NovelToon NovelToon
Gadis Manja Milik CEO Arogan

Gadis Manja Milik CEO Arogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / One Night Stand / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Nikah Kontrak / Konflik etika
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Diandra_Ayu

Lily, seorang mahasiswi berusia dua puluh tahun, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis hanya karena satu malam yang penuh jebakan. Ia dijebak oleh temannya sendiri hingga membuatnya terpaksa menikah dengan David Angkasa Bagaskara- seorang CEO muda, tampan, namun terkenal dingin dan arogan.

Bagi David, pernikahan itu hanyalah bentuk tanggung jawab dan penebusan atas nama keluarga. Bagi Lily, pernikahan itu adalah mimpi buruk yang tak pernah ia minta. Setiap hari, ia harus berhadapan dengan pria yang menatapnya seolah dirinya adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya.

Namun, seiring berjalannya waktu, di balik sikap angkuh dan tatapan tajam David, Lily mulai menemukan sisi lain dari pria itu.
Apakah Lily mampu bertahan dalam rumah tangga tanpa cinta itu?
Ataukah perasaan mereka justru akan tumbuh seiring kebersamaan atau justru kandas karena ego masing-masing?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diandra_Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Iri Hati

"Hai, Rama! Senang bertemu denganmu!" ucap Nyonya Amanda dengan senyum sumringah menghiasi wajah glowingnya.

Wanita itu bangkit lalu mengulurkan tangannya pada sang besan yang juga merupakan seseorang di masa lalunya.

Rama masih tertegun. Ia diam, menatap tak percaya pada sosok di depannya ini. Bagaimana bisa Amanda datang kemari? Dari mana dia tahu rumahku? pria itu terus bermonolog dalam hati.

"Ayah!!!" Tiba-tiba saja Lily datang dari arah kamarnya. Ia berteriak kegirangan lalu berjalan cepat menghampiri sang ayah. Seperti seorang anak kecil yang kegirangan jika ayahnya pulang, Lily berhambur memeluknya dengan erat.

Rama terkejut dengan rasa bahagia yang membuncah di hatinya. Sementara Amanda langsung menarik kembali tangannya yang tadi ia ulurkan pada pria di hadapannya itu.

'Sialan si Lily. Ganggu aja,' umpatnya.

"Lily anakku! Ayah kangen sekali. Kamu akhirnya pulang, Sayang!" Rama membingkai wajah putrinya dengan kedua telapak tangannya lalu ia kecup kening Sang Putri dengan penuh kasih sayang. Pria itu tak mampu menyembunyikan rasa bahagianya hingga matanya yang terhalang oleh kacamata itu mengembun tiba-tiba.

"Iya, ayah. Aku pulang untuk menjenguk ayah dan bunda. Mami yang ngajak aku. Aku senang sekali, Yah!" ujarnya.

Rama melepaskan pelukan anaknya lalu menatap ke arah Amanda yang masih berdiri terpaku tidak jauh darinya. Ia baru ingat, jika Amanda adalah ibu mertua anaknya. Tentu saja wanita itu pasti akan mengetahui rumah ini.

"Oh, iya maaf Bu Amanda. Maaf karena saya tidak sopan dengan mengabaikan anda. Terima kasih karena anda telah membawa anak kami pulang," ucap Rama dengan kata-kata yang begitu formal. Mereka benar-benar seperti orang asing saat itu.

"Hemm... Ya, sama-sama," jawab Amanda mencoba tetap tersenyum dan menyembunyikan rasa kesalnya. Ia merasa menjadi kambing congek, padahal niatnya kemari ingin bertemu dengan Rama.

"Oh iya, Lily. Bolehkan Mami minta minum lagi."

Lily mengerutkan keningnya. Matanya langsung melirik ke arah jus alpukat yang masih tersisa banyak.

"Tapi, Mam..."

"Mami mau jus jeruk. Tolong buatkan segera!" titahnya.

Meskipun merasa aneh dengan permintaan Ibu mertuanya, tapi akhirnya Lili menurut dan pamit pada ayahnya menuju dapur untuk membuatkan Ibu mertuanya itu minuman. Lily juga berniat untuk membuatkan ayahnya minuman segar juga.

Sementara itu Cantika juga tengah sibuk di dapur untuk menyiapkan makan malam. Biasanya ia akan masak setelah ibadah salat magrib karena mereka biasa makan malam sehabis isya. Tapi karena ingin menjamu ibu mertua Lily, akhirnya Cantika bergegas untuk memasak. Untung saja bahan-bahan untuk dimasak masih komplit di dalam lemari pendingin. Ada daging, ayam juga sayur mayur lengkap dan ikan lainnya yang ia simpan dalam freezer.

"Rama, apa kabar?" tanya Amanda setelah Lily pergi dari hadapan mereka.

"Sa–saya baik. Permisi, saya mau ke kamar dulu!" Enggan lama-lama berada di dekat Amanda, Rama memilih untuk pamit menuju kamarnya. Ia melengos begitu saja padahal Amanda terlihat menginginkan untuk mengobrol dengannya.

"Rama... Pak Rama!" Amanda memanggilnya, ia mencoba untuk memelankan suaranya karena khawatir terdengar oleh penghuni rumah ini. Akan sangat melakukan jika ada yang melihatnya yang mengemis untuk bisa mengobrol dengan pria yang dirindukannya itu.

"Ckkk... Dasar sombong! Awas kau Rama, secepatnya kau akan bertekuk lutut padaku, sama seperti 22 tahun yang lalu!" Pekik wanita itu seraya menjatuhkan tubuhnya kembali di sofa rumah minimalis ini. Ia terlihat kesal, wajahnya nampak masam. Ia tak terima karena sepertinya Rama terus saja menghindar darinya. Pria itu seolah menganggapnya sebagai orang asing.

Sementara itu di dapur.

"Bagaimana suamimu? Apa dia mulai perhatian?" tanya Cantika meledek anaknya yang sedang membantunya masak itu.

"Ish, apaan sih bunda. Dia itu sangat dingin. Aku bahkan tak tahu apakah aku mampu bertahan dengan sikap dinginnya itu."

"Ehhem... Biasanya pria yang dingin itu diam-diam suka perhatian loh! Bunda yakin suamimu itu adalah orang yang baik. Kalian saja belum saling mengenal. Cobalah bertahan dulu, kalian belum melakukan pendekatan. Yang terpenting suamimu tidak melakukan KDRT padamu," ucap Cantika seraya mengulas senyum manisnya. Senyum yang begitu meneduhkan, senyum yang membuat hati Rama tertambat padanya.

'Hemm... belum tahu saja bunda bagaimana sifatnya. Jika sedang marah, aku bisa dibanting olehnya,' gumam Lily yang ingat ketika pertama kali dirinya berada satu kamar dengan David setelah pernikahan mereka.

Saat itu Lily hendak tidur di atas kasur, namun David yang sudah duluan berbaring di sana segera mengusirnya dan memintanya untuk tidur di atas sofa. Pria itu bahkan menendang Lily hingga jatuh tersungkur ke lantai. Meskipun pada akhirnya David juga yang akhirnya mengalah untuk tidur di sofa.

"Heh, Kok malah bengong." Tepukan di bahu dari Cantika menyadarkan Lily dari lamunannya.

"Ih, bunda ngagetin aja!."

"Lagian kamu bengong terus. Mikirin suamimu ya?" Cantika kembali meledek putrinya.

"Bunda ini senang sekali meledekku. Aku dan dia kan terpaksa menikah, gak mungkin dong aku mikirin dia sekarang. Lagian dia juga udah punya pacar, apa bunda gak pernah lihat berita gosip?"

Cantika mengangguk. Tentu saja ia tahu siapa David dan kekasih menantunya itu. Terlepas dari keterpaksaan atas pernikahan anaknya, ia memiliki harapan besar agar rasa sayang dan cinta itu tumbuh seiring kebersamaan mereka. Cantika hanya ingin pernikahan itu adalah yang pertama dan yang terakhir untuk anaknya.

"Bunda tentu saja tahu siapa mereka . Maka dari itu bunda berharap kamu bisa dekat dengan suamimu," ucap Cantika yang membuat Lily terbelalak.

"Jadi bunda nyuruh aku buat jadi pelakor?" Lily menggelengkan kepalanya, tidak menyangka jika bundanya yang selalu terlihat kalem itu berpikir ke arah sana.

"Hush, kamu ini kalau ngomong. Masa bunda nyuruh kamu jadi pelakor. Bunda nyuruh kamu untuk mendekatinya karena pagi tadi Bunda lihat berita gosip. Ternyata si Veronica itu sudah muncul kembali dan memberikan klarifikasinya. Dia mengatakan bahwa dirinya sudah lama putus dengan suamimu."

DEGH.

Lily tertegun beberapa saat. Ia memang sudah satu mingguan ini menutup akun sosial medianya. Dia juga enggan untuk menonton televisi. Dirinya tidak ingin terluka dengan komentar para netizen.

"A–apa? Benarkah itu, Bun? Masa sih?!" tanya Lily tidak percaya. Bukankah saat kejadian memalukan itu terjadi, Veronica datang bersama para wartawan untuk memberikan surprise pada David? Mengapa sekarang artis itu mengatakan jika dirinya sudah lama putus? Lily nampak kebingungan.

"Betul, kalau gak percaya nyalakan saja televisi. Beritanya ada di mana-mana kok.  Juga berita pernikahanmu, ada di setiap berita gosip. Anak bunda tiba-tiba saja jadi selebritis," seloroh Cantika yang kini mulai bisa menerima semuanya.

Ia yang awalnya juga kecewa dengan anak semata wayangnya, kini mulai biasa kembali dan menerima takdir ini dengan hati yang lapang. Dirinya juga percaya sepenuhnya pada Lily , anak manjanya itu tidak pernah berbohong. Cantika sangat yakin jika malam itu anaknya dijebak.

"Ihh, Bunda. Gak jelas banget. Aku ogah menonton televisi. Harusnya aku terkenal karena berprestasi, bukan karena skandal menjijikan yang membuat nama kalian juga tercoreng. Bunda, Maafkan aku ya. Gara-gara aku...."

"Husstt... sudah jangan dibahas lagi. Bunda tidak apa-apa Kok. Tidak perlu minta maaf karena ini juga bukan salahmu. Semua ini sudah takdir dan kita harus ikhlas menerimanya. Percaya pada Bunda, kamu pasti bisa lewati ini semua dan akan mendapatkan kebahagiaan kelak," tutur wanita cantik nan ayu itu.

Kata-katanya membuat Lily terharu hingga matanya berkaca-kaca. Lily menghambur memeluk ibunya, meninggalkan sayuran yang tengah dicucinya saat ini.

"Ehheemmm... ada yang mesra-mesraan nih. Ikutan dong!" tanpa diduga, Rama tiba-tiba datang saat Lily dan ibunya berpelukan. Pelukan rindu dan penuh kasih sayang.

Lily yang sedang tergugu dalam pelukan ibunya sedikit mengangkat wajahnya. Ia merentangkan sebelah tangannya dan membawa ayahnya dalam pelukan hangat mereka.

Cantika tersenyum lebar saat sebuah lengan kekar itu melingkar dari belakang lalu memeluknya. Kini ia berada di tengah-tengah antara suaminya dan juga anaknya.

"Ayah sayang padamu, Nak. Apapun yang terjadi jangan pernah takut. kami akan selalu ada untukmu, Sayang," tutur pria berkacamata dengan tatapan yang meneduhkan itu.

"Kamu adalah separuh jiwa kami, Nak. Bunda akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu." Cantika mengelus rambut panjang anaknya. Tak terasa bulir bening pun kini membasahi wajahnya yang cantik itu

"Jika suatu saat nanti kamu lelah dan menyerah, maka pulanglah pada kami. Ayah dan Bunda akan membantumu. Kami berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu," sambung Rama dengan penuh kesungguhan.

Penuturan kedua orang tuanya itu membuat Lily tak mampu lagi menahan tangisnya. Ia semakin tergugu, menangis pilu menumpahkan segala beban dalam diri ini. Ingin menyerah, namun pernikahannya bahkan belum seumur jagung. Jika berpisah, tentu saja akan membuat pernikahannya ini sia-sia. Lili berjanji akan bertahan, setidaknya untuk beberapa bulan kedepan.

Ketiganya berpelukan saling melepas rindu, tanpa mereka sadari sepasang mata memperhatikan sejak tadi .

Wanita itu mengepalkan kedua tangannya dengan erat, matanya merah penuh dendam yang membara. Ia benci, sangat membenci melihat pemandangan memuakkan ini.

**

Bersambung

1
ahok wijaya
Gak kecewa! 👍
Diandra Ayu: makasih kak🥰
total 1 replies
Shinn Asuka
Gak bisa berhenti scroll halaman, ceritanya seru banget!
Diandra Ayu: Wah, makasih banyak kakak🥰🫰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!