Riana yang berumur 17 tahun kelas 3 sma terpaksa harus menerima permintaan sang bunda untuk menikah muda. dengan erlangga laki-laki mengebalkan sekaligus rivalnya.
Erlangga yang terlihat cuek dan tidak peduli pada riana, justru menyimpan rasa cinta sangat besar hingga menjadi obsesi yang sangat gila.
mampukah riana menghadapi sikap Erlangga yang posesif dan manja itu?
dibalik pernikahan mereka ada sebuah masalah besar sedang menanti riana. mampu kah erlangga melindungi riana? atau justru sebaliknya.
kalo suka mampir yah gays😉
maaf kalo jelek soalnya karya pertama_<
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon istri'minyonggi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15.cekcok
Riana dan anissa pun berjalan keluar dari kamar setelah selesai membereskan barang-barang walaupun tidak banyak.baju bahkan baju hanya 4 pasang, dan kini mereka berdua sedang meminta izin.
dengan penuh pertimbangan ayu berpikir membiarkan anissa tinggal bersama riana, semua itu bakal menjadi keuntungan mereka.
Berbeda dengan salah satu kakak dan kakak iparnya anissa menentang, agar anissa tidak pindah rumah.
"kenapa anissa harus tinggal dengan dia." sewot kakak anissa.
Kalo dia pergi siapa yang akan mengerjakan pekerjaan rumah." timpal kakak ipar anissa dengan sinis.
"saya mendapatkan perintah dari bunda bahwa beliau sangat menyukai anissa, mungkin saja bunda ingin menjadikan anissa anak angkat atau bisa jadi menantu untuk salah satu adik saya."
Tapi setelah mendengar itu semua permintaan bunda naya dan sedikit sogokan uang akhirnya mereka pun setuju tanpa protes.
Riana langsung mengeluarkan surat untuk tanda tangan orang tua anissa, mungkin karna melihat uang 50juta dihadapan mereka, tanpa fikir panjang langsung menandatangani tanpa dibaca terlebih dahulu.
riana langsung menyeringai ketika keduanya sudah tanda tangan, berbeda dengan anissa yang bingung.
Entah kenapa sampai pakai tanda tangan segala pikir anissa. Bahkan orang tuanya tidak bertanya.
"baiklah jika seperti itu saya dan anissa permisi dulu." riana langsung berdiri menggenggam tangan anissa segera pamit pergi.
Semuanya cuek tidak menyahut ucapan riana kini mata mereka tertuju pada gepokan uang dimeja.
Riana sudah memperkiraan akan seperti ini maka dari itu dia langsung mengajak anissa pergi.
Didalam mobil menuju apartemen yang riana berikan lumayan dekat dengan sekolah sehingga tidak menempuh perjalanan jauh.
Sepanjang jalan keduanya tidak berbicara satu kata pun, sehingga keheningan terjadi didalam mobil sepanjang jalan bahkan dari awal masuk.
Riana ingin memberikan ruang pada anissa yang sangat kecewa pada keluarganya sendiri. Bahkan untuk tanda tangan saja tidak tau kegunaannya malah dengan santai menandatangani.
Tidak terasa kini mereka sudah berada didalam apartemen.
"YEY AKHIRNYA AKU BEBAS HAHA BEBAS, AKU BEBAS RI BEBAS." teriak anissa tertawa bahagia.
"loh dari tadi diem aja aku kira kamu sedih? Taunya bahagia." kaget riana.
Bagimana tidak kaget sepanjang jalan saja anissa sudah murung sedih, kini sudah sampai didalam apartemen malah berteriak kegirangan.
"gimana gak bahagia! Orang aku seneng bebas sekarang. Gak perlu lagi takut dipukul atau pun dimarahi sampai disuruh-suruh tanpa henti." senyum bahagia anissa membuat riana ikut tersenyum merasakan kebahagiaan anissa.
"ri.kamu adalah malaikat yang tuhan kirim buat aku, sahabat terbaikku bahkan penolongku." anissa langsung memeluk riana bahagia.
"bisa aja kamu ini." kekeh riana membalas pelukan anissa.
anissa sangat bahagia sekarang bahkaan semuanya lengkap sudah di isi oleh riana.
Tidak terasa air mata mengalir tanpa izin dipipi cantik anissa, tidak pernah terbayangkan olehnya bisa memilik kamar yang indah bahkan lengkap dengan perabotan yang selama ini anissa inginkan.
Jika tinggal dengan orang tuanya anissa hanya tinggal dan tidur digudang bahkan penuh dengan barang-barang.
Kini semuanya berubah ketika sahabatnya membawa anissa pergi dari rumah itu.
"makasih ri, sungguh semua ini gak akan pernah bisa aku balas sampai kapan pun." tangis anissa pecah.
Tanpa menjawab Riana langsung mendekap anissa dalam pelukannya, cukup lama anissa menangis sampai sesegukan dipelukan riana hingga tidak terasa sampai tertidur.
Setelah memastikan anissa tidur riana langsung menidurkannya disofa sambil menyelimutinya.
"kamu hebat niss, jangan menyerah teruslah berjuang. Aku akan terus jadi orang pertama yang mendukung mu." ucap riana mengusap lembur kenapa anissa.
Melihat hari yang sudah hampir malam riana langsung bergegas untuk segera pulang.
Namun sebelum pulang dia sudah membuat makanan untuk anissa agar saat terbangun bisa langsung makan, bahkan riana juga memberikann sertifikat apartemen atas nama anissa tepat dibawa hp anissa yang tersimpan dimeja.
_ _ _ _ _
["semuanya beres, makasih kalo bukan karna lo semuanya gak akan lancar."] ucap riana yang sedang menelpon.
["yoi santai aja, kayak sama siapa aja lo mah."] jawab seseorang ditelpon.
Riana tersentak kaget tiba-tiba ada sebuah tangan memeluk pinggangnya dari belakang.
"er aku lagi telpon loh." tegur riana. Membuat erlangga berkaca-kaca akan menangis
["awas suami bucin nanti nanti haha."] setelah meledek riana langsung mematikan telpon.
"aku kaget loh er kamu main peluk aja, gimana kalo sampai aku jantungan." lembut riana ketika melihat erlangga akan menangis.
"habisnya seru banget sama anissa sampai lupa kalo suami nungguin dirumah."lirih erlangga.
yah begitulah erlangga ditegur sedikit saja oleh riana langsung akan menangis makanya riana tidak percaya jika sang suami sering menyiksa seseorang.
luluh sudah riana. Apalagi melihat erlangga seperti anak kecil, selalu menurut padanya.
"paksu udah makan?" lembut riana mengusap pipi erlangga.
"udah." singkat erlangga merajuk.
"apa bobby dan cakra masih disini?" tanya riana terus berjalan menuju kamar.
"baru aja pulang, katanya nungguin kamu lama jadi pulang duluan." erlangga yang terus mengikuti riana.
bukan erlangga namanya jika tidak lengket pada riana. Bahkan sekarang pun dia terus stay dengan setia menunggu riana yang sedang mandi.
"loh er lagi ngapain duduk disana, bukannya tidur besok sekolah." ujar riana yang baru saja keluar dari kamar mandi sambil mengusap kepalanya.
"nungguin nyonyaku sayang aja, habis keramas?" tanya erlangga, langsung dijawab anggukan oleh riana.
Erlangga langsung berdiri menghampiri riana yang sedang duduk didepan meja rias. Kini dirinya yang mengambil alih mengusap rambut sang istri hingga kering.
Dengan lembut erlangga mengusap kepala riana, membuang istri kecilnya nyaman bahkan sampai tidur sambil duduk memeluk elang.
Elang tidak menyadari riana tidur pikirnya sang istri sengaja memeluk karna kangen tidak bertemu seharian tapi setelah rambut riana selesai sampai kering barulah elang menyadari riana tertidur.
"nyonya bangun, tidurnya dikasur jangan gini nanti pegal." ajak erlangga membangunkan riana.
"hmmm." riana langsung merentangkan tangan ingin digendong.
Terukir senyum manis diwajah elang, lambat laun riana mulai nyaman dengan kehadirannya bahkan sengaja membuat sang istri bergantung padanya.
sedikit demi sedikit tujuan elang tercapai satu persatu bahkan tanpa riana sadari kini dirinya sudah mulai mencintai erlangga tapi tidak sadar.
bagaimana riana tidak luluh sedangkan perlakuan erlangga membuat dia merasa dicintai, bahkan rasanya seperti orang paling berharga di dunia ini melebihi apa pun.
Perlahan erlangga menurunkan riana dikasur dengan lembut agar tidak membangunkan pujaan hati.
Tangan erlangga perlahan mengusap rambut riana dengan lembut.
"sayangku, cintaku, nyonyaku ini berhati lembut bahkan tidak memberikan pelajaran pada keluarga biadab itu." senyum erlangga.
"sungguh jarang sekali orang berhati baik seperti mu sayangku, bahkan membelikan apartemen untuk temanmu agar terlepas dari keluarga gila itu." tatapan mata erlangga langsung berubah tajam.
Tingkah laku bahkan gerak gerik riana selama ini elang sudah tau.
Kalau saja erlangga tidak takut riana marah dia lebih baik memilih untuk mengurung bahkan merantai sang istri agar hanya dia yang melihat.
Gila memang tapi yah begitulah erlangga mencintai riana dengan obsesi yang sangat besar.
begitulah sisi gelap erlangga yang selama ini dia simpan dengan rapat agar riana tidak takut padanya. Karna menurutnya riana lebih menyukai erlangga si penakut manja yang sering menangis dan menempel pada riana.