NovelToon NovelToon
BO LI, Wanita Mandiri, Tuan

BO LI, Wanita Mandiri, Tuan

Status: tamat
Genre:Petualangan / Tamat / Perjodohan / System / Romansa Fantasi / Sistem / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Persahabatan
Popularitas:2.3M
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

🏆 Novel Tahun 2022 🏆

Bo Li dibesarkan oleh kakeknya yang sangat kaya raya dan memiliki perusahaan dan bisnis hampir diseluruh belahan dunia ini.

Bo Li tumbuh dewasa nyaris sempurna, cantik, anggun, dan sangat kaya raya bahkan kekayaannya mampu membeli separuh dunia.

Bo Li adalah seorang CEO perusahaan setelah kakeknya mengangkat dirinya untuk menggantikannya sebagai regenerasi pimpinan perusahaan.

Tapi itu semua tidak membuat Bo Li besar kepala dan manja, dia adalah sosok wanita yang sangat mandiri selain itu dia mendapat anugerah kehormatan sebagai salah satu bintang masa depan yang memiliki reputasi yang baik.

Dibalik itu semua Bo Li memiliki sesuatu kisah yang sengaja dia sembunyikan dari kehidupan sosialnya...

Bo Li juga mendapatkan warisan dari seorang pria yang tidak dia ketahui identitas dirinya ketika dia masih kecil...

Lalu siapakah sosok pria tersebut dan mampukah Bo Li menemukannya...

Apa yang disembunyikan oleh Bo Li selama ini dan mengapa dia menyem

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiga Hari Menghilang

Tampak seorang pria berambut pirang itu berjalan mondar-mandir disebuah ruangan mewah dengan lampu kristal yang menjuntai indah menghiasai ruangan bergaya klasik nan elegan.

Dua orang pria berpakaian setelan jas lengkap warna hitam serta berdasi tengah berdiri tegak di samping sebuah sofa besar berwarna emas dengan motif bunga mawar dengan ekspresi wajah yang sangat tegang memandang kearah pria berambut pirang yang terlihat gelisah.

"Ini sudah hampir tiga hari ia pergi dari rumah dan menghilang tanpa jejak !? Kemana perginya perempuan itu !?", kata pria berambut pirang itu serius.

"Kami semua sudah mencari Nona Bo Li, tuan tetapi kami belum menemukan tanda-tanda keberadaan nona di rumah, Tuan Ivander Liam", kata pria muda berambut cokelat.

"Saya juga sudah memeriksa secara diam-diam ditempat kerjanya tetapi saya tidak melihat Nona Bo Li di perusahaannya", ucap salah satu pria lainnya.

"Kemana perempuan itu pergi !?", kata pria berambut pirang yang bernama Ivander Liam dengan nada cemas.

"Kami sudah mengamati kamera pengawas dir umah ini tetapi kami tidak melihat jika Nona Bo Li keluar dari rumah anda, tuan !?", kata pria berambut cokelat agak menundukkan pandangannya saat ia berbicara kepada Ivander Liam.

Sikap kedua pria itu sangat hormat kepada pria berambut pirang itu yang mereka panggil dengan sebutan tuan.

Ivander Liam berulangkali berjalan mondar-mandir dengan kedua tangan berada didalam saku celana kainnya yang berwarna hitam. Ia terlihat sangat panik sekali dan perasaan itu tidak bisa ia sembunyikan dari wajahnya yang menegang.

"Apakah kalian ingat jika aku menyuruh kalian untuk merahasiakan masalah hilangnya Bo Li dari kakeknya ?", kata Ivander Liam masih berjalan mondar-mandir dan gelisah.

"Iya, tuan ! Kami merahasiakan hal ini dari kakek Li Sanders dan tidak bertanya tentang Nona Bo Li padanya !", kata pria berambut cokelat.

"Baguslah kalau begitu, karena aku telah berjanji padanya untuk bertanggungjawab menjaga Bo Li", kata Ivander Liam.

Pria berambut pirang serta sangat tampan itu masih saja terlihat berjalan dengan gelisah dan ia berkali-kali menghela nafas panjang.

"Oh, iya ! Apakah kalian sudah menyelidiki tempat kerjanya dan berjaga-jaga di sana ?", kata Ivander Liam lalu menghentikan langkah kakinya dan menatap lurus kearah dua pria dihadapannya.

"Maaf tuan, karena anda memanggil kami kemari maka penyelidikan hari ini terhenti sesaat, tapi kami juga mengamati kediaman Kakek Li Sanders diam-diam", kata salah satu pria yang berdiri didepan Ivander Liam.

"Iya, lakukanlah semampu kalian tetapi jangan sampai kakek Li tahu jika kalian tengah mengamati rumahnya", kata Ivander Liam. "Kalian boleh pergi dan melanjutkan kembali penyelidikan hari ini !", sambungnya lanjut.

"Baik tuan, segera kami laksanakan !", sahut kedua pria itu bersama-sama.

Ivander Liam hanya menganggukkan kepalanya dan melihat kedua pria berpakaian setelan jas lengkap pergi keluar dari ruangan rumahnya.

***

Di tengah lorong ruangan rumah mewah milik Ivander Liam, tampak kedua pria berpakaian setelan jas lengkap warna hitam serta berdasi itu sedang bercakap-cakap serius sambil berjalan tegap.

"Apakah nona itu tidak ingin bersama dengan tuan sehingga kabur dari rumah ini ?", kata pria berambut cokelat itu.

"Aku tidak tahu, tapi jika kita melihat semua hasil penyelidikan kita mengenai nona Bo Li, aku tidak melihat nona itu berniat lari meninggalkan tuan kita", sahut pria berwajah tirus itu.

"Benar sekali perkataan mu, aku juga merasa nona itu masih di rumah ini tetapi ia bersembunyi dimana ?", kata pria berambut cokelat seraya mengedarkan pandangannya kearah sekeliling rumah mewah ini.

"Iya, mungkin saja ia bersembunyi didalam rumah ini tanpa sepengetahuan siapapun karena sangat mencurigakan ia tidak ditemukan ditempat manapun meski kita telah menyelidiki semua tempat yang biasa nona itu kunjungi !?", sahut pria berwajah tirus itu.

"Mungkin kita kurang teliti untuk mencarinya !?", kata pria berambut cokelat.

"Menurutku ucapan mu ada benarnya, sebaiknya kita selidiki lebih teliti lagi keberadaan nona tersebut di setiap tempat hari ini !", kata pria berwajah tirus itu.

"Apakah kita harus menyebar yang lainnya untuk membantu penyelidikan kita ?", kata pria berambut cokelat.

"Jangan ! Ini adalah penyelidikan secara rahasia dan tuan tidak menginginkan siapapun mengetahui perihal hilangnya nona dari rumah ini !", kata pria berwajah tirus itu.

"Ini cukup merepotkan karena jika kita menyebar yang lainnya untuk membantu kita maka penyelidikan mengenai nona akan lebih cepat", kata pria berambut cokelat itu.

"Ini adalah tugas teman, bagaimanapun kita bekerja pada Tuan Ivander Liam maka kita harus menuruti perintahnya dan kita hanya bisa memberi saran saja bukan mengaturnya !", kata pria berwajah tirus itu.

"Iya, aku mengerti dan aku tidak akan mengecewakanmu", kata pria berambut cokelat itu.

"Syukurlah kamu mengerti, mari kita segera pergi dari sini dan bekerja sebaik mungkin !", kata pria berwajah tirus itu.

"Baik, aku akan bergerak ketempat kerja Nona Bo Li lagi dan mengawasi tempat itu dan mungkin aku akan menyamar di sana !", kata pria berambut cokelat.

"Aku sarankan kamu lebih berhati-hati untuk menyelidiki tempat itu dan jangan sampai orang-orang di sana mengetahuinya !", kata pria berwajah tirus itu. "Aku akan pergi ke rumah Kakek Li untuk mengawasi pergerakan di sana."

"Aku telah menghubungkan komputer mobil kita lewat sistem supaya kita bisa berkomunikasi satu sama lainnya", kata pria berambut cokelat itu.

"Kerjamu sangat cepat sekali dan itu sangat membantu kita lebih mudah dalam penyelidikan kita", kata pria berwajah tirus itu.

Tampak kedua pria berpakaian setelan jas lengkap dengan dasi warna hitam berjalan menuruni anak-anak tangga kediaman Ivander Liam dengan langkah cepat dan tergesa-gesa.

Mereka setengah berlari kecil menuju dua mobil sedan dan kedua pria itu menaiki masing-masing mobil sedan hitam yang terparkir didepan rumah mewah Ivander Liam. Kedua mobil itu terlihat bergegas pergi dengan cepat meninggalkan kediaman rumah mewah itu menuju ketempat penyelidikan.

***

Ivander Liam memandang kearah luar ruangan rumahnya dengan tatapan sayu. Ia terlihat tidak bersemangat seraya berdiri bersandar ditepi jendela ruangan rumah mewahnya.

Pemandangan di luar rumah Ivander Liam terhampar taman bunga mawar merah yang tertata dengan rapi serta indah. Terlihat sepasang merpati terbang melayang diantara rimbunan taman bunga mawar merah lalu hinggap tepat di atas patung yang ada ditengah-tengah air mancur taman.

"Kemana perginya perempuan itu ?", kata Ivander Liam bergumam pelan. "Bo Li, ya...? Sungguh nama yang sangat unik dan seunik perempuan bernama Bo Li !?", sambungnya sambil menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya cepat.

Suara pintu ruangan mewah diketuk dari luar sebanyak tiga kali, seorang lelaki tua berambut putih masuk kedalam ruangan seraya menatap tajam kearah Ivander Liam.

Pria berambut pirang itu terlihat terkejut saat melihat kedatangan lelaki tua itu kedalam ruangan pribadinya yang mewah serta elegan ini. Mulutnya terasa terkunci saat pria tua itu berjalan mendekat kearah dirinya tanpa senyuman.

"Apa kabarmu hari ini ?", sapa lelaki berambut putih itu masih dengan tatapan tajamnya. "Apa kamu tidak mempersilahkan kakek mu untuk duduk atau menghidangkan minuman ?"

Ivander Liam hanya berdiri terdiam dan memandangi lelaki tua berambut putih itu yang berjalan berbalik arah menuju ke sofa berukuran besar yang ada di ruangan itu lalu duduk di sana dengan santainya.

"Sepertinya sudah menjadi kebiasaan mu untuk membiarkan kakek mu ini tanpa sambutan yang hangat di rumahmu", kata lelaki tua berambut putih itu seraya melirik kearah pria berambut pirang yang masih berdiri diam di samping jendela ruangan pribadinya yang sangat mewah.

Ivander Liam lalu berjalan menghampiri sofa dan duduk di sana tepat dihadapan lelaki tua berambut putih itu.

"Kapan kakek datang ? Kenapa tidak memberitahukan kepadaku jika akan berkunjung ke rumahku ?", kata Ivander Liam.

"Apakah aku harus menghubungimu dulu jika akan kemari ? Apakah aku harus menunjukkan sikap formal dan hormat kepada cucuku sendiri ?", sahut lelaki tua berambut putih itu seraya menyandarkan badannya di sofa berwarna emas motif bunga mawar.

"Tidak seperti itu, hanya saja aku akan menyiapkan acara penyambutan yang lebih baik untuk kakek dan seharusnya kakek tahu jika aku ini laki-laki yang sangat sibuk", ucap Ivander Liam.

"Iya, ya, kakek paham ! Kenapa acara pertunangan mu diadakan sangat cepat sekali dan terkesan sangat mendadak ?", kata lelaki tua berambut putih itu serius.

"Aku hanya merasa jika mengadakan acara pertunangan lebih cepat itu lebih baik daripada menundanya", kata Ivander Liam.

"Ha, Ha, Ha, Ha ! Ternyata seorang Ivander Liam juga bisa sangat serius dalam menghadapi seorang wanita !?", ucap lelaki tua berambut putih itu lalu tertawa sangat senang sekali.

"Kakek nampaknya sangat senang sekali hari ini ? Apakah kakek begitu senangnya melihatku segera melepas masa lajang ku ?", kata Ivander Liam. "Aku mempercepat acara pertunangan ku karena aku menginginkannya, dan itu pastinya membuat kakek sangat bahagia, dan bukankah ini bagian rencana kakek juga yang telah menjodohkan aku dengan Bo Li !?"

Lelaki tua berambut putih itu lalu terdiam tanpa mampu membalas perkataan Ivander Liam yang sedikit menyindir dirinya. Ia hanya memandangi cucu laki-lakinya itu dengan wajah serius.

1
💖 sweet love 🌺
kebanyakan dialog gk sih
Reny Rizky Aryati, SE.: ☺️🎁🎁🎁🎁🎁🎁
Reny Rizky Aryati, SE.: 🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂
total 2 replies
Anonymous
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
Rizky Lucky
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
Bheraie Qamar
/Moon//Moon//Moon//Moon//Moon//Moon/
Bolanda
sudah kudaki gunung tertinggi, mencarimu hingga ke dalam bumi hanya untuk hidup bersamamu
Yuniar Farah
🌹🌹🌹🌹
Fitria Astutik
🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍
Andina Maharani
❤️❤️❤️
kura kura ninja
💟💟💟💌💟💟💟
Qiara Qomar
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
Anonymous
⭐🌟⭐🌟⭐🌟
Zhen
Gak Lanjut Lagi Thor ???
horse win
🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍
stumble guy
👍👍👍👍👍👍👍👍
LoL öz
Good luck 💯
Manno Riky
💝💝💝💝💝
Reny Rizky Aryati, SE.
✍️
Anonymous
🎂🎂🎂🎂
Sundari Sukoco
so cool 👍💝
bulvagari
batu permata yang bersinar terang 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!