Aiu Himmler harus menanggung semua atas apa yang dia lakukan di masa lampau. Tak punya belas kasih dan sombong waktu duduk di bangku sekolah berimbas pada kehidupannya setelah dia mulai bekerja.
Dulu ada seorang murid laki laki pindahan dari korea, penampilannya bisa di bilang di bawah rata rata. Gemuk sipit dan semua yang berbau bau aneh melekat pada dirinya. Kang Joong Woo, dia laki laki yang tak pernah mengenal rasa benci kepada sesama, penuh dengan belas kasih dan kebaikan.
Namun semua itu berubah karena perlakuan Aiu terhadapnya.
Dia di buly habis habisan setelah berani menyatakan perasaannya kepada Aiu.
Di situlah Joong Woo yang selalu menebar senyum, seketika tak pernah terlihat sama sekali.
Beberapa tahun kemudian Aiu di pertemukan kembali dengan Joong Woo yang sudah berubah.
Tetapi Aiu di tuntut untuk merubah penampilannya di depan Joong Woo.
"Kau pasti akan menyesal ketika tahu siapa perempuan ini sebenarnya"
Apa yang sebenarnya terjadi?
Baca kisah mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AMaeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terluka
Sepanjang perjalanan menuju ke kota A Joong Woo nampak sesekali melihat ke arah Aiu yang duduk di depan, dia terlihat menyelidiki ke arah kaki Aiu yang terluka dan entah kenapa ketika melihat luka lebam di lututnya membaik Joong Woo merasa tenang laki-laki itu kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain dan tanpa sengaja dia menatap ke arah spion depan disana pandangannya bertemu dengan mata Min Joon.
Ternyata asistennya itu sejak dari tadi mengawasi Joong Woo yang selalu memperhatikan arah Aiu.
Joong Woo bersikap tenang seolah tak terjadi apa-apa padahal dia terkejut karena seakan akan Min Joon telah menangkap basah dirinya. Kini justru Min Joon yang terkejut dia langsung mengalihkan pandangan ke arah lain seolah tak melihat apa yang baru saja dilihatnya.
Sesampainya di kota A mereka bertiga melangkah turun dari mobil Joong Woo nampak berjalan paling depan dan diikuti oleh Min Joon di samping kiri serta Aiu yang sedikit tertinggal langkah kakinya di belakang.
Dan saat Joong Woo menyadari Aiu tertinggal lumayan jauh Joong Woo menghentikan langkahnya menoleh sedikit ke arah samping untuk memastikan bahwa Aiu sedang mempercepat langkahnya untuk mengejar ketertinggalan.
Joong Woo bedercak kesal.
"Kau bisa mempercepat langkahmu kan! lelet!"
Aiu menghentikan langkahnya, terkejut saat Joong Woo tiba tiba memarahinya.
"Ada apa dengannya! tidak perlu memarahiku di depan sekretaris Min juga, kan? seolah aku ini melakukan kesalahan besar"
Aiu menundukkan wajahnya karena malu, dia terlihat sedih namun Joong Woo seperti tak menghiraukannya.
Laki laki itu memilih untuk melanjutkan lngkahnya.
Joong Woo menggelengkan kepala tak percaya. Mereka bertiga kemudian berkeliling ke gedung itu ke setiap sudut di setiap sisi Joong Woo nampak memperhatikan detail bahkan ketika ada sesuatu yang kurang dia mengatakan kepada Aiu dan meminta perempuan itu untuk mencatatnya.
Ada satu sisi dimana ketika Joong Woo berbincang dengan pegawai lain dan Min Joon yang selalu mendampinginya sementara Aiu berdiri di sisi lain terlihat seperti patung karena saat itu Joong Woo tak memberikan perintah apa pun kepadanya sehingga Aiu tak tahu harus berbuat apa.
Dreeett!
Ponsel Min Joon bergetar dia menjauh dan mengangkat panggilan dari Nyonya Kang. Tak lama kemudian dia kembali mendekat ke arah Joong Woo.
"Maaf Presdir Nyonya Kang meminta saya untuk segera ke kantor pusat."
Joong Woo menganggukkan kepala.
"Pergilah kau bawa mobilnya aku dan dia akan naik taksi" Joong Woo tak segan untuk memberikan fasilitas terbaik bagi pegawainya dan dia rela untuk memakai fasilitas umum karena Joong Woo yang sudah terbiasa hidup sederhana sejak dulu.
"Tidak perlu Presdir, saya bisa naik taxi" Min Joon kemudian mengambil kunci dari dalam saku celana dan menyerahkannya kepada Joong Woo.
"Kau hati hati di jalan kalau ada sesuatu cepat kabari aku" ucap Joong Woo.
Mendengar percakapan mereka berdua dari jauh, Aiu teringat dengan ucapan para pegawai lain beberapa hari yang lalu.
"Astagaa coba dengarkan apa yang dia ucapkan, kata katanya seperti seorang laki laki yang khawatir kepada kekasihnya saja" gumamnya.
"Jadi benarkah kalau Joong Woo sekarang seorang Gay?? entahlah, bodo amat dengan semua itu" Aiu memutar matanya malas.
Aiu berdiri seperti orang bodoh sesekali dia terlihat membenarkan kacamata sementara pandangannya nampak menyapu sekeliling melihat orang berlalu lalang di depannya.
Aiu berdecak jengkel dia lebih baik bekerja dari pada harus berdiri dan tak tahu apa yang harus dia lakukan. Aiu kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Joong Woo, laki-laki itu terlihat sedang serius membaca sebuah map di tangannya.
Dia mengenakan setelan jas berwarna abu-abu, seperti biasa kancing kemeja bagian atasnya sengaja dibuka rambut yang hanya ditata dengan tangan namun terlihat rapih walaupun sebagian anak rambut ada yang bergelayut di keningnya tapi kesan itu justru membuat Joong Woo terlihat hot.
Aiu selalu memperhatikannya pandangannya tak pernah lepas dari Joong Woo. Aiu semakin terhanyut ketika melihat Joong Woo tersenyum tipis kepada pegawainya, terlebih lagi saat melihat lesung pipit di sebelah kirinya.
"Ya ampun laki-laki itu sungguh sangat manis lesung pipitnya. Oh ya ampun bisa gila aku!" gumamnya dalam hati.
"Sadar Aiuuuuu dia musuhmu sekarang!!"
Seketika lamunannya buyar ketika seorang pekerja berteriak.
"Awas Nona!" ternyata di atas sana sedang di pasang sebuah lukisan besar, karena tali yang ikat menyambung dengan lukisan itu terlepas maka lukisan kuda yang berukuran 3×2 meter itu terlepas.
Aiu terkejut dia tak sempat menghindar, dia hanya pasrah jika lukisan sebesar yang beratnya berkali kali lipat dari dirinya itu jatuh menghantam tubuhnya terlebih lagi bingkai lukisan di setiap sisinya terbuat dari besi yang membuat lukisan itu harus di pasang menggunakan alat.
Aaaa!!!
Aiu hanya menggunakan ke dua tangannya untuk melindungi kepala.
Joong Woo yang mendengar teriakan pagawai laki laki saat meminta Aiu pergi sebelumnya pun langsung berlari ke arah Aiu. Tak cukup waktu untuk menyeret perempuan itu pergi hanya ada dua kemungkinan yang pertama jika Joong Woo menarik Aiu pasti lukisan itu akan mengenai kepalanya walau pun tak separah jika Aiu tetap berdiri di tempat itu dan kemungkinan ke dua Joong Woo harus melindungi Aiu dengan tubuhnya.
Bruugh!!
Bingkai besi itu mendarat tepat di pergelangan tangan dan pundak Joong Woo.
Braak!!
Semua orang terkejut ketakutan ekspresi wajah mereka terlihat khawatir saat melihat lukisan itu justru jatuh mengenai tubuh Joong Woo.
Aiu sempat pasrah namun ketika dia membuka mata dan melihat lukisan itu telah jatuh tergeletak di lantai dia merasa bingung karena tak sedikit pun ada bagian tubuhnya yang terluka.
"Presdir Anda tidak apa apa, maafkan atas kekacauan ini semua karena kalalian pekerja yang kurang hati hati" pegawai itu terlihat ketakutan.
Aiu langsung menoleh mendongakkan kepala dan betapa terkejutnya saat mengetahui Joong Woo ternyata berdiri di sebelahnya dengan tangan di atas untuk menahan agar lukisan itu tak jatuh mengenai tubuhnya.
"Pres, Presdir..." Aiu terbata, dia khawatir saat melihat Joong Woo meringis menahan sakit.
"Presdir apa ada yang terluka?" Aiu mencoba untuk menyentuhnya tetapi Joong Woo menepis kasar tangannya.
"Apa yang sedang kau lakukan di sini! berdiri seperti orang bodoh! kau bisa mencari tempat lain untuk duduk, kan! apa hal sekecil itu aku harus menjarimu!" Joong Woo tak bisa menahan amarahnya, dia tak menghiraukan luka di lengannya yang pasti ketika melihat Aiu baik baik saja Joong Woo merasa lega.
Para pegawai berbondong bondong mengangkat lukisan itu sementara Joong Woo melangkah pergi sembari memegangi pundaknya.
Aiu terlihat khawatir dia mengikuti langkah Joong Woo dari arah belakang
"Presdir kita perlu ke klinik untuk menobati luka Anda."
Joong Woo tak menghiraukan ucapan Aiu dia berlalu dan segera masuk ke dalam mobil.
Aiu masih berdiri di luar melihat ke arah Joong Woo hatinya diliputi rasa bersalah.
Tiin!!
Joong Woo membunyikan klakson mobilnya sebagai tanda agar Aiu segera masuk ke mobil.
Perempuan itu terkejut dia langsung berlari ke sisi mobil dan membuka pintu belakang.
"Kau pikir aku supirmu!"
Mendengar Joong Woo berucap demikian Aiu paham betul, dia kemudian menutup pintu belakang dan beralih ke depan.
***
Joong Woo harus menyetir dengan satu tangan karena satu tanhannya lagi terasa sangat sakit di bagian pundaknya hingga dia merasakan linu bercampur perih yang hebat ketika menggerakkannya sedikit saja.
Aiu yang melihatnya merasa khawatir.
"Presdir kita harus ke klinik, sepertinya luka Anda serius."
"Aku tidak apa apa!" jawabnya ketus, Joong Woo bahkan tak mau melihat ke arah Aiu.
Sepanjang perjalanan Joong Woo berusaha keras menahan rasa sakit yang semakin menjadi, di pertengahan jalan dia melihat plang penunjuk arah.
Dan saat itu dia teringat sesuatu. Joong Woo kemudian menghentikan mobilnya.
Ciiitt!
Aiu terlihat panik dia sempat membuang pandangannya ke arah luar untuk memastikan di mana Joong Woo menghentikan mobilnya.
Aiu menoleh dia melihat Joong Woo tengah beerkeringat dingin.
"Presdir biarkan Saya yang menyetir, saya akan membawa Anda ke Rumah Sakit" Aiu tengah bersiap melepas sabuk pemgamannya.
"Turunlah!" ucap Joong Woo seketika.
"Apa?" suaranya terdengar lirih, Aiu nampak terkejut ketika Joong Woo memintanya untuk turun dari mobil.
"Permisi Presdir apa Anda menyuruh saya keluar?"
Semangat dan sehat sllu..
dia berkorban lagi untuk Joong woo
ayo Joong woo kejar Aiu ke jakarta...