Olivia Wijaya, anak kedua Adam Wijaya Utama pemilik perusahaan Garda Utama, karena kesalahpahaman dengan sang Ayah, membuat dirinya harus meninggalkan rumah dan kemewahan yang ia miliki.
Ia harus tetap melanjutkan hidup dengan bekerja di Perusahaan yang Kevin Sanjaya pimpin sebagai bos nya.
Bagaiman selanjutnya kisah Oliv dan Kevin.. ??
Hanya di Novel " My Perfect Boss "
Follow Me :
IG : author.ayuni
TT : author.ayuni
🌹🌹🌹
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
Dalam perjalan Rey masih saja memikirkan ucapan Bos nya. Ia sesekali melihat Kevin dari kaca spion, terlihat Kevin sedang fokus pada ponselnya.
" Jangan-jangan benar, Oliv adalah wanita yang Pak Kev selalu ingat.. lalu bagaimana dengan Bu Liana? ck .. " ucap Rey dalam hati ia sedikit menggeleng-gelengkan kepalanya.
Kevin tersadar, ia melihat Rey sedikit aneh.
" Kenapa kamu? " tanya Kevin tiba-tiba.
" Sa.. Saya Pak? " Rey balik bertanya.
" Iyalah siapa lagi di mobil ini selain saya dan kamu " ucap Kevin.
" O..oh ti..tidak Pak, saya tidak kenapa-kenapa " balas Rey terlihat kikuk.
" Kamu jangan terlalu kepo, nanti kamu juga akan tahu sendiri " ucap Kevin.
Rey hanya mengangguk dan tersenyum sedikit dipaksakan.
Sesampainya di tempat jamuan makan siang, Kevin dan Rey segera masuk kedalam restoran sesuai dengan alamat di undangan yang Kevin terima.
Setelah chek-in benar saja sudah banyak petinggi perusahaan dan para investor yang sudah tiba.
" Wah.. Bos muda kita datang juga " ucap salah satu investor.
Kevin hanya tersenyum, menjabat tangan.
" Siang Pak Kevin.. Kok telat? "
" Siang.. Mohon maaf tadi ada urusan sebentar " balas Kevin.
" Bos yang satu ini memang selalu sibuk, proyeknya ada dimana-mana soalnya, baru-baru ini anak perusahaan Garda Utama yang berada di luar kota sebagian sahamnya sudah di akuisisi oleh Sanjaya Group kalau saya dengar, benar begitu Pak Kev? "
" Hah.. Saham anak perusahaan Garda Utama? Di akuisisi? " Kevin terhenyak, ia cukup kaget mendengar ucapan dari salah satu rekan bisnisnya.
" Wajarlah, kita juga tahu kasus yang menimpa anak dari petinggi Garda Utama kan "
Kevin hanya tersenyum dipaksakan, ia lalu menoleh ke arah Rey. Dalam jamuan makan siang ini Kevin tidak ingin berlama-lama, ia ingin segera kembali ke kantor, siapa yang berani-beraninya mengambil alih anak perusahaan Garda Utama.
***
Braaakkkkkk
Beberapa file laporan jatuh berserakan.
" Siapa yang membeli saham anak perusahaan Garda Utama?! " tanya Kevin tegas.
Para kepala divisi termasuk Liana, Rey dan Cassandra, semua terdiam.
" Saya sudah tahu apa yang terjadi dengan Garda Utama akhir-akhir ini, tapi bukan berarti kita mencari kesempatan dalam kesempitan mereka! "
" Walaupun bukan kantor inti yang kita akuisisi, tapi ini akan berpengaruh ke kantor intinya Garda Utama, jadi saya harap sebelum kesabaran saya habis, tolong jujur siapa yang membeli saham anak perusahaan Garda Utama! "
Kevin sedikit berapi-api bukan tanpa alasan, Garda Utama adalah perusahaan milik orangtua Olivia, ia tidak mungkin semena-mena walaupun ia mampu melakukannya, namun jika ia berniat seperti itu, itu akan membuat dirinya semakin tidak akan di sukai oleh keluarga Adam Wijaya Utama.
" Cepat! Siapa yang melakukan itu! "
Kevin dan Rey sebenarnya sudah mengetahui siapa pelakunya, namun Kevin hanya ingin kejujuran dari karyawannya.
Seluruh kepala Divisi bingung karena memang bukan mereka pelakunya, bahkan mereka pun tidak tahu jika Sanjaya Group membeli saham anak perusahaan Garda utama seluruhnya.
" Okey, untuk seluruh kepala divisi silakan kembali ke ruangan masing-masing, tapi kamu Liana tetap disini " ucap Kevin.
Satu persatu kepala divisi sudah keluar ruangan Kevin. Hanya tinggal Kevin, Rey, Liana dan Cassandra.
" Cas, kamu kembali ke meja kamu "
" Baik Pak "
Cassandra pun keluar ruangan Kevin.
Tinggal lah mereka bertiga di ruangan Kevin.
" Kev.. Eh Pak Kev.. Kenapa saya masih harus disini "
Kevin meraih map yang berisi file serah terima saham Garda Utama beralih ke Sanjaya Group.
Brakkkk
" Ini pekerjaan kamu kan? " ucap Kevin meninggi.
" A..apa maksud nya aku gak tau apa-apa " balas Liana.
" Jangan belaga polos! "
" Kev, apa sih maksud kamu, aku gak tahu apa-apa ya " ucap Liana.
" Ini apa?!! " ucap Kevin sedikit meninggi.
Liana tercekat, saat melihat Kevin meraih map, lalu ia tunjukan tepat di depan wajah Liana. Liana memang sudah tahu jika Kevin marah, namun baru kali ia melihat Kevin semarah ini.
" Kev, kamu tuh harusnya terima kasih sama aku, apa salahnya sih, kan bagus dong saham Garda Utama sudah dimiliki oleh Sanjaya Group, perusahaan kamu ini akan semakin besar dan ditakuti oleh pesaing-pesaing yang lain !! " ucap Liana tak mau kalah.
" Tidak! Saya tidak suka cara kamu! Dan kamu lancang sudah masuk ke ranah keputusan saya.. Kamu memalsukan tanda tangan saya kan? " balas Kevin.
Liana terdiam.
" Silakan kamu keluar dari perusahaan ini " ucap Kevin.
" Kev.. Kev.. A.. A..aku minta maaf, kamu jangan pecat aku gitu dong, kamu gak bisa seenaknya sama aku "
" Saya pimpinan perusahaan ini, saya yang memutuskan apapun itu mengenai perusahaan ini, jangan lancang kamu! Keluar dari ruangan saya! " ucap Kevin sedikit meninggi.
Liana masih tetap pada posisinya.
" Rey.. " ucap Kevin memberikan kode.
Rey mengerti ia langsung menghampiri Liana, ia mempersilakan Liana untuk keluar dari ruangan bos nya.
" Awas Rey, aku bisa keluar sendiri! " ucap Liana.
Ia pun akhirnya keluar dari ruangan Kevin, tinggal lah Rey dan Kevin yang berada disana.
" Arrgghhhhh " Kevin meninju angin, lalu ia duduk di kursi kebesarannya.
Rey sudah terbiasa dengan sikap bos nya, walaupun begitu, sebenarnya Kevin bos yang baik dan cukup perhatian,ia begitu hanya untuk meluapkan kekesalannya.
" Rey.. Bantu saya "
" Iya Pak, apa yang bisa saya bantu " Rey menghampiri Kevin.
" Tolong kembalikan saham anak perusahaan Garda Utama, bila perlu bantu jangan sampai pailit " ucap Kevin.
" Baik Pak "
Rey pamit untuk keluar ruangan bos nya, ia kembali mendapatkan tugas yang cukup berat, tapi seberat apapun tugasnya, nyatanya Rey selalu berhasil menjalani. Karena itu Rey menjadi orang kepercayaan Kevin saat ini, Rey pun sama sekali tidak pernah memanfaatkan kepercayaan Kevin kepadanya. Ia selalu bekerja secara profesional.
***
Di lain tempat, Okan sedikit frustasi dengan informasi yang diberikan orang suruhannya.
" Apa?! "
" Kalian ......!! Gitu aja gak becus!! "
Tut
Sambungan telepon terputus.
" Kenapa juga Oliv gak mau pulang? Apa mungkin ia sudah dipengaruhi oleh Kevin? Hmm.. "
Setelah berpikir panjang akhirnya Okan memutuskan untuk menjemput adiknya sendiri, ia yakin jika Olivia dijemput olehnya, Olivia pasti tidak akan menolak.
Tidak lama, ponsel Okan kembali berdering, terlihat pada layar ponsel Ayah nya menghubungi, ia pun langsung menggeser tombol hijau pada layar ponselnya.
" Halo Yah "
" .......... "
" Apa?! Okan segera kesana! "
🌹🌹🌹
Jangan lupa untuk dukung author dengan cara vote, like dan komennya ya ❤️
Jika Oliv berani keluar dr zona nyaman, kenapa kamu tidak??