NovelToon NovelToon
Pejantan Tangguh [Pemilik Hati Tuan Putri]

Pejantan Tangguh [Pemilik Hati Tuan Putri]

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Cintapertama
Popularitas:220.4k
Nilai: 5
Nama Author: Any Anthika

Tiga Putra kembar Sekretaris Ken. Brtugs mnjaga dgn baik Putri Ellena milk Nathan.

Misi terberat mrk, harus ada yg bisa memenangkan hti Sang Putri.

Hidup brsm sjk lahir, slng mnjaga dan meyygi. Mmpukh mrk bersaing dlm mndptkn Hati Sang Putri?

Sementara Fic,
Kepala Pelayan, yang bertugas menjaga sekeliling Tuan Putri agr sll berjalan sebagai mana mestinya.
Menjaga dan menemani Tuan Putri seperti anaknya sendiri. Hingga menciptakan kenyamanan tersendiri bagi Putri Ellena.

Tanpa disadari, getar asmara mulai menggores hati Putri Ellena ketika ia beranjak dewasa.

Apakah Fic juga merasakan hal yang sama?

Jika tidak, mungkinkah Fic akan sanggup menolak perasaan Tuan Putri yang semakin besar padanya?

Lalu jika Fic jg menaruh hati pada Tuan Putri, maka Fic akan berpikir seribu kali.
Siapa dia?
Berani sekali?

Fic memilih untuk melangkah Pergi.

"Fic, aku ikut!" Ellena memanggil.

Fic tdk bisa untk tdk mnoleh,

Tp apa yg ia lihat? Tiga Pejantan tangguh, sudh berdiri dgn tatapan mematikan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Any Anthika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Frustrasi.

Fic sudah mencapai mobil, memasukan Ellena ke dalam mobil. Lalu Fic cepat menyusul.

Fic belum menghidupkan mobilnya, menoleh dahulu pada Ellena yang meringsut ke sudut pintu.

Fic terdengar mendengus. Meraih botol air mineral. "Minum dulu." mengulurkan pada Ellena. Gadis itu menerimanya dan meneguk beberapa kali lalu mengulurkannya kembali pada Fic.

Fic masih menatap Ellena yang kini menunduk.

"Maafkan aku Fic. Aku lupa, sungguh." ucap Ellena meremas jari jemarinya sendiri. Dia tau, Fic sedang kesal padanya.

Fic hanya tersenyum, mengulurkan tangannya untuk membelai kepala Ellena.

"Aku membuatmu repot. Maaf!" Ellena kembali berbicara, tetap tanpa menoleh pada Fic.

Fic kembali tersenyum, "Tidak apa apa."

"Jaket mu?"

"Ah, nanti bisa di cuci." Fic masih membelai kepala Ellena.

"Aku yang akan mencucinya." Ellena meraih tangan Fic.

"Fic bisa sendiri. Tanganmu nanti sakit." Fic menggenggam tangan Ellena.

"Tidak Fic. Aku akan mencucinya." kini menoleh menatap Fic.

Fic menghela nafas. "Biar pelayan yang melakukannya." ucap Fic.

"Mana bisa! Itu tidak boleh. Ini kotoran ku, harus aku yang mencucinya. Bahkan orang lain tidak boleh melihatnya."

Fic tersenyum, mencubit kecil dagu Ellena.

"Itu tau." Fic menggeser duduknya untuk mendekat. Lalu meraih kedua tangan Ellena.

"Kalau begitu, lain kali harus hati hati. Nona Ellena ini sudah dewasa kan?Tolong jangan ceroboh. Ingatlah selalu, tanggal menstruasimu sendiri." ucap Fic.

"Maaf." Ellena kembali menunduk, meremas jemari Fic.

"Kalau Fic bisa datang, kalau tidak bagaimana? Kau akan malu Nona. Setidaknya, kau bisa menyiapkan pembalut dan membawa ganti dari Rumah." ucap Fic kembali.

Ellena mendongak kembali.

"Ini salah mu juga!" tiba tiba melotot pada Fic.

"Kau yang mengurus semua keperluan ku. Kenapa teledor? Kenapa tidak mengingatkan ku, kenapa tidak menyiapkan pembalut dan ganti untukku, padahal kau dulu selalu melakukannya dengan menyuruh pelayan. Kau sudah melupakan itu? Kau sudah lupa Fic!" Fic hanya bisa mendengus kembali. Mendengar ocehan panjang lebar dari Ellena. Fic memilih untuk mengalah saja.

"Baiklah. Maafkan Fic. Fic memang yang salah." Fic menarik tubuhnya pada posisi semula.

"Kau yang salah, tapi malah marah padaku. Menyalahkan aku. Dasar jahat!" meninju lengan Fic.

Fic tak tahan lagi, menarik lengan Ellena hingga condong ke arahnya. Mengecup singkat bibir Ellena.

"Nona sudah dewasa, masa iya Fic harus terus mengurus hal pribadi seperti itu? Atau, Nona Ellena ini rupanya belum dewasa ya?" Fic memiringkan wajahnya tepat dihadapan wajah Ellena yang berada di dadanya.

"Aku lupa. Aku lupa. Sudah ku bilang, aku lupa!" Ellena menusuk nusuk pipi Fic.

"Baiklah, setelah sampai di rumah nanti. Kita akan melingkari kalendar bersama sama. Agar tidak lupa lagi."

Ellena mengangguk, wajahnya tersipu malu. Kemudian memeluk Fic dengan erat.

"Kau memang yang terbaik untuk ku Fic. Kau selalu ada untukku. Apapun keadaanku kau selalu ada. Aku bahagia tau."

Fic hanya tersenyum. Membalas pelukan Ellena dengan dalam. Menikmati pelukan itu hingga meresap keseluruh nadinya. Sungguh, Fic merasa sangat nyaman dan bahagia dengan posisi seperti ini.

Ellena, aku ingin seperti ini selamanya.

Fic hanya bisa berbisik dalam hati. Sejenak Fic menghela nafas, kemudian mendorong tubuh Ellena dengan lembut.

"Sudah. Kita harus pulang. Ibumu mengkhawatirkanmu."

Ellena mengangguk.

Setelah memastikan Ellena duduk dengan baik, Fic pun melajukan mobilnya kembali.

_____

"Ellena!" Mira sudah menghampiri saja, ketika Fic melangkah masih dengan membopong tubuh Ellena menuju kamar.

Mira membukakan pintu kamar, Fic melangkah masuk dan menurunkan Ellena.

"Istirahat lah Fic. Biar aku saja yang membantu Ellena." ucap Mira yang dibalas anggukan oleh Fic.

Fic berlalu dari kamar Ellena. Setelah memastikan Fic keluar,Mira segera menghampiri Putrinya.

"Kau ini!" Mira menuding.

"Maaf Bu. Ellen lupa, sungguh." sahut Ellena, menghampiri Lemari untuk mencari pembalut.

"Sini, biar Ibu bantu."

Ellena tersenyum, "Ellen bisa sendiri Bu." segera pergi ke kamar mandi.

Setelah selesai dengan urusannya yang sempat membuat orang panik itu, Ellena keluar dari kamar mandi. Melirik Ibunya yang masih berada di kamarnya.

"Lain kali, jangan seperti itu lagi Ellena. Kau terus merepotkan Fic." ucap Mira.

"Maaf Ibu. Ellen juga sudah meminta maaf pada Fic. Fic saja tidak keberatan kok!"

"Masalahnya, Apa kau tidak malu pada Fic, Ellena?" ucap Mira.

"Malu kenapa? Ellena sama sekali tidak malu pada Fic!" menyisir rambutnya dengan santai.

"Astaga Ellen! Kamu itu sudah dewasa! Dan Fic itu bukan siapa siapa kamu! Bagaimana kamu bisa tidak malu padanya hah!" Mira mulai kesal, menaikkan nada bicaranya.

Kali ini Ellena menoleh.

"Bukan siapa siapa bagaimana Bu? Fic itu pacar Ellena. Dan Ellena akan segera mengajak Fic untuk menikah . Jadi untuk apa Ellena malu pada Fic. Toh dari kecil Ellena sudah terbiasa dengannya." sangkal Ellena.

Kedua mata Mira langsung terbelalak mendengar ucapan Ellena. "Ellena!" Mira membentak.

"Kenapa Bu? Ibu tidak setuju?" Ellena mendekati Ibunya.

"Ellen! Kalian tidak boleh menikah. Kamu sudah tau alasannya! Berhenti mengatakan itu!" spontan Mira berteriak.

"Ibu tidak setuju jika kami menikah? Karena Fic hanya Kepala Pelayan? Karena usia kami jauh berbeda. Ibu takut Nama Keluarga terhormat kita ini akan tercoreng?" tanya Ellena dengan tatapan kekecewaan.

Mira menutup mulutnya, tersadar dengan ucapan yang mungkin kasar.

"Ellena, bukan begitu sayang?" Mira menurunkan nada suaranya.

"Lalu?"

"Ellen." Suara Mira sekarang penuh kelembutan. Meraih kedua lengan Ellena. Tapi Ellena langsung menepisnya.

"Ibu tidak pernah memikirkan perasaan Ellena dan Fic. Harusnya ibu tau bagaimana perasaan kami. Ellena mencintai Fic Bu. Ellena tidak ingin berpisah dari Fic. Tolong jangan halangi kami. Ellena rela tidak menjadi Penerus Perusahaan Ayah. Biar Khale saja yang menjadi Penerusnya. Ellena akan ikut Fic, kemana pun Fic akan pergi nanti jika diusir oleh kalian." Ellena terus berbicara dengan mata yang sudah berkaca kaca.

"Ellen. Kamu tidak mengerti nak? Bukan itu?" Mira sudah mulai khawatir. Melihat Ellena mulai menangis, sungguh Mira menyesal sudah membahas Fic, tapi Mira berpikir jika ini waktu yang tepat untuk mengajak Ellena bicara serius.

"Apa Bu? Apa? Paman Ken?" Ellena terisak.

"Aku tidak mau di jodohkan dengan Khale. Aku tidak mau menikah dengan Pria yang tidak aku cintai. Ayah bisa mengatakan itu pada Paman Ken, Bu? Ellena punya hak untuk memilih. Jangan korbankan kebahagian Ellena hanya demi kehormatan!" Ellena kini menangis.

Mira seketika panik, cepat memeluk Putrinya.

"Maafkan Ibu. Maafkan Ibu. Sudah jangan menangis. Ibu nanti akan bicara pada Ayahmu. Sudah ya." Mira mengusap air mata Ellena.

Ellena mendekap Mira. "Aku mencintai Fic. Aku ingin menikah dengannya. Secepatnya, secepatnya Bu!"

"Ibu tau. Ibu tau itu." Mira menarik tubuh Ellena. Menuntunnya untuk duduk ke Ranjang.

Mira menarik nafas dalam dalam. Dia kini sadar sepenuhnya, jika Putrinya sungguh mencintai Fic.

"Ellen." Mira meraih kedua tangan Ellena, beberapa kali menciumnya. Kemudiannya membelai wajah Ellena.

"Ibu tau, besarnya perasaanmu pada Fic. Baik Ayah maupun ibu, tidak pernah mempermasalahkan itu. Tapi, kau belum tau apakah Fic juga sama sepertimu. Apakah Fic mencintaimu juga? Apakah Fic mau menikahimu?" Mira kembali mencoba berbicara dengan hati hati.

"Fic mencintai Ellen, Bu! Ellena percaya itu! Fic pasti bersedia!" Ellena mengguncang Lengan Mira.

"Apa Fic pernah mengatakan itu padamu? Ibu bertanya Ellena? Apakah Fic pernah mengatakan itu?"

Pertanyaan Mira cukup membuat Ellena bungkam.

"Tidak pernah kan?" Mira mengangkat dagu Ellena.

"Kita tidak bisa memaksakan Kehendak kita pada seseorang Ellena. Apa kau tidak kasihan pada Fic? Dia tertekan Ellena. Dia sudah banyak berkorban waktu untukmu. Kita tidak tau, apakah Fic sudah memiliki wanita yang ia cintai? Atau Fic ada pemikiran sendiri yang lain dengan kita. Biarkan Fic memilih jalan kebahagiaannya sendiri. Kasihan Fic, Ellen. Kau jangan memaksanya!" Mira menatap lekat kedua mata Ellena.

Ellena terdiam, hatinya mendadak hancur mendengar semua ucapan Ibunya.

"Benarkah begitu Bu?"

"Ya. Kita belum tau Ellena." Mira kembali membelai wajah Ellena.

Ellena tiba tiba berdiri. "Kalau begitu, Aku akan bertanya langsung pada Fic!"

"Ellena!" Mira menahan tangan Ellena.

"Jangan nak!" Mira berusaha mencegah.

"Kenapa? Aku butuh kepastian Bu. Aku butuh jawaban Fic!"

"Ellen, jangan membebani Fic Sayang. Kau juga harus tau, Fic akan dilema. Dia tidak mungkin membuatmu bersedih. Tapi kau juga harus memikirkan Fic. Fic itu mengabdi kepada Paman Ken. Dia juga tidak mungkin berani mengkhianatinya. Fic orang yang memegang teguh kesetiaan. Ibu tau tentang hal itu dari dulu. Dari pertama Ibu masuk ke rumah ini!" Mira masih menahan tangan Ellena.

"Tolonglah Ellena. Seharusnya kau yang mengerti. Jangan memberi pilihan yang sulit bagi Fic! Kau yang harus bisa menjauhi Fic. Belajar lah Ellena! Fic sudah terlalu lama tertahan di sisimu!" Mira kembali memberi pengertian kepada Ellena.

"Arg.....!" tiba tiba Ellena menjerit.

"Ibu jahat! Kalian semua jahat padaku! Tidak ada yang peduli pada Ellena!" Ellena berteriak teriak sambil menangis.

"Ellena!" Mira sungguh terkejut melihat itu. Apa lagi ketika Ellena membanting barang barangnya ke lantai sambil masih berteriak.

"Ellen. Berhenti sayang. Berhenti! Maafkan Ibu!" jerit Mira, mencoba menenangkan Ellena.

"Pergi... Pergi...!" Ellena membuka pintu. Mendorong tubuh Mira untuk keluar dari kamarnya dan cepat menutup pintu serta menguncinya segera.

Ellena menangis tersedu, duduk di lantai dengan punggung tersandar di pintu. "Kenapa semua orang jahat padaku?" teriaknya. Ia merasa hatinya begitu hancur. Apalagi teringat perkataan ibunya. Dia yang harus menjauhi Fic.

Jangan memberi pilihan yang sulit.

Fic sudah terlalu lama tertahan di sisimu.

Biarkan Fic memilih kebahagiannya sendiri.

"Arg....!"

"Apa salahku.?"

"Fic! Aku mencintaimu. Aku mencintaimu!!! Aku hanya ingin bersamamu!" Ellena Berteriak kembali.

"Ellen. Ellen. Buka pintunya sayang?" Mira menggedor pintu.

"Pergi! Pergi! Aku tidak mau mendengar Ibu. Ibu jahat!" Ellena berteriak dari dalam.

"Ellen, maafkan Ibu. Maafkan Ibu. Berhentilah menangis Ellena? Buka pintunya!" Mira benar benar memohon.

"Aku tidak mau! Biarkan aku mati saja. Aku ingin mati , aku ingin mati saja! Biar kalian semua puas!"

"Ellena, Ellena! Jangan bicara seperti itu sayang. Maafkan Ibu!" Mira sungguh menyesal telah mengajak Ellena berdebat. Ellena kini sungguh Frustrasi.

Fic.

1
Retno Ningsih
maafkan aku kak thor

dinovel yg ini kok il feel ya sama nathan mira ellena juga fic😪

dari awal harusnya nathan cerita bukan masalah perjodohan tapi cerita jasa ken bagaimana,terlalu egois cm hanya ingin ellena bahagia tp mengkhianati sahabatnya sendiri🥺
Retno Ningsih
yakin kesel liat karakter ellena😪
Retno Ningsih
kok ngga suka ya sama karakter ellena😪
Ismi Nia
sangat menyentuh
Ismi Nia
biki. melow fic
Ismi Nia
tak kira ini udah tamat ternyata UP lgi
Aisyah Ica Alzan Izaan
menaruk
Dyah Oktina
tegang.... penasaran... siapa dalang nya ya...
Rika Jhon
knp jd pindah lg ke sini kk antika?pantesan stiap aq cek di app satu ny gk prnh up.tp gpp sih mending lnjut ja di sini
Sherly Dianasafitri
padahal selama berminggu2 selalu nungguin di aplikasi sebelah,tpi gak perna up.ini baru ada notif langsung gas,betah aku menunggumu kak any.akhirnya
Syifa n
hai mba any. asyik Ahir nya mas FIC launycing di apk ini seneng deh. sudah kanget tau sma mreka berdua
Rika Jhon
yg penting happy ending
Rika Jhon
🤣🤣🤣🤣🤣
Rika Jhon
ahaha ngakaakk
Rika Jhon
ahaha ya ampyun fiicc km tuh bnr² polos bgt deh😂
Rika Jhon
ahaha mp yg bkin ngakak🤣
Rika Jhon
huh menegangkan mengharukan pokok ny bnr² nano² dah.
Congrats ya utk fic & ellen..
dr awal aq emg curiga k kakek fiandi,trnyta kecurigaan q bnr
Rika Jhon
ahaha ngakak aq baca ny🤣😀
Rika Jhon
ilham meluk fic smbil nangis..semerbak bau jengkol gk tuh🤣🤣
Rika Jhon
sambol lileh nya mna😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!