My Perfect Boss
Perusahaan Sanjaya Group
“ Siang Pak "
“ Siang Mbak, ada yang bisa saya bantu ? “
“ Mohon maaf, apa disini ada lowongan pekerjaan ? “
“ Oh untuk itu silakan tanyakan ke bagian resepsionis ya Mbak “
“ Baik Pak terima kasih “
“ Sama - sama Mbak “
Flashback On
Olivia Wijaya, anak kedua Adam Wijaya Utama pemilik perusahaan Garda Utama, karena kesalahpahaman dengan sang Ayah, membuat dirinya harus meninggalkan rumah dan kemewahan yang ia miliki.
“ Oliv, kamu mempermalukan Ayah! Kenapa kamu menjadi salah bergaul seperti ini, kamu baru masuk kuliah, sudah bergaul dengan teman yang salah! “
“ Yah, aku hanya diundang acara ulang tahun temanku Yah.. “
“ Ulang tahun apa yang diadakan di klub malam? Kamu sudah mempermalukan Ayah, saat kamu keluar dari klub ada salah satu wartawan yang mengenali kamu, kalau kamu anak Ayah, kamu lihat beritanya sekarang seperti apa? Reputasi Ayah bisa turun karena kelakuan kamu, pesaing bisnis Ayah akan tertawa melihat berita ini! “
“ Yah, kita dengar dulu penjelasan Oliv “ ucap Bu Martha berusaha menengahi.
“ Ayah tidak tahu lagi harus bagaimana? “ susul Pak Adam sambil mendengus kesal.
Disaat yang bersamaan asisten pribadi sang Ayah, menghampiri.
“ Maaf Pak, sudah banyak wartawan di luar “ bisik Jemy.
“ Apa ?! “
“ Pergi kamu dari sini Oliv! “ teriak Pak Adam, membuat suasana di rumah sedikit mencekam.
“ Baik Yah, kalau memang Oliv sebagai anak hanya bisa mempermalukan Ayah, Oliv akan pergi, jadi kepada wartawan Ayah bisa mengaku jika Oliv bukan anak Ayah, karena Oliv sudah tidak ada di rumah “
Flashback Off
Lamunan Oliv dibuyarkan oleh Resepsionis di hadapannya.
“ Hallo Kak.. Permisi, saya Wika ada yang bisa dibantu “ ucap resepsionis.
“ Eh I..iya Mbak Maaf, saya Olivia apa disini ada lowongan pekerjaan? “ tanya Oliv.
“ Untuk saat ini belum ada Kak, tapi mungkin nanti kalau ada saya hubungi, kalau boleh saya minta nomor telepon yang bisa dihubungi “ jawab Wika.
“ Oh ya.. baik Mbak “
“ Euhh.. ini saja bagaimana kalau mengisi buku tamu saja tolong isi nama lengkap dan nomor teleponnya ya “ Wika menyerahkan buku tamu kepada Oliv.
“ Baik Mbak “ Oliv meraih buku tamu itu, lalu menuliskan nama dan nomor teleponnya.
“ Sudah Kak? “ tanya Wika.
“ Iya sudah, ini .. terima kasih banyak ya Mbak, kalau begitu saya permisi “
“ Baik, sama-sama.. silakan “
Olivia kembali berjalan keluar gedung Perusahaan Sanjaya Group, entah kali ini ia harus kemana, tidak tanggung-tanggung ia kabur dari rumahnya keluar kota, memang di kota tempat kelahirannya berita dirinya keluar dari klub malam sudah tersebar luas, itu yang membuat Ayahnya sangat marah kepadanya.
Walaupun Ibunya sudah memohon untuk jangan pergi, namun Olivia tetap pada pendiriannya untuk pergi dari rumah. Sebagai tebusan kesalahannya kepada sang Ayah. Sebetulnya ini bukan salah Olivia sepenuhnya, ia hanya menghadiri undangan ulang tahun dari teman kampusnya.
Ia mengeluarkan dompet dari dalam tas nya lalu ia melihat hanya tersisa lima lembar uang berwarna merah.
“ Ya Tuhan.. uangku tinggal segini, siang ini udah harus checkout dari hotel, harus kemana setelah ini Tuhan.. “ gumam Olivia.
Disaat yang bersamaan terdengar suara notifikasi dari ponselnya.
Ting
Olivia mengambil ponsel lalu membuka notifikasi pada layar ponsel lalu membacanya.
“ Ayah benar-benar marah “ gumam Olivia lagi, karena ia membaca pesan pemberitahuan jika kartu kredit dan kartu debit yang diberikan oleh Ayah nya untuk kebutuhan Olivia sudah di blokir.
Ia kembali berjalan menyusuri jalan perkotaan, ia berniat untuk kembali ke hotel dengan berjalan kaki, ia harus mulai mengirit dari sekarang sebelum ia mendapatkan pekerjaan, mungkin setelah ia beristirahat dan menyegarkan tubuhnya otaknya akan kembali jernih dan memikirkan kedepannya dirinya akan bagaimana.
Saat ia akan menyebrang jalan, ia dikagetkan oleh salah satu mobil yang akan melintas dengan kecepatan cukup tinggi.
“ Aaaaaaaaaaaaaa !!!! “ Pekik Olivia.
Bugh
Brak
Olivia jatuh tersungkur dengan file lamaran yang berserakan.
“ Aww… “ tangan Olivia terlihat sedikit terluka.
Seorang pria turun dari dalam mobil lalu menghampiri Olivia.
“ Maaf, Kamu gak apa-apa? “ tanya pria itu, bernama Rey.
“ Gak apa-apa gimana? Kamu gak liat tangan saya luka begini! “ jawab Olivia.
Ia pun lalu bangkit, meraih kertas lamaran pekerjaannya yang jatuh berceceran.
“ Euh.. kami minta maaf atas kelalaian supir kami, mungkin Mbak nya bisa ikut dulu ke klinik khawatir ada luka yang lain “ ucap Rey.
“ Tidak perlu, saya tidak apa-apa! “ balas Olivia singkat.
Rey menjadi bingung, tidak lama satu orang pria lagi keluar dari mobil menghampiri Rey dan Olivia.
“ Gimana Rey ada yang luka? Bawa aja ke klinik “ ucap Kevin datar.
Kevin adalah CEO dari Perusahaan Sanjaya Group.
“ Dia tidak mau dibawa ke klinik Pak Kev “ bisik Rey.
Kevin lalu melihat ke arah Olivia yang sedang merapikan kertas lamarannya yang berceceran, lalu sekilas terlihat sikut tangan kanan Olivia terluka dan mengeluarkan darah.
“ Paksa aja, bawa ke klinik “ ucap Kevin.
“ Baik Pak “ Rey menuruti perintah bos nya.
Lalu Kevin berjalan kembali masuk kedalam mobil.
“ Euh Mbak, lebih baik ke klinik ya, sikut tangannya terluka “ ucap Rey membujuk Olivia
“ Gak apa-apa, gak usah cukup pakai obat merah nanti juga sembuh “ ucap Olivia keukeuh.
Rey menjadi bingung sendiri, bukan tanpa alasan, Olivia menolak diajak ke klinik karena ia harus segera checkout dari hotel, jika siang ini ia tidak keluar dari hotel ia harus membayar sewa hotelnya untuk satu hari kedepan.
Sedangkan uangnya pun hanya tersisa beberapa lembar saja.
“ Belum selesai satu masalah, datang lagi masalah lain, ada-ada aja! “ Olivia masih terus ngedumel.
Rey mengernyitkan dahinya, sedikit ia mendengar ucapan Olivia, ia pun lalu berjongkok berniat untuk membantu merapikan kertas-kertas yang berserakan.
“ Saya bantu rapikan “ ucap Rey.
Olivia hanya diam, ia pun tidak menolak saat Rey membantunya.
***
Perusahaan Sanjaya Group
“ Pak Kev? “ tanya Rey sedikit heran melihat bos nya.
“ Kenapa? “ Kevin balik bertanya.
“ Euh.. itu maaf di sepatu Bapak “ Rey melihat ke arah sepatu Bos nya terlihat kertas menempel di bawah sepatunya.
Kevin pun melihat ke arah sepatunya, lalu ia mengambil kertas itu.
“ Kertas apa ini? “ gumam Kevin.
Ia lalu membacanya sekilas.
“ Lamaran pekerjaan? Olivia Wijaya? “ gumam Kevin yang dapat didengar oleh Rey. Rey adalah asisten pribadi Kevin.
Deg
Nama itu sangat familiar dalam ingatan Kevin.
“ Kertas apa itu Pak? “ tanya Rey penasaran.
“ Kayaknya cuma kebawa dari jalan “ Kevin lalu membuang kertas itu ke tempat sampah.
Kevin lalu berjalan masuk ke dalam perusahaan Sanjaya Group.
Sebelum ia menuju ruangannya ia menyempatkan menuju meja resepsionis.
“ Wika, selama saya di luar apa ada tamu yang datang? “ tanya Kevin.
“ Oh tidak ada Pak, tapi tadi hanya ada yang ingin melamar pekerjaan “ jawab Wika.
“ Coba saya lihat buku tamunya? “ ucap Kevin.
Karena selain karyawan Sanjaya Group yang datang ke perusahaan diwajibkan mengisi buku tamunya di resepsionis.
Kevin mulai membaca siapa saja nama tamu yang sempat datang ke perusahaannya. Lalu matanya terhenti saat melihat nama Olivia Wijaya disana.
“ Olivia Wijaya? “
Jag
Kevin teringat dengan kertas lamaran pekerjaan tadi yang dibuang ke tempat sampah.
“ Apa jangan-jangan? " gumam Kevin, namun ia menepis pikirannya.
Ia lalu menyimpan kembali buku tamunya, ia berjalan menuju lift di ikuti oleh Rey.
Kevin sudah berada di lantai 9 perusahaan, disana hanya ada ruangan dirinya dan ruang aula untuk rapat juga ruangan Rey sebagai asisten pribadinya. Kevin lalu berjalan masuk ke dalam ruangannya.
Ia duduk di kursi kebesarannya, tangan nya mulai meraih satu map dari beberapa tumpukan map yang ada, tiba-tiba pintu ruangannya diketuk.
“ Masuk “
“ Selamat siang Pak Kevin “ ucap Cassandra sekretaris dari Kevin menghampirinya.
“ Ya, ada apa Cas “ tanya Kevin tanpa melihat ke arah Cassandra.
“ Mohon maaf Pak, ini berkas permohonan pengunduran diri dari Neni “ jawab Cassandra.
“ Oh ya sini “ ucap Kevin.
Cassandra menyerahkan Map berwarna merah yang ia bawa.
“ Alasannya apa dia mengundurkan diri, bukannya dia OB senior ya? “ tanya Kevin.
“ Iya betul Pak, disurat nya tertera kalau ia ikut suaminya pindah keluar kota, karena suaminya mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di luar kota “ jawab Cassandra.
“ Oh ya, syukurlah kalau begitu “ Kevin langsung menandatangani berkas permohonan pengunduran diri karyawannya, lalu ia serahkan kembali ke Cassandra.
“ Terima kasih Pak, saya permisi “ ucap Cassandra.
“ Oya jangan lupa hak nya untuk diberikan, gaji bulan ini dan pesangonnya tiga kali gaji, karena saya lihat kinerja dia selama bekerja disini sangat baik, dia karyawan yang rajin “ ucap Kevin.
“ Baik Pak “ Cassandra berlalu, keluar ruangan Kevin sedangkan Kevin kembali dengan laporan-laporan dihadapannya.
🌹🌹🌹
Jangan lupa dukung author dengan vote, like dan komennya ya ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Rahma Inayah
bgus ceritanya lnjuykn
2025-09-20
1