Menghadiri pesta ulang tahun teman sekolahnya,membuat seorang gadis bernama Renata harus kehilangan kesuciannya.
Seseorang sudah menjebaknya dan akibat ulah seseorang yang tidak bertanggung jawab,dia harus menjalani hidupnya,hidup yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naya siswanto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Dengan langkah terseok Sita berjalan ke luar dari Hotel.Kedua tangannya menekan perutnya untuk mengurangi rasa sakit yang mendera.
" Awas kamu laki-laki sialan,aku akan membalasmu" Sita emosi.
Sita tidak sanggup mengemudikan mobilnya,dia menyetop taksi lalu meminta supir taksi untuk mengantarkannya ke rumah sakit terdekat.Mata-mata yang diutus Delon pun,mengikuti Sita kemanapun dia pergi.Setelah Sita keluar dari rumah sakit,orang utusan Delon pun masuk ke ruang Dokter.
Entah ancaman apa yang dilayangkan oleh orang itu,hingga Dokter pun pucat ketakutan.
" Satu bukti tertulis sudah aku dapatkan" gumam orang itu sambil menyeringai.Dia pun pergi dari rumah sakit itu.
Di perpustakaan,Renata sedang mencari buku yang dia perlukan,sedangkan Dea sibuk mencatat materi yang dibacakan oleh Sera.
" Ngapa gak langsung diketik pake laptop aja,jadi kita gak kerja dua kali?" tanya Renata.
" Aku gak bawa laptop,lupa" jawab Dea.
" Hai Re!" sapa Gino.
" Mas Gino,sedang cari buku ya?" tanya Renata.
" Enggak,tadi Delon nelpon katanya kamu sedang berada di perpustakaan,kebetulan Mas lewat daerah sini.Jadi,Mas mampir biar kita bisa pulang bareng" jawab Gino.
" Lagi nulis apaan?" tanya Gino pada Dea.
Dea pun menunjukan apa yang sedang di tulisnya.
" Kenapa gak langsung ketik di laptop aja?" tanya Gino lagi.
" Kami gak punya laptong" Sera bohong.
" Ayo kita pulang,kerjakan di rumah saja" ajak Gino,Dea dan Sera pun saling bertukar pandang.
" Udah deh,gak usah banyak drama seperti dalam sinetron gitu,ayo" ajak Gino lagi.
Renata yang sudah hapal peraturan di perpustakaan pun langsung membawa buku yang akan di pinjamnya.Renata membawa buku-buku itu ke meja kasir,setelah urusanya beres Renata pun menyusul teman-temannya yang sudah menunggu di mobil.Renata satu mobil dengan Gino.
" Apa nanti Mas Delon gak marah kalo tahu Renata bawa teman-teman ke rumah?" tanya Renata.
" Delon sedang menunggumu di rumah" jawaban yang tidak nyambung sama sekali dengan pertanyaan.
Mobil yang dikemudikan oleh Sera mengikuti mobil Gino yang mulai memasuki pekarangan rumah Renata.
" Wow,suami Renata ternyata Sultan De.Aku mau dong" kata Sera takjub.
" Aku juga rela nikah muda kalo punya suami tajir melintir gini" kata Dea.
Rumah Renata bahkan lebih besar dan lebih megah dari rumah orang tua mereka berdua.
" Mas" Renata menyapa Delon yang sedang duduk di ruang TV,sepertinya Delon sudah lama berada di rumah larena dia sudah memakai pakaian santainya.
" Mana kedua temanmu,sayang? Kenapa gak diajak masuk?" tanya Delon.
" Mereka masih di luar" jawab Renata.
Delon merapatkan tubuhnya pada Renata," Suruh mereka masuk,kasihan mereka sudah jauh-jauh datang kemari" titah Delon yang langsung mencium bibir Renata sekilas.
" Mas,nanti mereka lihat.Kan malu" kata Renata.
Delon mengacak rambut Renata dengan gemas," Ya sudah,Mas mau ke ruang kerja bentar" ujar Delon.
Renata menuju teras lalu mengajak Dea dan Sera masuk ke rumahnya.Mereka mengerjakan tugas di ruang Tv.Tidak lama Delon kembali lagi ke ruang TV untuk menemui Renata.
" Sayang,ini laptopnya.Kalo mau print,mesin print ada di ruang kerja" Delon memberikan sebuah laptop pada Renata.
" Terima kasih Mas" ucap Renata.
" Re,beruntung banget ya jadi kamu.Punya suami tajir,baik,penyayang lagi" Dea terkagum-kagum.
" Terima kasih ya,ini semua berkat keisengan kalian berdua" ujar Renata.
" Jangan gitu dong Re,kita kan jadi gak enak.Aku merasa bersalah banget setelah tau kejadian yang terjadi di malam itu" tutur Dea.
" Ayo lanjut lagi,ntar keburu sore" ajak Sera.
Mereka pun mulai fokus mengerjakan tugas sekolahnya,nampak wajah-wajah tegang dari mereka.Ketegangan mereka pun buyar saat mendengar suara tawa Delon yang menggelegar.
Delon mendatangi ruang TV," Udah selesai belum Yank?" tanya Delon.
Dea dan Sera saling sikut.
" Belum Mas,susah banget nih" jawab Renata.
Delon meletakkan makanan yang tadi dibawanya," Makanlah" titahnya pada Dea dan Sera.
Delon duduk di samping Renata lalu melihat kearah buku-buku dan tulisan yang mereka salin.
" Salah nih,sini Mas bantu.Kamu makan dulu gih,tu udah mas pesenin makanan" ujar Delon.
Renata menurut saja lalu mengajak Dea dan Sera makan.
...****************...
" Bye" Renata melambaikan tangannya saat mobil Sera melaju perlahan keluar dari area rumahnya.
" Apa kamu senang jika mereka berkunjung kemari?" tanya Delon yang sudah memeluk Renata dari arah belakang.
" Seneng dong Mas,mereka sahabat-sahabat aku.Mereka selalu membantu dan melindungiku saat aku dibuly oleh murid-murid yang lain.Mereka sangat baik" jawab Renata.
" Lain kali ajak mereka kemari,agar kamu tidak merasa kesepian saat aku tidak di rumah" kata Delon.
" Iya Mas" angguk Renata.
Delon pun menggandeng tangan Renata dan membawanya masuk ke dalam rumah.Langit sudah mulai gelap,sinar matahari yang tenggelam digantikan oleh sang bulan.Burung yang berkeliaran dimalam hari pun mulai berterbangan .Delon menutup pintu rumahnya lalu menguncinya rapat-rapat.
" Kok dikunci Mas,emang Mas gak pulang?" tanya Renata sambil berjalan kearah dapur.
" Ini rumah kita sayang,Mas harus pulang kemana lagi?" Delon balik bertanya,raut kesal nampak di wajahnya.
Renata menangkup wajah delon menggunakan tangan kirinya,sedang tangan kanannya sudah melingkar di pinggang Delon.Dia biasa melakukan ini saat Delon sedang merajuk.
" Bukan begitu maksud aku,suamiku sayang.Maksud....Mph" Renata tidak melanjutkan kata-katanya karena Delon sudah membungkam mulutnya.
" Hah...Kenapa menyerangku tiba-tiba?" protes Renata dengan nafas tersengal.
" Kamu sangat cerewet,hingga telingaku sakit mendengar ocehanmu" Delon beralasan.
" Mesuum" dengus Renata yang langsung menuju kulkas,lalu melihat stok sayuran yang bisa dia masak untuk makan malam.
" Aku udah lapar banget nih Yank" rengek Delon lalu jongkok di samping Renata.
" Sabar ya Mas,Renata masak dulu" ucap Renata sambil mengeluarkan beberapa macam sayuran.
" Tapi,Mas udah gak tahan nih,udah sakit" rengek Delon dengan manja.
" Trus gimana dong,Renata belum sempet masak" Renata mulai panik,apalagi melihat wajah Delon yang sedikit melas.
" Aku makan kamu aja yang siap saji" kata Delon yang langsung mengangkat tubuh Renata dan mendudukkannya di atas meja makan.
" Harus di sini ya?" tanya Renata dengan suara tertahan.
" Iya sayang,ganti suasana" jawab Delon dengan tidak melepaskan bibirnya dari bukit yang sudah menjadi tempat favoritnya.
" Ahh..nanti...mas Gino...ah..." racau Renata.
Delon memandang wajah Renata yang sudah mulai terbuai," Gino tidak mungkin datang,dia sedang makan di hotel" tutur Delon.
" Makan perempuan?" tanya Renata.
" Iya dong,karena cuma perempuan yang enak dan nikmat" jawab Delon.
Delon melanjutkan lagi aktivitasnya yang tertunda akibat obrolan singkatnya dengan Renata.Renata mengerang nikmat saat lidah Delon menelusuri setiap inci lembah bermadu miliknya.Renata mengeratkan kakinya yang melingkar di leher Delon,tubuhnya bergetar saat merasakan sentuhan yang membawanya menuju puncak kenikmatan.