Rel kereta api di bagian Utara kampung pandan Arum menjadi hangat di perbincangkan belakangan ini, sebab beberapa orang pernah melihat akan keberadaan seorang wanita memakai gaun berwarna merah.
Bila sudah ada yang mengatakan melihat wanita itu maka dapat dipastikan esoknya akan ada yang meninggal dunia, menurut kabar yang beredar wanita itu adalah korban pembunuhan dari suami sendiri dan wanita itu dalam keadaan hamil.
Siapa kah wanita bergaun merah itu?
Lalu siapakah suaminya?
ikuti terus kisah ini bersama dengan Novita Jungkook, kisah ini tidak ada menjiplak karya mana pun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Sama² kembang desa
Saat sedang shalat maghrib mendadak saja Bintari merasakan seperti ada sesuatu yang berjalan di sebelah rumah, Bintari sama saya tetap berusaha untuk tetap fokus agar dia tidak terkecoh dengan keberadaan setan atau apa saja yang ingin mengganggu ibadah dia. seumur hidup baru ini Bintari merasakan gangguan, selama ini memang ada gangguan tapi terhalang dengan keberadaan Kendal.
Sekarang Kendal tidak ada di rumah ini karena dia sedang masa pemulihan dan nanti mungkin saja akan bisa kembali ke rumah Bintari untuk melindungi mereka sekeluarga, Arka kebetulan belum pulang dari pekerjaan dan mungkin saja ada sedikit lemburan sehingga dia belum sampai rumah ketika shalat maghrib.
Sraaaaak.
Sraaaaak.
Suara orang yang berjalan seperti sedang menyambar sesuatu itu kembali terdengar di telinga Bintari, Khodijah merapat pada Bintari karena bocah kecil ini seolah sedang merasakan sesuatu sehingga dia merasa takut dan mendekat kepada Bintari yang sedang berusaha untuk fokus pada ibadah dia terhadap Allah sang pencipta.
Walau dalam hati dia juga sudah menebak bila ini memang iblis maka sudah pasti iblis tersebut memiliki kekuatan yang cukup besar, sebab dia bisa menapak tanah bila didengar dari cara dia berjalan, walau Bintari bukan yang begitu paham soal hal gaib namun dia tetap saja sedikit memahami ketika sudah diajari oleh Kendal.
"Tidak mungkin itu Lula yang datang kembali." Bintari sedikit cemas bila akhirnya Lula kembali datang untuk mengganggu kehidupan dia.
"Mama, itu suara apa yang ada di luar?" Khodijah juga ikut mendengar suara tersebut.
"Mari kita berdoa pada Allah agar di lindungi dari segala macam marah bahaya." Bintari tetap tenang agar Khodijah tidak merasa takut.
Craaaaakkkkh.
Suara barang yang bergesek dan dugaan Bintari itu adalah cakar iblis yang bergesekan dengan tembok rumah sehingga menimbulkan suara seperti itu, suasana rumah wanita ini menjadi sangat mencekam karena Bintari merasa ada yang ingin mendatangi dia dan mengganggu ketenangan mereka berdua di dalam sini.
"Tidak apa apa, tidak ada yang akan mengganggu kalian." Menik muncul untuk menenangkan Bintari yang mulai ketakutan.
"Ah astaga, syukurlah kalau itu dirimu." Bintari menjadi begitu lega.
"Aku di suruh berjaga di sini dengan Purnama, bila tidak ada yang sangat penting maka tidak usah keluar dari rumah." Menik tersenyum kepada mereka berdua khususnya hanya pada Bintari karena Khadijah tidak bisa melihat keberadaan Menik.
"Iblis apa yang sudah mengganggu kami berdua?" Bintari bertanya dengan suara pelan.
"Dia pasti iblis yang ikut dengan Arka ketika mereka mencari sesuatu di rel kereta api." tebak Menik.
"Pantas saja sekarang aku mulai merasakan tidak enak, lalu bagaimana dengan kabar Kendal?" Bintari masih ingat Kodam dia yang terluka.
"Dia sudah membaik dan sekarang sedang di obati oleh Gun." Menik segera keliling rumah kembali untuk memeriksa keadaan.
Bintari menjadi sangat lega karena sudah ada yang menjaga rumah mereka semua, walau Arka mengatakan kalau rumah ini sudah di pagar sehingga tidak mungkin ada arwah sembarangan yang bisa masuk ke dalam rumah untuk mengganggu Bintari dan juga Khadijah.
"Mama bicara sama siapa?" Khodijah menatap Bintari.
"Mama hanya sedang berdoa saja, ayo kalau mau makan malam biar Mama temani." Bintari tersenyum dan ingin menghapus ketakutan di dalam diri Khodijah.
Khodijah pun bangkit mengikuti langkah Bintari yang menuju dapur agar mereka tidak di landa rasa ketakutan yang sangat besar, sudah ada member dari Purnama yang berjaga di rumah ini sehingga jelas rasa tenang di dalam hati semakin besar saja tidak takut ada sesuatu masuk ke dalam rumah dan mencelakai mereka berdua.
...****************...
Purnama menatap Suketi yang sudah ada di dalam lembah kematian setelah ditangkap oleh Dewa iblis dan juga siluman ular ungu, walau saat ini Purnama sedang menangani kasus juga namun dia tetap menyempatkan diri untuk mengetahui kasus yang sedang di urus oleh sang adik agar nanti berjalan dengan lancar dan Arya merasa senang.
Maharani juga sempat mengatakan pada Purnama bahwa Suketi ini arwah lama yang mungkin saja dia adalah teman dari Bu Laras, jadi Purnama pun bersemangat untuk melihat bagaimana keadaan Suketi di sini apakah memang benar mereka pernah berteman satu sama lain dan Purnama juga ingin tahu kenapa wanita ini sampai meninggal dunia.
Kalau kata Maharani Suketi meninggal karena di perkosa oleh lurah yang sangat jalang, tapi Maharani juga tidak yakin apakah ini Suketi yang sama atau berbeda jadi memang Purnama harus memastikan dulu dengan benar apakah memang Suketi ini teman dari Bu Laras di zaman dahulu atau hanya sama nama saja.
"Kau pernah memiliki teman yang bernama Laras?" Purnama menatap Suketi yang duduk diam.
"Pernah." Suketi menjawab singkat saja.
"Pur, aku geram sekali ingin menghajar dia karena sejak tadi di tanya terus saja bersikap sombong!" Anita geram sendiri melihat lagak Suketi.
"Biarkan saja dulu, biar dia menikmati sifat sombong itu sampai puas." ucap Purnama pula.
Anita hanya bisa menggeram karena dia tidak mendapat izin untuk menyiksa Suketi di dalam lembah kematian ini, padahal dia sama dengan siluman ular ungu yang menahan rasa kesal di dalam hati akibat Suketi terus saja bersifat angkuh dan tidak mau menjawab dengan benar pertanyaan mereka.
"Laras itu teman ku dan kadang dia iri melihat aku yang lebih cantik." Suketi berkata dengan nada yang sangat angkuh.
"Oh ini cocok sepertinya dengan Nana, kan Nana kembang desa yang mati karena di santet!" Purnama baru ingat kalau Suketi ini adalah kembang desa di rawa jinten.
"Pantas sifatnya sombong sekali, mungkin dia mati karena terlalu sombong." Anita ikut menjawab.
"Kau jaga omongan mu itu ya karena dulu aku tidak sombong seperti ini." Suketi tidak terima karena di katai sombong.
"Apa, jadi dia dulu kembang desa juga seperti aku?" Nana bertanya dengan suara yang dibuat sangat lebay.
"Ya, kau mati di santet dan yang satu ini mati karena di perkosa." angguk Purnama.
"Ih mulut mu ini jahat sekali kalau sudah berkata seperti itu!" Nana melirik sewot walau itu memang benar ada nya.
"Kan memang benar kau mati di santet dan ini mati di perkosa oleh seorang Lurah." jelas Purnama lagi pada Nana.
Nana memperhatikan wajah Suketi yang memang terlihat sangat cantik karena dulu dia adalah kembang desa di rawa jinten, menurut Maharani Suketi mati karena di perkosa oleh lurah dan juga beberapa orang lain karena sangking cantik dan seksinya kembang desa satu ini, dia menolak ketika akan di nikahi oleh lurah tersebut sehingga sang Lurah menjadi gelap mata dan memperkosa dia.
Selamat malam Besti, jangan lupa like dan komen nya ya.
bacanya abis pulang kerja di saat stress karena pekerjaan yang menumpuk dan semua minta selesai sedangkan tangaku cuma 2...
selamat malma ka... lanjut besok ya buat semangat aku mengawali hari...
Nilam bnar klu tu setan makan menggunakan perut nya
kyak monster seram nya
hpne mlayu dewe🥴
dan akhir'y di buat metong juga manusia yang sok berani dan sok kuat, mana kang ngeyel pula🤣🤣🤣emang bagus kalo metong biar g bikin orang waras stres dengan kelakuan'y