Seri Kelanjutan dari Novel PENGUASA BENUA TERATAI BIRU. Bagi yang ingin menyimak cerita ini dari awal, silakan mampir di penguasa Benua Teratai Biru 1, dan Benua Teratai 2.
Dunia Kultivator adalah jalan menuju keabadian yang merupakan jalan para dewa. Penuh dengan persaingan, pertentangan dan penindasan.
Kisah ini menceritakan sosok Qing Ruo, pemuda yang memiliki takdir langit sebagai seorang penguasa. Sosok yang awalnya di anggap lemah, di hina dan hidup dalam penindasan.
Bagaimana kisahnya. Simak perjalanannya menjadi seorang penguasa.
Penulis serampangan.
Yudhistira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Kematian Mogui Yi.
Di tempat lain.
Mogui Yi, dan pasukannya yang sebelumnya bertugas sebagai pasukan penyergap, bergerak mundur setelah mendapat panggilan dari Mogui Wangzi. Namun saat mereka mendekati markas, mereka begitu terkejut saat melihat Bai Xin dan pasukannya yang lain terus melepaskan tembakan panah emas pada pasukan pertahanan di pintu barat.
" Bukankah itu Bai Xin, lalau kelompok siapa yang kita buru sebelumnya...?"
" Jenderal, aku juga tidak tahu," jawab Lang Hei yang juga merasa heran.
" Setidaknya jumlah pasukan mereka kurang lebih sama dengan pasukan kita." lalu bergerak bersama sepuluh ribu pasukannya, menyerang pasukan pelindung Benua Teratai Hitam yang dalam keadaan siap bertempur.
" Swhus...." ribuan panah emas melesat menyambut kedatangan mereka. Membuat tempat yang berjarak tiga kilo meter dari peti raksasa itu kembali menjadi ajang pertempuran prontal.
" Saudara Qing Ruo," ucap Dalu Rong ragu.
" Saudara, arahkan pasukan untuk mundur menjauh secara teratur secepat mungkin. Aku dan saudara Heian Bai akan berada di sini untuk membuat serangan pengalihan..."
" Baik..." jawab Dalu Rong lalu bergerak membantu Bai Xin mengarahkan pasukannya untuk menjauh dari tempat itu.
****
Dari jauh.
Mogui Wangzi dan Mogui Zuixiao yang melihat pertempuran itu hanya bisa menahan diri.
" Kakak, apakah kita tidak akan membantu?" tanya Mogui Zuixiao dengan wajah cemas.
" Jangan gegabah. Dengan perhitungan matang saja kita masih mengalami kerugian. Jika kita bergerak mereka pasti akan menyerang ..."
" Tapi kakak, bagaimana dengan paman Yi..."
" Sungguh menjengkelkan. Bukankah perintahku memintanya untuk kembali..." Mogui Wangzi kesal, sambil menatap ledakan cahaya pertempuran yang semakin kacau.
Dari jauh mereka dapat melihat Mogui Yi beserta pasukannya menjadi bulan-bulanan, terlebih lagi pasukan iblis itu sudah cukup lama bertahan di Daratan kehampaan Abadi yang memang memerlukan banyak tenaga.
" Argh....! Bagaimana mereka mampu bertahan dalam waktu yang sangat lama di tempat ini..." teriak Mogui Yi kesal, melihat pasukannya yang mulai kelelahan.
" Ganti serangan!" teriak Bai Xin pada Pasukan panah yang beradi belakangnya.
Dengan segera pasukan itu mengganti serangan panahnnya dengan tombak emas.
" Sekarang!" ucap Bai Xin sekali lagi.
" Swhung....." tombak emas yang ada di tangan mereka bergetar, lalu melesat dengan kecepatan ekstrem.
Sambil tombak emas di lepaskan, pasukan itu kembali melepaskan tembak panah emas.
" Mundur!" teriak Mogui Yi panik. Naas, baginya, saat akan bergerak, panah emas yang yang di bidik langsung oleh Bai Xin tepat mengenai dada kanannya.
" Swhus...." tubuhnya terlempar.
" Jenderal..." teriak Lang Yin dan beberapa komandan pasukan, bergerak menolong sosoknya yang terlempar.
" Akh..." darah berwarna hitam keluar dari bibirnya.
" Lang Yin, segera bawa pasukan untuk mundur." ucapnya terbata-bata, saat melihat pasukan yang dipimpinnya kini benar-benar kacau balau.
" Terus serang..." ucap Bai Xin meminta pasukannya untuk terus melepaskan tembakan panah emas, yang juga bergerak menjauh menjauh dari tempat itu.
Dari jauh. Qing Ruo dan Heian Bai, mulai menurunkan tingkat serangannya bergerak mundur.
" Akhirnya mereka mundur juga," ucap Mogui Wangzi merasa sedikit lega. Namun tiba-tiba dirinya dikejutkan dengan tindakan Heian Bai dan Qing Ruo yang ternya menyerang pasukan Mogui yang sedang kocar kacir itu.
" Saudara Heian Bai, lepaskan serangan pengalihan pada pasukannya. Aku akan menyerang Jenderal utamanya yang terluka itu..." ucap Qing Ruo sambil bergerak melepaskan tembakan tujuh pisau hitam.
" Swhus...swhus..." ketujuh pisau hitam itu melesat dengan kecepatan ekstrem.
" Dhuar... dhuar..." ledakan keras bergema saat pisau itu beradu dengan serangan tapak beberapa Komandan pasukan yang melindungi sang jenderal, namun salah satu dari pisau itu tidak berhasil mereka halau, mencap di perut Mogui Yi.
" Akh...." teriak Mogui Yi kesakitan, membuat para komandan itu semakin panik.
" Jenderal besar..." teriak mereka panik saat melihat bagian perut yang telah tertancap pisau itu mulai menghitam.
" Swhus...swhus...." mereka bergerak menjauh, mendekati Mogui Wangzi dan Mogui Zuixiao yang telah menunggu.
" Pangeran, jenderal besar terluka..." sambil menunjukkan patahan panah emas yang masih menancap di dada kanannya, serta pisau hitam yang masih tertanam di perutnya.
" Paman..." ucap Mogui Wangzi dan Mogui Zuixiao panik, sambil memerintahkan para tabib untuk menolong Mogui Yi mulai sekarat.
Dari jauh.
Qing Ruo dan Heian Bai langsung bergerak meninggalkan tempat itu.
" Argh...." raungan keras Mogui Wangzi terdengar sayup oleh Qing Ruo dan Heian Bai, serta pasukan pelindung Benua Teratai Hitam yang terus bergerak meninggalkan tempat itu.
Peti hitam raksasa.
Wajah Mogui Wangzi dam Mogui Zuixiao memerah, menatap Mogui Yi yang meregang nyawa.
" Wangzi er, Zuixiao er, selagi ada waktu, pergi dan tinggalkan tempat ini. Daratan Kehampaan Abadi Benua Teratai Hitam bukanlah tempat yang mudah..." ucap Mogui Yi berusaha menuntaskan kata-katanya.
" Tapi paman..." Mogui Zuixiao ragu.
" Zuixiao er, saat ini kita belum berhadapan dengan pasukan langit, tetapi kita sudah dibuat seperti ini. Pergi sekarang juga. Perbaiki kerusakan peti di samudera kehampaan. Dengan begitu kalian masih memiliki peluang..." ucap Mogui Yi pelan, memuntahkan darah hitam dari mulutnya.
" Paman..." ucap Mogui Wangzi, namun Mogui Yi langsung mengangkat tangannya memberi tanda.
" Jangan melakukan hal yang sia-sia, karena racun ini telah menguasai seluruh tubuhku..." sambil meminta beberapa prajurit membawanya menjauh dari tempat itu.
" Wangzi er, Zuixiao er, kembalilah. Katakan pada kaisar untuk mengatur ulang strategi..." suaranya sayup, lalu meledakan diri.
" Tidak...." teriak Mogui Wangzi dan Zuixiao bersamaan, menatap sosok Mogui Yi yang berubah menjadi kabut darah.
Cukup lama keheningan menyelimuti tempat itu, hingga seorang jenderal menghampiri Mogui Wangzi dengan tergesa-gesa.
" Pangeran, getaran kuat muncul dari samudera kehampaan..."
" Apa!"
" Benar Pangeran, ini adalah aura emas..." ucap sang jenderal membuat Mogui Wangzi panik.
" Bergerak dan tinggalkan tempat ini...!"
" Tapi kakak, bagaimana dengan kerusakan dinding...?" tanya Mogui Zuixiao.
" Tidak ada waktu lagi, kita akan memperbaikinya di dalam samudera kehampaan." sambil meminta seluruh pasukan memasuki peti raksasa tersebut.
****
Di tempat lain.
Qing Ruo dan rombongan yang terus bergerak menjauh dari markas pasukan iblis neraka besar itu tiba-tiba menghentikan pergerakannya.
" Tuan, ada apa?" tanya Bai Xin.
" Pasukan langit telah tiba. Panggil semua pasukan, bahkan pasukan cadangan untuk datang membantu..." ucap Dalu Rong dengan wajah senang.
" Baik..." jawab Bai Xin sambil menghancurkan giok merah, memanggil semua pasukannya.
" Tuan, apakah kita akan bergerak sekarang?" tanya Bai Xin penuh semangat.
Qing Ruo menggelengkan kepalanya.
" Pertempuran di samudera kehampaan memerlukan banyak tenaga, dan segel tanda abadi mulai melemah. Sambil menunggu seluruh pasukan tiba, sebaiknya kita menggunakan waktu yang singkat ini untuk memulihkan kekuatan." ucap Qing Ruo yang menatap cahaya emas yang ada di tangan prajurit yang mulai melemah.
" Saudara Ruo benar," ucap Heian Bai sambil menatap wajah prajurit yang kelelahan tersebut.
****
Samudera kehampaan.
Tiga ratus ribu prajurit berjubah emas dengan persenjataan lengkap, bergerak dengan tertib mendekati Daratan Kehampaan Abadi Benua Teratai Hitam.
Di barisan belakang pasukan besar itu, berdiri tiga sosok di atas kereta perang yang ditarik kuda langit, yaitu sosok makhluk yang terlihat seperti kuda berkepala naga, yang memancarkan api biru di sekitar tubuhnya.
Ke tiga sosok itu adalah tiga jenderal utama, salah satunya adalah Luo Xing, yang merupakan trah pertama dari klan Shen Shandian Luo.
Pada saat rombongan itu terus bergerak, tiba-tiba mereka melihat peti raksasa bergerak menjauh dari wilayah daratan kehampaan abadi benua Teratai Hitam.
" Itu mereka!" ucap Luo Xing, meminta pasukannya untuk bergerak lebih cepat mengejar, peti tersebut.