbak tini bilang kalau mas amar sudah tidur. Kalau kalian tidak percaya, kalian lihat saja di kamar" Jawab delia lalu duduk kembali.
Mendengar ribut - ribut di rumah nya amar pun bangun dan menghampiri delia di ruang tamu. Di ruang tamu ada ibu siti dan tini yang sedang marah - marah sambil berkacak pinggang.
" Kenapa malam - malam ribut begini ? apa kalian tidak tahu kalau ini sudah malam dan waktu nya orang istirahat. Aku capek banget dan butuh istirahat ! Ibu, mbak tini kenapa kalian malam - malam datang kesini ?" Tanya amar dengan wajah kesal nya.
" Istri mu ini yang tidak tahu aturan dan tidak ada sopan santun nya. Ibu meminta memanggilkan mu tapi dia beralasan jika kamu sedang tidur dan tidak bisa di ganggu. Pasti ini rencana istri mu yang menghalangi ibu untuk ketemu kamu, dia ingin menguasai uang gaji mu sendiri. " Seru ibu siti sambil menunjuk ke arah wajah delia.
Amar hanya menghela nafas dengan panjang, ternyata kedatangan ibu dan kakak nya hanya berkaitan dengan uang.
" Ibu dan mbak tini malam - malam datang ke kontrakan amar cuma mau meminta uang bulanan? Apa tidak bisa besok pagi saja kalian datang kesini, amar tadi sedang tidur bu. Delia benar amar memang tidur karena badan amar capek dan kepala amar pusing. " Seru amar.
Delia memilih pergi dan masuk ke dalam kamar nya, dia malas melihat perdebatan antara mertua dan suami nya karena pasti ujung nya delia juga di salahkan. Lebih baik delia masuk kamar dan tidur.
" Ibu kesini mau minta uang bulanan ibu mar, beras di rumah juga sudah habis. Semua stock bahan makanan juga habis, ibu minta jatah lebih " Ucap ibu siti seenak nya tanpa memperdulikan amar yang sangat mengantuk dan capek.
Tanpa menjawab amar langsung masuk kamar nya dan mengambil uang untuk jatah bulanan ibu siti lebih tepat nya untuk anggota keluarga nya yang lain juga.
" Amar hanya bisa ngasih seperti biasa tanpa ada tambahan, lagi pula ini sudah lebih dari cukup. Uang listrik bulan ini mulai di tanggung harun, dan mas joko pun sudah bekerja dan menerima gaji. Jadi uang 2,5 juta ini sudah lebih dari cukup untuk biaya dapur. Jika kurang bisa pakai uang mas joko" Ucap amar sambil menyerahkan uang 2,5 juta kepada ibu nya.
" Tidak bisa begitu dong Mar !! Gaji mas joko itu kecil dan hanya cukup untuk beli bensin mas joko dan skincare ku saja. Tubuh ku juga perlu perawatan biar cantik dan awet muda, memang nya istri mu tidak bisa merawat diri" Ucap tini tidak setuju jika uang nya di pakai untuk kebutuhan dapur.
Amar benar - benar tidak mengerti dengan jalan fikiran keluarga nya. Saat ini amar sudah berkeluarga dan ada delia yang harus dia nafkahi tapi keluarga nya masih menuntut nafkah dari nya, jika ibu siti amar tidak masalah karena memanf kewajiban amar menafkahi ibu nya yang seorang janda.
Namun amar lebih memilih diam karena tidak mau menimbulkan keributan, apalagi ribut dengan keluarga hanya karena uang.
" Sudah tolong jangan bawa - bawa delia dalam masalah ini bu,mbak. Delia selama ini sudah mengalah, asal kalian tahu jatah delia itu lebih kecil dari jatah yang amar berikan kepada ibu. " Ucap amar tapi ibu siti dan tini tidak percaya, mereka beranggapan amar sudah di racuni pikiran nya oleh delia.
" Ibu tidak percaya !! Gaji kamu itu besar mar, kamu hanya memberi ibu 2,5 juta pasti sisanya di pegang delia kan ? Delia itu memang kurangajar,bisa - bisa nya dia meracuni fikiran mu untuk melawan ibu mu sendiri mar. Ingat mar aku lah yang melahirkan dan merawat mu hingga kamu berhasil seperti ini, setelah kamu berhasil ini balasan mu untuk ibu mu " Ucap ibu siti dengan wajah di buat sesedih mungkin.
Ibu siti memulai drama nya, drama dan sandiwara kebohongan. Dan berhasil membuat amar luluh dan tidak berkutik, senyum kemenangan terukir tipis di bibir ibu siti.
" Ini amar tambah 500 ribu" Ucap amar sambil memberikan uang kepada ibu nya.
Ibu siti langsung mengambil uang itu lalu memeluk amar, amar pun membalas pelukan ibu nya. Pelukan kasih sayang dari ibu siti tidak lah hangat seperti dulu, amar merasakan jika pelukan ibu nya terasa hambar.
💞💞💞💞💞
********
Jangan lupa terus dukung karya author ya kak 🙏❤
TERIMAKASIH 🙏❤
