karya pertama ini sedikit tidak layak untuk di baca, takutnya kalian baca malah jadi pening kepala 😅
"kamu itu hanya istri keduaku, jadi jangan banyak bertingkah"
perasaanku hancur seketika mendengar ucapan suami ku sendiri.
mengapa takdir seolah ingin mempermainkan ku.
apa istri pertama nya tau bahwa suaminya telah menikah lagi, bagaimana perasaan nya kalau tau suaminya telah menikah dengan ku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riska Almahyra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
perhatian
...hallo semuanya, maaf sebelumnya terlambat update, author akan rubah panggilan nenek menjadi Oma, namun di part sebelumnya belum sempat author revisi....
...selamat melanjutkan membaca cerita nya jangan lupa like dan komentar nya....
menjelang malam Oma berpamitan untuk pulang.
"jaga istrimu baik-baik, perlakukan dia dengan baik"
mas Danu menganggukkan kepalanya.
"iya Oma, Danu akan menjaga Laras"
"jangan pernah tinggalkan Laras sendirian Danu, dan jangan pernah biarkan istri pertama dan ibu mu datang kesini"
"iya Oma" ucap mas Danu patuh"
setelah Kepergian Oma aku dan mas Danu diam seribu bahasa, tidak ada yang membuka pembicaraan di antara kami.
sampai terdengar suara perutku.
"kamu laper?"
aku mengangguk kan kepalaku.
mas Danu mengambil ponsel di celana nya dan terlihat sedang menelepon seseorang.
"istriku lapar kirim makanan ke ruangan"
mas Danu menatap ku. aku yang di tatap seperti itu menjadi grogi, detak jantung ku berpacu lebih keras dari biasanya, apalagi saat mas Danu mengusap lembut kepala ku yang terbalut jilbab.
"aku keluar sebentar"
"iya mas"
aku melihat mas Danu keluar dari ruangan ku.
mas Danu bisa aja bikin aku dag Dig dug gini, hal paling so sweet yang aku sukai dari mas Danu yaitu saat mengusap kepalaku, membayangkannya saja sudah membuat pipiku memanas kembali.
tidak lama mas Danu masuk ke ruang rawat ku dengan membawa paper bag di tangannya. mas Danu duduk di sebelah ku dan membuka paper bag berisikan tempat makan berwana biru. mas Danu membuka kotak makannya. dahiku mengernyit saat melihat isi nya.
"ko buah-buahan mas?"
"loh memang nya kenapa?"
"aku mau nasi goreng" pintaku manja, perasaan ini bukan sikap ku banget sih ras.
"tidak"
"tapi mas aku mau nasi goreng"
"bawel cepat makan"
aku menutup mulutku saat mas Danu menyuapiku buah.
"cepat makan"
"tidak mau, aku mau nasi goreng pokonya titik" untuk pertama kalinya aku berdebat dengan mas danu.
mas Danu terlihat kesal, membanting kotak makannya ke arah nakas.
entah mengapa air mataku turun begitu saja. mas Danu hanya terdiam memainkan ponselnya. aku semakin kesal saja melihat mas Danu hanya diam saja dan sibuk memainkan ponselnya, tangisku semakin menjadi.
"berisik" ucap mas Danu sambil menatap tajam ke arah ku. tangisku dengan cepat berhenti namun masih menyisakan suara sesegukan yang memenuhi ruangan.
tidak lama terdengar suara pintu yang di ketuk. mas Danu berdiri dan menghilang di balik pintu, mas Danu terlihat kembali dengan membawa kantong kresek di tangannya.
sungguh bahagianya hatiku saat melihat isi kantong tersebut adalah nasi goreng keinginan ku.
mas Danu menyuapiku nasi goreng yang sudah aku idam-idamkan, saat nasi goreng masuk ke mulut ku rasa gurih dan manisnya memanjakan lidah ku. aku sangat senang mas Danu mengabulkan permintaan ku dan menyuapiku dengan hati-hati.
setelah suapan ke dua, mas Danu memasukan kembali nasi goreng nya ke dalam kantong plastik dan membuang nya ke tempat sampah.
"mas aku masih lapar"
mas Danu tidak berkata apapun hanya memberikan minum ke arahku.
"mas aku masih ingin nasi goreng nya"
kali ini ucapan ku di jawab dengan mata tajam mas Danu yang sangat mengintimidasi ke arah ku.
di tatap seperti itu bukannya takut aku malah semakin berani.
"kamu itu tega ya mas, istri masih lapar tapi kamu buang nasinya" kataku dengan nada marah.
"tidak bagus makan-makannan berat di malam hari" ucap mas Danu dingin.
"tapi aku masih lapar mas"
"makan buahnya"
"aku tidak mau" jawab ku sambil menggelengkan kepalaku.
mas Danu seperti nya akan murka melihat sikap ku yang seperti ini.
"seperti nya kamu mulai berani melawan suamimu" mas Danu pergi dari ruangan meninggalkan ku seorang diri.